cover by : Crussialines @High School Graphics
Judul : Saranghae
Author : Choi Yoo Rin
Cast : Cho Kyuhyun, Cho Jonghyun, Seo Joohyun, Im Yoona, etc.
Genre : fantasy, romance, sad
Length : chapter
Disclaimer : ide cerita murni milik author, castnya author hanya meminjam selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi mereka.
Summary : mimpi ini selalu datang dalam tidurku. Memimpikan seseorang yang tak ku kenal sama sekali. Sekali dua kali mungkin aku bisa menganggapnya hal wajar. Tapi ini sudah berkali-kali. Siapakah sebenarnya sosok dalam mimpiku itu?
*******
Jam di dinding kamar Kyuhyun sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Namun ia belum bisa larut dalam mimpi, tertidur nyenyak. Sedari tadi dirinya merasa gelisah. Tubuhnya hanya bolak balik miring ke kanan, miring ke kiri. Sudah berkali-kali ia pejamkan mata, namun rasa kantuk itu tak kunjung datang. Pesan-pesan hyung nya tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Flashback On
“Hyung…….bagaimana bisa? Kau….” Kyuhyun masih terpaku ditempatnya. Menatap tak percaya apa yang ada di depannya. Cho Jonghyun, saudara kembarnya kini sedang berdiri di depannya. Menampakkan sebuah senyuman yang Kyuhyun rindukan.
“Kyu….ini aku Jonghyun. Kau tak usah takut padaku. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu padamu.” Sebenarnya Kyuhyun ingin sekali memeluk hyungnya itu. Tetapi hal itu tak mungkin karena tubuh Jonghyun yang terlihat transparan.
“Hyung, aku sangat merindukanmu. Eomma dan Sulli pun sama. Terkadang aku masih mendengar eomma menangis sendiri di kamarnya.”
“Aku juga merindukan kalian. Tapi ku mohon kalian harus lebih ikhlas. Menjalani hidup tanpa ku dan appa. Aku yakin kau bisa menjaga eomma dan Sulli.”
“Hyung……….”
“Kyu….aku menemuimu karena ingin meminta tolong padamu. Kau tau kan dulu aku mengagumi seorang yeoja?” Kyuhyun mengangguk.
“Aku sudah bertemu dengannya. Dan percaya tak percaya, kini aku sudah berteman dengannya. Ah, alangkah bahagianya seandainya aku masih hidup.” Jonghyun tersenyum miris.
“Hyung……”
“Kau akan menemui nya kan saat ulang tahun kekasih Donghae?”
“Nde? Hyung sudah mengetahuinya?”
Jonghyun tersenyum “Untuk itu aku menemuimu. Sekali lagi aku memohon padamu. Saat ulang tahun kekasih Donghae, kau jangan dulu menemuinya. Aku tidak melarangmu untuk datang. Kau tetaplah datang. Aku masih ingin berada di dekatnya Kyu… saat kau mulai memenuhi amanat yang dulu ku berikan padamu, saat itu juga aku harus rela pergi dari kehidupan gadis itu.”
Mereka berdua masih saling terdiam.
“Ah, aku memang tak tau diri. Aku terlalu banyak memohon padamu. Maafkan aku, mungkin aku egois.”
“Jangan berkata seperti itu hyung. Baiklah, aku akan memenuhi permohonanmu.”
“Terimakasih banyak Kyu. Kau memang selalu mengertiku. Dan ku mohon, kau juga harus mencari calon pasangan hidupmu. Bukankah sebentar lagi kau akan memimpin perusahaan appa. Dan sudah saatnya juga kau untuk menikah.”
“Untuk masalah itu aku……aku masih belum memikirkannya.” Kembali keduanya saling terdiam.
“Hyung, apa kau tidak ingin menemui eomma dan Sulli?”
“Aniya Kyu…aku tidak ingin membuat mereka semakin sedih. Hah….sudah mulai larut, kau harus istirahat. Maaf mengganggu waktumu.”
“Aku senang kau menemuiku hyung..”
Jonghyun tersenyum sebelum lenyap tak terlihat lagi oleh Kyuhyun.
Flashback Off
“Aku akan memenuhi permintaanmu itu hyung..” gumam Kyuhyun
********
Hari ini hari minggu. Libur dari aktivitas kuliah, Seohyun manfaatkan untuk menghabiskan waktu dirumahnya. Nonton tv, baca novel, berkelana di jejaring sosial adalah jadwalnya hari ini. Sebelum sore nanti ia bersiap-siap akan ke pesta ulang tahun sahabatnya. Semalam tepat pukul 12 ia mengirimkan ucapan untuk sahabatnya itu. Saat ini ia sedang menonton anime kesukaannya. Sambil sesekali mencomot kripik yang ada di toples yang memang khusus ia siapkan untuk menemaninya menonton tv.
“Hyunie, kau hari ini tidak ada jadwal kemana-kemana?” tanya Ny. Seo yang kini telah duduk di sebelah Seohyun.
“Nanti malam aku akan ke pesta ulang tahun Yoona eomma. Memangnya ada apa?”
“Mau menemani eomma berbelanja? Kebutuhan dapur sudah mulai habis. Bibi Nam hari ini ijin tidak masuk karena menunggui anaknya yang dirawat di rumah sakit.”
“Mwo? Anak bibi Nam sakit?”
“Ne, kau mau kan menemani eomma? Sudah lama kita tidak berbelanja bersama.”
“Baiklah aku mau.”
“Kau bersiap-siaplah dulu. O ya, sekalian nanti mampir ke rumah sakit menjenguk anak bibi Nam.”
“Ne eomma, aku bersiap-siap dulu.” Seohyun mematikan televisi sebelum ia beranjak ke kamarnya.
Kyuhyun POV
Tok..tok..tok… ku dengar ada yang mengetuk pintu kamarku. Aku yang sedang mempelajari dokumen-dokumen untuk mempersiapkan diri sebelum sidang skripsi yang semakin dekat segera membuka pintu.
“Sulli-ah ada apa?”
“Oppa kajja bersiap-siaplah. Eomma mengajak kita menjenguk Kim ahjussi.”
“Memangnya ada apa dengan Kim ahjussi?”
“Beliau sakit dan kini dirawat di rumah sakit.”
“Mwo? Sakit apa?”
“Ah oppa ini banyak tanya. Sudah bersiaplah dulu. Nanti sesampainya di rumah sakit oppa juga akan tau.” Tanpa menunggu jawabanku, Sulli berlalu pergi. Tanpa pikir panjang, aku segera mengambil jaket dan kunci mobil. Saat menuruni anak tangga, aku melihat eomma dan Sulli sudah siap dan tengah menungguku di ruang tamu.
“Eh Kyu, kau sudah siap. Kajja kita berangkat.”
“Ne eomma.”
“Eomma, kita tidak membawa apa-apa?” tanyaku saat kami sudah di perjalanan menuju rumah sakit.
“Eomma hampir lupa memberitahumu. Sebelum ke rumah sakit, kita mampir ke minimarket dulu ya.”
“Ne eomma.”
Tak lama aku menemukan sebuah minimarket. Segera ku pinggirkan mobilku dan memarkirnya.
“Eomma aku tunggu sini saja.” Ucapku. Aku sedikit malas untuk turun. Toh sudah ada Sulli yang menemani eomma membeli sesuatu untuk oleh-oleh Kim ahjussi.
“Oppa pemalas.” Ejek Sulli, sebelum turun.
“Yak!!”
Dia malah memeletkan lidah mengejekku. Isshhhh gadis satu itu, sudah kambuh rupanya sifat menjengkelkannya yang sempat hilang(?) selama ini.
Hanya menunggu sekitar 10 menit, eomma dan Sulli sudah keluar dari minimarket itu. Aku sengaja memasang tampang evil pada Sulli.
“Eomma…..aku tidak mau duduk di sebelah oppa. Aku duduk dengan eomma saja di belakang.” Ucapnya saat melihat tatapanku. Haha…rasakan kau. Siapa suruh memulainya duluan.
“Hey hey Sulli-ah kau duduklah di depan. Kau pikir aku supir duduk sendiri di depan? Cepat duduklah di sebelahku.”
“Eommaa…..” ia merengek manja pada eomma sambil memegangi eomma. Aisshhh gadis kecil itu, selalu saja menggunakan cara itu untuk memohon pada eomma.
“Sudahlah Kyu…biarkan adikmu duduk di belakang. Kau juga kenapa menakuti adikmu dengan menatapnya seperti itu”
“Mwo? Memangnya ada yang salah dengan tatapanku? Perasaan biasa saja.”
“Biasa apanya oppa? itu menakutkan.”
“Apa katamu?”
“Sudah, sudah… Sulli, duduklah di belakang saja. Biar eomma yang duduk di depan.”
“Ne, eomma.”
Aku memeletkan lidah padanya sebelum kembali mengemudikan mobil ini menuju rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, kami langsung mencari letak kamar inap Kim ahjussi. Sebelumnya, eomma telah menelepon istri Kim ahjussi menanyakan nomor kamarnya.
“Ini eomma kamar nomor 180.” Ucap Sulli. Kami lantas masuk ke kamar di mana Kim ahjussi dirawat.
Kyuhyun POV END
********
“Terima kasih banyak Nyonya dan Nona sudah mau menjenguk. Maaf saya telah merepotkan Nyonya karena harus berbelanja sendiri.” Ujar bibi Nam pada Ny. Seo dan Seohyun.
“Tidak apa-apa bi. Bibi berkonsentrasilah saja merawat Yongjae. Urusan rumah, jangan dipikirkan dahulu.”
“Sekali lagi terimakasih Nyonya. Emm….nona Seohyun, bagaimana dramanya? Apakah berjalan lancar?” tanya bibi Nam yang sukses membuat Seohyun kaget dan kelimpungan mencari alasan. Nyonya Seo menatap putrinya bingung.
“Drama apa hyunie?” pertanyaan Ny. Seo semakin membuat Seohyun mati kutu.
‘Isshhh bagaimana ini??? Eomma tahu betul aku tidak suka bermain drama dari dulu.. ah, eotokkhae? Eotokkhae??’ gumam Seohyun dalam hatinya.
“Ah itu…anu…ee….” Seohyun menggaruk kepalanya bingung.
“Tidak jadi.” Setelah menjawab sekenanya, Seohyun lantas memejamkan matanya rapat-rapat. Antara was-was dan penasaran dengan reaksi dua orang yang ada di hadapannya itu.
“Loh kok tidak jadi? Padahal waktu itu Nona latihannya bagus kok.”
“Nde?? Haha… iya bi.. itu… masalahnya aku berubah pikiran. Peranku sudah digantikan orang lain.”
“Ooo sayang sekali Nona.”
“Haha iya bi.” Sungguh, tawa Seohyun sangatlah garing. Tapi ia tidak peduli. Yang penting kedua orang tua itu telah mempercayai ucapannya.
“Bi, kami permisi pulang dulu. Masih ada pekerjaan dirumah. Dan sekali lagi bibi tidak perlu khawatir.”
“Ne Nyonya. Terimakasih banyak.”
“Cepat sembuh Yongjae-ah.” Ucap Seohyun pada namja berusia sekitar 14 tahun yang terbaring di ranjang rumah sakit. Bocah itu hanya tersenyum menanggapi Seohyun.
Bibi Nam mengantar kepulangan Ny. Seo dan putrinya hingga depan pintu kamar inap anaknya.
“Kami pamit bi. Annyeong.” Seohyun membungkuk sebagai rasa hormatnya pada orang yang lebih tua sebelum pergi.
Seohyun dan ibunya menyusuri lorong rumah sakit menuju pintu keluar. Letak kamar inap anak bibi Nam yang hampir di belakang membuat mereka lumayan jauh dan lama mencapai pintu keluar. Drrtt..ddrrtt… tiba-tiba ponsel Seohyun bergetar tanda pesan masuk. Ia lantas membaca pesan yang ternyata dari sahabatnya, Yoona.
From : Yoona
Seo-ah, jangan lupa nanti malam datang ke pestaku ya. JANGAN LUPA!! Dan dandanlah yang cantik karena akan ada pangeran kodok yang akan bertemu denganmu nanti.
Mata Seohyun sedikit membulat membaca kalimat terakhir pada pesan Yoona. Pangeran kodok?? Pangeran kodok siapa??
Seohyun lantas membalas pesan Yoona tersebut.
From : Seohyun
Aku pasti datang kok, tenang aja. Dan tanpa berdandan berlebihan pun aku sudah cantik .. satu lagi, apa maksudmu pangeran kodok? Pangeran kodok siapa?
Dan seterusnya Seohyun ber-sms ria dengan Yoona. Sesekali ia terkikik membaca pesan dari sahabatnya tersebut.
“Perhatikan kalau jalan hyunie…” ujar Ny. Seo karena melihat Seohyun sedari tadi sibuk mengotak atik ponselnya tanpa melihat arah depannya.
“Ne eomma.” Seohyun lantas mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk. Saat akan belok pada sebuah lorong, ia tak sengaja menangkap sosok namja yang sangat ia kenal. Namja tersebut bersama 2 orang yeoja kemudian masuk ke dalam sebuah kamar inap.
“Bukankah itu Jong-ssi?” gumam Seohyun.
“Nde? Kau bilang apa barusan?” tanya Ny. Seo.
“Nde, ah bukan apa-apa eomma.” Seohyun masih terus memikirkan namja yang ia lihat tadi di rumah sakit. Sampai di rumahnya ia mencari-cari dimana sosok Jonghyun karena ia ingin meminta penjelasan pada namja hantu itu. Ia yakin, kedua matanya tidak salah mengenali namja yang ia lihat tadi walaupun mereka tidak saling bertatapan. Seluruh rumah telah ia jelajahi, namun ia tak kunjung menemukan sosok yang ia cari.
“Aisshhh jinjja. Dimana dia? Kenapa saat aku ingin bertemu dia malah menghilang.” Gerutunya.
*******
Hingga sore menjelang, Seohyun belum juga melihat Jonghyun di rumahnya. Sebenarnya ia ingin pergi ke makam Jonghyun, namun ia urungkan mengingat ia harus bersiap-siap ke pesta ulang tahun Yoona. Seohyun menghembuskan nafas frustasi karena tak berhasil menemukan Jonghyun. Lantas ia putuskan untuk membersihkan diri.
Setelah melihat pantulan dirinya di cermin dirasa cukup, Seohyun mengambil tas selempang kecil yang warnanya senada dengan gaun yang ia kenakan malam ini. Tak lupa, ia membawa kado untuk Yoona. Hal yang paling pantang untuk ia lupakan karena Yoona akan mendumel jika ia tak membawa kado itu. Dan seohyun amat sangat malas mendengar dumelan dari sahabatnya itu.
“Eomma, appa aku berangkat dulu ya.” Seohyun berpamitan pada orang tuanya yang tengah menonton tv di ruang keluarga mereka. Ia juga mencium pipi kedua orang tuanya itu sebelum beranjak pergi.
“Ne hyunie, hati-hati.” Jawab sang appa.
“Jangan pulang malam-malam.” Pesan eomma yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Seohyun.
Seohyun POV
Aku segera melajukan mobilku menuju kediaman tempat Yoona menyelenggarakan pesta ulang tahunnya. Aku kembali mengingat namja yang tak sengaja ku lihat di rumah sakit tadi. Tidak mungkin aku salah lihat. Namja yang kulihat itu benar-benar nyata. Tidak seperti bayangan yang selama ini aku lihat pada Jonghyun. Pokoknya aku harus bisa mendapat penjelasan dari namja itu jika ia telah kembali(?).
Tak terasa aku telah sampai di depan rumah mewah Yoona. Suasana ramai sudah mulai terlihat. Setelah memarkir mobil, ku langkahkan kakiku untuk menuju halaman belakang karena Yoona mengadakan pesta kebun. Cukup banyak undangan yang telah datang. Ku edarkan pandanganku mencari sosok sahabat yang sangat ku sayangi itu.
“Ah dimana sih yeoja itu??” gumamku karena belum juga menemukannya.
“Seohyun-ah..” teriak seseorang dari belakangku. Ku balikkan badanku.
“Seohyun-ah, akhirnya kau datang juga. Aku menunggumu dari tadi.” Ya, orang yang memanggilku ternyata Yoona.
“Aku daritadi mencarimu tau. Kau kemana saja?”
“Aku habis dari dalam rumah memperkenalkan Donghae oppa pada orang tuaku.” Jawabnya dengan mata yang berbinar.
“Jinjja??”
Ia mengangguk mantap.
“Ah ya ini kado untukmu. Saengil chukkae nae chingu..” ucapku memeluknya lantas mencium kedua pipinya.
“Gomawo Seohyun-ah. Kajja cicipilah makanan yang aku sediakan. Dijamin kau suka.”
“Hhaha kau ini.”
“Oh ya, katanya tadi kau memperkenalkan Donghae pada orangtuamu. Lalu dimana sekarang Donghae?” tanyaku. Sedari tadi aku memang tak melihat namjachingu sahabatku ini.
“Dia sedang menemui temannya.”
“Oh…” jawabku tanpa ingin bertanya apa-apa lagi.
Seorang MC yang memang Yoona minta untuk mengisi acara ulang tahunnya kini tengah memulai acara. Yoona di panggil ke depan untuk meniup lilin. Aku ikut bahagia melihat sahabatku itu yang sedari tadi terus menyunggingkan senyum termanis yang ia punya. Setelah prosesi meniup lilin, Yoona memotong kue tartnya dan memberikannya pada kedua orang tuanya. Suasana begitu haru saat Tn. dan Ny. Im mencium putri mereka sayang. Potongan kue yang kedua Yoona berikan untuk Donghae. Ya, Donghae sudah berada di samping Yoona saat MC membuka acara tadi. Hah….aku sedikit iri melihat mereka berdua. Sudah 2 tahun Yoona dan Donghae menjalin hubungan. Meskipun kadang pertengkaran kecil kerap terjadi namun hubungan mereka tetap baik-baik saja hingga kini. Ku rasa Donghae benar-benar mencintai Yoona. Semoga kalian memang berjodoh dan bahagia hingga akhir. Itu doaku untuk kado tambahan di hari ulang tahun Yoona ini.
Aku mendudukkan diriku di bangku yang cukup jauh dari keramaian. Bangku ini memang bangku yang ada di halaman belakang rumah Yoona. Dan setiap berkunjung ke rumah Yoona, kami selalu mengobrol sambil duduk di bangku ini. Sekarang Yoona tengah berdansa dengan Donghae di arena dansa. Di sana juga ada beberapa pasangan yang berdansa. Ah, aku jadi semakin iri.
Cling.. sosok itu, Jonghyun muncul dan kini duduk di sebelahku. Aku sudah terbiasa dengan kehadirannya yang secara tiba-tiba. Aku masih enggan bersuara. Juga enggan menatapnya. Ku tampilkan wajah sedatar mungkin. Entahlah, aku sedikit marah padanya karena seharian ini tidak muncul di hadapanku. Aku sengaja menunggu reaksinya.
“Seohyun-ah..” panggilnya lirih. Benar-benar lirih, hampir seperti sebuah bisikan.
Aku hanya menjawab dengan deheman. Sejujurnya aku khawatir kenapa ia memanggilku seperti itu.
“Mianhae…” ucapnya yang berhasil membuatku menoleh padanya. Ku tatap ia, ia juga tengah menatapku. Ku tautkan kedua alisku mencoba mencari penjelasan dari ucapannya barusan.
“Mianhae aku selama ini telah berbohong padamu.”
“Maksudmu apa Jong-ssi? Berbohong mengenai apa??” aku semakin bingung dengan pernyataanya barusan. Penjelasan yang ingin ku tagih padanya mengenai kejadian di rumah sakit tadi seketika ku kesampingkan.
Ia menundukkan wajahnya.
“Jonghyun-ssi..” aku menyentuh bahunya. Karena sedari tadi ia masih diam, seperti enggan menjawab pertanyaanku.
“Seohyun-ah kajja kita berfoto bersama yang lain.” Kedatangan Yoona seketika membuatku berhenti meminta penjelasan dari namja itu. Dengan terpaksa ku turuti permintaan Yoona. Sebelum beranjak. Ku tatap Jonghyun yang masih menunduk.
“Kau masih berhutang penjelasan padaku Jonghyun-ssi.” Ucapku lantas berlalu meninggalkannya. Tentu tanpa Yoona ketahui karena ia telah berjalan mendahuluiku.
Malam semakin larut. Tamu undangan juga sudah mulai pulang. Aku sendiri memutuskan untuk pulang. Setelah berfoto-foto dengan Yoona dan teman-teman yang lain, aku sempat kembali ke tempat dimana aku terakhir meninggalkan Jonghyun. Aku masih butuh penjelasan darinya. Namun nihil, namja itu telah menghilang. Dan inilah hal yang paling aku tidak suka darinya, menghilang dengan sesuatu yang masih mengganjal.
Setelah berpamitan pada Yoona dan orang tuanya aku menuju tempat parkir. Sebelum masuk ke mobil, mataku menangkap sosok namja tengah masuk ke dalam mobil. Sosok itu, seperti yang kulihat di rumah sakit tadi. Tak salah lagi. Ku urungkan niat untuk masuk kedalam mobil untuk mengejarnya. Perlahan, mobilnya sudah mulai melaju. Aku lari mengejar mobil itu.
“Hey..tunggu!!” teriakku. Saat di pertigaan, tiba-tiba ada sebuah mobil melaju. Aku yang kaget, membelalakkan mataku.
Braakkk…..
TBC
Author ingin ngejelasin kronologi Seohyun tertabrak mobil. Jadi rumah Yoona terletak di pinggir pertigaan. Sebelah kanan rumah Yoona lebih tepatnya adalah pertigaan. Mobil yang dikejar Seohyun belok ke kanan lalu lurus. Namun saat Seohyun berdiri di tengah pertigaan karena lelah dan mobil itu terus melaju, ada mobil dari sisi kanan. Nah, ketabrak deh. Pahamkan?? Hehe…sepertinya sedikit rumit.. bingung jelasinnya.
Yasudah jangan lupa RCL ne,,
