JUDUL : When I am Without You
AUTHOR : Maria Novena
MAIN CAST : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun
OTHER CAST : Yesung (Kim Jongwoon), Tiffany Hwang (Hwang Miyoung), Choi Siwon, Choi Sooyoung, Sunny (Lee Sunkyu)
GENRE : Romance, Sad
RATING : PG – 15
LENGTH : Chapter
DISCLAIMER : Saya cuma pinjem cast disini ^^
Annyeong readers ^^
Sesuai janjiku, kalau banyak yang komen aku post cepet
Ini aku udah bawain Chapter ending dari ‘When I am Without You’
Semoga kalian semua suka ya ^^
I’m sorry if typos are wherever, quickly plot, freaky plot
THIS FANFICTION IS THE PROPERTY OF MARIA. DON’T BE A PLAGIATOR
HAPPY READ ^^
Semuanya menoleh kearah Joohyun.
“Hyun ..” Ayahnya memperingatkan.
“D-dia bukan ayah dari anakku!”
Sekarang semua orang membelalakkan matanya. Semua kaget oleh reaksi Joohyun, namun tidak dengan Kyuhyun. Ia tetap tenang.
“Mau membuktikannya dengan tes DNA, Joohyunnie? Aku siap kapanpun ..”
Joohyun terdiam. Ia mendesah lemah.
“Dia memang anakku, Joohyunnie ..”
“Anak Appa yang tampan, siapa namamu?” Kyuhyun masih membelai-belai pipi putranya, “Ah ya, kau belum mempunyai nama, benarkan?” Kyuhyun tampak berpikir sejenak, “Baiklah, namamu Baekhyun. Cho Baekhyun, arrasso?”
“Hya! Kau seenaknya saja memberi nama anakku!”
“Wae? Dia juga anakku, Joohyunnie. Sampai kapan kau akan terus membantahnya?”
Semua yang ada di dalam ruangan itu kembali terdiam dan saling pandang. Miyoung memecah kecanggungan itu.
“Ah, sepertinya aku haus, sebaiknya aku keluar saja. Permisi ..”
“Jonginnie, bukankah katanya kau mau mengambil mainanmu yang ada di mobil?” Yuri langsung menggendong Jongin keluar lalu menyeret Jongwoon juga.
“Ah yeobo, sepertinya kunci mobilku masih tergantung di dalam mobil, aku akan mengambilnya ..” Tuan Seo beranjak keluar.
“Ah, barang-barang Joohyun juga belum diturunkan. Aku ikut, yeobo.” Nyonya Seo menyusul suaminya.
Sekarang hanya tinggal Joohyun dan Kyuhyun berdua.
Menit-menit pertama hanya diisi oleh keheningan. Joohyun dan Kyuhyun sama-sama enggan memulai pembicaraan.
Menit-menit berikutnya, Kyuhyun mulai berdeham-deham tidak jelas. Joohyun masih betah dengan kebisuannya.
Karena tidak tahan dengan suara Kyuhyun, Joohyun mulai berujar marah.
“Kau ini kenapa sih Kyu? Sakit tenggorokkan, huh? Kau bisa ambil obat batuk dibawah dan bawa anakku kemari!”
Sebelum Kyuhyun menjawab, tangis Baekhyun sudah pecah.
“Yaaa, kau ini! Jangan berteriak! Baekhyun jadi kaget, kan?” Kyuhyun menimang-nimang anaknya, mencoba meredakan tangis Baekhyun. “Baekhyunnie, uljima. Tenanglah, ada Appa disini. Uljima .. sst .. sst ..” Tangis Baekhyun tidak kunjung mereda.
“Kau memang tidak berbakat menjadi Appa ..” Joohyun bangun dari tempat tidurnya, mengambil Baekhyun dari gendongan Kyuhyun, menidurkannya di ranjang.
“Kau lapar aegi-ya?” Joohyun menaruh telunjuknya di samping mulut Baekhyun, Baekhyun mengikuti telunjuk Joohyun.
“Kau memang lapar aegi-ya ..”
Joohyun hendak membuka kancing bajunya, namun terhenti tatkala melihat Kyuhyun.
“Wae?” Kyuhyun bertanya polos.
“Aku ingin menyusui anakku, kau keluarlah!”
“Tidak akan.”
“Keluar!”
“Shireo!”
“Baik kalau begitu berbaliklah!”
“Shireo!” Kyuhyun masih bersikeras.
“Berbalik atau keluar?” ancam Joohyun.
“Huh, baiklah!” Kyuhyun akhirnya membalikkan badannya.
Joohyun mulai menyusui anaknya yang lapar. Tanpa diketahui Joohyun, Kyuhyun mencoba mengintip Joohyun yang sedang menyusui. Joohyun menoleh.
“Kalau kau berani mengintip, vas bunga ini akan melayang ke kepalamu!”
Kyuhyun mendengus pasrah.
“Aku akan mengganti namanya ..” Joohyun berkata tiba-tiba.
“ANDWAE!” Refleks Kyuhyun berbalik dan mendelik menatap Joohyun.
“Kau ini apa-apaan Kyuhyun-ssi? BER-BA-LIK!”
“TI-DAK A-KAN! Selama kau masih bersikeras mengganti namanya!”
“Siapa peduli?” Joohyun berkata cuek, membelakangi Kyuhyun. “Namamu Sehun, aegi-ya ..” Tiba-tiba anaknya menangis kencang. “Wae? Kau tidak suka ya? Baik, namamu Chanyeol ..”
Anaknya masih menangis.
“Aigooo, kau ini seperti Ayahmu! Senang sekali membuatku kesal. Oke-oke, namamu tetap Baekhyun. Cho Baekhyun ..” Joohyun mengucapkannya dengan enggan.
Baekhyun mulai berhenti menangis.
Kyuhyun tertawa senang.
“Apa yang kau tertawakan sih?” Joohyun bertanya sewot.
“Aigoo, jangan galak-galak begitu pada suamimu ..”
“SUAM-“ Joohyun hendak menyanggah ucapan Kyuhyun.
“Aku senang kau mengakuinya ..” Kyuhyun berkata tulus.
“Mengakui apa?” Joohyun mulai melunak.
“Bahwa aku ini ayahnya ..”
“Ani-“
“Jeongmal mianhae, Hyunnie ..”
Mata Joohyun menerawang sendu, mengingat semua kenangan pahitnya.
“Semudah itukah? Setelah segala yang kau lakukan padaku?”
“Hyun ..”
“Kau kira mudah mendengar gunjingan orang karena aku hamil diluar nikah?” Joohyun mulai menangis.
“Hyun, dengar ..”
“Tidak! Kau yang harus mendengarkan aku Cho Kyuhyun!” Tangis Joohyun semakin menjadi-jadi.
“Kau kira mudah menanggung semua ini sementara kau malah asyik dengan yeoja barumu?”
“Yeoja baru?”
“Jangan mengelak Kyu! Selama ini kalian mengkhianatiku kan?”
“Apa-“
“Kau dan CHOI SOOYOUNG!”
“Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, Hyun. Sungguh-“
“Jangan bohong! Kau tidak tahu betapa sakitnya hati ini, Kyu! Aku sampai mengorbankan perasaan orang-orang disekitarku hanya untukmu!”
“Hyunnie-“
“Bahkan selama ini kau SAMA SEKALI tidak menanyakan keadaanku! Kau memang tidak membutuhkanku ..”
“Tidak, Hyun. Dengar-“
“DENGARKAN AKU, CHO KYUHYUN!”
“SEKARANG KAU YANG HARUS MENDENGARKAN AKU, SEO JOOHYUN!” Kyuhyun balas berteriak, tak terasa air matanya juga menetes. Sama derasnya seperti Joohyun.
“Kau salah, Hyun ..”
Joohyun menatap Kyuhyun tidak percaya.
“Kau salah kalau kau menganggapku tidak membutuhkanmu ..” Air mata Kyuhyun semakin tidak bisa ditahan.
“Aku membutuhkanmu. Sangat. Hanya saja aku terlalu bodoh menyadarinya ..”
Kyuhyun berdiri menatap keluar dari jendela Joohyun dengan tatapan pedih.
…
*FLASHBACK*
‘Same bed but it feels just little bit bigger now ..’
“Kau ini sedang apa, Kyuhyun-ah?” Ahra bertanya kepada dongsaengnya yang terbingung-bingung menatap kasur empuknya.
“Aku hanya merasakan hawa aneh di kasurku, Noona-ya ..”
“Hawa aneh?” Ahra mengernyitkan dahinya.
“Entah kenapa kasurku lebih besar. Apakah ada yang menggantinya?”
Ahra tersenyum. Ia mengerti apa maksud dongsaengnya.
“Tidak, Kyu. Kasurmu tidak membesar. Hanya terasa lebih besar ..” Ahra mengoreksi ucapan Kyuhyun.
Kyuhyun menatap Noona nya bingung.
Ahra menatap Kyuhyun dengan tatapan sabar campur prihatin.
“Kasurmu terasa lebih besar karena tidak ada Joohyun lagi yang menemani tidurmu ..” Kemudian Ahra pergi begitu saja dari apartemen Kyuhyun.
Kyuhyun menatap kepergian Noona-nya bingung. Di dalam kepalanya berseliweran ribuan pertanyaan tentang ucapan Ahra Noona tadi.
“Benarkah?” Kyuhyun bertanya kepada dirinya sendiri.
…
‘Our song on the radio but it doesn’t sound the same ..’
Tiba-tiba terdengar alunan lagu indah Shania Twain yang berjudul You’re Still The One dari radio yang baru saja dinyalakannya.
Kyuhyun terhenyak kaget. Ia berhenti sebentar dari aktivitasnya mengeringkan rambut. Kyuhyun menatap nanar radio itu.
Lagu itu. Lagu yang pernah dinyanyikan Joohyun untuknya pada saat hari valentine.
Dulu, lagu itu begitu indah saat dinyanyikan Joohyun. Namun sekarang, lagu itu justru menyayat hatinya lebih dalam lagi.
“Sebegitu dalam-nyakah dirimu masuk dalam pikiran, hati, serta kehidupanku, Joohyun-ah?”
…
‘When our friends talk about you, all it does is just tear me down
Cause my heart breaks a little when I hear your name ..’
Siang itu, Kyuhyun tengah berjalan tanpa tujuan yang jelas. Niat awal hanya ingin mencari makan siang, karena sekarang ini tidak ada Joohyun lagi yang mengirim makan siang untuknya. Tapi pikirannya malah semakin tidak menentu karena terus mengingat Joohyun.
Akhirnya, ia memilih kedai kecil pinggir jalan yang terlihat ramai. Ia duduk di bangku paling pojok dekat jendela lalu menopang dagunya.
“Hey, jangan terlihat menyedihkan seperti itu Kyu!”
Kyuhyun mendongak. Sahabat masa SMA-nya, Lee Hyukjae tampak menghampiri Kyuhyun.
“Oh kau, Hyuk.” Kyuhyun berkata singkat, masih terus menopang dagu dengan tangannya.
“Hyaa, kau ini kenapa? Jangan memasang wajah melas seperti itu! Aku jadi ingin memberimu uang, kau tahu?”
Kyuhyun memukul kepala sahabatnya dengan buku menu yang ada disampingnya.
“Tidak pernah berubah. Selalu sembarangan kalau berbicara ..”
“Hehehe, mian. Bolehkah aku duduk disini, Kyu? Tempat lain sudah penuh. Aku yakin Joohyun juga tidak keberatan ..”
Kyuhyun tersentak kaget. Tiba-tiba hatinya sakit sekali mendengar nama Joohyun. Kyuhyun menatap Hyukjae sekilas lalu berkata miris.
“Kau mengira aku kesini dengan Joohyun?”
“Tentu saja. Kalian kan lengket sekali. Kemana-mana selalu berdua.”
“Itu dulu.” Hati Kyuhyun terasa pedih sekali.
“Mwo? Maksudmu?”
Kyuhyun hanya mengangguk, kemudian menatap Hyukjae dengan mata berkaca-kaca.
“Oh, jeongmal mianhae, Kyu. Kalau begitu ..”
“Kalau begitu apa?”
“Bolehkah Joohyun untukku?”
“Hyaa!” Kyuhyun kembali memukul kepala Hyukjae dengan buku menu.
“Bercanda, Kyu. Ternyata kau masih mencintainya ..”
Kyuhyun menatap Hyukjae bingung.
“Iya kan?”
…
‘It all just sounds like ooohhh
Mmm, too young, too dumb to realize
That I should have bought you flowers, and held your hand
Should have gave you all my hours, when I had the chance
Take you to every party, cause all you wanted to do was dance ..’
Kyuhyun membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia lelah sekali hari ini. Akhir-akhir ini Ayahnya menyuruhnya bekerja ekstra keras karena Kyuhyun nyaris membuat perusahaan kolaps.
Hampir setiap meeting – setelah putus hubungan dengan Joohyun – ia tidak pernah mengikuti jalannya meeting dengan seksama. Tatapannya kosong. Kadang, presentator sampai mengulangi penjelasannya berkali-kali karena Kyuhyun tak kunjung mengerti.
Hal ini membuat beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama dengan Cho Corporation – perusahaan Kyuhyun – berbondong-bondong mundur karena Cho Corporation dianggap mengulur-ulur waktu.
Kyuhyun merasa bodoh. Amat bodoh untuk menyadari bahwa begitu berartinya Joohyun baginya.
Seharusnya dulu ia memperhatikan Joohyun. Memberinya bunga layaknya seorang kekasih, menggenggam tangannya. Setidaknya memberikan Joohyun sedikit waktunya.
Perasaannya semakin teriris-iris tatkala Kyuhyun menghadiri pesta pertunangan sahabatnya, Lee Donghae dan Jung Sooyeon. Ia melihat sekeliling, dan tidak menemukan Joohyun. Ia mendengus kepada minuman yang sedang dipegangnya.
Kyuhyun kembali melihat sekitarnya. Menyadari bahwa kebanyakan orang disini datang berpasang-pasangan, sementara ia sendiri. Banyak dari pasangan kekasih itu menuju lantai dansa, mengikuti Donghae dan Sooyeon yang tengah berdansa diiringi musik romantis karya Chopin – Le Piano Romantique – kemudian menatap pasangannya penuh cinta.
Jika saja ia masih bersama Joohyun, lalu mengajak Joohyun ke pesta ini, Joohyun pasti akan senang sekali. Setiap kali ada pesta dansa, Joohyun pasti antusias mengajak Kyuhyun berdansa, dan Kyuhyun senang sekali melihat Joohyun berdansa. Tampak feminim dan amat anggun saat Joohyun sedang berdansa.
“Haruskah aku berdansa dengan waitress disini?” Kyuhyun berkata sewot kepada dirinya sendiri.
…
‘Now my baby is dancing
But she is dancing with another man ..’
Kyuhyun menatap Joohyun tidak percaya tatkala ia menemukan Joohyun tengah berdansa dengan Changmin, sepupunya.
‘Jadi ini alasan Changmin tidak mau kuajak bersama menghadiri pesta Donghae dan Sooyeon?’ geram Kyuhyun dalam hati.
‘Apakah Joohyun adalah wanita yang dimaksud sedang dekat dengan Changmin?’
Kepalanya kembali dipenuhi oleh Joohyun, Joohyun, dan Joohyun.
Kemudian Kyuhyun pergi begitu saja dari tempat itu tanpa mengucapkan selamat kepada Donghae dan Sooyeon.
…
‘My pride, my ego, my needs, and my selfish ways
Caused a good strong woman like you to walk out my life
Now I never, never get to clean up the mess I made
And it haunts me everytime I close my eyes’
Kyuhyun tengah mengikuti rapat besar bersama jajaran direksi Cho Corporation mengenai masalah internal perusahaan. Disitu hadir Ayahnya dan pejabat direksi Cho Corporation.
Masih seperti kemarin-kemarin setelah Joohyun pergi, Kyuhyun tidak menyimak rapat besar ini dengan baik. Tatapan matanya kosong, jari-jari tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja dengan tidak sabar, sementara tangan kanannya memegang ponsel yang sedang menampilkan foto Joohyun, mengelusnya intens.
Kyuhyun mencoba memejamkan matanya. Menahan lelah fisik dan hatinya. Saat memejamkan matanya, bayangan Joohyun justru semakin menjadi-jadi di dalam pikirannya. Semakin ia ingin menghapus Joohyun dari pikiran maupun hatinya, maka semua yang berhubungan dengan Joohyun justru semakin masuk lebih dalam.
“ARGH!” Kyuhyun menggeram dengan kencangnya. Membuat semua peserta rapat besar kaget dan memandangnya dengan bingung.
Kyuhyun terdiam. Ia memandang satu persatu peserta rapat besar, sampai kepada ayahnya. Kyuhyun memberi ayahnya tatapan frustasi dan lelah. Ayahnya mengangguk kecil lalu mengedikkan kepalanya kearah pintu. Menyuruh Kyuhyun keluar untuk menenangkan diri.
Kyuhyun bangkit dari kursinya.
“Jeongmal mianhamnida ..” kata Kyuhyun lesu kepada semua peserta rapat.
Sebelum Kyuhyun membuka knop pintu, Kyuhyun membungkukan badannya kepada ayahnya dan berkata pelan,
“Gamsahamnida, Abeoji ..”
Kemudian ia membuka pintu dan benar-benar berlalu.
…
Kyuhyun duduk termenung di tempat dimana ia sering menghabiskan waktunya dulu dengan Joohyun. Memandang gumpalan awan hitam dengan mata nanar.
Nuansa gelap sore ini tidak dapat menandingi gelapnya hati Kyuhyun sekarang. Ia menendang-nendang kerikil yang ada dibawah kakinya. Kyuhyun benar-benar bingung kepada siapa ia harus menumpahkan semua isi hatinya.
Eomma? Abeoji?
Kyuhyun mendesah pelan. Mungkin sekarang ini yang ada dipikiran mereka hanyalah masalah internal perusahaan yang kacau karena ulah Kyuhyun.
Changmin?
Memikirkan sepupunya yang satu itu saja sudah membuat Kyuhyun marah, apalagi menceritakan masalahnya. Changmin justru akan memperkeruh suasana hatinya. Mengingat ia pernah berdansa dengan Joohyun di depan mata kepalanya sendiri dan membuat hatinya teriris.
Kyuhyun menggelengkan kepalanya pelan lalu duduk bersender pada kursi yang tengah ia duduki. Memandang sekitarnya dengan tatapan lemah. Banyak orang-orang yang berbondong-bondong pulang mengingat langit sudah mulai mendung. Namun Kyuhyun justru masih ingin di tempat itu lebih lama lagi. Hujanpun mungkin juga tidak akan membuat Kyuhyun pergi dari tempat itu.
Angin musim gugur berhembus semakin kencang. Menebarkan dedaunan kuning ke segala arah. Sekilas tampak indah dan romantis. Namun bagi Kyuhyun, semua itu tidak berarti tanpa adanya Joohyun.
Suara langkah kaki terdengar mendekati Kyuhyun dan berhenti tepat dibelakang Kyuhyun.
“Sudah bodoh, masih berniat mati bodoh pula ..” suara seorang wanita terdengar mengejek Kyuhyun.
Kyuhyun ingat. Ia masih mempunyai Ahra, Noona-nya.
“Kau tidak tahu apa-apa, Noona. Pulanglah. Untuk apa kau kesini?”
“Abeoji menyuruhku mencarimu ..”
Ahra mendekati Kyuhyun dan duduk disampingnya. Menyadari bahwa kini adiknya tampak seperti mayat hidup. Tubuh yang semakin kurus, matanya berkantong, kumis dan jambang yang tidak pernah dicukur, dan rambut berantakan seperti tidak pernah disisir.
“Untuk apa? Apa ada berkas yang harus kutandatangani?”
“Tidak. Hanya memastikan dongsaengku yang bodoh ini tidak mati konyol ..”
Kyuhyun hanya tersenyum miring menanggapi ucapan Noona-nya.
“Sudah sejauh mana kesombongan dan egomo bertahan, anak bodoh?”
Sekarang Kyuhyun menatap Noona-nya.
“Kalau kau tidak mengerti apapun tentang masalahku, sebaiknya kau pergi saja dari sini, Noona.” Kyuhyun menatap kakak perempuannya dengan pandangan tegas.
“Tidak mengerti masalahmu?” Ahra mengangkat salah satu alisnya.
“Aku telah hidup bersamamu selama duapuluh enam tahun terakhir ini. Aku bahkan tahu semua masalahmu tanpa perlu kau ceritakan. Darah lebih kental daripada air, Kyuhyun.” Ahra melanjutkan ucapannya.
“Dari dulu kau memang tidak pernah berubah. Sombong dan mempunyai ego yang tinggi ..”
“Sombong? Aku sombong?” Kyuhyun menatap Noona-nya tidak percaya. “Aku tidak pernah memperlihatkan hartaku kepada orang-orang ..” Kyuhyun membela diri.
“Sombong berbeda dengan pamer, kau harus tau itu.”
“Lalu jelaskan kepadaku apa maksud sombong disini?” Kyuhyun mulai marah.
“Bukankah sudah jelas?”
“Jangan bertele-tele, Noona!”
Ahra menatap Kyuhyun dengan sabar.
“Kau tahu kau masih membutuhkan dan mencintai Joohyun tapi kau terlalu sombong untuk mengakuinya, meminta maaf padanya. Hati kecilmu tahu, kau yang salah disini. Egomu menahanmu untuk tetap ditempat. Tidak maju untuk mencari jalan keluar masalah ini malah justru berlarut-larut meratapi kesedihanmu. Bukankah itu sudah jelas?”
“Bagaimana kau-“
“Sudah kukatakan. Aku telah hidup bersamamu selama duapuluh enam tahun ini. Kita pernah tumbuh di rahim yang sama, Kyuhyun.”
Kyuhyun menghembuskan napasnya berat.
“Sebenarnya aku sudah berulangkali mengingatkanmu ..” Ahra ikut menyenderkan punggungnya, “Kelak kesombonganmu akan menjatuhkanmu. Tapi lagi-lagi, kau terlalu sombong untuk mendengarkanku ..”
“Sekarang sudah sadar sendiri kan? Kau bahkan tak tahu harus menghadapi hidup tanpanya ..”
Langit mulai menghitam dan titik-titik air tampak turun untuk membasahi bumi. Kyuhyun masih mencerna ucapan kakaknya dengan mata terpejam.
“Ayo pulang.” Ahra menarik lengan Kyuhyun.
“Aku tidak ingin pulang, Noona.”
“Kau sudah cukup bodoh saat ini, jangan menambah kebodohanmu.”
Akhirnya Kyuhyun menuruti ucapan Ahra dan pergi dari tempat kenangannya.
Joohyun, I feel nothing when I am without you – Cho Kyuhyun.
…
‘Altough it hurts, i’ll be the first to say that I was wrong
Oh, I know I’m probably much too late
To try and apologize for my mistake
But I just want to you know’
Sakit.
Itu yang dirasakan Kyuhyun akhir-akhir ini. Benar kata kakaknya, ia terlalu sombong untuk mengakui keadaan.
Kyuhyun merasa dirinya terlambat untuk memperbaiki keadaan dan meminta maaf atas kesalahannya. Joohyun mungkin sudah tidak mau menerimanya lagi.
Tapi jauh di lubuk hatinya, Kyuhyun hanya ingin Joohyun tahu bahwa,
.
.
Hati Kyuhyun hanya milik Joohyun. Selamanya.
*FLASHBACK END*
***
Joohyun tercenung mendengar cerita Kyuhyun. Sementara Kyuhyun masih memandang keluar dari jendela Joohyun. Mengingat-ingat dan menceritakan kembali masa-masa kelamnya dulu tanpa adanya Joohyun.
Joohyun berjalan mendekati Kyuhyun, menyentuh pundak Kyuhyun pelan. Menatap mata Kyuhyun dalam, mencari-cari kebohongan disana. Namun nihil. Kyuhyun tidak mengarang cerita atau menyembunyikan apapun darinya.
Joohyun menarik lengan Kyuhyun lembut. Mendudukan Kyuhyun di sofa.
“Mari kita bicarakan ini baik-baik. Selesaikan semuanya ..” Joohyun berujar lembut.
Namun, hanya keheningan yang tercipta dari kedua insan yang sebenarnya masih saling mencintai itu.
Akhirnya Joohyun memecah kebisuan.
“Bolehkah aku bertanya?”
Kyuhyun mendongak sekilas, kemudian menunduk kembali, dan berkata, “Silahkan ..”
“Kenapa dulu sikapmu tiba-tiba berubah padaku? Apa aku melakukan sesuatu yang tidak menyenangkanmu?” Joohyun berkata sedih. Ia selalu sedih tatkala mengingat masa-masa dimana Kyuhyun tidak memedulikannya.
“Kau berbohong padaku ..”
Joohyun terhenyak kaget namun memilih tidak menanggapi ucapan Kyuhyun. Membiarkan Kyuhyun melanjutkan ucapannya.
“Kau sering bertemu dan pergi dengan namja lain tapi kau mengatakan padaku bahwa kau ada urusan pekerjaan ..” Bibir Kyuhyun mengerucut lucu setelah ia mengaku pada Joohyun.
“Kau-“
“Tidak usah mengelak, Hyun. Mau kusebutkan satu-satu nama pria itu?” Sekarang Kyuhyun yang galak terhadap Joohyun. “Ada Jonghyun, Yunho, Kyungsoo, bahkan sepupuku sendiri -”
“Sepupumu?”
“Changmin.”
“Oh, jadi Changmin itu sepupumu?” Joohyun malah bertanya polos.
“Benar, Hyun. Hatiku tambah sakit melihat kau berdansa dengan Changmin di pesta Donghae dan Sooyeon ..” Kyuhyun menatap Joohyun intens “ Kau berselingkuh dengan sepupuku sendiri dibelakangku!”
“Astaga!” Joohyun berujar kaget sekaligus marah.
Bagaimana tidak? Seenaknya saja Kyuhyun menuduhnya, bahkan tanpa tahu masalah yang sebenarnya.
Joohyun kemudian mengatur napasnya perlahan, mencoba meredam emosinya.
“Cho Kyuhyun yang bodoh, sekarang kau harus mendengarkan penjelasanku tanpa pertanyaan. Kau hanya perlu mendengar, tidak perlu berbicara, arrasso?”
“Tapi-“
Seakan tidak mendengar Kyuhyun, Joohyun menegaskan ucapannya lagi.
“Arrasso?”
“Arrasso ..” Kyuhyun menurut.
“Pertama. Aku sebenarnya tidak berniat untuk membohongimu. Kau tahu kan kau sendiri seperti apa?”
Kyuhyun menatap Joohyun penuh tanya.
“Kalau aku jujur padamu jika aku sedang bertemu dan pergi dengan namja-namja yang kausebutkan tadi, maka kau pasti langsung meledak seperti tong bensin yang disulut api. Jadi aku lebih baik diam saja. Tapi ternyata diam juga salah. Kau mengira aku memang sengaja mebohongimu ..”
“Kedua. Aku bertemu dengan Jonghyun, Yunho dan Kyungsoo, itu memang murni urusan pekerjaan. Tidak ada hubungan APAPUN diluar pekerjaan. Tapi kalau Changmin-“
“Changmin apa?!” Kyuhyun tidak mampu menahan mulutnya untuk menyela Joohyun.
Joohyun mendelik.
“Baik, baik. Lanjutkan ..”
“Changmin adalah salah satu sahabatku. Aku sering bertemu dengannya, karena dia ingin bercerita kepadaku tentang masalahnya ..”
Kyuhyun kembali menatap Joohyun dengan pandangan penuh tanya, seolah bertanya ‘Masalah apa?’
“Changmin – sepupumu – mencintai Jung Sooyeon. Yang tidak lain adalah istri teman kita, Lee Donghae.”
Kyuhyun terkesiap kaget.
“Dia berkata bahwa selama ini Sooyeon adalah yang terpenting dalam hidupnya, tetapi malah Sooyeon memilih untuk menikah dengan Donghae ..”
“Lalu saat di pesta Donghae dan Sooyeon, kenapa kau bisa dengan Changmin?” Kyuhyun memberanikan diri bertanya kepada Joohyun.
“Changmin mengajakku ..”
Kyuhyun mendelik.
“Oh, sebagai teman tentunya ..” Joohyun menambahi, setelah melihat reaksi Kyuhyun.
“Lalu?”
“Ya, seperti itulah. Changmin mengajakku sebagai teman, dan berdansa denganku juga sebagai teman. Changmin membutuhkan dukungan moril untuk menghadapi hal pahit di depan mata.” Joohyun menegaskan ucapannya.
“Berarti aku hanya salah paham?” Kyuhyun bertanya bodoh.
“Tentu saja. Bukankah kebiasaanmu daridulu selalu berpikiran negatif sebelum tahu yang sebenarnya?” Joohyun menjawab dengan senewen.
“Lalu yang ketiga. Aku tidak pernah tahu kalau Changmin adalah sepupumu. Kau hanya mengenalkanku kepada Ahra eonnie, Abeonim dan Eommonim. Bukankah itu juga karena kebodohanmu sendiri, tidak mau mengenalkanku pada anggota keluargamu yang lain, Kyuhyun?” Joohyun menambahkan.
“Oke, baiklah. Sekarang aku yang bertanya kepadamu ..”
“Apa?” Joohyun masih berkata galak.
“Kenapa kau juga bisa menuduhku berselingkuh dengan Sooyoung?”
“Yah, memang karena kau dulu lebih dekat dengannya. Bahkan dulu kau sampai rela membatalkan janji kita demi Sooyoung. Memangnya aku tidak tahu, huh?”
“Aigooo, jadi selama ini kau juga cemburu, Hyun-ah?” Kyuhyun menggoda Joohyun.
“Jangan berani-berani menggodaku!”
“Sekarang gantian, kau yang mendengarkanku. Dengarkan aku baik-baik, malaikatku ..”
Joohyun mendelik sebal.
“Aku juga tidak ada hubungan apapun dengan Sooyoung ..” Kyuhyun menatap Joohyun mesra “Dia menemuiku, karena dia tertarik kepada temanku, Ryeowook. Kau tahu kan Kim Ryeowook?”
Joohyun mengangguk pelan.
“Yah, sebagai teman yang baik, aku juga sebisa mungkin menolong mereka. Karena sepertinya Ryeowook juga tertarik dengan Sooyoung.”
“Lalu, waktu kau pergi berdua ke kedai teh langganan kita?”
“Pergi berdua ke kedai teh?” Kyuhyun mencoba mengingat-ingatnya “Ah itu! Itu karena Sooyoung ingin mentraktirku sebagai ucapan terimakasihnya karena Sooyoung dan Ryeowook resmi berpacaran!” Kyuhyun menjawab dengan antusias.
“Jadi, aku juga hanya salah paham?”
“Tentu saja, sayang ..”
“Mianhae ..”
Kyuhyun menarik Joohyun untuk duduk lebih dekat dengannya. Kyuhyun harus jujur kepada Joohyun kalau Kyuhyun masih membutuhkannya, menginginkannya, menyayanginya, dan mencintainya.
“Jadi .. bisakah kau percayakan hatimu kembali kepadaku?” Kyuhyun berkata lembut.
Ucapan Kyuhyun barusan ini memang sudah diperkirakan Joohyun sebelumnya, namun tetap saja, Joohyun kaget dengan ucapan Kyuhyun ini.
Karena Kyuhyun bisa melihat keraguan terpancar dari wajah Joohyun, Kyuhyun berusaha meyakinkan Joohyun.
“Aku berjanji, akan melakukan yang terbaik untukmu, juga jagoan kecil kita, Baekhyunnie. Jika aku melakukan kesalahan lagi, aku bersedia dihukum apapun olehmu. Tapi, jebal, jangan pernah terbersit dipikiranmu untuk meninggalkanku, sayang ..”
“Kyu-“
“Karena dengan bodohnya aku baru menyadari, kau sudah masuk terlalu dalam kedalam kehidupanku ..”
Tiba-tiba, Kyuhyun menyanyi lagu mereka berdua. You’re Still The One.
“You’re the still one I run to ..
The one that I belong to ..
You’re still the one I want for life ..
You’re still the one that I love ..
The only one I dream of ..
You’re still the one I kiss goodnight ..”
Joohyun menatap Kyuhyun dengan pandangan sendu. Sementara Kyuhyun kembali menatap mesra Joohyun.
“Jadi bagaimana?”
“Sudah jelas kan?” Joohyun tersenyum manis.
“Jelas bagaimana?”
“Aigoo, bodohmu belum sembuh rupanya ..” Joohyun memanyunkan bibirnya.
“Kau menerimaku?”
Joohyun mengangguk kepada Kyuhyun.
“Finally ..” Kyuhyun kemudian memeluk Joohyun erat.
Joohyun memang pernah berpisah dengan Kyuhyun. Mencoba bertahan untuk hidup tanpanya. Namun daridulu yang ia yakini, selalu ada rencana besar dibalik semua ini. Jadi ia hanya perlu menunggu dan bersabar hingga waktunya tiba.
Dan .. kesabarannya membuahkan hasil.
***
Joohyun tengah mengelus-elus kepala Baekhyun yang tertidur lelap. Sementara Kyuhyun masih asik menikmati momen bahagia ini dengan memeluk Joohyun dari belakang.
Tiba-tiba, terlintas ide gila di benak Kyuhyun, dan Kyuhyun pun melepaskan pelukannya.
“Chagi, ayo kita kegereja ..” Kyuhyun mengajak Joohyun.
“Untuk apa? Ini masih hari Rabu, Kyu ..”
“Menikah.”
Joohyun membeku seketika, kaget. Tanpa menunggu jawaban Joohyun Kyuhyun segera menarik tangan Joohyun dan membawanya ke gereja.
***
EPILOG.
“Ssssstt .. kalian ini jangan mendesis terus, aku jadi tidak bisa mendengar suaranya!” Tuan Seo berkata kepada orang-orang yang tengah menguping pembicaraan Joohyun dan Kyuhyun.
“Suara apa, abeonim?” Tiba-tiba Siwon bergabung dengan kerumunan yang ada di depan pintu kamar Joohyun.
Semuanya tersentak kaget dan menoleh kebelakang.
“Hya! Kau mengagetkan saja!” Miyoung mendesis kepada suaminya.
“Eomma, Appa, aku lapar ..” Kali ini Jongin yang merengek.
“DI-AM.” Kali ini Yuri dan Jongwoon menyahuti bersamaan.
Jongin memberengutkan wajahnya kemudian kembali asik dengan mainannya.
“Mereka sedang membicarakan apa sih, yeobo? Kenapa tidak terdengar suara sedikitpun?”
“Jangan-jangan ..” Jongwoon mulai berpikiran aneh-aneh.
.
.
.
Tiba-tiba pintu dibuka begitu saja oleh Kyuhyun. Seketika kerumunan orang itu ambruk dan saling menubruk satu sama lain.
“Mwo? Apa yang kalian lakukan?” Kyuhyun bertanya kepada mereka semua yang terjatuh.
“Kalian mengintip kami ya?” selidik Joohyun.
Semuanya menyerukan pembelaannya masing-masing. Namun Joohyun dan Kyuhyun malah mengeluarkan smirk-nya.
“Kalian semua ikut kami!” Kyuhyun berucap tegas.
“Mwo? Kemana?” Siwon bertanya bingung.
“Ke gereja.” Joohyun menjawab dengan santainya.
“Untuk-“
“Sudah, ikuti saja.” Joohyun menyela ucapan Jongwoon.
“Kalian semua ..” Kyuhyun menunjuk semua orang disana. “Naik mobil Jongwoon hyung, Siwon hyung, atau Abeonim. Sementara aku dan Joohyun naik mobilku sendiri, arrasso?”
Kyuhyun langsung berbalik dengan menggandeng Joohyun yang tengah menggendong Baekhyun.
Sementara semua orang yang mengintip tadi, masih terdiam dengan pikiran masing-masing.
“Apakah mereka akan .. menikah?” Miyoung bertanya kepada semua orang yang ada disitu.
***
Kyuhyun melajukan mobilnya perlahan. Menikmati musim dingin yang hampir berakhir dengan kedua orang yang paling dicintainya.
Kyuhyun menoleh kearah Joohyun.
“Chagi ..”
“Ya?”
“Without you, I’ll be nothing.”
Joohyun tersenyum bahagia. Kyuhyun juga membalas senyuman Joohyun.
.
.
.
Sementara mobil bergerak menjauh, Joohyun juga menerawang jauh.
Semoga ia bisa menghadapi suka dan duka bersama.
Ya.
Bersama Kyuhyun, Baekhyun, dan adik-adik Baekhyun nanti.
.. THE END ..
Nah ini sudah chapter ending ya ^^
Fanfiction selanjutnya yang akan saya publish adalah ini
Terimakasih buat readers yang selalu setia komen fanfic abstrak saya ini. Terimakasih juga buat yang udah mau baca tapi nggak mau komen :b
Yang penting kalian senang, aku juga senang =))
Karena ini chapter ending, di komen dong. Silent readers juga tobat dong, please banget. Jangan sampai fanfic-ku yang lain aku protect karena udah sebel sama silent readers, hehehe :b
