JUDUL : When I am Without You
AUTHOR : Maria Novena
MAIN CAST : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun
OTHER CAST : Yesung (Kim Jongwoon), Tiffany Hwang (Hwang Miyoung), Choi Siwon, Choi Sooyoung, Sunny (Lee Sunkyu)
GENRE : Romance, Sad
RATING : PG – 15
LENGTH : Chapter
DISCLAIMER : Saya cuma pinjem cast disini ^^
Annyeong ^^
Aku kembali lagi dengan lanjutan ‘When I am Without You’ Chapter 2 ^^
Mianhae kalau chapter 2 ini nggak sesuai sama harapan readers semua. Aku cuma bermaksud bikin alurnya lebih menarik aja, tapi mian kalo malah jadi jelek. Soalnya kadang-kadang aku hilang fokus juga ^^v
Oh ya aku sempet sedih juga karena banyak siders. Yang baca fanfic ini banyak tapi yang berbaik hati komen sedikit L
I’m sorry if typos are wherever, quickly plot, and freaky plot.
THIS FANFICTION IS THE PROPERTY OF MARIA. DON’T BE A PLAGIATOR.
HAPPY READ ^^
Kyuhyun masih terpaku di tempatnya. Hati kecilnya merasa tidak rela hubungannya selama dua tahun ini harus berakhir sia-sia. Namun pikirannya berkata bahwa ‘bukankah kau sudah muak dengan kebohongannya, Kyu?’. Tapi benarkah itu yang diinginkannya? Kemana janji manisnya yang pernah ia umbar kepada Seo Joohyun?
Dia salah membiarkan gadis baik hati seperti Seo Joohyun pergi dari hidupnya.
***
Tidak ada air mata yang keluar dari mata indahnya. Yang ada hanya tatapan hampa dan kosong. Sesuatu yang dulu ia pertahankan mati-matian, kini harus berakhir pedih.
Ia hanya menghubungi Jongwoon dan Miyoung. Teman bicaralah yang dibutuhkannya, menopang dirinya yang mungkin sudah tidak sanggup lagi berdiri.
…
“Ada apa Hyun-ah?” Miyoung yang memulai percakapan.
“Kami … berakhir.” Joohyun mengucapkannya dengan lesu.
Jongwoon duduk tegak secara tiba-tiba.
Dan, Joohyun pun menceritakan semuanya dari awal hingga akhir. Tidak ada yang ditutup-tutupinya, toh kedua orang ini adalah sahabat baiknya.
“Jadi .. kau memilih menyerah, Joo?”
Joohyun hanya mengangguk lesu. Miyoung menatap sahabatnya prihatin.
Tidak ada yang berbicara dalam beberapa menit. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Tapi sepertinya, lamunan Jongwoon dan Miyoung harus terganggu dengan tingkah Joohyun yang seperti menahan sesuatu.
“Hmmmmpphh ..”
“Hmmmmmpphhh ..”
Miyoung yang sadar Joohyun sedang menahan apa reflek mengambil kantong plastik yang ada di dekatnya, memberikannya pada Joohyun.
Jongwoon terlihat amat khawatir sedangkan Miyoung sedang memijit-mijit tengkuk Joohyun.
“Kau ini kenapa, Joo?”
“Kita kerumah sakit, ne?” kali ini saran Miyoung.
Joohyun menggeleng.
“Tidak ada penolakan!” Jongwoon langsung menggendong Joohyun ke mobilnya. Miyoung mengikutinya dari belakang.
***
“Chukkae. Saudari anda tengah mengandung janin berusia tiga bulan ..”
Jongwoon berdiri tiba-tiba. Membuat Dokter Park dan Miyoung melonjak kaget.
Terdengar suara isakan tertahan dibalik bilik periksa.
Joohyun menangis. Lagi.
***
“Siapa pria itu, Joo?” suara Jongwoon lebih terdengar seperti geraman.
“Siapa lagi?” Joohyun menyadarkan kepalanya di meja taman, memandang kosong daun-daun yang menari-nari tertiup angin.
Mata Jongwoon berkilat marah. Joohyun tampak kosong, sedangkan Miyoung, lagi-lagi ia tidak tahu harus berbuat apa.
Jongwoon hanya terus mengucapkan sumpah serapahnya, berkali-kali mengatakan ..
“Pabo ..”
“Sudah kuduga dari awal ..”
“Seharusnya aku mencegahmu dari dulu, Joo ..”
Namun Joohyun dan Miyoung sama sekali tidak berniat meladeni atau membalas omelan Jongwoon. Hanya menambah rumit masalah.
“Kau .. berniat memberitahunya tidak, Hyun-ah?”
Miyoung memberikan Joohyun pertanyaan yang sekiranya mungkin bahkan harus dijawabnya.
“Tidak. Tidak sama sekali.”
“KAU GILA?” Jongwoon lagi-lagi berujar marah.
“Aku memang sudah gila, Oppa ..”
“Kau berniat mengasuh bayi ini tanpa seorang suami?” Jongwoon menggeram, berusaha menahan emosinya yang sudah hampir menyeruak keluar.
Joohyun mulai beringsut menegakkan duduknya. Menengadah menatap Jongwoon dengan tatapan lelah.
“Sebaiknya begitu ..” Joohyun menghentikan ucapannya sebentar. “Bukankah kemarin kau berapi-api menyuruhku untuk menjauhi Kyuhyun? Sekarang kulakukan perintahmu, tiba-tiba kau secara tersirat malah menyuruhku untuk kembali padanya. Berhentilah terus memarahiku, mengatur hidupku, Oppa. Maaf, aku tidak bermaksud lancang, aku menghargai semua perhatianmu. Hanya saja aku sudah terlalu dewasa untuk kau atur. Aku sudah lelah, Oppa. Sangat lelah. Biarkan aku berpikir sendiri ..”
Ekspresi Jongwoon melunak. Ia menatap sehabatnya sedih. Mengapa harus selalu, Seo Joohyun?
“Kemarilah, Joo. Aku ingin memelukmu. Bolehkan?”
Joohyun tersedu keras sekali. Menghambur ke pelukan Jongwoon, menenggelamkan kepalanya di dada Jongwoon, menangis, menumpahkan segala emosinya yang membuncah. Miyoung ikut memeluk kedua sahabatnya itu, ikut menangis pula. Mereka berdua larut dalam kesedihan Joohyun.
Sahabat. Sahabat.
***
Kyuhyun berdecak kesal. Berulang kali ia harus bolak-balik ke apartemen mewahnya. Ada saja hal konyolnya yang terjadi.
Dua menit setelah ia berada di dalam lift ia tersadar, ponselnya tertinggal.
Lima menit setelah berada di basement, hendak membuka pintu mobilnya, materi meeting hari ini masih teronggok rapi di meja kerja apartemennya.
Semenit setelah ia duduk di kursi pengemudi dan memakai safety belt-nya, ia lupa mengenakkan jam tangan pemberian Joohyun.
Tujuh menit setelah ia mulai melajukan mobilnya, dompet beserta ATM dan credit card-nya masih di atas nakas kamarnya.
Dan sekarang, dengan jengkel, ia harus kembali ke apartemennya. Karena lima menit setelah sampai di kantor dan bertemu Lee Sunkyu, Sunkyu mengatakan hal yang membuatnya merasa sangat bodoh hari ini.
“Selamat pagi, Nona Lee.”
“Selamat pagi, sajangnim ..” Sunkyu membungkukkan badannya 90 derajat, namun saat membungkukkan badannya, ia terbelalak kaget melihat alas kaki Kyuhyun.
“Eh ..” Sunkyu berujar bingung saat Kyuhyun hendak masuk ke kantornya.
“Ada apa, Nona Lee?”
“A-anu sajangnim, i-itu ..”
“Apa?”
“I-itu sajangnim ..”
“Apa sih?” Kyuhyun mulai gusar.
“A-apakah Anda ingin meeting menggunakkan s-sandal rumah?” Sunkyu mengakhiri penuturannya dengan lemah.
“APA?”
Kyuhyun menengok kebawah.
Bingo!
Ia masih memakai sandal putih rumahnya.
***
Kyuhyun telah sampai di depan pintu apartemennya. Mulai membuka password apartemennya.
“dua delapan nol enam sembilan satu ..”
Pintu apartemen itu terbuka.
Ia bergegas mencari sepatu pantofelnya. Saat sedang memakai sepatunya, sekelebat bayangan kejadian pagi ini muncul dipikirannya. Kejadian-kejadian konyolnya.
Sebenarnya ada apa dengannya?
Mengapa tiba-tiba pikirannya blank dan melupakan hal-hal penting?
Apakah ini ada hubungannya dengan perginya Seo Joohyun dari hidupnya?
***
Empat bulan berlalu tanpa ada hal yang berarti bagi Joohyun.
Oh, tak terkecuali reaksi tak terduga kedua orangtuanya saat tahu putri tunggalnya hamil diluar nikah, pernyataan dokter bahwa kemungkinan anak yang tengah dikandungnya berjenis kelamin namja, dan melihat Cho Kyuhyun tengah bersama Choi Sooyoung di kedai teh langganannya, sehingga menyebabkan Joohyun tidak jadi mengunjungi kedai teh itu.
*FLASHBACK*
Bulan keempat kandungannya, ia baru bisa jujur pada kedua orangtuanya bahwa ia hamil. Diluar nikah pula. Dihamili oleh namja yang kini berstatus mantan namjachingunya, Cho Kyuhyun.
“Jeongmal jeongmal jeongmal mianhamnida Eomma, Appa ..” Joohyun memeluk kaki kedua orang tuanya, mencium kaki mereka satu persatu. Ia merasa gagal menjadi anak yang baik.
Selama sesaat orangtuanya membeku, diam tak berkutik.
Namun, gerakan tubuh Tuan Seo-lah yang membuat Joohyun sedikit meredakan tangisnya. Ia menuntun bangun putri kesayangannya, mendudukkannya di sofa, menatap lembut putrinya.
“Bangun nak. Tegakkan tubuhmu ..”
Joohyun bangun dan duduk.
“Sudahlah, tidak ada yang perlu disesali. Tidak ada gunanya ..”
Joohyun menatap Ayahnya bingung.
“Rawatlah bayimu baik-baik, nak. Besarkan dia. Didiklah dia agar menjadi anak yang baik ..”
Joohyun tidak menyangka Ayahnya tidak marah akan semua ini.
“Urusan kau mau memberitahu Kyuhyun atau tidak, itu urusanmu. Kau sudah cukup dewasa untuk menentukkan yang terbaik ..”
Tuan Seo menepuk kedua pundak Joohyun, menghapus air matanya, dan memeluknya.
“Jeongmal gamsahamnida, Appa ..”
“Eomma ..” ia menambahkan saat melihat Ibunya memberikan tatapan keibuan kepadanya.
Setelah sekian lama ia hidup di dunia, dengan bodohnya, ia baru menyadari. Ia sangat beruntung memiliki orangtua yang teramat sangat mengerti dirinya. Orangtuanya tahu, yang dibutuhkannya saat ini bukan makian, cacian, atau teriakan marah.
Melainkan kelembutan dan kasih sayang.
Joohyun merasa menjadi orang paling beruntung di dunia ini.
***
Di bulan kelima, ia mulai memeriksakan kandungannya. Ditemani ketiga ibu-ibu berisik yang ribut mengenai kehamilannya.
Ya, mereka. Ibunya, Miyoung eonnie, dan Yuri eonnie. Sekarang mereka seperti guardian angel bagi Joohyun. Selalu menopangnya, melindunginya.
“Hei! Kalian meragukan reputasiku sebagai ibu teladan, hm? Aku lebih tua dari kalian, anak muda!” ibunya berseru keras sekali, berdebat dengan Miyoung dan Yuri mengenai susu yang baik untuk ibu hamil.
“Tapi, yang ini jauh lebih modern, eommonim ..” Yuri menanggapi seruan ibu Joohyun.
“Betul, apalagi susu bermerk Healthy Mom, eommonim. Baik sekali untuk Joohyun, aku sering mengonsumsinya dulu. Dan lihatlah, Minho tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar kan?” Miyoung menambahi.
“Hyaaa, bukan susu itu, Miyoung-ah. Lebih bagus susu bermerk Baby and Me. Jongin juga tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar ..”
Mereka terus memperdebatkan hal-hal kecil. Sungguh, Joohyun tidak merasa jenuh. Dia bahkan sangat beruntung masih banyak orang yang peduli padanya.
“Kalian mau disini untuk terus berdebat atau ikut masuk denganku?” Joohyun bertanya lembut.
“TENTU SAJA IKUT!” Mereka menyahuti bersamaan. Joohyun tak menyangka, suara ketiganya begitu menggelegar. Membuat beberapa orang yang disekitar mereka terlonjak kaget.
…
“Nona Seo, sepertinya delapanpuluh persen saya yakin bahwa janin yang dikandung anda adalah seorang namja ..”
“Hwaaa, Chukkae!” Miyoung dan Yuri berseru bersamaan, sementara Ibunya menatap Joohyun terharu.
“Jongin dan Minho akan mempunyai teman bermain bola!” Yuri berkata antusias sekali.
Joohyun menitikkan air matanya. Air mata bahagia.
“Tuhan, terimakasih.” Ia berkata dalam hatinya.
***
Di bulan keenam kandungannya, ia harus melihat hal pahit di depan mata.
Sambil berdendang ria membawa buah-buahan dan beberapa belanjaan lainnya, Joohyun memilih untuk mampir di kedai teh langganannya. Sepertinya menyesap teh akan membuat mood-nya semakin baik.
Namun tidak.
Ia melihat dua orang yang paling tidak ingin ditemuinya saat ini berjalan menuju kedai teh langganannya, keduanya tampak bahagia.
Jika saja Kyuhyun mengalihkan pandangannya sedikit ke depan, maka ia akan melihat Joohyun dengan perut sedikit buncit tengah membelalakkan matanya.
Joohyun gelagapan. Ia harus segera bersembunyi. Tapi dimana?
Dengan cepat ia melirik ke kanan dan kiri, mencari tempat bersembunyi. Ia melihat seorang ahjussi gemuk penjual makanan. Joohyun bersembunyi di balik tubuh ahjussi itu.
“Hyaaa! Kau ini kenapa ahgassi?”
“Mianhamnida, ahjussi. Aku pinjam tubuhmu untuk bersembunyi. Sebentar saja.”
Ahjussi gemuk itu tidak menjawab, ia mengikuti arah pandangan Joohyun. Memicingkan mata melihat Kyuhyun dan Sooyoung.
“Ahgassi, apa dia suamimu?”
“Nde?”
Joohyun tersentak kaget atas penuturan ahjussi itu.
“Dasar lelaki kurangajar! Istrinya tengah hamil begini, tapi bisa-bisanya ia malah bermesraan dengan yeoja lain!” Ahjussi gemuk itu berkata penuh amarah.
Setelah Kyuhyun dan Sooyoung masuk ke kedai teh langganan Joohyun, Joohyun pun beringsut dari belakang tubuh ahjussi itu. Berkali-kali mengucapkan terimakasih. Ahjussi gemuk itu malah menatap Joohyun sendu, bahkan memberinya banyak makanan.
“Untuk anakmu, ahgassi. Untukmu juga. Kau harus kuat ..”
Joohyun menerima pemberian ahjussi gemuk itu, tersenyum lembut kepadanya.
“Jeongmal gamsahamnida, ahjussi ..”
Joohyun kemudian berjalan pelan menuju depan butik dimana Yuri eonnie pernah bekerja. Mengambil ponsel di saku cardigannya, berniat menghubungi seseorang.
“Yeobseyo, eonnie-ya?”
“Ne, ada apa Hyun-ah?”
“Mianhaeyo eonnie, tapi bisakah kita mengunjungi kedai teh itu lain kali saja? Tiba-tiba moodku berubah ..”
“Ah, baiklah, Hyun-ah. Aku mengerti mood ibu hamil. Tenang saja. Lalu aku harus menjemputmu dimana?”
“Di depan Fashionista, tempat Yuri eonnie pernah bekerja dulu ..”
“Baiklah. Wait a minute ..”
KLIK.
*FLASHBACK END*
Sekarang usia kehamilan Joohyun sudah memasuki bulan ketujuh. Perutnya tampak semakin membuncit. Ia mengelus perut buncitnya perlahan.
Hari ini ia tengah berkumpul dengan sahabat-sahabatnya ditambah Minho dan Jongin. Hari ini adalah hari ulang tahun Minho yang kedua. Siwon dan Miyoung mengadakan perayaan kecil ulangtahun Minho di sebuah kafe.
Ia melihat keempat sahabatnya. Mereka berpasang-pasangan. Miyoung dengan Siwon, sedangkan Jongwoon dengan Yuri. Keluarga bahagia. Ditambah adanya Minho yang memenuhi hari-hari Siwon dan Miyoung, dan Jongin yang memenuhi hari-hari Jongwoon dan Yuri.
Seandainya, Cho Kyuhyun ada disini. Duduk disampingnya. Ikut bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya. Memberinya perhatian. Mengelus perut buncitnya.
Ah, seandainya.
“Kau ini berpikir apa sih?” batin Joohyun dalam hati.
Ia menggeleng perlahan, mencoba masuk kembali ke obrolan sahabat-sahabatnya.
***
“Aku pulang bersama Miyoung eonnie dan Siwon oppa saja, Oppa. Lagipula aku ingin belanja sebentar untuk keperluanku. Kau juga mau mengantar eommonim dan abeoji ke Perancis, kan?” Joohyun berkata kepada Jongwoon saat Jongwoon menawarinya tumpangan pulang.
“Ah, baiklah kalau begitu.” Jongwoon, Yuri, dan Jongin segera berpamitan pulang.
Joohyun menoleh kepada Siwon.
“Oppa, kau tidak keberatan mengantarku sebentar ke supermarket?”
“Sama sekali tidak, Hyun-ah. Miyoungie juga ingin membeli sesuatu.”
“Gomawoyo, Oppa, Eonnie ..”
Sebenarnya Joohyun tidak mau merepotkan orang-orang terdekatnya dengan mengantarnya pergi kemanapun. Hanya saja kedua orangtuanya, ditambah sahabat-sahabatnya menolak dengan tegas jika Joohyun menyetir mobilnya sendiri ataupun naik transportasi umum. Apalagi kandungannya mulai membesar. Mereka memilih merepotkan diri mereka sendiri demi keselamatan Joohyun dan bayinya.
Kadang Ayah Joohyun yang mengantarnya. Tetapi jika Tuan Seo berhalangan, ia pasti meminta bantuan Jongwoon atau Miyoung. Keduanya dengan senang hati menolong Joohyun.
Joohyun kini masuk di sebuah supermarket diikuti Siwon dan Miyoung yang sedang menggendong Minho yang tertidur.
Joohyun membeli beberapa kotak susu untuk ibu hamil dengan merk yang disarankan Miyoung. Ia juga membeli beberapa barang lainnya.
“Kau sudah selesai belanja belum, Hyun-ah?” Miyoung bertanya.
Joohyun menoleh.
“Ah, maaf eonnie, tapi sepertinya aku tertarik dengan barang-barang itu ..” Joohyun menunjuk stan yang menawarkan produk untuk bayi.
“Kau duluanlah saja, eonnie. Aku segera menyusulmu ..”
“Baiklah ..” Miyoung menuju ke meja kasir.
…
“Miyoung-ah?”
“Nde?”
Miyoung menoleh kearah suara yang memanggilnya. Tubuhnya tersentak hebat sekali sampai hampir jatuh. Untungnya Siwon membantunya, mengingat Miyoung sedang menggendong Minho.
“Chagi, kau ini kena .. oh annyeong, Kyuhyun-ah ..”
Sekarang Siwon mengerti kenapa istrinya sampai tersentak kaget.
“Annyeong, Siwon hyung. Kalian sedang berbelanja?” Kyuhyun mencoba berbasa-basi.
“Ah nde ..” Miyoung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Err, Oppa, sepertinya ada beberapa barang yang lupa kubeli. Kau tunggu disini sebentar ya ..” Miyoung sedikit bergegas menjauh dari Kyuhyun. Bahkan ia sampai tidak sempat menyerahkan Minho pada Siwon.
“Oh, baiklah ..” Siwon mengerti maksud istrinya.
Miyoung mencari-cari Joohyun di stand produk bayi tadi. Namun tidak menemukannya. Miyoung memutar pandangannya kesana kemari, berusaha mencari Joohyun. Ia tahu, Joohyun tidak akan siap bila bertemu Kyuhyun saat ini. Maka Miyoung harus menyembunyikannya sebentar.
Itu dia. Joohyun sedang berjalan menuju kasir.
Miyoung berlari secepat ia bisa. Larinya sangat cepat untuk ukuran wanita sepertinya ditambah sedang menggendong anaknya yang tertidur.
“Hyun-ah ..” Miyoung berhasil menggapai lengan Joohyun.
“Eonnie?” Joohyun berbalik, mengerutkan dahinya bingung. Wajah Miyoung banjir peluh.
“Kau .. harus .. bersembunyi ..” Miyoung mengucapkannya dengan tersengal.
“Memangnya ada apa?”
“Ada .. Cho Kyuhyun ..”
Joohyun tidak sanggup menanggapi Miyoung. Miyoung langsung menarik tangan Joohyun, mengajaknya berlari, dan berhenti di rak makanan ringan.
“Kau tunggu disini. Taruh belanjaanmu disini. Aku akan membawamu keluar. Tapi sekarang kau disini dulu, bersembunyi. Aku akan mengintip keadaan, arrasso?” Miyoung berkata cepat sekali. Untung Joohyun memahaminya dan langsung mengangguk. Menuruti perintah Miyoung.
Miyoung memajukan kakinya beberapa langkah, menengok meja kasir. Belanjaan Miyoung yang banyak tadi masih dihitung oleh kasir disana, tentu saja Kyuhyun masih menunggu giliran. Mengingat hanya ada satu kasir yang buka di supermarket ini.
Sayangnya posisi Kyuhyun saat ini tidak membelakangi Miyoung, namun menyamping. Jika Miyoung menyelundupkan Joohyun, tentu saja Kyuhyun akan tahu.
Ia memutar otak.
Untung saja saat itu Siwon mengetahui keberadaannya, sedangkan Kyuhyun tidak.
Dengan gerakan tubuhnya yang cepat, Miyoung menyuruh Siwon agar mengalihkan perhatian Kyuhyun.
Siwon langsung mengerti.
“Eh, Kyuhyun-ah, sepertinya kau lebih kurus ya?” Siwon berkata dengan gugup. “Lihat, sebaiknya kau minum susu itu saja. Bisa menambah berat badan ..”
Kyuhyun akhirnya menoleh dan membelakangi Miyoung mengikuti arah telunjuk Siwon. Sedangkan Miyoung secepat mungkin membawa Joohyun masuk ke mobilnya.
“Maksudmu susu itu, hyung?”
“Ah ya. Betul itu ..”
“Itu susu untuk balita, hyung ..”
“Benarkah?” Siwon menyadari kebodohannya.
“Ah maksudnya yang yang itu .. ah mana ya? Tadi sepertinya ada ..”
…
“Terimakasih, eonnie-ya. Kau bisa menitipkan Minho bersamaku ..”
“Dia akan curiga jika aku kembali tanpa membawa Minho ..”
“Ah baiklah ..”
“Ya sudah. Aku harus segera kembali ..”
Kembali dengan gerakan cepat, Miyoung masuk ke supermarket itu. Untung Siwon masih bisa mengalihkan perhatian Kyuhyun.
Miyoung segera mengambil belanjaan Joohyun dan membawanya ke meja kasir.
“Kau sudah selesai, Miyoung-ah?”
“Ah nde ..”
Setelah Siwon membayar semua belanjaannya, ia keluar dari supermarket itu. Diikuti Miyoung dan Kyuhyun. Kyuhyun hanya membeli beberapa batang coklat dan sekaleng minuman dingin.
“Sampai bertemu kembali, Kyuhyun. Annyeong ..” Miyoung berkata dari dalam mobilnya.
“Annyeong ..” Kyuhyun membungkuk. Namun, saat membungkuk, Kyuhyun mencium samar-samar bau parfum vanilla. Parfum yang dirindukannya ..
Tapi Kyuhyun segera menepis pikirannya. Melambaikan tangannya pada pasangan Miyoung-Siwon. Tetapi tanpa disadarinya, Joohyun tengah berbaring di jok belakang mobil Siwon. Menyembunyikan diri.
Setelah dikiranya cukup jauh, Joohyun beringsut duduk yang berkata lirih ..
“Jeongmal gomawoyo, Oppa, Eonnie ..”
“Cheonma Hyun-ah ..”
***
Bau parfum Joohyun masih menganggu pikirannya pagi ini. Ia bergerak gusar. Jam masih menunjukkan jam tiga pagi namun ia terbangun karena wajah Joohyun masuk ke dalam mimpinya.
Ia rindu Seo Joohyun. Sangat rindu.
Dengan ragu, ia mencoba mengirim pesan kepada Joohyun.
To : My Joohyunnie
Message :
Annyeong, Hyunnie. Apa kabarmu? Semoga kau selalu dalam keadaan baik^^
SENT.
Di tempat lain.
Beep beep!
“Hyaaa, siapa orang gila yang mengirim pesan sepagi ini?” Joohyun bergumam tak jelas.
Joohyun membuka pesannya.
From : Lovely Kyu
Message :
Annyeong, Hyunnie. Apa kabarmu? Semoga kau selalu dalam keadaan baik^^
Joohyun kaget setengah mati mengetahui siapa yang mengirimkan pesan kepadanya sepagi ini.
Cho Kyuhyun!
Ia bingung sekarang. Balas, tidak, balas, tidak, balas, tidak.
“Baiklah, jika ada kucing yang mengeong sekarang, maka aku akan membalas pesannya ..” Joohyun berkata kepada dirinya sendiri.
Seketika itu juga suara raungan kucing terdengar.
Tuhan memang menghendakinya membalas pesan Kyuhyun.
Dengan sedikit helaan napas, ia mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu disana.
To : Lovely Kyu
Message :
Annyeong,Kyu. Aku baik, terimakasih. Semoga kau juga selalu baik.
SENT
Ia meletakkan kembali ponselnya di atas nakas dan mencoba tidur.
Di apartemen Kyuhyun.
Beep beep!
Kyuhyun membuka pesan di ponselnya. Ia melonjak saking gembiranya.
Joohyun membalas pesannya!
From : My Joohyunnie
Message :
Annyeong,Kyu. Aku baik, terimakasih. Semoga kau juga selalu baik.
Sepertinya, Kyuhyun bisa tidur nyenyak sekarang.
***
.. TO BE CONTINUE ..
Untuk beberapa readers yang minta Kyuppa menderita, nanti di part-part selanjutnya juga ada kok. Tapi mungkin nggak se-menderita yang readers bayangkan ^^v
Nah, masih dengan rendah hati, aku minta komen kalian ya. Silent readers, bertobatlah.
GBU All ^^
