Quantcast
Channel: star museum~ SMfamily
Viewing all 144 articles
Browse latest View live

WHEN I AM WITHOUT YOU (2nd Chapter)

$
0
0

SEOKYU 3

JUDUL                      : When I am Without You

AUTHOR                  : Maria Novena

MAIN CAST            : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun

OTHER CAST          : Yesung (Kim Jongwoon), Tiffany Hwang (Hwang Miyoung), Choi Siwon, Choi   Sooyoung, Sunny (Lee Sunkyu)

GENRE                     : Romance, Sad

RATING                   : PG – 15

LENGTH                   : Chapter

DISCLAIMER          : Saya cuma pinjem cast disini ^^

Annyeong ^^

Aku kembali lagi dengan lanjutan ‘When I am Without You’ Chapter 2 ^^

Mianhae kalau chapter 2 ini nggak sesuai sama harapan readers semua. Aku cuma bermaksud bikin alurnya lebih menarik aja, tapi mian kalo malah jadi jelek. Soalnya kadang-kadang aku hilang fokus juga ^^v

Oh ya aku sempet sedih juga karena banyak siders. Yang baca fanfic ini banyak tapi yang berbaik hati komen sedikit L

I’m sorry if typos are wherever, quickly plot, and freaky plot.

THIS FANFICTION IS THE PROPERTY OF MARIA. DON’T BE A PLAGIATOR.

HAPPY READ ^^

Kyuhyun masih terpaku di tempatnya. Hati kecilnya merasa tidak rela hubungannya selama dua tahun ini harus berakhir sia-sia. Namun pikirannya berkata bahwa ‘bukankah kau sudah muak dengan  kebohongannya, Kyu?’. Tapi benarkah itu yang diinginkannya? Kemana janji manisnya yang pernah ia umbar kepada Seo Joohyun?

Dia salah membiarkan gadis baik hati seperti Seo Joohyun pergi dari hidupnya.

***

Tidak ada air mata yang keluar dari mata indahnya. Yang ada hanya tatapan hampa dan kosong. Sesuatu yang dulu ia pertahankan mati-matian, kini harus berakhir pedih.

Ia hanya menghubungi Jongwoon dan Miyoung. Teman bicaralah yang dibutuhkannya, menopang dirinya yang mungkin sudah tidak sanggup lagi berdiri.

“Ada apa Hyun-ah?” Miyoung yang memulai percakapan.

“Kami … berakhir.” Joohyun mengucapkannya dengan lesu.

Jongwoon duduk tegak secara tiba-tiba.

Dan, Joohyun pun menceritakan semuanya dari awal hingga akhir. Tidak ada yang ditutup-tutupinya, toh kedua orang ini adalah sahabat baiknya.

“Jadi .. kau memilih menyerah, Joo?”

Joohyun hanya mengangguk lesu. Miyoung menatap sahabatnya prihatin.

Tidak ada yang berbicara dalam beberapa menit. Semuanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Tapi sepertinya, lamunan Jongwoon dan Miyoung harus terganggu dengan tingkah Joohyun yang seperti menahan sesuatu.

“Hmmmmpphh ..”

“Hmmmmmpphhh ..”

Miyoung yang sadar Joohyun sedang menahan apa reflek mengambil kantong plastik yang ada di dekatnya, memberikannya pada Joohyun.

Jongwoon terlihat amat khawatir sedangkan Miyoung sedang memijit-mijit tengkuk Joohyun.

“Kau ini kenapa, Joo?”

“Kita kerumah sakit, ne?” kali ini saran Miyoung.

Joohyun menggeleng.

“Tidak ada penolakan!” Jongwoon langsung menggendong Joohyun ke mobilnya. Miyoung mengikutinya dari belakang.

***

“Chukkae. Saudari anda tengah mengandung janin berusia tiga bulan ..”

Jongwoon berdiri tiba-tiba. Membuat Dokter Park dan Miyoung melonjak kaget.

Terdengar suara isakan tertahan dibalik bilik periksa.

Joohyun menangis. Lagi.

***

“Siapa pria itu, Joo?” suara Jongwoon lebih terdengar seperti geraman.

“Siapa lagi?” Joohyun menyadarkan kepalanya di meja taman, memandang kosong daun-daun yang menari-nari tertiup angin.

Mata  Jongwoon berkilat marah. Joohyun tampak kosong, sedangkan Miyoung, lagi-lagi ia tidak tahu harus berbuat apa.

Jongwoon hanya terus mengucapkan sumpah serapahnya, berkali-kali mengatakan ..

“Pabo ..”

“Sudah kuduga dari awal ..”

“Seharusnya aku mencegahmu dari dulu, Joo ..”

Namun Joohyun dan Miyoung sama sekali tidak berniat meladeni atau membalas omelan Jongwoon. Hanya menambah rumit masalah.

“Kau .. berniat memberitahunya tidak, Hyun-ah?”

Miyoung memberikan Joohyun pertanyaan yang sekiranya mungkin bahkan harus dijawabnya.

“Tidak. Tidak sama sekali.”

“KAU GILA?” Jongwoon lagi-lagi berujar marah.

“Aku memang sudah gila, Oppa ..”

“Kau berniat mengasuh bayi ini tanpa seorang suami?” Jongwoon menggeram, berusaha menahan emosinya yang sudah hampir menyeruak keluar.

Joohyun mulai beringsut menegakkan duduknya. Menengadah menatap Jongwoon dengan tatapan lelah.

“Sebaiknya begitu ..” Joohyun menghentikan ucapannya sebentar. “Bukankah kemarin kau berapi-api menyuruhku untuk menjauhi Kyuhyun? Sekarang kulakukan perintahmu, tiba-tiba kau secara tersirat malah menyuruhku untuk kembali padanya. Berhentilah terus memarahiku, mengatur hidupku, Oppa. Maaf, aku tidak bermaksud lancang, aku menghargai semua perhatianmu. Hanya saja aku sudah terlalu dewasa untuk kau atur. Aku sudah lelah, Oppa. Sangat lelah. Biarkan aku berpikir sendiri ..”

Ekspresi Jongwoon melunak. Ia menatap sehabatnya sedih. Mengapa harus selalu, Seo Joohyun?

“Kemarilah, Joo. Aku ingin memelukmu. Bolehkan?”

Joohyun tersedu keras sekali. Menghambur ke pelukan Jongwoon, menenggelamkan kepalanya di dada Jongwoon, menangis, menumpahkan segala emosinya yang membuncah. Miyoung ikut memeluk kedua sahabatnya itu, ikut menangis pula. Mereka berdua larut dalam kesedihan Joohyun.

Sahabat. Sahabat.

***

Kyuhyun berdecak kesal. Berulang kali ia harus bolak-balik ke apartemen mewahnya. Ada saja hal konyolnya yang terjadi.

Dua menit setelah ia berada di dalam lift ia tersadar, ponselnya tertinggal.

Lima menit setelah berada di basement, hendak membuka pintu mobilnya, materi meeting hari ini masih teronggok rapi di meja kerja apartemennya.

Semenit setelah ia duduk di kursi pengemudi dan memakai safety belt-nya, ia lupa mengenakkan jam tangan pemberian Joohyun.

Tujuh menit setelah ia mulai melajukan mobilnya, dompet beserta ATM dan credit card-nya masih di atas nakas kamarnya.

Dan sekarang, dengan jengkel, ia harus kembali ke apartemennya. Karena lima menit setelah sampai di kantor dan bertemu Lee Sunkyu, Sunkyu mengatakan hal yang membuatnya merasa sangat bodoh hari ini.

“Selamat pagi, Nona Lee.”

“Selamat pagi, sajangnim ..”  Sunkyu membungkukkan badannya 90 derajat, namun saat membungkukkan badannya, ia terbelalak kaget melihat alas kaki Kyuhyun.

“Eh ..” Sunkyu berujar bingung saat Kyuhyun hendak masuk ke kantornya.

“Ada apa, Nona Lee?”

“A-anu sajangnim, i-itu ..”

“Apa?”

“I-itu sajangnim ..”

“Apa sih?” Kyuhyun mulai gusar.

“A-apakah Anda ingin meeting menggunakkan s-sandal rumah?” Sunkyu mengakhiri penuturannya dengan lemah.

“APA?”

Kyuhyun menengok kebawah.

Bingo!

Ia masih memakai sandal putih rumahnya.

***

Kyuhyun telah sampai di depan pintu apartemennya. Mulai membuka password apartemennya.

“dua delapan nol enam sembilan satu ..”

Pintu apartemen itu terbuka.

Ia bergegas mencari sepatu pantofelnya. Saat sedang memakai sepatunya, sekelebat bayangan kejadian pagi ini muncul dipikirannya. Kejadian-kejadian konyolnya.

Sebenarnya ada apa dengannya?

Mengapa tiba-tiba pikirannya blank dan melupakan hal-hal penting?

Apakah ini ada hubungannya dengan perginya Seo Joohyun dari hidupnya?

***

Empat bulan berlalu tanpa ada hal yang berarti bagi Joohyun.

Oh, tak terkecuali reaksi tak terduga kedua orangtuanya saat tahu putri tunggalnya hamil diluar nikah, pernyataan dokter bahwa kemungkinan anak yang tengah dikandungnya berjenis kelamin namja, dan melihat Cho Kyuhyun tengah bersama Choi Sooyoung di kedai teh langganannya, sehingga menyebabkan Joohyun tidak jadi mengunjungi kedai teh itu.

*FLASHBACK*

Bulan keempat kandungannya, ia baru bisa jujur pada kedua orangtuanya bahwa ia hamil. Diluar nikah pula. Dihamili oleh namja yang kini berstatus mantan namjachingunya, Cho Kyuhyun.

“Jeongmal jeongmal jeongmal mianhamnida Eomma, Appa ..” Joohyun memeluk kaki kedua orang tuanya, mencium kaki mereka satu persatu. Ia merasa gagal menjadi anak yang baik.

Selama sesaat orangtuanya membeku, diam tak berkutik.

Namun, gerakan tubuh Tuan Seo-lah yang membuat Joohyun sedikit meredakan tangisnya. Ia menuntun bangun putri kesayangannya, mendudukkannya di sofa, menatap lembut putrinya.

“Bangun nak. Tegakkan tubuhmu ..”

Joohyun bangun dan duduk.

“Sudahlah, tidak ada yang perlu disesali. Tidak ada gunanya ..”

Joohyun menatap Ayahnya bingung.

“Rawatlah bayimu baik-baik, nak. Besarkan dia. Didiklah dia agar menjadi anak yang baik ..”

Joohyun tidak menyangka Ayahnya tidak marah akan semua ini.

“Urusan kau mau memberitahu Kyuhyun atau tidak, itu urusanmu. Kau sudah cukup dewasa untuk menentukkan yang terbaik ..”

Tuan Seo menepuk kedua pundak Joohyun, menghapus air matanya, dan memeluknya.

“Jeongmal gamsahamnida, Appa ..”

“Eomma ..” ia menambahkan saat melihat Ibunya memberikan tatapan keibuan kepadanya.

Setelah sekian lama ia hidup di dunia, dengan bodohnya, ia baru menyadari. Ia sangat beruntung memiliki orangtua yang teramat sangat mengerti dirinya. Orangtuanya tahu, yang dibutuhkannya saat ini bukan makian, cacian, atau teriakan marah.

Melainkan kelembutan dan kasih sayang.

Joohyun merasa menjadi orang paling beruntung di dunia ini.

***

Di bulan kelima, ia mulai memeriksakan kandungannya. Ditemani ketiga ibu-ibu berisik yang ribut mengenai kehamilannya.

Ya, mereka. Ibunya, Miyoung eonnie, dan Yuri eonnie. Sekarang mereka seperti guardian angel bagi Joohyun. Selalu menopangnya, melindunginya.

“Hei! Kalian meragukan reputasiku sebagai ibu teladan, hm? Aku lebih tua dari kalian, anak muda!” ibunya berseru keras sekali, berdebat dengan Miyoung dan Yuri mengenai susu yang baik untuk ibu hamil.

“Tapi, yang ini jauh lebih modern, eommonim ..” Yuri menanggapi seruan ibu Joohyun.

“Betul, apalagi susu bermerk Healthy Mom, eommonim. Baik sekali untuk Joohyun, aku sering mengonsumsinya dulu. Dan lihatlah, Minho tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar kan?” Miyoung menambahi.

“Hyaaa, bukan susu itu, Miyoung-ah. Lebih bagus susu bermerk Baby and Me. Jongin juga tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar ..”

Mereka terus memperdebatkan hal-hal kecil. Sungguh, Joohyun tidak merasa jenuh. Dia bahkan sangat beruntung masih banyak orang yang peduli padanya.

“Kalian mau disini untuk terus berdebat atau ikut masuk denganku?” Joohyun bertanya lembut.

“TENTU SAJA IKUT!” Mereka menyahuti bersamaan. Joohyun tak menyangka, suara ketiganya begitu menggelegar. Membuat beberapa orang yang disekitar mereka terlonjak kaget.

“Nona Seo, sepertinya delapanpuluh persen saya yakin bahwa janin yang dikandung anda adalah seorang namja ..”

“Hwaaa, Chukkae!” Miyoung dan Yuri berseru bersamaan, sementara Ibunya menatap Joohyun terharu.

“Jongin dan Minho akan mempunyai teman bermain bola!” Yuri berkata antusias sekali.

Joohyun menitikkan air matanya. Air mata bahagia.

“Tuhan, terimakasih.” Ia berkata dalam hatinya.

***

Di bulan keenam kandungannya, ia harus melihat hal pahit di depan mata.

Sambil berdendang ria membawa buah-buahan dan beberapa belanjaan lainnya, Joohyun memilih untuk mampir di kedai teh langganannya. Sepertinya menyesap teh akan membuat mood-nya semakin baik.

Namun tidak.

Ia melihat dua orang yang paling tidak ingin ditemuinya saat ini berjalan menuju kedai teh langganannya, keduanya tampak bahagia.

Jika saja Kyuhyun mengalihkan pandangannya sedikit ke depan, maka ia akan melihat Joohyun dengan perut sedikit buncit tengah membelalakkan matanya.

Joohyun gelagapan. Ia harus segera bersembunyi. Tapi dimana?

Dengan cepat ia melirik ke kanan dan kiri, mencari tempat bersembunyi. Ia melihat seorang ahjussi gemuk penjual makanan. Joohyun bersembunyi di balik tubuh ahjussi itu.

“Hyaaa! Kau ini kenapa ahgassi?”

“Mianhamnida, ahjussi. Aku pinjam tubuhmu untuk bersembunyi. Sebentar saja.”

Ahjussi gemuk itu tidak menjawab, ia mengikuti arah pandangan Joohyun. Memicingkan mata melihat Kyuhyun dan Sooyoung.

“Ahgassi, apa dia suamimu?”

“Nde?”

Joohyun tersentak kaget atas penuturan ahjussi itu.

“Dasar lelaki kurangajar! Istrinya tengah hamil begini, tapi bisa-bisanya ia malah bermesraan dengan yeoja lain!” Ahjussi gemuk itu berkata penuh amarah.

Setelah Kyuhyun dan Sooyoung masuk ke kedai teh langganan Joohyun, Joohyun pun beringsut dari belakang tubuh ahjussi itu. Berkali-kali mengucapkan terimakasih. Ahjussi gemuk itu malah menatap Joohyun sendu, bahkan memberinya banyak makanan.

“Untuk anakmu, ahgassi. Untukmu juga. Kau harus kuat ..”

Joohyun menerima pemberian ahjussi gemuk itu, tersenyum lembut kepadanya.

“Jeongmal gamsahamnida, ahjussi ..”

Joohyun kemudian berjalan pelan menuju depan butik dimana Yuri eonnie pernah bekerja. Mengambil ponsel di saku cardigannya, berniat menghubungi seseorang.

“Yeobseyo, eonnie-ya?”

“Ne, ada apa Hyun-ah?”

“Mianhaeyo eonnie, tapi bisakah kita mengunjungi kedai teh itu lain kali saja? Tiba-tiba moodku berubah ..”

“Ah, baiklah, Hyun-ah. Aku mengerti mood ibu hamil. Tenang saja. Lalu aku harus menjemputmu dimana?”

“Di depan Fashionista, tempat Yuri eonnie pernah bekerja dulu ..”

“Baiklah. Wait a minute ..”

KLIK.

*FLASHBACK END*

Sekarang usia kehamilan Joohyun sudah memasuki bulan ketujuh. Perutnya tampak semakin membuncit. Ia mengelus perut buncitnya perlahan.

Hari ini ia tengah berkumpul dengan sahabat-sahabatnya ditambah Minho dan Jongin. Hari ini adalah hari ulang tahun Minho yang kedua. Siwon dan Miyoung mengadakan perayaan kecil ulangtahun Minho di sebuah kafe.

Ia melihat keempat sahabatnya. Mereka berpasang-pasangan. Miyoung dengan Siwon, sedangkan Jongwoon dengan Yuri. Keluarga bahagia. Ditambah adanya Minho yang memenuhi hari-hari Siwon dan Miyoung, dan Jongin yang memenuhi hari-hari Jongwoon dan Yuri.

Seandainya, Cho Kyuhyun ada disini. Duduk disampingnya. Ikut bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya. Memberinya perhatian. Mengelus perut buncitnya.

Ah, seandainya.

“Kau ini berpikir apa sih?” batin Joohyun dalam hati.

Ia menggeleng perlahan, mencoba masuk kembali ke obrolan sahabat-sahabatnya.

***

“Aku pulang bersama Miyoung eonnie dan Siwon oppa saja, Oppa. Lagipula aku ingin belanja sebentar untuk keperluanku. Kau juga mau mengantar eommonim dan abeoji ke Perancis, kan?” Joohyun berkata kepada Jongwoon saat Jongwoon menawarinya tumpangan pulang.

“Ah, baiklah kalau begitu.” Jongwoon, Yuri, dan Jongin segera berpamitan pulang.

Joohyun menoleh kepada Siwon.

“Oppa, kau tidak keberatan mengantarku sebentar ke supermarket?”

“Sama sekali tidak, Hyun-ah. Miyoungie juga ingin membeli sesuatu.”

“Gomawoyo, Oppa, Eonnie ..”

Sebenarnya Joohyun tidak mau merepotkan orang-orang terdekatnya dengan mengantarnya pergi kemanapun. Hanya saja kedua orangtuanya, ditambah sahabat-sahabatnya menolak dengan tegas jika Joohyun menyetir mobilnya sendiri ataupun naik transportasi umum. Apalagi kandungannya mulai membesar. Mereka memilih merepotkan diri mereka sendiri demi keselamatan Joohyun dan bayinya.

Kadang Ayah Joohyun yang mengantarnya. Tetapi jika Tuan Seo berhalangan, ia pasti meminta bantuan Jongwoon atau Miyoung. Keduanya dengan senang hati menolong Joohyun.

Joohyun kini masuk di sebuah supermarket diikuti Siwon dan Miyoung yang sedang menggendong Minho yang tertidur.

Joohyun membeli beberapa kotak susu untuk ibu hamil dengan merk yang disarankan Miyoung. Ia juga membeli beberapa barang lainnya.

“Kau sudah selesai belanja belum, Hyun-ah?” Miyoung bertanya.

Joohyun menoleh.

“Ah, maaf eonnie, tapi sepertinya aku tertarik dengan barang-barang itu ..” Joohyun menunjuk stan yang menawarkan produk untuk bayi.

“Kau duluanlah saja, eonnie. Aku segera menyusulmu ..”

“Baiklah ..” Miyoung menuju ke meja kasir.

“Miyoung-ah?”

“Nde?”

Miyoung menoleh kearah suara yang memanggilnya. Tubuhnya tersentak hebat sekali sampai hampir jatuh. Untungnya Siwon membantunya, mengingat Miyoung sedang menggendong Minho.

“Chagi, kau ini kena .. oh annyeong, Kyuhyun-ah ..”

Sekarang Siwon mengerti kenapa istrinya sampai tersentak kaget.

“Annyeong, Siwon hyung. Kalian sedang berbelanja?” Kyuhyun mencoba berbasa-basi.

“Ah nde ..” Miyoung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Err, Oppa, sepertinya ada beberapa barang yang lupa kubeli. Kau tunggu disini sebentar ya ..” Miyoung sedikit bergegas menjauh dari Kyuhyun. Bahkan ia sampai tidak sempat menyerahkan Minho pada Siwon.

“Oh, baiklah ..” Siwon mengerti maksud istrinya.

Miyoung mencari-cari Joohyun di stand produk bayi tadi. Namun tidak menemukannya. Miyoung memutar pandangannya kesana kemari, berusaha mencari Joohyun. Ia tahu, Joohyun tidak akan siap bila bertemu Kyuhyun saat ini. Maka Miyoung harus menyembunyikannya sebentar.

Itu dia. Joohyun sedang berjalan menuju kasir.

Miyoung berlari secepat ia bisa. Larinya sangat cepat untuk ukuran wanita sepertinya ditambah sedang menggendong anaknya yang tertidur.

“Hyun-ah ..” Miyoung berhasil menggapai lengan Joohyun.

“Eonnie?” Joohyun berbalik, mengerutkan dahinya bingung. Wajah Miyoung banjir peluh.

“Kau .. harus .. bersembunyi ..” Miyoung mengucapkannya dengan tersengal.

“Memangnya ada apa?”

“Ada .. Cho Kyuhyun ..”

Joohyun tidak sanggup menanggapi Miyoung. Miyoung langsung menarik tangan Joohyun, mengajaknya berlari, dan berhenti di rak makanan ringan.

“Kau tunggu disini. Taruh belanjaanmu disini. Aku akan membawamu keluar. Tapi sekarang kau disini dulu, bersembunyi. Aku akan mengintip keadaan, arrasso?” Miyoung berkata cepat sekali. Untung Joohyun memahaminya dan langsung mengangguk. Menuruti perintah Miyoung.

Miyoung memajukan kakinya beberapa langkah, menengok meja kasir. Belanjaan Miyoung yang banyak tadi masih dihitung oleh kasir disana, tentu saja Kyuhyun masih menunggu giliran. Mengingat hanya ada satu kasir yang buka di supermarket ini.

Sayangnya posisi Kyuhyun saat ini tidak membelakangi Miyoung, namun menyamping. Jika Miyoung menyelundupkan Joohyun, tentu saja Kyuhyun akan tahu.

Ia memutar otak.

Untung saja saat itu Siwon mengetahui keberadaannya, sedangkan Kyuhyun tidak.

Dengan gerakan tubuhnya yang cepat, Miyoung menyuruh Siwon agar mengalihkan perhatian Kyuhyun.

Siwon langsung mengerti.

“Eh, Kyuhyun-ah, sepertinya kau lebih kurus ya?” Siwon berkata dengan gugup. “Lihat, sebaiknya kau minum susu itu saja. Bisa menambah berat badan ..”

Kyuhyun akhirnya menoleh dan membelakangi Miyoung mengikuti arah telunjuk Siwon. Sedangkan Miyoung secepat mungkin membawa Joohyun masuk ke mobilnya.

“Maksudmu susu itu, hyung?”

“Ah ya. Betul itu ..”

“Itu susu untuk balita, hyung ..”

“Benarkah?” Siwon menyadari kebodohannya.

“Ah maksudnya yang yang itu .. ah mana ya? Tadi sepertinya ada ..”

“Terimakasih, eonnie-ya. Kau bisa menitipkan Minho bersamaku ..”

“Dia akan curiga jika aku kembali tanpa membawa Minho ..”

“Ah baiklah ..”

“Ya sudah. Aku harus segera kembali ..”

Kembali dengan gerakan cepat, Miyoung masuk ke supermarket itu. Untung Siwon masih bisa mengalihkan perhatian Kyuhyun.

Miyoung segera mengambil belanjaan Joohyun dan membawanya ke meja kasir.

“Kau sudah selesai, Miyoung-ah?”

“Ah nde ..”

Setelah Siwon membayar semua belanjaannya, ia keluar dari supermarket itu. Diikuti Miyoung dan Kyuhyun. Kyuhyun hanya membeli beberapa batang coklat dan sekaleng minuman dingin.

“Sampai bertemu kembali, Kyuhyun. Annyeong ..” Miyoung berkata dari dalam mobilnya.

“Annyeong ..” Kyuhyun membungkuk. Namun, saat membungkuk, Kyuhyun mencium samar-samar bau parfum vanilla. Parfum yang dirindukannya ..

Tapi Kyuhyun segera menepis pikirannya. Melambaikan tangannya pada pasangan Miyoung-Siwon. Tetapi tanpa disadarinya, Joohyun tengah berbaring di jok belakang mobil Siwon. Menyembunyikan diri.

Setelah dikiranya cukup jauh, Joohyun beringsut duduk yang berkata lirih ..

“Jeongmal gomawoyo, Oppa, Eonnie ..”

“Cheonma Hyun-ah ..”

***

Bau parfum Joohyun masih menganggu pikirannya pagi ini. Ia bergerak gusar. Jam masih menunjukkan jam tiga pagi namun ia terbangun karena wajah Joohyun masuk ke dalam mimpinya.

Ia rindu Seo Joohyun. Sangat rindu.

Dengan ragu, ia mencoba mengirim pesan kepada Joohyun.

To         : My Joohyunnie

Message     :

Annyeong, Hyunnie. Apa kabarmu? Semoga kau selalu dalam keadaan baik^^

SENT.

Di tempat lain.     

Beep beep!

“Hyaaa, siapa orang gila yang mengirim pesan sepagi ini?” Joohyun bergumam tak jelas.

Joohyun membuka pesannya.

From       : Lovely Kyu

Message     :

Annyeong, Hyunnie. Apa kabarmu? Semoga kau selalu dalam keadaan baik^^

Joohyun kaget setengah mati mengetahui siapa yang mengirimkan pesan kepadanya sepagi ini.

Cho Kyuhyun!

Ia bingung sekarang. Balas, tidak, balas, tidak, balas, tidak.

“Baiklah, jika ada kucing yang mengeong sekarang, maka aku akan membalas pesannya ..” Joohyun berkata kepada dirinya sendiri.

Seketika itu juga suara raungan kucing terdengar.

Tuhan memang menghendakinya membalas pesan Kyuhyun.

Dengan sedikit helaan napas, ia mengambil ponselnya, mengetikkan sesuatu disana.

To         : Lovely Kyu

Message     :

Annyeong,Kyu. Aku baik, terimakasih. Semoga kau juga selalu baik.

SENT

Ia meletakkan kembali ponselnya di atas nakas dan mencoba tidur.

Di apartemen Kyuhyun.

Beep beep!

Kyuhyun membuka pesan di ponselnya. Ia melonjak saking gembiranya.

Joohyun membalas pesannya!

From       : My Joohyunnie

Message     :

Annyeong,Kyu. Aku baik, terimakasih. Semoga kau juga selalu baik.

Sepertinya, Kyuhyun bisa tidur nyenyak sekarang.

***

.. TO BE CONTINUE ..

Untuk beberapa readers yang minta Kyuppa menderita, nanti di part-part selanjutnya juga ada kok. Tapi mungkin nggak se-menderita yang readers bayangkan ^^v

Nah, masih dengan rendah hati, aku minta komen kalian ya. Silent readers, bertobatlah.

GBU All ^^



WHEN I AM WITHOUT YOU (3rd Chapter)

$
0
0

SEOKYU 3

 

JUDUL                      : When I am Without You

AUTHOR                  : Maria Novena

MAIN CAST            : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun

OTHER CAST          : Yesung (Kim Jongwoon), Tiffany Hwang (Hwang Miyoung), Choi Siwon, Choi   Sooyoung, Sunny (Lee Sunkyu)

GENRE                     : Romance, Sad

RATING                   : PG – 15

LENGTH                   : Chapter

DISCLAIMER          : Saya cuma pinjem cast disini ^^

Annyeong readers ^^

Sesuai janjiku, aku bawa lanjutan ‘When I am Without You’ Chapter 3

Aku sempet mau ngepost langsung sampai end, tapi diliat-liat lagi, kalau langsung panjangnya 30 halaman. Jadi aku bikin dua part, dan chapter selanjutnya (Chapter 4) adalah part akhir dari fanfiction ini ^^v

Semoga kalian tetep suka sama fanfic ini meskipun kayaknya semakin abstrak ^^v

I’m sorry if typos are wherever, quickly plot, and freaky plot.

THIS FANFICTION IS THE PROPERTY OF MARIA. DON’T BE A PLAGIATOR

HAPPY READ ^^

Sekarang bulan Januari, dan kandungan Joohyun memasuki bulan kedelapan.

Tak terasa sebentar lagi ia akan melahirkan buah hatinya. Semakin  mendekati persalinannya. Pikirannya semakin tidak menentu. Senang, karena ada makhluk kecil lucu yang akan menemani hari-harinya. Sedih, karena Cho Kyuhyun, yang tak lain tak bukan adalah ayah biologis dari bayi ini, tidak ada disampingnya.

“Aegi-ya, baik-baik di dalam perut eomma, ne? Sebentar lagi kau akan melihat dunia. Melihat eomma, melihat halmeoni, harabeoji, ahjumma, ahjussi ..” Joohyun menghela napasnya, tercekat “Tapi mianhaeyo, aegi-ya, eomma tidak menjanjikan kau bisa bertemu Appa-mu .. mianhae ..” Joohyun mengelus perut buncitnya sambil menangis.

Ayah dan Ibu Joohyun memperhatikan anaknya. Ibu Joohyun  memandang putrinya prihatin, kemudian menatap suaminya ..

“Yeobo, apa sebaiknya kita beritahu Kyuhyun saja?”

Tuan Seo menoleh, memandang istrinya sebentar lalu menggeleng pelan.

“Itu urusan pribadi Joohyun, yeobo. Biarkan dia yang memutuskannya sendiri. Biarkan ini berjalan apa adanya ..”

“T-tapi aku tidak bisa membayangkan apa kata orang jika anakku melahirkan tanpa suami, cucuku tanpa ayah ..”

“Jika kau terus memikirkan perkataan orang lain, maka masalah ini tidak akan ada habisnya ..”

Nyonya Seo tidak menjawab perkataan suaminya. Tetapi dalam hatinya, ia membenarkan perkataan suaminya. Ia tahu, suaminya mengerti masalah ini lebih baik daripada dirinya.

***

Sesuai jadwal, Joohyun hari ini memeriksakan kandungannya. Kali ini ia hanya ditemani oleh Miyoung. Ibunya tidak bisa mengantar Joohyun karena Ayahnya sedang demam, sedangkan Yuri sedang berada di Perancis bersama Jongwoon dan anak mereka, Jongin.

“Sepertinya anda akan melahirkan pada minggu pertama bulan Februari, Nona Seo. Antara tanggal 2-5 Februari ..” Dokter Park menjelaskan setelah baru saja memeriksa Joohyun.

“Oh ya, kandungan anda sehat. Sangat sehat malah. Sepertinya anda sangat menjaga kesehatan anda dan bayi anda ..” Dokter Park menambahkan, tersenyum.

Tetapi Joohyun, membeku. Diam tidak bergerak.

Ini kebetulan, atau apa? Kenapa anaknya juga akan lahir pada awal Februari, sama seperti dia?

Haruskah Joohyun terus menerus dibayangi Cho Kyuhyun?

Joohyun mendesah pelan, kemudian tersenyum kepada Dokter Park.

“Gamsahamnida, Dokter Park ..”

***

Akhir bulan Januari, mendekati tanggal persalinannya.

Entah mengapa atmosfir disekitarnya terasa berubah. Semua orang terdekatnya terserang virus panik. Apalagi kedua orangtuanya, menjadi amat amat amat protektif. Kadang Joohyun hanya disuruh berbaring di ranjang seperti orang sakit, sedangkan Ibu dan Ayahnya memenuhi keinginannya.

“Eomma, Appa .. aku masih bisa melakukan segala sesuatu sendiri ..” Joohyun bergumam pelan.

“Kami hanya memastikan kau baik-baik saja, Hyun. Juga anakmu ..”

Joohyun hanya merasa ini terlalu berlebihan.

***

Satu Februari.

Dalam sehari Siwon dan Miyoung bisa mengunjungi Joohyun sebanyak tiga kali. Jongwoon masih berada di Perancis. Virus panik Ayah dan Ibu Joohyun mendekati level tertinggi.

Entah mengapa ia malah merasa gugup. Bukan panik atau khawatir.

***

Dua Februari.

Memasuki tanggal persalinan Joohyun. Entah mengapa orang-orang disekitarnya tampak seperti polisi. Siap siaga setiap saat.

Hari ini, Joohyun berkali-kali mengernyit heran karena virus panik entah mengapa berubah menjadi virus senewen.

***

Tiga Februari.

Dini hari ..

Joohyun terbangun pukul dua pagi. Perutnya serasa ditusuk-tusuk sehingga memutuskan untuk berlari ke kamar mandi.

Namun ia menemukan sesuatu keluar dari selangkangannya ..

Air ketuban.

Oh tidak, nak. Tolong, kau jangan lahir tanggal tiga Februari. Tolonglah ..

Jangan lahir di tanggal yang sama seperti Appa-mu, tolong.

Rasa sakitnya mulai tak tertahankan. Ia menjerit ..

“EOMMAAAAAAAAA, APPAAAAAAAAAAAAAAAAAA ..”

Kedua orangtuanya lari terbirit-birit menuju kamar Joohyun.

Di tempat lain ..

Happy birthday Kyuhyun .. happy birthday Kyuhyun ..”

Kyuhyun menyanyi untuk dirinya sendiri. Di depannya terdapat sebuah roti tart coklat mini dengan sebuah lilin diatasnya, yang ia beli tadi siang.

Kyuhyun tersenyum miris. Tahun kemarin, ia masih merayakan ulangtahunnya dengan Seo Joohyun, namun ulangtahun kali ini, ia merayakannya sendiri. Miris.

Berkali-kali ia mengecek ponselnya. Siapa tahu Joohyun menelponnya atau mengirim pesan ‘Saengil Chukkae ..’.

Tetapi tidak ada satupun pesan yang masuk.

“Apa dia benar-benar tidak ingat?” Kyuhyun mendesah pelan.

Kyuhyun kemudian membaringkan tubuhnya. Menatap langit-langit kamarnya. Sungguh, ulangtahun yang mengenaskan.

Ia mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali. Sebuah ide aneh muncul di pikirannya.

Ia ingin Joohyun mengingat bahwa hari ini hari ulangtahunnya tanpa Kyuhyun harus mengatakannya.

***

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh ..” Joohyun mengejan sekuat tenaga.

“Ayo Nona Seo, ayoo ..” Perawat disebelahnya menyemangati Joohyun dengan semangat empat lima.

“Hwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ..”

“Aaaaaaaaaaaaaaaaa ..”

Terdengar suara tangisan bayi mengalahkan teriakan Joohyun. Bayinya sudah lahir. Bayinya sudah melihat dunia. Bayinya sehat ..

Joohyun tidak menangis. Ia tersenyum bahagia. Ia bahagia sekali hari ini.

“Chukkae Nona Seo, anak anda memang benar seorang namja ..” Dokter Park memberikan bayi tampan itu kepada Joohyun untuk disusui.

Joohyun menerima anaknya dengan senang hati. Ia melihat putranya itu ..

Matanya mengerjap-ngerjap berulang kali, kaget. Selain anak ini lahir di tanggal yang sama dengan Kyuhyun, ternyata putranya sangat mirip dengan Kyuhyun. Bahkan tidak ada tanda-tanda bahwa anak itu juga anak Joohyun.

Rambutnya yang hitam legam berantakan, hidungnya yang bangir, juga mata hitam elangnya.

Cho Kyuhyun junior.

***

Jongwoon baru saja sampai di Korea ketika mengetahui bahwa Joohyun telah melahirkan seorang putra.

Beep beep!

“Yeobseyo, ada apa Miyoung-ah?”

“Oppa oppa, kau sudah di Korea sekarang?” suara Miyoung terdengar antusias sekali. Jongwoon menduga kini Miyoung tengah melonjak-lonjak hingga rambutnya terpental.

“Sudah, memangnya kenapa? Kau mengajakku keluar? Mianhae, Miyoungie, aku masih jet lag setelah penerbangan jauh ini ..”

“Yaaaa, Oppa! Kau dengarkan dulu! Dijamin setelah kau mendengarkan ini, jet lag-mu akan hilang! ..”

“Hhhhh ..” Jongwoon menghela napas lelah.

Paling apa sih? Mungkin beberapa toko sedang mengadakan diskon besar-besaran menjelang valentine.

“Joohyun sudah melahirkan, Oppa! Dia melahirkan seorang anak namja!” suara Miyoung masih antusias.

“OMO! MENGAPA KAU BARU MENGATAKANNYA, MIYOUNG-AH?” Jongwoon berteriak keras sekali. Di tempat lain, Miyoung sampai menjauhkan gagang teleponnya mendengar teriakan super dahsyat Jongwoon.

“Maka- .. yeobseyo? Oppa? Jongwoon Oppa? Hyaaaa!”

Ternyata Jongwoon memutuskan teleponnya sepihak.

***

Sehari setelah melahirkan anaknya, Joohyun sudah diizinkan pulang karena keadannya dan anaknya amat sangat baik.

Sekarang ia tengah di dalam mobil bersama orangtuanya dan Miyoung. Berkali-kali ia memandang takjub putranya yang tengah tertidur pulas di gendongannya.

“Kau belum menamainya kan, Hyun-ah?” Miyoung bertanya.

“Memang belum ..” Kini Joohyun masih asik dengan kegiatannya membelai pipi putranya. Kemudian ia melanjutkan, “Akan kupikirkan nanti setelah sampai dirumah ..”

“Baiklah ..” Miyoung menjawab lemah.

Sementara di tempat lain, berkali-kali Jongwoon terlihat gusar karena macet yang menyebabkan ia tidak bisa cepat-cepat mengunjungi Joohyun.

“Kau ini dilahirkan untuk menjadi orang yang gampang panik ya, Oppa?” Yuri bertanya kepada Jongwoon, namun Jongwoon sama sekali tidak berminat menjawab Yuri.

Yuri menghela napas pasrah. Suaminya memang seperti ini kalu sedang panik.

“Joohyun masih dirumah sakit, Oppa?”

Pertanyaan Yuri kali ini membuat Jongwoon berhenti panik dan berpikir sebentar.

“Ah kau benar ..”

Jongwoon segera mengacak-acak dashboard mobilnya, tempat dimana ia sering meletakkan ponselnya.

“Yeobo, ponselku dimana?”

“Mana kutahu?”

Jongwoon semakin panik dibuatnya.

“Oppa, tenanglah sebentar. Tenang!” Yuri mencoba meredakan kepanikan suaminya.

“Kapan terakhir kau memakai ponselmu?”

Jongwoon mencoba mengingat-ingat.

“Tadi Miyoung meneleponku, kemudian ponselku ..” Jongwoon berhenti sebentar.

“Aaaah ponselku tertinggal dirumah karena aku panik tadi ..” Jongwoon mengerang frustasi.

“Salah sendiri. Kau mudah panik, sih. Jadi pikiranmu  tidak jernih ..” Yuri mencari-cari sesuatu dalam tas tangannya. “Pakai ponselku ..”

Tanpa tedeng aling-aling, Jongwoon menyambar ponsel yang diberikan Yuri kepadanya, kemudian menelepon Miyoung.

Beep beep!

Miyoung baru akan buka suara tetapi disela oleh Jongwoon.

“Miyoung-ah, apakah Joohyun masih di rumah sakit?”

“Tidak. Dia sudah berada dirumah ..”

“Ya sudah ..”

KLIK.

Miyoung mendengus sebal karena Jongwoon sering sekali memutus sambungan telepon secara sepihak.

***

Kyuhyun memarkirkan mobil mewahnya di seberang rumah Joohyun. Kemarin ia juga datang kemari, namun tidak ada satupun orang yang berada dirumah.

Sekarang ia kembali lagi. Masih dengan ide anehnya, membuat Joohyun mengingat hari ulangtahunnya yang sudah berlalu.

Kali ini dia tidak langsung mendatangi kediaman keluarga Seo itu, tetapi memilih melihat rumah mantan yeojachingunya itu dari jauh.

Jongwoon memberhentikan mobilnya persis di depan rumah Joohyun. Ia bergegas keluar diikuti istri dan anaknya.

Namun, sesuatu .. ah bukan, tepatnya seseorang membuat langkahnya terhenti. Ia memicingkan mata sipitnya melihat orang itu. Tidak salah lagi, pikirnya.

“Yeobo-ya, kau duluan saja masuk bersama Jonginnie. Aku akan menyusul, oke?”

Yuri menuruti Jongwoon tanpa pertanyaan.

Jongwoon mendekati pemuda bertubuh tinggi itu. Namun sepertinya pemuda itu tidak menyadari kehadirannya, karena masih sibuk memerhatikan lantai atas kediaman keluarga Seo. Ya, kamar Joohyun.

“Kyuhyun-ah?”

Kyuhyun mengehentikan lamunannya.

“Ah, hyung ..”

Jongwoon tersenyum samar.

Kyuhyun hanya membalasnya dengan tersenyum kikuk.

“Kau sedang apa?”

Kyuhyun tersenyum gugup, tidak tahu harus menjawab apa.

“Eeehh, emm .. itu hyung .. emm ..”

“Masuklah ..”

Kyuhyun menoleh kearah Jongwoon, menatapnya bingung.

“Masuklah. Joohyun baru saja melahirkan ..”

Kyuhyun membelalak kaget. Jongwoon berjalan pergi menjauhi Kyuhyun, kemudian menoleh lagi dan berkata seakan menjawab serentetan pertanyaan di kepala Kyuhyun.

“Anakmu ..” Jongwoon melanjutkan dan benar-benar menjauh pergi.

Kini mata Kyuhyun benar-benar hampir copot saking kagetnya.

***

Kyuhyun bagai tersengat listrik. Masih berdiri kaku disamping mobilnya, berusaha mencerna apa yang dikatakan Jongwoon Hyung barusan.

“Anakku?”

Kyuhyun kembali mengingat-ingat, apa saja yang pernah ia lakukan dulu bersama Joohyun.

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Ah benar!

Kyuhyun memang pernah berhubungan badan dengan Joohyun, bahkan tidak hanya sekali.

“Anakku .. anakku ..”

Kyuhyun kemudian berlari menuju Jongwoon yang hampir mencapai pintu rumah Joohyun.

“Kukira kau akan terdiam disana seperti orang bodoh ..”

“Hyung ..”

“Kau bodoh, kau tahu? Kau bahkan tidak tahu kalau Joohyun hamil anakmu ..”

“Dia tidak pernah memberitahuku, Hyung ..”

“Kau tidak berusaha mencari tahu keadaannya, hm?”

“I-itu ..”

“Kau terlalu gengsi, Kyuhyun-ah. Bahkan terlalu munafik untuk mengakui bahwa kau membutuhkannya, merindukannya, bahkan masih mencintainya ..”

Kyuhyun tidak mampu menjawab pernyataan Jongwoon.

“Pria macam apa membiarkan wanitanya mengandung anaknya sendiri ..”

“Hyung, mian-“

“Sudahlah. Masuk ..” Jongwoon mengedikkan kepalanya.

Kyuhyun dan Jongwoon masuk ke kediaman keluarga Seo. Samar-samar suara gaduh terdengar di lantai atas.

‘Rumah ini tudak banyak berubah rupanya ..” Kyuhyun membatin.

Hanya saja, biasanya bau kue yang tercium digantikan bau wangi bedak bayi.

Kyuhyun masih berusaha mencerna perkataan Jongwoon.

Benarkah Joohyun hamil?

Hamil anaknya?

Dan selama sembilan bulan ini Kyuhyun bahkan tidak tahu keadaan sebenarnya?

Bodoh!

Kyuhyun merutuk dalam hati.

Apa saja yang kau lakukan selama ini, Cho Kyuhyun?

Bodoh!

“Berhenti menyalahkan dirimu ..” Jongwoon seperti tahu isi pikiran Kyuhyun.

“Tidak ada yang perlu disesali ..”

Jongwoon dan Kyuhyun sampai di depan kamar Joohyun. Suara gaduh itu semakin terdengar. Saat Kyuhyun akan masuk, Jongwoon menahan lengannya. Menyuruhnya untuk sedikit bersabar.

Sekarang suara Joohyun terdengar jelas. Suara yang dirindukan Kyuhyun ..

“Eomma, Appa .. eh .. lebih baik .. emm .. marga anakku .. emm .. Seo atau Cho?” Joohyun berkata takut-takut.

Suara gaduh terhenti seketika. Semuanya diam.

“Seo ..” Tuan Seo menjawab, namun terdengar amat ragu.

“Tidak bisa ..” Nyonya Seo menyela. “Bagaimanapun marga ayahnya adalah Cho ..”

“Tapi Eomma ..”

Kyuhyun tidak sanggup menahannya lagi. Ia membuka pintu kamar Joohyun.

“Marganya Cho, Joohyunnie. Kau sudah mendengar eommonim tadi, margaku adalah Cho, maka anakku juga harus menggunakkan nama Cho ..”

Hening.

Semua yang ada disitu tersentak kaget. Joohyun bahkan menyemburkan teh yang baru saja diminumnya.

“Annyeonghaseyo Eommonim, Abeonim, Miyoung-ah, Yul, Joohyunnie ..”

Semuanya masih terdiam kaget.

“K-Kyuhyun?” Eomma Joohyun yang memecah keheningan itu. Dibelakang Kyuhyun, Jongwoon menyelinap masuk.

Oppa, kau yang membawanya kemari?” Miyoung berbisik kepada Jongwoon.

“Tentu saja.” Jongwoon menjawab yakin. Miyoung dan Yuri menatapnya dengan ekspresi tidak percaya.

“Wae?”

“Kau ..” Yuri tidak sanggup melanjutkan ucapannya.

“Sudah saatnya keadaan abstrak ini diperjelas ..” Jongwoon menjawab dengan santai.

Kyuhyun tersenyum kepada Eomma Joohyun.

“Eommonim, bisa kugendong anakku?”

Saking tercengangnya, eomma Joohyun memberikan bayi yang ada dalam gendongannya ke gendongan Kyuhyun tanpa pertanyaan.

Kyuhyun memandang anaknya takjub.

Ini memang anaknya. Senyumnya, matanya, hidungnya, semuanya milik Kyuhyun.

“Aigoo, neomu kyeopta ..” Kyuhyun membelai pipi chubby anaknya. “Ini Appa, sayang ..”

Tubuh Joohyun menegang.

“Tidak ..”

Semuanya menoleh kearah Joohyun.

.

.

.

.. TO BE CONTINUE ..

Seperti yang dijelaskan diatas tadi, chapter selanjutnya adalah chapter END.

Ayo dikomen lagi ya, jangan jadi siders ^^

Kalo banyak yang komen, chapter END nya aku post besok deh, beneran ^^v

 


SeoKyu : It Hurts (Chapter 1)

$
0
0

mylittleffworld.files.wp

Title: It Hurts

Author: Hwang Ri Yeon

Main Cast: Kyuhyun (SuJu), Seohyun (SNSD), Yonghwa (CN Blue), Ahn Min Kyung (Davichi)

Length: Chaptered

Genre: Romance, sad

Rating: PG-15

Cover FF Goes To: kangdongmoon

Seohyun side

Sungai Han. Terlihatlah sosok yeoja dari kejauhan. Yeoja itu duduk disebuah bangku yang berada tepat didepan Sungai Han.

Ia sedang melihat pemandangan didepannya. Tatapannya tidak lebih dari sekedar tatapan menerawang. Sesekali ia beralih pada buku yang dipegangnya dan menuliskan sesuatu pada buku kecil itu.

Yeoja itu hanyut dalam kesendiriannya. Menyendiri ditepi Sungai Han dengan ditemani sebuah buku mungil yang ia pegang. Beberapa menit kemudian…

“Seohyunnie…” panggil seseorang dibelakangnya. Sedang yang dipanggil hanya diam tidak bereaksi.

“Seohyunie… ayo kita pulang. Ini sudah malam” gumam orang itu lagi. Kali ini ia sudah duduk disamping yeoja bernama Seohyun itu. Seohyun hanya diam dan terus melihat pemandangan didepannya. Seolah tidak mendengar apapun.

“Seohyunnie. Ini sudah malam. Harus sampai kapan kita disini?” orang itu terus berceloteh sambil memasang ekspresi memohon pada Seohyun. Tapi Seohyun tetap sibuk dengan aktivitasnya memandangi Sungai Han.

“Ya! Seo joo hyun. Ayo kita pulang” nampaknya orang itu mulai emosi karna tidak mendapat tanggapan sama sekali dari Seohyun.

“Eonni duluan saja” ucap Seohyun tanpa menoleh. Kini  Seohyun tampak sibuk menulis sesuatu di buku kecilnya.

“Kau tidak boleh begini Seohyun! kau harus menjalani hidupmu seperti yeoja lain!”

“Taeyeon eonni tidak akan pernah mengerti” ucap Seohyun datar

“Yonghwa sudah pergi Seohyun! Dia sudah pergi untuk selama-lamanya. Jadi jangan pernah mengharapkannya lagi!” ucapan yeoja itu sontak membuat Seohyun langsung menoleh. Tanpa disadari, buku kecil yang dia pegang sedari tadi terjatuh dan ia biarkan begitu saja. Kedua matanya sudah berkaca-kaca. Ia menatap Taeyeon dengan tatapan sendu.

Taeyeon menghela nafas berat lalu berkata “Kau terlihat lemah. Kau tau itu? Lemah! Yeoja lemah!” kata Taeyeon tegas. Sebenarnya tidak ada niat lain selain membuat Seohyun, yeo-dongsaeng nya itu sadar. “Tidak ada gunanya meratapi kepergiannya setiap hari! Kau terlihat bodoh!” ucap Taeyeon lagi dengan penekanan disetiap kata-katanya. Ia harap setelah ini Seohyun akan sadar.

Ini bukan pertama kalinya Taeyeon berkata seperti itu. Setiap Taeyeon berkata seperti itu, Seohyun hanya menangis dan menangis. Tanpa ada tanggapan lain.

Sudah setahun terakhir, Seohyun selalu datang ke Sungai Han. Ia tidak pernah absen untuk mengunjungi Sungai ini. Walau dalam keadaan sakit, Seohyun tetap datang untuk sekedar duduk sambil melihat pemandangan Sungai Han. Yeoja itu juga tidak pernah lupa untuk membawa buku kecil kesayangannya yang selalu ia bawa kemanapun.

Mengenai Yonghwa. Namja itu adalah kekasih Seohyun. Mereka menjalin hubungan kurang lebih 1 tahun. Hubungan mereka sangat harmonis. Mereka saling mencintai satu sama lain. Setelah 1 tahun bersama, akhirnya mereka memutuskan untuk malangsungkan pernikahan. Semua sudah dipersiapkan, mulai dari gedung, undangan hingga gaun pengantin pun sudah dipersiapkan. Tapi naas, seminggu sebelum pernikahan dilangsungkan, Yonghwa pergi. Pergi untuk selama-lamanya.

Namja itu mengidap penyakit kanker. Penyakit itu yang berhasil membuat pertahanan tubuhnya melemah. Well, sebenarnya Seohyun sudah tau dari awal kalau calon suaminya mengidap penyakit kanker. Tapi Yonghwa selalu terlihat biasa. Layaknya orang sehat. Yonghwa juga selalu terlihat riang didepan Seohyun.

Seohyun sendiri sangat shock saat mendapat kabar kalau calon suaminya meninggal diperjalanan menuju rumah sakit. Setelah kepergian Yonghwa, Seohyun jarang tertawa lagi. Tidak hanya tertawa, tersenyum saja sangat jarang, bahkan tidak pernah. Seohyun malah sering terlihat murung dan menangis. Seperti saat ini. Taeyeon hanya bisa menatap kasihan pada Seohyun disampingnya. Seohyun kembali memandangi sungai didepannya. Kemudian bergumam “Bahkan aku tidak sempat memperlihatkan gaun pengantinku padanya” butir2 airmata turun membasahi kedua pipi Seohyun. Ia menangis dalam diam, sambil menatap nanar Sungai Han.

Pagi-pagi sekali Seohyun sudah pergi ke Sungai Han. Ia ingin mencari bukunya yang tertinggal. Seohyun yakin kalau buku kesayangannya itu tertinggal di dekat Sumgai Han. Buku itu sangat berharga baginya. Karna didalam buku itu terdapat sejuta kenangan mengenai dirinya dengan Yonghwa.

Seohyun mencari buku kecil itu kemana-mana. Tapi ia tak kunjung menemukannya. Seohyun mulai panic. Seohyun terus mencari tanpa lelah. Tapi ia tetap tidak menemukan buku itu.

Dan akhirnya Seohyun terduduk di kursi yang biasa ia duduki. Seohyun diam. Meratapi kebodohannya. ‘Bagaimana bisa buku itu tertinggal di tempat ini’ batin Seohyun

Seohyun menunduk lemah. beberapa jam kemudian, Seohyun kembali mencari, mencari dan mencari. Tapi nihil. Ia tetap tidak menemukan buku itu. Seohyun terduduk kembali dan memandangi pemandangan didepannya. Berkali-kali yeoja itu menghela nafas berat. Ia tidak akan tenang sampai buku itu ditemukan.

“Kau mencari buku?” Seohyun langsung menoleh saat mendengar suara seseorang.

Kyuhyun side

Kyuhyun melihat seorang yeoja sedang sibuk kesana-kemari, seperti mencari sesuatu.

Tiba-tiba Kyuhyun teringat akan buku kecil yang ditemukannya tadi malam. Ia menemukan buku itu didekat Sungai Han. ‘Apakah yeoja itu sedang mencari buku yang kutemukan semalam?’ tanya Kyuhyun dalam hati.

Kyuhyun ingin memberanikan diri untuk bertanya. Tapi ia menunggu yeoja itu tenang dulu. Setidaknya ia tidak berjalan kesana-kemari seperti sekarang ini. Begitu yeoja itu sudah duduk di sebuah kursi. Tanpa basa-basi Kyuhyun langsung bertanya. (Kyuhyun berdiri beberapa meter dibelakang yeoja itu)

“Kau mencari buku?” tanya Kyuhyun. Yeoja itu langsung menoleh. Kyuhyun melihat raut wajah yeoja itu yang sangat menyedihkan. Ia terlihat pucat. Mungkin faktor kecapean, Kyuhyun membatin.

“Ne. Apa kau tau dimana buku ku?” yeoja itu langsung berdiri menghadap Kyuhyun. Reaksinya sangat cepat. Suaranya terdengar seperti orang yang kelelahan. “Buku kecil bewarna biru?” tanya Kyuhyun memastikan

“Ne. Cepat katakan dimana buku itu!”

“Sepertinya buku itu sangat penting bagimu” kata Kyuhyun sambil tersenyum hangat.

“Cepat katakan dimana buku ku?” kata yeoja itu dingin. Dari ekspresinya, Kyuhyun sudah bisa menebak kalau yeoja itu sedang kesal. Tapi disisi lain, yeoja itu terlihat sangat letih dan pucat.

“Ada dirumahku” Kyuhyun tetap bersikap santai.

“Lancang sekali kau mengambil bukuku!” yeoja itu berkata sangat dingin. Dan ekspresinya berubah menjadi datar.

“Aku akan mengembalikannya nanti”

“Itu berarti kita akan bertemu lagi.” yeoja itu menghela nafas kasar sambil memalingkan wajahnya kearah lain. Lalu kembali fokus pada namja dihadapannya “Kembalikan buku ku sekarang juga!” desak yeoja itu

“Hey, jangan terburu-buru seperti itu agasshi. Tenang saja aku pasti akan mengembalikannya” perlahan-lahan Kyuhyun berjalan mendekati yeoja itu. Dan mengulurkan tangan kanannya. Memberi isyarat kalau ia ingin berkenalan dengan yeoja itu. “Cho Kyuhyun imnida”

Yeoja itu hanya diam dan kembali duduk termenung tanpa menghiraukan uluran tangan Kyuhyun.

Kyuhyun hanya tersenyum kecil dan ikut duduk disamping yeoja itu.

Kyuhyun memperhatikan betul-betul wajah pucat yeoja itu.

Kini yeoja itu memandangi pemandangan didepannya seperti melamun. Pandangan kosong, menurut Kyuhyun. Ia memandangi Sungai Han tapi fikirannya melayang jauh entah kemana.

Sudah 2 jam Kyuhyun duduk disamping yeoja itu. Tapi tidak ada perbincangan sedikitpun diantara mereka. Kyuhyun bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya apa yang menyenangkan dari memandangi Sungai Han? Kyuhyun saja sudah mulai bosan dan ingin segera pergi dari tempat itu.

“Kau tidak pulang?” Kyuhyun  memberanikan diri untuk bertanya

“……”

“Sebenarnya apa yang kau dapatkan dari memandangi Sungai ini? Menurutku ini sangat membosankan”

“…….”

“Hey, kau melamun ya?”

“…….”

“Apa kau mendengarku?”

“……”

“Kenapa kau tidak berbicara?”

“…….”

“Hey?” Kyuhyun mengibas-ngibaskan telapak tangannya didepan wajah yeoja itu. Tapi tidak ada reaksi sedikitpun. Ia tetap memandangi Sungai didepannya.

“…….”

“Ragamu memang ada disini, disampingku. Tapi aku tidak tau fikiranmu melayang kemana.”

“…….”

Tiba-tiba yeoja itu beranjak dari duduknya dan meninggalkan Kyuhyun seorang diri tanpa mengatakan apapun. Kyuhyun kembali tersenyum. Senyum yang sulit diartikan.

Diam-diam Kyuhyun iseng melihat isi dari buku kecil itu. Kini ia berada didalam kamarnya. Jadi tidak perlu takut kalau yeoja pemilik buku itu melihat.

Kyuhyun membuka halaman pertama buku bersampul biru itu. Ia melihat ada sebuah foto seorang yeoja dengan namja. Kyuhyun yakin, yeoja yang ada di foto itu adalah yeoja tadi. Yeoja yang berlagak sok dingin padahal terlihat lemah.

Di foto itu terlihat sang namja sedang memeluk yeoja itu dari belakang. Mereka terlihat sangat bahagia dengan senyuman lebar di bibir keduanya.

Kyuhyun menerka-nerka. Ia yakin, namja ini pasti kekasih yeoja itu. Kyuhyun beralih kehalaman selanjutnya. Dihalaman selanjutnya Kyuhyun melihat banyak catatan-catatan kecil. Bagitu banyak kisah-kisah yang yeoja itu ceritakan tentang kekasihnya. Dan juga tentang kebersamaan mereka. Kyuhyun semakin yakin kalau namja dan yeoja yang ada di foto tadi adalah sepasang kekasih.

Kehidupan percintaan mereka sangat asyik untuk dibaca. Real. Pasangan yang sangat real. Terkadang Kyuhyun tersenyum sendiri membaca kisah-kisah tersebut.

Di pertengahan, Kyuhyun tertarik pada sebuah tulisan yang berjudul. ‘Cinta itu Buta’

Kyuhyun memperbaiki duduknya dan berusaha fokus pada tulisan yang akan ia baca.

Cinta itu buta……

Dan bisa membuatku buta

Sakit. Sangat sakit ketika mendapati kalau cinta itu buta.

Cinta itu buta.

Nyatanya… aku baru menyadari hal itu sekarang

Saat kau tak lagi berada disisiku

Saat kau pergi meninggalkanku

Saat kau tak lagi hidup bersamaku

Disini. Dihati ini seperti ada ruang kosong yang tidak terisi.

Kosong dan hampa.

Itu karena kau tidak ada lagi.

Dan tidak ada yang bisa mengisinya selain dirimu

Sakit. Sangat sakit. Seandainya semua orang tau bagaimana sakitnya hati ini.

Appo…appo…..

Sakit. Sangat sakit. Harus berapa kali kuulangi kata-kata itu?

Sampai kalian sadar kalau hati ini sangat sakit!

Hati ini hampir mati karenamu. Kau tau itu?

Hanya sakit yang kurasakan saat kau tak lagi berada disisiku

Kumohon kembalilah chagi…. Kembalilah bersamaku….

Kau harus tau kalau…

Cinta ini hanyalah untukmu, dan

Sayang ini hanyalah untukmu…

-Seo Joo Hyun-

Kyuhyun termenung sendiri sesaat setelah membaca deretan kalimat itu. ‘ternyata nama yeoja itu Seo Joo Hyun’ batin kyuhyun.

Kyuhyun mendongakkan kepalanya keatas seraya berfikir. Beribu pertanyaan berputar-putar diatas kepalanya. Sesakit apa hati itu? Sebenarnya tulisan itu ditujukan untuk siapa? Untuk kekasihnya? Apakah yeoja itu ditinggal oleh kekasihnya? Patah hati? Cinta itu buta? benarkah?

Kyuhyun kembali membaca deretan kalimat-kalimat itu dengan cermat.

Dengan sengaja Kyuhyun menulis kalimat demi kalimat di lembar selanjutnya. Tanpa seizin sang pemilik. Ia rasa ia mulai lancang menulis dibuku orang lain, tanpa seizin pemiliknya.

-TBC-

 

Help The Author, Please

$
0
0

Annyeong readers ^^

Mianhae malem-malem gini ngepost ^^v

Aku cuma butuh bantuan readers sekalian buat memilih apa fanfiction yang akan aku publish

setelah ‘When I am Without You’ selesai nanti

Soalnya aku bingung banget.

Dibawah ini nanti aku kasih dua teaser dari dua fanfiction.

Readers semua cuma tinggal komen, fanfic mana yang mau dipost dulu.

Mohon bantuannya yaa =))

SEOKYU 4

FANFICTION 1

TITLE                      : I’m Yours

AUTHOR              : Maria Novena

MAIN CASTS      : Seo Joohyun, Cho Kyuhyun

OTHER CASTS     : Find them by yourself ^^

GENRE                  : Romance, Sad

RATING                  : PG – 15

LENGTH                : Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot/Chapter (masih ngawang ^^v)

DISCLAIMER       : Main casts and support casts belong to God and their parents

Cho Kyuhyun POV

Semua orang tahu, betapa brengseknya aku. Kabur dari Korea ke Inggris hanya bermodalkan nafas dan nekat. Hanya mengejar impian masa kecilku untuk menjadi model. Tak satupun keluargaku menyetujui keinginanku itu, bahkan Ahra noona sekalipun.

Aku merasa diriku sudah dewasa. Tak bisa keluargaku terus menerus menyetir hidupku. Aku juga punya impian yang ingin dicapai. Bukan semata hanya keinginan mereka.

Inggris adalah tempat dimana semua kisah ini dimulai.

Dimana aku menjadi namja brengsek. Tidak mengenal adat. Tidak pernah mempunyai perasaan. Tempat dimana aku perlahan-lahan hancur.

Tapi akhirnya aku juga bertemu dengannya, sosok yang membuat kisah ini semakin berwarna-warni.

Perlahan nuansa gelap yang menyelimutiku tertutup oleh nuansa warna-warni darinya.

Perlahan pula, sedikit demi sedikit ia mulai menempatkan dirinya dihatiku. Tempat paling dalam. Dimana hanya satu orang yang dapat membukanya, mengisinya. Hanya dia. Memang hanya dia.

Tapi, akankah kami bahagia dan merasakan apa itu happy ending?

Cho Kyuhyun POV END

***

Seo Joohyun POV

Keluargaku bukanlah sebuah keluarga yang berada. Tinggal di pinggiran kota Seoul.

Ayahku hanya seorang pengantar susu, ibuku seorang tukang cuci. Sementara ada empat anak yang harus mereka hidupi.

Cacian, makian, dan ejekan sudah biasa bagi kami.

Kami hanya bisa sabar, terdiam, dan kadang menghela nafas untuk mengatasi lelahnya hidup ini. Kami yakin, suatu saat nanti mereka akan tergugu melihat kami secara luarbiasa menghadapi hidup ini.

Hingga akhirnya, cahaya kecil mulai muncul. Lama, lama, dan kelamaan menerang.

Kejelasan masa depan keluargaku semakin jelas.

Aku mendapat beasiswa dari Pemerintah Korea untuk berkuliah di Inggris.

Satu langkah menuju kehidupan yang lebih bahagia mulai terkuak.

Tapi di tempat inilah suatu kisah yang tak pernah kupikirkan sebelumnya terjadi.

Bertemu dengannya, menjalani hidup disini bersamanya, dan (mungkin) menjadi salah satu bagian hidupnya.

Entahlah.

Tapi sebenarnya dari awal dia sudah merebut hatiku.

Ya, hatiku.

Seo Joohyun POV END

***

Kisah dua orang manusia yang pergi dari negaranya dengan kisah masing-masing. Bertemu di tempat yang tidak terduga, kemudian perlahan menjalani hidup bersama.

Saling memiliki hati satu sama lain. Mengisinya, memberikannya coretan-coretan indah tentang dua insan yang saling mencinta meskipun banyak rintangan yang harus mereka hadapi.

Ketika semuanya hampir berakhir manis, kisah masa lalu yang tidak pernah mereka pikirkan membayangi mereka. Membayangi kisah cinta mereka. Kembali kisah cinta mereka harus diuji.

Haruskah mereka berpisah demi menyelamatkan semuanya? Ataukah mereka harus egois demi kebahagiaan mereka sendiri?

Ini cerita tentang dua anak manusia, yang memulai kisahnya secara tak terduga.

***

SEOKYU 5

FANFICTION 2

TITLE                      : My Happiness

AUTHOR              : Maria Novena

MAIN CASTS      : Seo Joohyun, Cho Kyuhyun

OTHER CASTS     : Find them by yourself ^^

GENRE                  : Romance, Sad

RATING                : PG – 15

LENGTH                : Oneshoot/Twoshoot/Threeshoot/Chapter (masih ngawang ^^v)

DISCLAIMER       : Main casts and support casts belong to God and their parents

Cho Kyuhyun POV

Ketika semua yang kau rencanakan, kau impikan, kau cita-citakan harus berakhir pedih. Harus berakhir dengan kisah yang benar-benar tidak akan pernah kau harapkan.

Aku serasa tak dapat menghadapi hidup lagi.

Apa gunanya aku hidup jika aku hanya terus dipermainkan, disia-siakan?

Aku frustasi.

Hingga akhirnya dia masuk dalam hidupku.

Gadis yang teramat tidak peduli dengan sekitarnya. Gadis yang memaknai hidup secara sederhana. Menjalani hidup dengan apa adanya.

Aku merasa dirikulah manusia paling tidak beruntung di bumi. Yang menjalani sepanjang hidupnya demi hal yang sia-sia.

Tapi aku salah.

Dibalik sikap enjoy gadis itu dalam menjalani hidup, terselip kisah masa lalu yang membuatnya terpuruk. Aku bahkan benar-benar tak bisa hidup jika mengalami hal yang sama sepertinya.

Tapi, perlahan-lahan aku bisa memaknai hidup setelah bertemu dengannya. Mengerti berartinya hidup ini setelah mengenalnya.

Gadis yang tidak pernah aku impikan untuk mendampingiku nanti ternyata malah mengajarkanku arti hidup yang sebenarnya.

Dia seperti oksigen bagiku. Aku harus terus menghirupnya agar tetap hidup.

Aku tersadar.

Aku mencintainya. Teramat mencintainya.

Hingga akhirnya, dia yang lain datang, menghancurkan kembali impianku.

Kali ini, aku benar-benar tidak sanggup hidup lagi.

Cho Kyuhyun POV END

***

Seo Joohyun POV

Hidupku seperti di neraka.

Hal pertama yang terlintas di benakku adalah kalimat diatas tadi.

Masa lalu yang kelam, membuatku memberontak, membuatku tersiksa, bahkan membuatku sampai menyalahkan Tuhan atas semua ini.

Namun akhirnya ketika kau tersadar. Tidak ada yang bisa kau lakukan selain menjalani hidup, menerima takdir, dan menunggu hingga bahagia itu tiba.

Dan benar.

Bahagiaku tiba ketika aku bertemu dengannya, menatapnya, merengkuhnya, memeluknya dari segala kefanaan dunia ini.

Aku seolah lupa akan masa laluku ketika bersamanya.

Dia bahagiaku.

Hingga akhirnya, tokoh lain muncul dalam kisah kami dan menghancurkan segalanya.

Seo Joohyun POV END

***

Dua orang yang sama-sama memiliki kisah yang kelam mencoba untuk memiliki satu sama lain. Mencoba menyatukan dua pribadi menjadi satu kesatuan yang utuh. Impian mereka hanya satu. Mencoba merengkuh bahagia bersama-sama.

Semua baik-baik saja sampai akhirnya salah satu dari mereka mundur untuk menyelamatkan yang lain.

Tapi jika mereka masih ingin merengkuh bahagia mereka bersama-sama, salahkah?

***

 Nah, itu dia dua teaser dari fanfiction yang lagi aku galau-in (?)

Readers sekalian cuma tinggal komen, mau yang ‘I’m Yours’ dulu atau ‘With You’ dulu.

Please bantu aku yaa ^^

Nanti, fanfic yang paling banyak diminta readers aku aku kerjain & aku post duluan.

Jeongmal gomawo *bow :D


WHEN I AM WITHOUT YOU (4th Chapter/Ending)

$
0
0

SEOKYU 3

JUDUL                      : When I am Without You

AUTHOR                  : Maria Novena

MAIN CAST            : Cho Kyuhyun, Seo Joohyun

OTHER CAST          : Yesung (Kim Jongwoon), Tiffany Hwang (Hwang Miyoung), Choi Siwon, Choi   Sooyoung, Sunny (Lee Sunkyu)

GENRE                     : Romance, Sad

RATING                   : PG – 15

LENGTH                   : Chapter

DISCLAIMER          : Saya cuma pinjem cast disini ^^

Annyeong readers ^^

Sesuai janjiku, kalau banyak yang komen aku post cepet

Ini aku udah bawain Chapter ending dari ‘When I am Without You’

Semoga kalian semua suka ya ^^

I’m sorry if typos are wherever, quickly plot, freaky plot

THIS FANFICTION IS THE PROPERTY OF MARIA. DON’T BE A PLAGIATOR

HAPPY READ ^^

 

Semuanya menoleh kearah Joohyun.

“Hyun ..” Ayahnya memperingatkan.

“D-dia bukan ayah dari anakku!”

Sekarang semua orang membelalakkan matanya. Semua kaget oleh reaksi Joohyun, namun tidak dengan Kyuhyun. Ia tetap tenang.

“Mau membuktikannya dengan tes DNA, Joohyunnie? Aku siap kapanpun ..”

Joohyun terdiam. Ia mendesah lemah.

“Dia memang anakku, Joohyunnie ..”

“Anak Appa yang tampan, siapa namamu?” Kyuhyun masih membelai-belai pipi putranya, “Ah ya, kau belum mempunyai nama, benarkan?” Kyuhyun tampak berpikir sejenak, “Baiklah, namamu Baekhyun. Cho Baekhyun, arrasso?”

“Hya! Kau seenaknya saja memberi nama anakku!”

“Wae? Dia juga anakku, Joohyunnie. Sampai kapan kau akan terus membantahnya?”

Semua yang ada di dalam ruangan itu kembali terdiam dan saling pandang. Miyoung memecah kecanggungan itu.

“Ah, sepertinya aku haus, sebaiknya aku keluar saja. Permisi ..”

“Jonginnie, bukankah katanya kau mau mengambil mainanmu yang ada di mobil?” Yuri langsung menggendong Jongin keluar lalu menyeret Jongwoon juga.

“Ah yeobo, sepertinya kunci mobilku masih tergantung di dalam mobil, aku akan mengambilnya ..” Tuan Seo beranjak keluar.

“Ah, barang-barang Joohyun juga belum diturunkan. Aku ikut, yeobo.” Nyonya Seo menyusul suaminya.

Sekarang hanya tinggal Joohyun dan Kyuhyun berdua.

Menit-menit pertama hanya diisi oleh keheningan. Joohyun dan Kyuhyun sama-sama enggan memulai pembicaraan.

Menit-menit berikutnya, Kyuhyun mulai berdeham-deham tidak jelas. Joohyun masih betah dengan kebisuannya.

Karena tidak tahan dengan suara Kyuhyun, Joohyun mulai berujar marah.

“Kau ini kenapa sih Kyu? Sakit tenggorokkan, huh? Kau bisa ambil obat batuk dibawah dan bawa anakku kemari!”

Sebelum Kyuhyun menjawab, tangis Baekhyun sudah pecah.

“Yaaa, kau ini! Jangan berteriak! Baekhyun jadi kaget, kan?” Kyuhyun menimang-nimang anaknya, mencoba meredakan tangis Baekhyun. “Baekhyunnie, uljima. Tenanglah, ada Appa disini. Uljima .. sst .. sst ..” Tangis Baekhyun tidak kunjung mereda.

“Kau memang tidak berbakat menjadi Appa ..” Joohyun bangun dari tempat tidurnya, mengambil Baekhyun dari gendongan Kyuhyun, menidurkannya di ranjang.

“Kau lapar aegi-ya?” Joohyun menaruh telunjuknya di samping mulut Baekhyun, Baekhyun mengikuti telunjuk Joohyun.

“Kau memang lapar aegi-ya ..”

Joohyun hendak membuka kancing bajunya, namun terhenti tatkala melihat Kyuhyun.

“Wae?” Kyuhyun bertanya polos.

“Aku ingin menyusui anakku, kau keluarlah!”

“Tidak akan.”

“Keluar!”

“Shireo!”

“Baik kalau begitu berbaliklah!”

“Shireo!” Kyuhyun masih bersikeras.

“Berbalik atau keluar?” ancam Joohyun.

“Huh, baiklah!” Kyuhyun akhirnya membalikkan badannya.

Joohyun mulai menyusui anaknya yang lapar. Tanpa diketahui Joohyun, Kyuhyun mencoba mengintip Joohyun yang sedang menyusui. Joohyun menoleh.

“Kalau kau berani mengintip, vas bunga ini akan melayang ke kepalamu!”

Kyuhyun mendengus pasrah.

“Aku akan mengganti namanya ..” Joohyun berkata tiba-tiba.

“ANDWAE!” Refleks Kyuhyun berbalik dan mendelik menatap Joohyun.

“Kau ini apa-apaan Kyuhyun-ssi? BER-BA-LIK!”

“TI-DAK A-KAN! Selama kau masih bersikeras mengganti namanya!”

“Siapa peduli?” Joohyun berkata cuek, membelakangi Kyuhyun. “Namamu Sehun, aegi-ya ..” Tiba-tiba anaknya menangis kencang. “Wae? Kau tidak suka ya? Baik, namamu Chanyeol ..”

Anaknya masih menangis.

“Aigooo, kau ini seperti Ayahmu! Senang sekali membuatku kesal. Oke-oke, namamu tetap Baekhyun. Cho Baekhyun ..” Joohyun mengucapkannya dengan enggan.

Baekhyun mulai berhenti menangis.

Kyuhyun tertawa senang.

“Apa yang kau tertawakan sih?” Joohyun bertanya sewot.

“Aigoo, jangan galak-galak begitu pada suamimu ..”

“SUAM-“ Joohyun hendak menyanggah ucapan Kyuhyun.

“Aku senang kau mengakuinya ..” Kyuhyun berkata tulus.

“Mengakui apa?” Joohyun mulai melunak.

“Bahwa aku ini ayahnya ..”

“Ani-“

“Jeongmal mianhae, Hyunnie ..”

Mata Joohyun menerawang sendu, mengingat semua kenangan pahitnya.

“Semudah itukah? Setelah segala yang kau lakukan padaku?”

“Hyun ..”

“Kau kira mudah mendengar gunjingan orang karena aku hamil diluar nikah?” Joohyun mulai menangis.

“Hyun, dengar ..”

“Tidak! Kau yang harus mendengarkan aku Cho Kyuhyun!” Tangis Joohyun semakin menjadi-jadi.

“Kau kira mudah menanggung semua ini sementara kau malah asyik dengan yeoja barumu?”

“Yeoja baru?”

“Jangan mengelak Kyu! Selama ini kalian mengkhianatiku kan?”

“Apa-“

“Kau dan CHOI SOOYOUNG!”

“Aku tidak ada hubungan apapun dengannya, Hyun. Sungguh-“

“Jangan bohong! Kau tidak tahu betapa sakitnya hati ini, Kyu! Aku sampai mengorbankan perasaan orang-orang disekitarku hanya untukmu!”

“Hyunnie-“

“Bahkan selama ini kau SAMA SEKALI tidak menanyakan keadaanku! Kau memang tidak membutuhkanku ..”

“Tidak, Hyun. Dengar-“

“DENGARKAN AKU, CHO KYUHYUN!”

“SEKARANG KAU YANG HARUS MENDENGARKAN AKU, SEO JOOHYUN!” Kyuhyun balas berteriak, tak terasa air matanya juga menetes. Sama derasnya seperti Joohyun.

“Kau salah, Hyun ..”

Joohyun menatap Kyuhyun tidak percaya.

“Kau salah kalau kau menganggapku tidak membutuhkanmu ..” Air mata Kyuhyun semakin tidak bisa ditahan.

“Aku membutuhkanmu. Sangat. Hanya saja aku terlalu bodoh menyadarinya ..”

Kyuhyun berdiri menatap keluar dari jendela Joohyun dengan tatapan pedih.

*FLASHBACK*

‘Same bed but it feels just little bit bigger now ..’

“Kau ini sedang apa, Kyuhyun-ah?” Ahra bertanya kepada dongsaengnya yang terbingung-bingung menatap kasur empuknya.

“Aku hanya merasakan hawa aneh di kasurku, Noona-ya ..”

“Hawa aneh?” Ahra mengernyitkan dahinya.

“Entah kenapa kasurku lebih besar. Apakah ada yang menggantinya?”

Ahra tersenyum. Ia mengerti apa maksud dongsaengnya.

“Tidak, Kyu. Kasurmu tidak membesar. Hanya terasa lebih besar ..” Ahra mengoreksi ucapan Kyuhyun.

Kyuhyun menatap Noona nya bingung.

Ahra menatap Kyuhyun dengan tatapan sabar campur prihatin.

“Kasurmu terasa lebih besar karena tidak ada Joohyun lagi yang menemani tidurmu ..” Kemudian Ahra pergi begitu saja dari apartemen Kyuhyun.

Kyuhyun menatap kepergian Noona-nya bingung. Di dalam kepalanya berseliweran ribuan pertanyaan tentang ucapan Ahra Noona tadi.

“Benarkah?” Kyuhyun bertanya kepada dirinya sendiri.

‘Our song on the radio but it doesn’t sound the same ..’

Tiba-tiba terdengar alunan lagu indah Shania Twain yang berjudul You’re Still The One dari radio yang baru saja dinyalakannya.

Kyuhyun terhenyak kaget. Ia berhenti sebentar dari aktivitasnya mengeringkan rambut. Kyuhyun menatap nanar radio itu.

Lagu itu. Lagu yang pernah dinyanyikan Joohyun untuknya pada saat hari valentine.

Dulu, lagu itu begitu indah saat dinyanyikan Joohyun. Namun sekarang, lagu itu justru menyayat hatinya lebih dalam lagi.

“Sebegitu dalam-nyakah dirimu masuk dalam pikiran, hati, serta kehidupanku, Joohyun-ah?”

‘When our friends talk about you, all it does is just tear me down

Cause my heart breaks a little when I hear your name ..’

Siang itu, Kyuhyun tengah berjalan tanpa tujuan yang jelas. Niat awal hanya ingin mencari makan siang, karena sekarang ini tidak ada Joohyun lagi yang mengirim makan siang untuknya. Tapi pikirannya malah semakin tidak menentu karena terus mengingat Joohyun.

Akhirnya, ia memilih kedai kecil pinggir jalan yang terlihat ramai. Ia duduk di bangku paling pojok dekat jendela lalu menopang dagunya.

“Hey, jangan terlihat menyedihkan seperti itu Kyu!”

Kyuhyun mendongak. Sahabat masa SMA-nya, Lee Hyukjae tampak menghampiri Kyuhyun.

“Oh kau, Hyuk.” Kyuhyun berkata singkat, masih terus menopang dagu dengan tangannya.

“Hyaa, kau ini kenapa? Jangan memasang wajah melas seperti itu! Aku jadi ingin memberimu uang, kau tahu?”

Kyuhyun memukul kepala sahabatnya dengan buku menu yang ada disampingnya.

“Tidak pernah berubah. Selalu sembarangan kalau berbicara ..”

“Hehehe, mian. Bolehkah aku duduk disini, Kyu? Tempat lain sudah penuh. Aku yakin Joohyun juga tidak keberatan ..”

Kyuhyun tersentak kaget. Tiba-tiba hatinya sakit sekali mendengar nama Joohyun. Kyuhyun  menatap Hyukjae sekilas lalu berkata miris.

“Kau mengira aku kesini dengan Joohyun?”

“Tentu saja. Kalian kan lengket sekali. Kemana-mana selalu berdua.”

“Itu dulu.” Hati Kyuhyun terasa pedih sekali.

“Mwo? Maksudmu?”

Kyuhyun hanya mengangguk, kemudian menatap Hyukjae dengan mata berkaca-kaca.

“Oh, jeongmal mianhae, Kyu. Kalau begitu ..”

“Kalau begitu apa?”

“Bolehkah Joohyun untukku?”

“Hyaa!” Kyuhyun kembali memukul kepala Hyukjae dengan buku menu.

“Bercanda, Kyu. Ternyata kau masih mencintainya ..”

Kyuhyun menatap Hyukjae bingung.

“Iya kan?”

‘It all just sounds like ooohhh

Mmm, too young, too dumb to realize

That I should have bought you flowers, and held your hand

Should have gave you all my hours, when I had the chance

Take you to every party, cause all you wanted to do was dance ..’

Kyuhyun membaringkan tubuhnya di atas kasur. Ia lelah sekali hari ini. Akhir-akhir ini Ayahnya menyuruhnya bekerja ekstra keras karena Kyuhyun nyaris membuat perusahaan kolaps.

Hampir setiap meeting – setelah putus hubungan dengan Joohyun – ia tidak pernah mengikuti jalannya meeting dengan seksama. Tatapannya kosong. Kadang, presentator sampai mengulangi penjelasannya berkali-kali karena Kyuhyun tak kunjung mengerti.

Hal ini membuat beberapa perusahaan yang ingin bekerja sama dengan Cho Corporation – perusahaan Kyuhyun – berbondong-bondong mundur karena Cho Corporation dianggap mengulur-ulur waktu.

Kyuhyun merasa bodoh. Amat bodoh untuk menyadari bahwa begitu berartinya Joohyun baginya.

Seharusnya dulu ia memperhatikan Joohyun. Memberinya bunga layaknya seorang kekasih, menggenggam tangannya. Setidaknya memberikan Joohyun sedikit waktunya.

Perasaannya semakin teriris-iris tatkala Kyuhyun menghadiri pesta pertunangan sahabatnya, Lee Donghae dan Jung Sooyeon. Ia melihat sekeliling, dan tidak menemukan Joohyun. Ia mendengus kepada minuman yang sedang dipegangnya.

Kyuhyun kembali melihat sekitarnya. Menyadari bahwa kebanyakan orang disini datang berpasang-pasangan, sementara ia sendiri. Banyak dari pasangan kekasih itu menuju lantai dansa, mengikuti Donghae dan Sooyeon yang tengah berdansa diiringi musik romantis karya Chopin – Le Piano Romantique – kemudian menatap pasangannya penuh cinta.

Jika saja ia masih bersama Joohyun, lalu mengajak Joohyun ke pesta ini, Joohyun pasti akan senang sekali. Setiap kali ada pesta dansa, Joohyun pasti antusias mengajak Kyuhyun berdansa, dan Kyuhyun senang sekali melihat Joohyun berdansa. Tampak feminim dan amat anggun saat Joohyun sedang berdansa.

“Haruskah aku berdansa dengan waitress disini?” Kyuhyun berkata sewot kepada dirinya sendiri.

‘Now my baby is dancing

But she is dancing with another man ..’

Kyuhyun menatap Joohyun tidak percaya tatkala ia menemukan Joohyun tengah berdansa dengan Changmin, sepupunya.

‘Jadi ini alasan Changmin tidak mau kuajak bersama menghadiri pesta Donghae dan Sooyeon?’ geram Kyuhyun dalam hati.

‘Apakah Joohyun adalah wanita yang dimaksud sedang dekat dengan Changmin?’

Kepalanya kembali dipenuhi oleh Joohyun, Joohyun, dan Joohyun.

Kemudian Kyuhyun pergi begitu saja dari tempat itu tanpa mengucapkan selamat kepada Donghae dan Sooyeon.

‘My pride, my ego, my needs, and my selfish ways

Caused a good strong woman like you to walk out my life

Now I never, never get to clean up the mess I made

And it haunts me everytime I close my eyes’

Kyuhyun tengah mengikuti rapat besar bersama jajaran direksi Cho Corporation mengenai masalah internal perusahaan. Disitu hadir Ayahnya dan pejabat direksi Cho Corporation.

Masih seperti kemarin-kemarin setelah Joohyun pergi, Kyuhyun tidak menyimak rapat besar ini dengan baik. Tatapan matanya kosong, jari-jari tangan kirinya mengetuk-ngetuk meja dengan tidak sabar, sementara tangan kanannya memegang ponsel yang sedang menampilkan foto Joohyun, mengelusnya intens.

Kyuhyun mencoba memejamkan matanya. Menahan lelah fisik dan hatinya. Saat memejamkan matanya, bayangan Joohyun justru semakin menjadi-jadi di dalam pikirannya. Semakin ia ingin menghapus Joohyun dari pikiran maupun hatinya, maka semua yang berhubungan dengan Joohyun justru semakin masuk lebih dalam.

“ARGH!” Kyuhyun menggeram dengan kencangnya. Membuat semua peserta rapat besar kaget dan memandangnya dengan bingung.

Kyuhyun terdiam. Ia memandang satu persatu peserta rapat besar, sampai kepada ayahnya. Kyuhyun memberi ayahnya tatapan frustasi dan lelah. Ayahnya mengangguk kecil lalu mengedikkan kepalanya kearah pintu. Menyuruh Kyuhyun keluar untuk menenangkan diri.

Kyuhyun bangkit dari kursinya.

“Jeongmal mianhamnida ..” kata Kyuhyun lesu kepada semua peserta rapat.

Sebelum Kyuhyun membuka knop pintu, Kyuhyun membungkukan badannya kepada ayahnya dan berkata pelan,

“Gamsahamnida, Abeoji ..”

Kemudian ia membuka pintu dan benar-benar berlalu.

Kyuhyun duduk termenung di tempat dimana ia sering menghabiskan waktunya dulu dengan Joohyun. Memandang gumpalan awan hitam dengan mata nanar.

Nuansa gelap sore ini tidak dapat menandingi gelapnya hati Kyuhyun sekarang. Ia menendang-nendang kerikil yang ada dibawah kakinya. Kyuhyun benar-benar bingung kepada siapa ia harus menumpahkan semua isi hatinya.

Eomma? Abeoji?

Kyuhyun mendesah pelan. Mungkin sekarang ini yang ada dipikiran mereka hanyalah masalah internal perusahaan yang kacau karena ulah Kyuhyun.

Changmin?

Memikirkan sepupunya yang satu itu saja sudah membuat Kyuhyun marah, apalagi menceritakan masalahnya. Changmin justru akan memperkeruh suasana hatinya. Mengingat ia pernah berdansa dengan Joohyun di depan mata kepalanya sendiri dan membuat hatinya teriris.

Kyuhyun menggelengkan kepalanya pelan lalu duduk bersender pada kursi yang tengah ia duduki. Memandang sekitarnya dengan tatapan lemah. Banyak orang-orang yang berbondong-bondong pulang mengingat langit sudah mulai mendung. Namun Kyuhyun justru masih ingin di tempat itu lebih lama lagi. Hujanpun mungkin juga tidak akan membuat Kyuhyun pergi dari tempat itu.

Angin musim gugur berhembus semakin kencang. Menebarkan dedaunan kuning ke segala arah. Sekilas tampak indah dan romantis. Namun bagi Kyuhyun, semua itu tidak berarti tanpa adanya Joohyun.

Suara langkah kaki terdengar mendekati Kyuhyun dan berhenti tepat dibelakang Kyuhyun.

“Sudah bodoh, masih berniat mati bodoh pula ..” suara seorang wanita terdengar mengejek Kyuhyun.

Kyuhyun ingat. Ia masih mempunyai Ahra, Noona-nya.

“Kau tidak tahu apa-apa, Noona. Pulanglah. Untuk apa kau kesini?”

“Abeoji menyuruhku mencarimu ..”

Ahra mendekati Kyuhyun dan duduk disampingnya. Menyadari bahwa kini adiknya tampak seperti mayat hidup. Tubuh yang semakin kurus, matanya berkantong, kumis dan jambang yang tidak pernah dicukur, dan rambut berantakan seperti tidak pernah disisir.

“Untuk apa? Apa ada berkas yang harus kutandatangani?”

“Tidak. Hanya memastikan dongsaengku yang bodoh ini tidak mati konyol ..”

Kyuhyun hanya tersenyum miring menanggapi ucapan Noona-nya.

“Sudah sejauh mana kesombongan dan egomo bertahan, anak bodoh?”

Sekarang Kyuhyun menatap Noona-nya.

“Kalau kau tidak mengerti apapun tentang masalahku, sebaiknya kau pergi saja dari sini, Noona.” Kyuhyun menatap kakak perempuannya dengan pandangan tegas.

“Tidak mengerti masalahmu?” Ahra mengangkat salah satu alisnya.

“Aku telah hidup bersamamu selama duapuluh enam tahun terakhir ini. Aku bahkan tahu semua masalahmu tanpa perlu kau ceritakan. Darah lebih kental daripada air, Kyuhyun.” Ahra melanjutkan ucapannya.

“Dari dulu kau memang tidak pernah berubah. Sombong dan mempunyai ego yang tinggi ..”

“Sombong? Aku sombong?” Kyuhyun menatap Noona-nya tidak percaya. “Aku tidak pernah memperlihatkan hartaku kepada orang-orang ..” Kyuhyun membela diri.

“Sombong berbeda dengan pamer, kau harus tau itu.”

“Lalu jelaskan kepadaku apa maksud sombong disini?” Kyuhyun mulai marah.

“Bukankah sudah jelas?”

“Jangan bertele-tele, Noona!”

Ahra menatap Kyuhyun dengan sabar.

“Kau tahu kau masih membutuhkan dan mencintai Joohyun tapi kau terlalu sombong untuk mengakuinya, meminta maaf padanya. Hati kecilmu tahu, kau yang salah disini. Egomu menahanmu untuk tetap ditempat. Tidak maju untuk mencari jalan keluar masalah ini malah justru berlarut-larut meratapi kesedihanmu. Bukankah itu sudah jelas?”

“Bagaimana kau-“

“Sudah kukatakan. Aku telah hidup bersamamu selama duapuluh enam tahun ini. Kita pernah tumbuh di rahim yang sama, Kyuhyun.”

Kyuhyun menghembuskan napasnya berat.

“Sebenarnya aku sudah berulangkali mengingatkanmu ..” Ahra ikut menyenderkan punggungnya, “Kelak kesombonganmu akan menjatuhkanmu. Tapi lagi-lagi, kau terlalu sombong untuk mendengarkanku ..”

“Sekarang sudah sadar sendiri kan? Kau bahkan tak tahu harus menghadapi hidup tanpanya ..”

Langit mulai menghitam dan titik-titik air tampak turun untuk membasahi bumi. Kyuhyun masih mencerna ucapan kakaknya dengan mata terpejam.

“Ayo pulang.” Ahra menarik lengan Kyuhyun.

“Aku tidak ingin pulang, Noona.”

“Kau sudah cukup bodoh saat ini, jangan menambah kebodohanmu.”

Akhirnya Kyuhyun menuruti ucapan Ahra dan pergi dari tempat kenangannya.

Joohyun, I feel nothing when I am without you – Cho Kyuhyun.

‘Altough it hurts, i’ll be the first to say that I was wrong

Oh, I know I’m probably much too late

To try and apologize for my mistake

But I just want to you know’

Sakit.

Itu yang dirasakan Kyuhyun akhir-akhir ini. Benar kata kakaknya, ia terlalu sombong untuk mengakui keadaan.

Kyuhyun merasa dirinya terlambat untuk memperbaiki keadaan dan meminta maaf atas kesalahannya. Joohyun mungkin sudah tidak mau menerimanya lagi.

Tapi jauh di lubuk hatinya, Kyuhyun hanya ingin Joohyun tahu bahwa,

.

.

Hati Kyuhyun hanya milik Joohyun. Selamanya.

*FLASHBACK END*

***

Joohyun tercenung mendengar cerita Kyuhyun. Sementara Kyuhyun masih memandang keluar dari jendela Joohyun. Mengingat-ingat dan menceritakan kembali masa-masa kelamnya dulu tanpa adanya Joohyun.

Joohyun berjalan mendekati Kyuhyun, menyentuh pundak Kyuhyun pelan. Menatap mata Kyuhyun dalam, mencari-cari kebohongan disana. Namun nihil. Kyuhyun tidak mengarang cerita atau menyembunyikan apapun darinya.

Joohyun menarik lengan Kyuhyun lembut. Mendudukan Kyuhyun di sofa.

“Mari kita bicarakan ini baik-baik. Selesaikan semuanya ..” Joohyun berujar lembut.

Namun, hanya keheningan yang tercipta dari kedua insan yang sebenarnya masih saling mencintai itu.

Akhirnya Joohyun memecah kebisuan.

“Bolehkah aku bertanya?”

Kyuhyun mendongak sekilas, kemudian menunduk kembali, dan berkata, “Silahkan ..”

“Kenapa dulu sikapmu tiba-tiba berubah padaku? Apa aku melakukan sesuatu yang tidak menyenangkanmu?” Joohyun berkata sedih. Ia selalu sedih tatkala mengingat masa-masa dimana Kyuhyun tidak memedulikannya.

“Kau berbohong padaku ..”

Joohyun terhenyak kaget namun memilih tidak menanggapi ucapan Kyuhyun. Membiarkan Kyuhyun melanjutkan ucapannya.

“Kau sering bertemu dan pergi dengan namja lain tapi kau mengatakan padaku bahwa kau ada urusan pekerjaan ..” Bibir Kyuhyun mengerucut lucu setelah ia mengaku pada Joohyun.

“Kau-“

“Tidak usah mengelak, Hyun. Mau kusebutkan satu-satu nama pria itu?” Sekarang Kyuhyun yang galak terhadap Joohyun. “Ada Jonghyun, Yunho, Kyungsoo, bahkan sepupuku sendiri -”

“Sepupumu?”

“Changmin.”

“Oh, jadi Changmin itu sepupumu?” Joohyun malah bertanya polos.

“Benar, Hyun. Hatiku tambah sakit melihat kau berdansa dengan Changmin di pesta Donghae dan Sooyeon ..” Kyuhyun menatap Joohyun intens “ Kau berselingkuh dengan sepupuku sendiri dibelakangku!”

“Astaga!” Joohyun berujar kaget sekaligus marah.

Bagaimana tidak? Seenaknya saja Kyuhyun menuduhnya, bahkan tanpa tahu masalah yang sebenarnya.

Joohyun kemudian mengatur napasnya perlahan, mencoba meredam emosinya.

“Cho Kyuhyun yang bodoh, sekarang kau harus mendengarkan penjelasanku tanpa pertanyaan. Kau hanya perlu mendengar, tidak perlu berbicara, arrasso?”

“Tapi-“

Seakan tidak mendengar Kyuhyun, Joohyun menegaskan ucapannya lagi.

“Arrasso?”

“Arrasso ..” Kyuhyun menurut.

“Pertama. Aku sebenarnya tidak berniat untuk membohongimu. Kau tahu kan kau sendiri seperti apa?”

Kyuhyun menatap Joohyun penuh tanya.

“Kalau aku jujur padamu jika aku sedang bertemu dan pergi dengan namja-namja yang kausebutkan tadi, maka kau pasti langsung meledak seperti tong bensin yang disulut api. Jadi aku lebih baik diam saja. Tapi ternyata diam juga salah. Kau mengira aku memang sengaja mebohongimu ..”

“Kedua. Aku bertemu dengan Jonghyun, Yunho dan Kyungsoo, itu memang murni urusan pekerjaan. Tidak ada hubungan APAPUN diluar pekerjaan. Tapi kalau Changmin-“

“Changmin apa?!” Kyuhyun tidak mampu menahan mulutnya untuk menyela Joohyun.

Joohyun mendelik.

“Baik, baik. Lanjutkan ..”

“Changmin adalah salah satu sahabatku. Aku sering bertemu dengannya, karena dia ingin bercerita kepadaku tentang masalahnya ..”

Kyuhyun kembali menatap Joohyun dengan pandangan penuh tanya, seolah bertanya ‘Masalah apa?’

“Changmin – sepupumu – mencintai Jung Sooyeon. Yang tidak lain adalah istri teman kita, Lee Donghae.”

Kyuhyun terkesiap kaget.

“Dia berkata bahwa selama ini Sooyeon adalah yang terpenting dalam hidupnya, tetapi malah Sooyeon memilih untuk menikah dengan Donghae ..”

“Lalu saat di pesta Donghae dan Sooyeon, kenapa kau bisa dengan Changmin?” Kyuhyun memberanikan diri bertanya kepada Joohyun.

“Changmin mengajakku ..”

Kyuhyun mendelik.

“Oh, sebagai teman tentunya ..” Joohyun menambahi, setelah melihat reaksi Kyuhyun.

“Lalu?”

“Ya, seperti itulah. Changmin mengajakku sebagai teman, dan berdansa denganku juga sebagai teman. Changmin membutuhkan dukungan moril untuk menghadapi hal pahit di depan mata.” Joohyun menegaskan ucapannya.

“Berarti aku hanya salah paham?” Kyuhyun bertanya bodoh.

“Tentu saja. Bukankah kebiasaanmu daridulu selalu berpikiran negatif sebelum tahu yang sebenarnya?” Joohyun menjawab dengan senewen.

“Lalu yang ketiga. Aku tidak pernah tahu kalau Changmin adalah sepupumu. Kau hanya mengenalkanku kepada Ahra eonnie, Abeonim dan Eommonim. Bukankah itu juga karena kebodohanmu sendiri, tidak mau mengenalkanku pada anggota keluargamu yang lain, Kyuhyun?” Joohyun menambahkan.

“Oke, baiklah. Sekarang aku yang bertanya kepadamu ..”

“Apa?” Joohyun masih berkata galak.

“Kenapa kau juga bisa menuduhku berselingkuh dengan Sooyoung?”

“Yah, memang karena kau dulu lebih dekat dengannya. Bahkan dulu kau sampai rela membatalkan janji kita demi Sooyoung. Memangnya aku tidak tahu, huh?”

“Aigooo, jadi selama ini kau juga cemburu, Hyun-ah?” Kyuhyun menggoda Joohyun.

“Jangan berani-berani menggodaku!”

“Sekarang gantian, kau yang mendengarkanku. Dengarkan aku baik-baik, malaikatku ..”

Joohyun mendelik sebal.

“Aku juga tidak ada hubungan apapun dengan Sooyoung ..” Kyuhyun menatap Joohyun mesra “Dia menemuiku, karena dia tertarik kepada temanku, Ryeowook. Kau tahu kan Kim Ryeowook?”

Joohyun mengangguk pelan.

“Yah, sebagai teman yang baik, aku juga sebisa mungkin menolong mereka. Karena sepertinya Ryeowook juga tertarik dengan Sooyoung.”

“Lalu, waktu kau pergi berdua ke kedai teh langganan kita?”

“Pergi berdua ke kedai teh?” Kyuhyun mencoba mengingat-ingatnya “Ah itu! Itu karena Sooyoung ingin mentraktirku sebagai ucapan terimakasihnya karena Sooyoung dan Ryeowook resmi berpacaran!” Kyuhyun menjawab dengan antusias.

“Jadi, aku juga hanya salah paham?”

“Tentu saja, sayang ..”

“Mianhae ..”

Kyuhyun menarik Joohyun untuk duduk lebih dekat dengannya. Kyuhyun harus jujur kepada Joohyun kalau Kyuhyun masih membutuhkannya, menginginkannya, menyayanginya, dan mencintainya.

“Jadi .. bisakah kau percayakan hatimu kembali kepadaku?” Kyuhyun berkata lembut.

Ucapan Kyuhyun barusan ini memang sudah diperkirakan Joohyun sebelumnya, namun tetap saja, Joohyun kaget dengan ucapan Kyuhyun ini.

Karena Kyuhyun bisa melihat keraguan terpancar dari wajah Joohyun, Kyuhyun berusaha meyakinkan Joohyun.

“Aku berjanji, akan melakukan yang terbaik untukmu, juga jagoan kecil kita, Baekhyunnie. Jika aku melakukan kesalahan lagi, aku bersedia dihukum apapun olehmu. Tapi, jebal, jangan pernah terbersit dipikiranmu untuk meninggalkanku, sayang ..”

“Kyu-“

“Karena dengan bodohnya aku baru menyadari, kau sudah masuk terlalu dalam kedalam kehidupanku ..”

Tiba-tiba, Kyuhyun menyanyi lagu mereka berdua. You’re Still The One.

“You’re the still one I run to ..

The one that I belong to ..

You’re still the one I want for life ..

You’re still the one that I love ..

The only one I dream of ..

You’re still the one I kiss goodnight ..”

Joohyun menatap Kyuhyun dengan pandangan sendu. Sementara Kyuhyun kembali menatap mesra Joohyun.

“Jadi bagaimana?”

“Sudah jelas kan?” Joohyun tersenyum manis.

“Jelas bagaimana?”

“Aigoo, bodohmu belum sembuh rupanya ..” Joohyun memanyunkan bibirnya.

“Kau menerimaku?”

Joohyun mengangguk kepada Kyuhyun.

Finally ..” Kyuhyun kemudian memeluk Joohyun erat.

Joohyun memang pernah berpisah dengan Kyuhyun. Mencoba bertahan untuk hidup tanpanya. Namun daridulu yang ia yakini, selalu ada rencana besar dibalik semua ini.  Jadi ia hanya perlu menunggu dan bersabar hingga waktunya tiba.

Dan .. kesabarannya membuahkan hasil.

***

Joohyun tengah mengelus-elus kepala Baekhyun yang tertidur lelap. Sementara Kyuhyun masih asik menikmati momen bahagia ini dengan memeluk Joohyun dari belakang.

Tiba-tiba, terlintas ide gila di benak Kyuhyun, dan Kyuhyun pun melepaskan pelukannya.

“Chagi, ayo kita kegereja ..” Kyuhyun mengajak Joohyun.

“Untuk apa? Ini masih hari Rabu, Kyu ..”

“Menikah.”

Joohyun membeku seketika, kaget. Tanpa menunggu jawaban Joohyun Kyuhyun segera menarik tangan Joohyun dan membawanya ke gereja.

***

EPILOG.

“Ssssstt .. kalian ini jangan mendesis terus, aku jadi tidak bisa mendengar suaranya!” Tuan Seo berkata kepada orang-orang yang tengah menguping pembicaraan Joohyun dan Kyuhyun.

“Suara apa, abeonim?” Tiba-tiba Siwon bergabung dengan kerumunan yang ada di depan pintu kamar Joohyun.

Semuanya tersentak kaget dan menoleh kebelakang.

“Hya! Kau mengagetkan saja!” Miyoung mendesis kepada suaminya.

“Eomma, Appa, aku lapar ..” Kali ini Jongin yang merengek.

“DI-AM.” Kali ini Yuri dan Jongwoon menyahuti bersamaan.

Jongin memberengutkan wajahnya kemudian kembali asik dengan mainannya.

“Mereka sedang membicarakan apa sih, yeobo? Kenapa tidak terdengar suara sedikitpun?”

“Jangan-jangan ..” Jongwoon mulai berpikiran aneh-aneh.

.

.

.

Tiba-tiba pintu dibuka begitu saja oleh Kyuhyun. Seketika kerumunan orang itu ambruk dan saling menubruk satu sama lain.

“Mwo? Apa yang kalian lakukan?” Kyuhyun bertanya kepada mereka semua yang terjatuh.

“Kalian mengintip kami ya?” selidik Joohyun.

Semuanya menyerukan pembelaannya masing-masing. Namun Joohyun dan Kyuhyun malah mengeluarkan smirk-nya.

“Kalian semua ikut kami!” Kyuhyun berucap tegas.

“Mwo? Kemana?” Siwon bertanya bingung.

“Ke gereja.” Joohyun menjawab dengan santainya.

“Untuk-“

“Sudah, ikuti saja.” Joohyun menyela ucapan Jongwoon.

“Kalian semua ..” Kyuhyun menunjuk semua orang disana. “Naik mobil Jongwoon hyung, Siwon hyung, atau Abeonim. Sementara aku dan Joohyun naik mobilku sendiri, arrasso?”

Kyuhyun langsung berbalik dengan menggandeng Joohyun yang tengah menggendong Baekhyun.

Sementara semua orang yang mengintip tadi, masih terdiam dengan pikiran masing-masing.

“Apakah mereka akan .. menikah?” Miyoung bertanya kepada semua orang yang ada disitu.

***

Kyuhyun melajukan mobilnya perlahan. Menikmati musim dingin yang hampir berakhir dengan kedua orang yang paling dicintainya.

Kyuhyun menoleh kearah Joohyun.

“Chagi ..”

“Ya?”

Without you, I’ll be nothing.

Joohyun tersenyum bahagia. Kyuhyun juga membalas senyuman Joohyun.

.

.

.

Sementara mobil bergerak menjauh, Joohyun juga menerawang jauh.

Semoga ia bisa menghadapi suka dan duka bersama.

Ya.

Bersama Kyuhyun, Baekhyun, dan adik-adik Baekhyun nanti.

.. THE END ..

Nah ini sudah chapter ending ya ^^

Fanfiction selanjutnya yang akan saya publish adalah ini

Terimakasih buat readers yang selalu setia komen fanfic abstrak saya ini. Terimakasih juga buat yang udah mau baca tapi nggak mau komen :b

Yang penting kalian senang, aku juga senang =))

Karena ini chapter ending, di komen dong. Silent readers juga tobat dong, please banget. Jangan sampai fanfic-ku yang lain aku protect karena udah sebel sama silent readers, hehehe :b


[Freelance] EXO : My First Love Is You

$
0
0

[Freelance] Exo :my first love is you

Author :joo

Cast :michi,baekhyun,chanyeol

Genre :sad

Length : Chapter

Gambar

Aku selalu bertanya kenapa orang sering menangis karena cinta? Kenapa tidak mencari cinta yg baru? Apa cinta itu harus di tangisi?
Tapi saat dia datang,aku mengalami apa yg orang lain alami. Menangisi cinta. Babo!
Aku selalu berkata ” orang yg menangis karena cinta itu bodoh! ” Tapi pada kenyataannya aku sendiri pun adalah seseorang yg bodoh !
Lama-kelamaan aku larut dalam cinta yg akhirnya menyakitkan. Membuat ku menjadi seseorang yg lemah. Haruskah aku merasakan sakit ini? Jika akhirnya aku seperti ini,kenapa Kau pertemukan aku dengannya?!

#. #. #.

Lagi-lagi aku mendengarkan curhatan temanku tentang masalah cintanya. Dia menangis karena orang yang dia cintai ternyata selingkuh. Sebenarnya aku bosan mendengarkan curhatannya tentang CINTA. Apa tidak ada cinta lagi di dunia ini sehingga ia harus menangisinya?

“Sudahlah! Jangan menangisi Suho lagi! Dia mungkin memang sudah tidak cocok denganmu. Kau cari lagi saja namja lain yg jelas lebih mencintaimu.” ucapku pada sahabatku. Shin.

“Kau ini belum pernah merasakan cinta! Manamungkin aku bisa melakukan hal yg kau katakan dengan mudah! Kau fikir mendapatkan cinta semudah membalik telapak tangan hah?!” Omelnya padaku.

“Aish,ne ne ne… Mianhae . Aku memang tidak mengerti apa itu CINTA ! Lalu kenapa kau terus terusan curhat padaku?! Kau kan sudah tahu aku tidak mengerti CINTA ! ” Ucapku balik mengomel padanya.

“Hiks hiks… Habis kau yg selalu mau menjadi pendengar terbaik bagiku. Kau selalu mendengarkan curhatanku sampai akhir.” Katanya sambil mengusap air matanya.

“Ya sudah! Jangan mengomel padaku!” “Ah ne.”
“Shin,aku harus pergi ke toko. Aku sudah telat. Mianhae. Bye!” Ucapku sambil berlari meninggalkan shin.

Sekarang umurku sudah 20 tahun,tapi masih belum mengerti apa itu CINTA. Tidak pernah ada seorangpun yg pernah mengisi ruang kosong hatiku.

Aku berjalan menelusuri jalanan ramai di kota seoul. Sekarang aku bekerja di sebuah toko roti. Walau gaji nya tidak terlalu besar,setidaknya bisa membayar tempat kost dan makanku. Aku tinggal sendiri di seoul. Orangtuaku sudah tiada karena kecelakaan beberapa tahun lalu.

#. #. #.

“Selamat datang di toko kami” ucapku pada seorang pelanggan yg baru saja masuk.
“Hmm.” Senyumnya membuatku terus memandanginya. Entah kenapa dia begitu mengesankan bagiku. Ini pertama kalinya aku melihat seorang namja yg langsung memikat hatiku.

“Ini, berapa total semuanya?” Ucapnya setelah memilih beberapa jenis roti dan membawanya ke kasir untuk dibayar.
“Nona jung, berapa totalnya?” Tanyanya untuk kedua kali.
“Eh mianhae aku melamun. Mianhae.” Ucapku sambil menghitung jumlah belanjaannya. Kurasa dia melihat papan namaku.
“Totalnya jadi 10.000 won tuan” ucapku sambil memberi barangnya.
“Ne,gamsahamnida. Jangan melamun di saat jam kerja,atw kau akan mendapat omelan dari pelanggan.” Ucapnya tersenyum sambil menyodorkan uang.
“Eh,itu… Ne ,mianhamnida.”
“Gwenchana nona jung.” Ucapnya.
“Jangan memanggilku begitu. Panggil saja aku michi.” Kataku sambil memberi kembaliannya.
“Tapi papan namamu hana jung”
“Ini sebenarnya bukan nama asliku.”
“Waeyo?” Tanyanya penasaran.
“Emh, gwenchanayo. Ah sepertinya kita terlalu lama berbincang2,nanti aku akan dimarahi bos ku jika terus-terusan ngobrol saat jam kerja. Mianhae” Ucapku membungkuk padanya.
“Ne,gwenchana. Mungkin lain kali kita bisa bicara lebih lama. Gomawo.” Ucap nya sambil berjalan keluar.

Aku memandang punggungnya. Namja berambut coklat menggunakan syal hitam,senyumannya yang membuatku terus terbayang akannya. Aish kenapa aku ini?! Oh iya,siapa namja itu? Apa aku akan bertemu dengannya lagi? Huu,mungkin.

Sudah seminggu ini aku terus memikirkan namja itu. Kapan aku akan bertemu dengannya lagi? Itulah yg terus menghantui fikiranku.

Aku berjalan-jalan di taman kota,sore ini aku sangat bosan sehingga ingin bejalan-jalan. Karena hari ini libur kerja jadi aku punya waktu untuk berjalan-jalan.

“aish! Sendirian tidak enak. Huu” keluhku sambil duduk di bangku dekat kolam.
“Lalu kenapa berjalan sendirian?” Tanya seseorng.
“Eh,kau yg waktu itu kan?” Tanyaku padanya. Dia mengangguk.
Senyuman itu kulihat lagi,senyuman yg aku rindukan.
“Eh aku belum tahu kau siapa?” Tanyaku padanya dan membuatnya tertawa kecil.
“Baekhyun imnida. Bangapta.” Ucapnya.
“Ah ne,nado ” jawabku singkat.
“Kau suka kupu-kupu?” Tanyanya membuatku mengerutkan dahiku.
“Waeyo? Kata siapa?”. Tanyaku balik.
“Gwenchana.”
Seketika aku ingat kalau aku menggunakan kalung kupu-kupu pemberian eomma.
“Ah kau lihat ini ne? Ne aku sangat suka kupu-kupu.” Jawabku.
“Aku juga.” Ucapnya.
“Eh,jinja?kita sama ne “

Kami terus berbincang-bincang sampai tidak terasa hari mulai gelap. Kami saling bertukar nomor ponsel. Aku sangat senang dekat dengannya. Apa ini cinta? Apa kali ini aku merasakan cinta? Aish,yg benar saja?!

#. #. #.

“Chanyeol!! Sudah kubilang tata kue dan rotinya dengan rapih!” Omelku pada rekan kerja ku.
“Yak! Pagi-pagi kau sudah mengomel! Dasar mochi!” Ucapnya sambil menata ulang.
“Yak! Namaku michi bukan mochi!” Omelku lagi.
“Aniyo! Kau itu seperti mochi! Pipimu tembem,wee…” Ucapnya sambil menjulurkan lidahnya.
“Yak! Chanyeol!!” Hampir saja aku melempar dus di depanku kalau saja pelanggan tidak masuk tiba-tiba.

“Eh, selamat datang di toko kami.” Ucapku sambil membungkuk.
“Aku pesan cappucino hangat dan roti selai blueberry.” Ucapnya lalu duduk di meja dekat jendela.
“Ne,akan segera kuantar.” Ucapku sambil menyiapkan apa yg dia pesan.
* *
“Yak! Kenapa datang sepagi ini?” Tanyaku sambil memberi pesanannya.
“Tidak boleh hah?” Tanyanya balik.
“Ye!” Ucapku sambil duduk di sebelahnya.
“Yak!kau tidak boleh duduk disini! Nanti manager mu akan memarahimu!” Ucapnya sambil mencubit pipiku.
“Ish!bacon kau menyebalkan! Padahal baru sebulan aku mengenalmu tapi kau sudah menunjukan sisi menyebalkanmu! Huu” ucapku sambil bangkit dari duduk ku,namun dia menarikku sehingga membuatku kembali duduk.

“Ekhem ekhem…”
“Waeyo?”Tanyaku pada chanyeol.
“Aniyo! Setahuku ada waktunya untuk bekerja dan mengobrol” ucapnya sambil mengelap meja.
“Aish, dasar! Aku bekerja dulu ne. Makan yg benar.” Ucapku sambil mencubit pipi baekhyun.
“Aish!appo!” Ucapnya dan aku hanya melemparkan senyum padanya.

“Yak! Cepat selesaikan!” Ucapku sambil melempar elap ke arah chanyeol.
“Yak! nuna kau benar2 menyebalkan.” Ucap yeol lalu kembali bekerja begitu juga denganku.

Aku tidak berhenti tersenyum,sepertinya karena ada baekhyun di sini . Gomawo.

continued

NB: Karena author aslinya gak ngirim poster, jd han ra mi kasih gambar exo itu aja ne buat fanfiction ini… ^^


SEOKYU : I WON’T (part 8)

$
0
0

i-wont poster

SEOKYU/CHANGSEO ? : I Won’t (part 8)
Author : Han Ra Mi
Main Cast : Cho Kyuhyun , Seo Joo Hyun, Shim Changmin
Other Cast : TVXQ Yunho aka Shim Yunho, Cho Ahra, etc.
Genre : Romance, family, sad, Life
Rating : PG- 13
Length : chapter
Disclaimer : saya hanya punya storyline. tapi punya kyuhyun juga gak apa- apa (?)
Recommended song : Kyuhyun – I was once by your side
Seohyun- it’s okay even if it hurt
Yesung – Love really Hurt

previous part : part 7

Author pov
Kyuhyun kembali mendekatkan wajahnya ke wajah seohyun, kyuhyun kembali menciumnya. Namun kali ini dengan sangat lembut. Hingga membuat seohyun membalas ciumannya. Kyuhyun menjauhkan wajahnya. Kyuhyun menghapus airmata seohyun dengan ibu jarinya. Hal yang justru membuat airmata seohyun mengalir semakin deras. Namun kyuhyun tetap berusaha menyeka seluruhnya sambil berujar “jangan seperti ini lagi saengi. Jangan lagi hancur karena namja seperti oppa. ini bukan hal yang pantas. Kau tak pantas hancur karena oppa. oppa akan selalu mencintaimu, tapi tak seharusnya mencoba terus berada disisi satu sama lain sebagai dua insan yang jatuh cinta. Berbahagialah ne.” kyuhyun sadari panggilan ‘saengi’ semakin membuat seohyun terluka, namun kyuhyun pun menyadari ‘cinta’ bukan sesuatu yang pantas dirasakannya pada seohyun. Kyuhyun mencium kening seohyun lama dan dalam, kemudian kyuhyun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan seohyun.
Kyuhyun melangkahkan kakinya pergi, hal yang benar- benar membuat seohyun geram. Sebelum kyuhyun membuka knop pintu. Seohyun telah terlebih dahulu menarik tangannya. Dan menjatuhkan tubuh kyuhyun di sofa panjang yang ada di ruang baca ini. Kyuhyun terduduk di sofa. Seohyun kemudian duduk diatas pangkuannya dan mencium kyuhyun . seohyun tak lagi perduli tentang harga diri dan kehormatan sebagai seorang yeoja. Yang seohyun tahu, bagaimana caranya mengikat kyuhyun . membuat kyuhyun menjadi miliknya seutuhnya dan dirinya menjadi milik kyuhyun seutuhnya. Hingga kyuhyun tak lagi bisa pergi darinya. Karena seohyun juga tak akan pergi dari kyuhyun, seohyun ingin selalu berada disisinya sebagai orang yang kyuhyun cintai dan mencintainya. Sesunggunya hal yang dilakukan seohyun semakin membuat emosi dan kesedihan dalam diri kyuhyun membuncah. Tak hanya itu, seseorangpun akan sangat terluka melihat tindakan diluar batas yang coba seohyun lakukan.
Appa seohyun, dialah yang menjadi sangat terluka atas pemandangan yang seohyun ciptakan saat ini. Melihat putri semata wayangnya tak lagi tahu dengan norma hingga memaksa seorang namja untuk bersetubuh dengannya, ayah mana yang tak bersedih dengan hal seperti itu?. Appa seohyun ingin masuk untuk menghentikan perbuatan tak bermoral putrinya. Namun appa seohyun dapat melihat dengan jelas bahwa kyuhyun samasekali tak tergoda apalagi memanfaatkan kesempatan atas tindakan seohyun dan justru berusaha menghentikan tindakan seohyun, namja itu berusaha melepaskan diri dari seohyun dengan lembut tanpa menyakiti seohyun.
“seohyun hentikan, jangan begini.” ucap kyuhyun saat seohyun terus mencoba melepaskan kancing kemeja kyuhyun sambil memaksa menciumnya. Kyuhyun terus menahan tangan seohyun dan menghindari ciuman seohyun. Kyuhyun terluka, hatinya tersayat melihat seohyun menjadi seperti ini. seohyun yang sopan dan lembut menjadi yeoja tak tahu tata krama dan aturan seperti saat ini. Emosi dan kesedihan kyuhyun semakin meluap saat seohyun tak juga sadar dengan tindakan yang dilakukannya.
Plak
“PELACURPUN TAK AKAN MEMAKSA UNTUK MELAKUKAN HAL HINA SEPERTI INI SEO JOO HYUN!.” akhirnya kyuhyun tak dapat menahan dirinya. kyuhyun mendorong kasar tubuh seohyun , menampar dan membentaknya dengan keras. kyuhyun terdiam, sadar teriakannya keterlaluan, kyuhyun merendahkan seohyun, menganggapnya lebih rendah dari seorang wanita binal. Sementara seohyun, dia hanya mampu jatuh terduduk dengan tangisan yang semakin tersedu- sedu.
Bugh
“APPA!”
Seohyun berteriak kaget. Kyuhyun jatuh tersungkur dihadapannya. Appa seohyun yang tak dapat lagi menahan emosinya masuk dan memberikan kyuhyun tinjunya yang cukup keras.
“Appa kau pantas berteriak seperti itu terhadap putriku, hah?”
Bugh bugh, lagi beberapa buah pukulan mendarat diwajah kyuhyun. kyuhyun hanya diam, sama sekali tak menghindar apalagi berniat melawan appa seohyun.
“Appa sudahlah, aku yang bersalah. cukup appa…” mohon seohyun pada appanya. Tapi… Plak. sebuah tamparan didapat seohyun dari appanya. seohyun terdiam, menyentuh pipinya yang biasanya disentuh tangan appanya dengan sentuhan lembut. Tangan lembut appanya yang biasanya menyentuh pipinya untuk mengusap airmata kesedihannya, mengelus lembut penuh cinta kasih pipi chubbynya. Namun kali ini, untuk pertama kali dalam hidupnya tangan lembut itu menghadiahinya sebuah tamparan keras. Memang perbuatannya tadi salah, appanya marah mungkin karena melihat perbuatannya tadi. Tapi tetap saja tamparan sang appa menambah kesedihan seohyun hari ini.
“bagus. bagus jika kau sadar seo joo hyun. apa yang kau pikir kau lakukan tadi, hah? tak tahu tata krama, apa kau tak punya agama seohyun-ah?” bentak appa seohyun.
“hiks, mianhae appa…”
“benar- benar anak tak tah-”
“KYU…hyun-ssi.”

Kyuhyun pov
“seohyun hentikan, jangan begini.” ucapku saat seohyun terus mencoba melepaskan kancing kemejaku dan memaksaku berciuman. bukan aku tak mencintainya dan tak sudi bercinta dengannya, justru karena aku sangat mencintainya. aku tak mau yeoja yang kucintai, bahkan kuketahui mencintaiku menjadi rusak dan hilang arah seperti ini. Aku terus menahan tangan seohyun dan menghindari ciuman seohyun. Aku merasa sangat terluka, hatiku serasa tersayat belati yang sangat tajam melihat seohyun menjadi seperti ini. seohyun yang sopan dan lembut menjadi yeoja tak tahu tata krama dan aturan seperti saat ini. Emosi dan kesedihanku terus bertambah saat seohyun menjadi- jadi dan tak juga sadar dengan tindakan yang dilakukannya saat ini.
Akhirnya aku menyerah, aku tak dapat lagi menahan diri. Aku mendorong kasar tubuh seohyun,aku pikir ini adalah satu- satunya cara menghentikan kebodohan seohyun sebelum aku menjadi lebih bodoh dari dirinya. Plak. “PELACURPUN TAK AKAN MEMAKSA UNTUK MELAKUKAN HAL HINA SEPERTI INI SEO JOO HYUN!.” namun tak hanya itu, aku juga menampar dan membentaknya dengan keras. Aku terdiam, sadar teriakanku keterlaluan, aku merendahkan seohyun, menganggapnya lebih rendah dari seorang wanita binal. Sementara seohyun, dia hanya mampu jatuh terduduk dengan tangisan yang semakin tersedu- sedu dan semakin memperdalam sayatan dihatiku.
Bugh
“APPA!”
Seohyun berteriak kaget saat aku jatuh tersungkur dihadapannya. Appa seohyun tiba- tiba masuk dengan emosi dan amarah yang tampak menggebu dalam dirinya, beliau memberikanku tinjunya yang cukup keras.
“Appa kau pantas berteriak seperti itu terhadap putriku, hah?”
Bugh bugh, lagi beberapa buah pukulan mendarat diwajahku. Aku hanya diam, sama sekali tak menghindar apalagi berniat melawan appa seohyun. Bagaimanapun aku sadar, tak seharusnya aku berkata seperti itu pada seohyun. Walau tindakan seohyun tadi salah. Namun dia melakukannya karena perasaannya yang tengah kalut karenaku saat ini.
“Appa sudahlah, aku yang bersalah. cukup appa…” mohon seohyun pada appanya. Tapi… Plak. sebuah tamparan didapat seohyun dari appanya. seohyun terdiam, menyentuh pipinya yang mungkin, ini pertama kali dalam hidupnya tangan lembut itu menghadiahinya sebuah tamparan keras. Memang perbuatannya tadi salah, appanya marah mungkin karena melihat perbuatan seohyun padaku tadi. Tapi tetap saja kurasa tamparan appa seohyun pasti menambah kesedihan dan membuat perasaan seohyun semakin berkecamuk hari ini.
“bagus. bagus jika kau sadar seo joo hyun. apa yang kau pikir kau lakukan tadi, hah? tak tahu tata krama, apa kau tak punya agama seohyun-ah?” bentak appa seohyun.
“hiks, mianhae appa…” seohyun menangis, memohon maaf kepada appanya. Sementara aku hanya mampu terdiam. tak ada pembendaharaan kata yang mampu kuucapkan untuk memperbaiki suasana saat ini. mungkin jika aku bicara, justru akan memperkeruh emosi yang tengah terbendung diruangan ini.
“benar- benar anak tak tah-”
“KYU…hyun-ssi.” Changmin-ssi masuk, dia yang awalnya berteriak memanggil namaku sontak terkejut dan merendahkan suaranya saat menyadari aura seperti apa yang ada diruangan ini. dari raut wajahnya tampak jelas sedang ada hal yang tak baik. Entah apa itu, namun kesempatanku bertanya sedikit tertunda dengan perkataan appa seohyun.
“nuguya? tiba- tiba masuk ke rumah ini.”
“changmin imnida.” ucap changmin tetap tenang dan tak lupa membungkuk hormat pada appa seohyun.
“MWO?” appa seohyun tampak sangat terkejut. tak kalah terkejut dibanding diriku tadi.
“mianhae ahjussi. aku akan menjelaskannya lain waktu.” kemudian changmin beralih padaku. “ponselmu tertinggal, tadi noonamu menelpon. kondisi oemmamu semakin buruk dan kritis, beliau telah dibawa ke rumah sakit oleh noona dan tetanggamu.” lanjut changmin membuatku syok. Lututku serasa tak lagi mampu menopang berat tubuhku saat ini. Aku jatuh terduduk, airmata kembali menganak sungai di pipiku. tak ada isakan, namun aku juga tak mampu membendung airmataku saat ini. perasaan kalut yang tak tergambarkan. ‘Akankah oemma berakhir seperti appa?.’

Seohyun pov
“ponselmu tertinggal, tadi noonamu menelpon. kondisi oemmamu semakin buruk dan kritis, beliau telah dibawa ke rumah sakit oleh noona dan tetanggamu.” lanjut changmin membuat kyuhyun oppa tampak sangat syok. Kyuhyun oppa jatuh terduduk, airmata tampak menganak sungai di pipinya. tak ada isakan, namun semua juga dapat melihat kyuhyun oppa yang terus menangis, tak mampu membendung airmatanya saat ini. perasaan kalut dan sedih pasti tengah merajai hati dan pikiran kyuhyun oppa saat ini.
Aku menatap appaku, seolah meminta izin padanya. kemudian secara perlahan melangkahkan kakiku mendekati kyuhyun oppa. aku berlutut dihadapannya, kemudian merengkuh tubuhnya. Mencoba memberikan kekuatan yang aku punya melalui pelukan ini.
“oppa, tenanglah. Kau harus segera ke rumah sakit. Kaja oppa…”
aku menarik tangan kyuhyun oppa untuk berdiri. kemudian memberi tatapan bertanya pada changmin oppa.
“Seoul Hospital.” ucap changmin oppa mengerti maksud pertanyaanku.
“kaja oppa.” aku mencoba menuntun kyuhyun oppa yang tampak masih sangat syok saat ini.
“aku ikut.” sahut changmin oppa cepat dan langsung mengambil posisi disamping kyuhyun oppa.
“appa, mianhae. tapi kami harus pergi sekarang.”
“arraseo. pergilah.” jawab appa dengan senyum seakan tak ada lagi amarah seperti tadi terhadapku. aku membalas senyum appa dan kembali menuntun kyuhyun oppa yang ternyata masih tak lupa membungkuk hormat pada appaku.
*SKIP
“apa yang harus kulakukan? oemma harus segera mendapatkan donornya. apa yang harus kulakukan?” racau kyuhyun oppa yang tampak sangat kalut dan terus menjambak rambut dan memukuli kepalanya.
“oppa hentikan, jangan menyakiti dirimu seperti ini.” aku mencoba menahan tangan kyuhyun oppa. Namun kyuhyun oppa justru menarik tubuhku dan memelukku dengan erat. kyuhyun oppa menangis dalam pelukan kami.
Aku merasa senang, bukan senang atas kesedihan atau cobaan kyuhyun oppa saat ini. Namun karena kyuhyun oppa telah percaya untuk berbagi kesedihannya denganku. Atas cobaan yang didapat kyuhyun oppa saat ini? tentu aku tak kalah sedihnya. Melihat namja yang kucintai tampak sangat rapuh saat ini. Tapi aku yakin kyuhyun oppa pasti bisa dan mampu menghadapi semua ini. Dan aku tak akan beranjak dari sisi kyuhyun oppa untuk memberikan kekuatan dan semangat yang kupunya pada kyuhyun oppa.
“kyuhyun-ssi.” panggil cahngmin oppa.
“ne?” jawab kyuhyun oppa sangat amat pelan.
“golongan darahku B sama dengan yunho appa. aku akan coba melakukan tes untuk menjadi donor oemma kyuhyun-ssi. kita sama- sama berdoa pada Tuhan, ne?” Changmin oppa tak berubah, tetap menjadi orang yang sangat baik. Walau kyuhyun oppa telah berbohong dan berpura- pura menjadi dirinya, tampak dengan jelas tak ada kebencian apa lagi dendam dalam diri changmin oppa. Bahkan saat pertemuan pertama kalinya tadi, justru changmin oppa lah yang memintaku menenangkan emosiku. Changmin oppa yang lembut dan baik, pribadi yang benar- benar membuatku selalu terpukau dan merasa kagum.
“gomawo.” ucap kyuhyun oppa dan menatap changmin oppa dengan tatapan yang sulit diartikan. Kesedihan, kekhawatiran, rasa terimakasih bahkan bersalah, semua seakan dapat kutemukan pada tatapan kyuhyun oppa saat ini. Changmin oppa bangkit dan menepuk pundak kyuhyun oppa sambil tersenyum.
“sekali lagi gomawo.” lirih kyuhyun oppa.
“jangan terlalu banyak berterima kasih terlebih dahulu. Belum tentu rencana Tuhan sama dengan rencana kita. Kita sama- sama berdoa untuk yang terbaik, ne?”
“ne, arraseo. jeongmal gomawo changmin-ssi.”
“aishh, kau ini! terimakasih lagi.” ucap changmin oppa pura- pura kesal dan beranjak pergi meninggalkan kami menuju bagian laboratorium.
**
Hasil pemeriksaan terhadap changmin oppa sebagai calon pendonor oemma kyuhyun oppa akan keluar pagi ini. Kyuhyun oppa tampak sangat gelisah, matanya terus bergerak dan tangannya terus mengepal serta bergetar sejak tadi. Aku meraih tangan kyuhyun oppa dan menggenggamnya dengan erat. kyuhyun oppa mengalihkan pandangannya kearahku. aku memberikan senyuman terbaikku untuk kyuhyun oppa.
“gwenchana oppa. Semua akan baik- baik saja. kita sama- sama berdoa, ne?” ucapku menyemangati kyuhyun oppa. Kyuhyun oppa tak menjawab dengan kata- kata, namun bibirnya mulai tertarik untuk mengulas sebuah senyuman manis miliknya. senyumku semakin lebar melihatnya, aku mengeratkan genggamanku kemudian menyandarkan kepalaku di pundak kyuhyun oppa.
“keluarga Cho Hyoen Ji.” panggil seorang perawat. Sontak kyuhyun oppa dan aku beranjak memasuki Laboratorium rumah sakit ini. Cho Hyoen Ji adalah nama oemma kyuhyun oppa, sebenarnya marga beliau adalah Park. namun setelah kabur dari rumah untuk menikah dengan appa kyuhyun oppa, beliau memutuskan benar- benar mengganti marganya menjadi marga suaminya.
Aku dan Kyuhyun oppa keluar dari ruang laboratorium dengan perasaan bingung dan gundah. karena kami tak mengerti tentang apa yang tertulis di beberapa lembar kertas itu hingga sampai saat ini kami masih belum tahu apakah changmin oppa dapat menjadi pendonor. Cocok atau tidak dan kesehatan changmin oppa memungkinkan untuk operasi ini atau tidak. Dokter yang merawat oemma kyuhyun oppa pun hingga kini belum tiba di rumah sakit, karena ini memang waktu yang masih cukup pagi sehingga yang ada hanya dokter umum yang bertugas jaga hari ini. Saat ditanya, dokter itu tak berani memberikan keterangan yang jelas karena menurutnya ini bukanlah kuasanya, beliau tidak mempunyai wewenang untuk menyampaikan apapun tentang hasil laboratorium itu pada kami. Hal ini membuat kami semakin gelisah, terutama kyuhyun oppa dan ahra oennie.
“bagaimana jika tidak bisa, kyu-ah? kondisi oemma semakin kritis.” tanya ahra oennie penuh kekhawatiran.
“Gwenchana ahra-ssi. Tuhan sudah menyiapkan hasil yang terbaik untuk semua usaha yang telah kita lakukan. apapun itu yang terjadi nanti, itu adalah pemberian Tuhan. kita berdoa saja, ne?” jawab changmin oppa untuk menenangkan kami semua.
**
Dokter yang bertanggung jawab terhadap oemma kyuhyun oppa telah tiba di rumah sakit tiga jam yang lalu. Beliau mengatakan operasi bisa dilakukan dan harus sesegera mungkin. Aku juga telah meminta izin pada appa dan persetujuan kyuhyun oppa serta ahra oennie untuk menanggung semua biaya operasi dan perawatan rumah sakit, aku tak mau kyuhyun oppa sampai berhutang pada tua bangka -yunho ahjussi- itu.
Pukul 13.00 KST, adalah waktu yang ditetapkan untuk operasi transplantasi itu. sekarang sudah pukul 23.00, sudah sejak beberapa waktu yang lalu operasi selesai dilakukan. Namun dokter menyatakan, keduanya baik changmin oppa atau Oemma kyuhyun oppa masih belum sadar saat ini.
Banyak hal tak terduga yang terjadi pada saat operasi. Hal- hal secara medis yang tak kupahami sama sekali. Namun singkatnya, Changmin oppa masih belum sadar, mungkin karena pengaruh obat bius yang diberikan menjelang operasi. kondisi oemma kyuhyun oppa saat ini pun masih sangat kritis. Tentang kemungkinan hidup atau mati, itu benar- benar kuasa Tuhan menurutku. Walau menurut tim dokter kemungkinannya 50:50, tapi menurutku semua berada di tangan Tuhan. Seorang yang sangat sehat juga bisa mati tiba- tiba jika telah tiba waktunya, seorang yang telah koma bertahun- tahun dapat kembali sadar. Semua itu adalah kuasa Tuhan, begitu yang kutahu.
Perasaan kyuhyun oppa saat ini, aku dapat memahaminya dengan jelas, karena aku pernah merasakan yang lebih buruk di detik- detik kepergian oemma. Kesedihan, ketakutan dan rasa bersalah karena mungkin sepanjang hidup tak bersikap baik padanya. tapi aku terus berdoa dan percaya, Oemma kyuhyun tak akan bernasib sama seperti oemmaku dan appa kyuhyun oppa. beliau akan selamat dan sembuh dari sakitnya saat ini. Beliau akan hidup berpuluh- puluh tahun lagi. Beliau akan melihat hari pernikahanku dan kyuhyun oppa dengan senyum bahagia, akan melihat bagaimana aku mengandung dan melahirkan cucunya dengan perasaan khawatir khas seorang ibu, akan bermain dan tertawa bersama cucunya dengan kulit yang mungkin sudah mulai berkerut ciri seorang nenek. Itu doaku, dan aku yakin Tuhan yang Maha Kuasa pasti akan mendengar doaku dan memberikan yang terbaik untuk oemma kyuhyun oppa yang sangat baik.

_continued
Udah deket end nih… mau end yang gimana? seokyu atau changseo? RCL ne^^


SuGen Couple : Nae Oppa Nae Namja (part 4 -end)

$
0
0

nae oppa poster

SUGEN COUPLE : Nae Oppa, Nae Namja (part 4 end)

Author : Han Ra Mi

Main Cast : Seo Joo Hyun (Seohyun snsd), Cho Kyuhyun (kyuhyun super junior), Lee Sunkyu (sunny snsd), Lee Sungmin (sungmin super junior)

Other Cast : Super Generation member, Suho Exo, Jung Yonghwa and other

Genre : romance, friendship, family

Rating : PG-15

Length : chapter 4 of 4 (ending part)

Recomended song : Super junior – it’s you (neoralgo)
Sunny snsd – finally now
Seohyun snsd – i’ll be waiting
Kyuhyun super junior- please love her (penyanyi aslinya Ha Dong Kyu)

Huwaaa, mianhae *bow saya lama gak posting ff. Jeongmal mianhae, ada banyak kesibukan belakangan ini. Ini aku bawain endingnya ff seokyu dan SunSun couple. Semoga suka^^
Mian for typo, happy reading^^

Sunny pov
“kita menikah saja.” Ucapku membuat langkah sungmin oppa terhenti, tampaknya oppa sangat terkejut dengan ucapanku barusan. Tapi aku tak perduli lagi, toh sungmin oppa sudah mendengar semuanya dari oemma dan appa. Lagi pula, aku merasa telah benar- benar mencintai oppa. Aku tak akan sanggup hidup tanpa sungmin oppa, selama ini selalu begitu. Dan Sekarang aku sudah yakin, aku tak ingin oppa beranjak dari hidupku.
“eh?”
“aku sudah tahu jika appa dan oemma sudah mengatakan semuanya padamu. Kita turuti saja permintaan mereka oppa.”
“sejak kapan kau tahu tentang semua ini?” entah mengapa nada bicara sungmin oppa berubah jadi sangat dingin padaku. Apa dia sangat marah?
“sedari dulu. Diawal debut oppa bersama super junior. Mianhae…” Aku melirik tangan sungmin oppa yang mengepal dengan erat. Tampaknya oppa benar- benar emosi saat ini, apa aku bicara di saat yang tak tepat?
“dan kau diam saja seolah tak ada apapun dihadapanku?”
“mianhae.” ucapku tulus dan benar- benar merasa bersalah.
“kau…” ucapan sungmin oppa terputus. Aku diam beberapa saat menunggu sungmin oppa melanjutkan ucapannya. Tapi oppa masih terdiam dan tampak linglung.
“belajarlah mencintaiku oppa. karena sejak aku mengetahui pemikiran appa dan oemma untuk kita berdua beberapa bulan yang lalu. Aku selalu belajar untuk jatuh cinta padamu. Dan detik ini, aku yakin aku telah berhasil.” Akhirnya aku mengakuinya. Semua yang kurasakan pada oppa saat ini kukatakan dengan jelas. Namun tak ada reaksi dari sungmin oppa kecuali ekspresi terkejutnya.
“oppa…” panggilku agar dia memberikan respon. Tapi oppa tetap diam. Entah pemikiran dan keberanian dari mana, tiba- tiba aku menarik pergelangan tangan sungmin oppa dan merengkuh pipinya. Chu~ . Aku mencium tepat di bibir oppa. Ini ciuman pertamaku dan sungmin oppa tahu dengan pasti hal itu. Tapi Oppa mendorong tubuhku dengan keras.
PLAKK
pertama kalinya juga dalam hidupku, oppa menampar pipiku. Aku kaget dengan tindakanku sendiri juga respon oppa yang justru menamparku. Begitupun tampaknya dengan oppa, dia memandangi telapak tangannya yang memukulku beberapa saat. Mataku mulai memanas, cairan bening keluar dari pelupuk mataku. Aku menangis tanpa suara, aku berusaha keras agar tak mengeluarkan isakan supaya tak menjadi perhatian banyak orang. Beberapa saat sungmin oppa hanya diam saja. Hingga kakinya mulai melangkah meninggalkanku yang terdiam menangis begitu saja. tanpa sepatah katapun bahkan tidak juga berpamitan.
Sepeninggalan sungmin oppa, aku berlari sambil menunduk menuju practice room SNSD. Brukk. Aku jatuh terduduk, kurasa aku menabrak seseorang tapi tampaknya tabrakan tadi tak dapat membuat orang itu jatuh. Aku tak berani mendongak untuk melihat siapa yang kutabrak. Karena orang itu pasti akan melihat airmataku yang mengalir deras jika aku melakukannya.
“mianhae…” lirihku dan langsung bangkit berdiri untuk beranjak meninggalkan tempat ini.
“noona? kau menangis?” ucap orang itu sambil menahan lenganku. Sepertinya suara ini sangat familiar bagiku. Aku mendongakkan kepalaku untuk memastikan siapa dia.

Seohyun pov
“oppa…” lirihku saat melihat kyuhyun oppa yang sedang menunduk dengan linangan airmata dipipinya. Dengan perlahan aku berjalan semakin mendekat ke mobil kyuhyun oppa. Aku mengetuk kaca mobil kyuhyun oppa agar dia membukakan pintu mobilnya yang terkunci. Namun oppa diam saja, tak ada reaksi sama sekali. Entah itu bergerak membukakan pintu atau bahkan isyarat untuk mengusirku pergi, tak ada sama sekali. Oppa hanya diam sambil menangis tertunduk.
Tubuhku merosot, aku terduduk ditepi jalan ini sambil bersandar pada pintu mobil dengan mata yang terus menunjukkan luka dalam batinku. Aku ikut menangis seperti oppa. Aku memandang kearah pantai yang ada di seberangku. mengingat bagaimana tawaku dulu bersama ahra oennie, dan tentu kyuhyun oppa di pantai itu. Mengingat bagaimana kami bersama- sama menghabiskan waktu pulang sekolah atau akhir pekan kami hingga kami bisa melihat matahari terbenam, dan setelah itu kyuhyun oppa dan ahra oennie akan mengantarku pulang, tak hanya sampai depan rumah tapi mereka akan memastikan aku selamat hingga ke dalam kamarku. Mereka tak pernah menyebutku sebagai saudara tiri mereka, mereka selalu mengenalkanku sebagai yeodongsaeng kandung kepada teman- teman mereka kecuali setelah debut super junior -oppa tak ingin aku dan oemma kami mendapat cacian-.
Kakiku beranjak, membawa tubuhku melangkah mendekati bibir pantai. Sebentar lagi matahari akan terbenam. Menenggelamkan sinar besar nan menyilaukannya kedalam kegelapan malam dan menggantinya dengan kemilau kecil bintang yang justru terasa lebih indah. Aku harap kyuhyun oppa juga akan begini. Kehilangan kebahagian bahwa nyatanya dia bukanlah putra kandung oemma kami, namun dalam kesedihan yang besar itu kami dapat merasakan kebahagian kecil lain yang terasa lebih indah, apapun itu.
sekarang aku merasakan seseorang yang tiba- tiba menggenggam tanganku. tak perlu menolehkan kepalaku atau bertanya, aku bisa memastikan bahwa kehangatan yang ada di telapak tangan ini hanya kyuhyun oppa seorang yang memilikinya. Tangan yang selalu menggenggam, menggandeng, mengelus hingga merangkulku dari aku masih bayi, mana mungkin tak aku kenali. Aku merapatkan tubuhku pada kyuhyun oppa dan menyandarkan kepalaku di pundaknya. Airmataku kembali mengalir.
“aku bahkan sudah berhenti menangis, hapus airmatamu itu hyunnie…” ucap kyuhyun oppa namun tak kuhiraukan. Bukan tak mau mendengarkan oppaku, tapi aku tak bisa menyembunyikan rasa sedihku saat ini. Melihat kyuhyun oppa berpura- pura baik- baik saja justru membuatku makin sedih. Aku benar- benar sedih saat ini. Hingga aku tak bisa menahan untuk tak memeluk oppaku. Aku menangis dengan keras di dada bidang kyuhyun oppa. Kyuhyun oppa hanya diam, tak membalas pelukanku atau memintaku berhenti menangis lagi.
“oppa akan tetap menyayangiku? tak akan pergi ‘kan? akan selalu menjadi oppa terbaikku ‘kan?” tanyaku sambil mendongak menatap kyuhyun oppa.
“…” hening. tak ada jawaban dari kyuhyun oppa, bibirnya tetap terkatup rapat.
“oppaaa, jawab aku… kita tak akan berubah ‘kan oppa? oppa akan tetap bersedia selalu menjagaku kan?” rengekku pada kyuhyun oppa. Namun kyuhyun oppa tetap diam, bahkan dia tak menunduk untuk membalas tatapanku. Matanya tetap menatap tajam kearah laut lepas. Aku melepaskan pelukanku dan menatap kesal pada kyuhyun oppa.
“oppa! kenapa diam saja? jawab aku!”
“napeun jawab aku! jawab! jawab!” teriakku sambil terus memukul- mukul dada kyuhyun oppa sambil menangis. Tapi kyuhyun oppa tetap diam memandang laut. Tubuhku jatuh keatas tumpukan butir- butir pasir. Aku menangis dengan sangat kencang, tak hanya itu, aku bahkan mulai histeris dan meraung. Namun kyuhyun oppa tetap pada sikap diamnya.
“Tak perduli siang atau malam. Laut selalu tampak indah. Apa berada disana bisa membuatku merasa lebih baik?”

Sunny pov
“Suho-ya.” lirihku melihat orang yang tadi kutabrak.
“Apa yang terjadi? kenapa noona menangis?” tanya Suho sambil mencoba mengusap airmata dipipiku. Namun aku menolaknya dengan lembut.
“Ani, aniya. Gwenchana.” Aku menunduk sopan lalu beranjak ke tempat tujuan awalku, practice room SNSD.
Sampai di ruang practice aku menutup pintu lalu berjalan ke sudut ruangan. Aku meringkuk dan mulai menangis sepuasnya untuk melepaskan semua penat di otakku. Lampu ruanganpun ku biarkan padam. Aku tak tahu berapa lama pastinya aku menangis, mulai dari sekedar airmata yang mengalir, isakan bahkan raunganku menggema di ruangan ini. Namun aku pastikan orang- orang di luar ruangan tak mungkin mendengar. karena ini ruang latihan jadi pastinya akan dipasang peredam suara. Salah satu sebabnya aku merasa lebih baik menangis disini.
“sudah puas menangisnya, noona? bukankah malam ini noona ada scedule dengan SNSD noona?” Ucap seseorang saat aku mulai tenang dari isakanku. Aku cukup tersentak kaget.
“Sejak kapan kau disini, suho-ya?”
“Sejak awal noona menangis. Aku mengikuti noona kemari.” Ucap Suho seraya mengusap airmataku dengan sapu tangan miliknya. Aku diam saja dengan perlakuan Suho terhadapku. Sikapnya saat ini cukup membuatku nyaman dan tak lagi merasa sendiri.
“Noona sudah puas menangisnya? bukankah malam ini noona ada scedule dengan SNSD noona?” Tanya suho mengulangi pertanyaan awalnya. Aku hanya menanggapinya dengan senyum yang sangat dipaksakan.
“Aku sedang tak mampu perform. Mianhae, tapi jebal jangan bertanya kenapa aku menangis.” ucapku pelan pada suho. Dia menanggapinya dengan senyuman kecil sambil merapikan rambutku yang sedikit berantakan.
“Arra, Arraseo. Aku tak berniat menanyakan. Toh aku sudah mendengar nama namja itu saat noona menangis. Tapi noona…”
“ne?”
“bolehkah aku meminta sesuatu, ani… maksudku memohon sesuatu padamu.”
“apa itu?” Suho memegang pipiku dan menariknya perlahan membuatku menatap tepat ke manik matanya.
“berusahalah melepaskan sungmin hyung dan mencintaiku.” Aku terdiam. Suho mengatakannya dengan baik. Pelan dan lembut namun dengan ketegasan yang terpancar dari tatapan matanya yang tajam dan nada bicaranya.
“Aku tak memaksa noona melakukannya dalam satu atau dua hari, bahkan aku tak akan meminta noona mencobanya dalam satu atau dua tahun. Aku akan menunggu noona. Walau cinta noona terhadap hyung seluas lautan, tapi jebal berusahalah untuk mencintaiku walau itu hanya sebesar setetes air setiap harinya. Aku akan sabar menunggu hingga tetesan itu terkumpul menjadi samudra, hingga cinta noona padaku lebih besar dari cinta noona pada hyung. Walau itu baru akan terwujud sedetik sebelum aku mati.”
“Suho-ya…” lirihku, airmataku menetes, perkataan suho membuat hatiku merasa hangat.
“saranghae noona, jeongmal saranghaeyo.”
“kau membuatku merasa hangat suho-ya.” ucapku jujur. Suho mendekat wajahnya ke wajahku. Dia sama sekali tak menutup matanya, mungkin ingin melihat reaksiku. Entah apa yang ada di benakku. Aku sama sekali tak menolak tindakan suho, justru aku yang terlebih dahulu menutup mata lalu mengalungkan lenganku di lehernya dan ikut melumat bibirnya.
Suho menciumku dengan sangat lembut. Membuatku tak bisa untuk tidak membalas ciumannya. Suho membuatku merasa hangat saat ini. Tapi walau bagaimanapun yang saat ini kuharapkan tetaplah sungmin oppa. Airmataku kembali menetes, namun suho sepertinya menyadari tangisku. Suho mengangkat kedua tangannya untuk mengusap pipiku ditengah- tengah ciuman kami. Tangan suho juga menarik wajahku untuk memperdalam ciuman kami. Dan lagi, aku kembali tak mampu menolaknya.
Beberapa menit kami berciuman. Cukup lama dan kurasa aku benar- benar butuh oksigen saat ini. Aku yang terlebih dahulu melepaskan ciuman kami dengan perlahan dan mengambil napas panjang. Kami sama- sama terengah- engah. Namun ada senyum simpul yang ditunjukkan dengan lengkungan bibir suho. Aku menundukkan wajahku yang memerah.
“noona…”Suho memegang lembut daguku dan mengangkatnya agar aku menatap matanya. Saat aku tak lagi menunduk, spontan mataku membulat menyadari kehadiran seseorang yang tengah berdiri di ambang pintu. Sejak kapan orang itu berada disana? apa dia salah paham dengan ini?. Tapi kenapa dia berdiri disana dengan senyum yang merekah di bibirnya?.

Kyuhyun pov
“Tak perduli siang atau malam. Laut selalu tampak indah. Apa berada disana bisa membuatku merasa lebih baik?” Ucapku merasa frustasi dengan apa yang ada saat ini.
“apa yang oppa bicarakan?” tanya seohyun bingung. Aku melepaskan tangan seohyun yang masih menempel ditubuhku. Dan tersenyum menatapnya. Aku mulai melangkahkan kakiku. Seohyun terus menatapku bingung. Aku berjalan semakin mendekat ke bibir pantai dan terus menjurus ke tengah. Aku dapat mendengar teriakan seohyun saat air telah menenggelamkan hingga ke batas perutku. Mungkin seohyun baru menyadari apa yang sedang kulakukan saat ini. Mianhae seohyun-ya, oppa tak sanggup menepati janji oppa untuk menjaga dan menemanimu seumur hidup.
Saat ini Air telah menenggelamkan seluruh tubuhku. Aku menyadari ini adalah hal yang salah. Tapi aku merasa terlalu frustasi saat ini. Mungkin bagi sebagian orang ini bukanlah hal yang besar. Tapi bagiku ini kenyataan yang menyakitkan. Aku pikir aku adalah orang yang kuat yang tetap mampu hidup dengan bahagia dan meraih mimpiku ditengah kedua orang tua kami yang terpecah belah. Walau oemma kami dan oemma tiri seohyun mampu berteman baik, tapi tidak dengan kehidupan mereka dengan suami masing- masing. Dan sekarang, aku bahkan bukan bagian dari keluarga yang terpecah belah ini. Sebuah kenyataan bahwa aku di jual oleh orang tuaku demi uang. Fakta bahwa aku adalah manusia yang tak memiliki keluarga.
Seohyun pov
“apa yang oppa bicarakan?” tanyaku bingung saat kyuhyun oppa berkata ‘Tak perduli siang atau malam. Laut selalu tampak indah. Apa berada disana bisa membuatku merasa lebih baik?’. Tapi tak ada jawaban dari kyuhyun oppa. Kyuhyun oppa hanya tersenyum padaku sambil menarik tanganku dari tubuhnya. Perlahan kyuhyun oppa berjalan semakin mendekati bibir pantai. Aku hanya diam memperhatikan apa yang dilakukan kyuhyun oppa.
“babo!” rutukku pada diriku saat aku menyadari apa yang sedang kyuhyun oppa lakukan saat air telah menenggelamkan hingga batas perut kyuhyun oppa. Aku berusaha berteriak sekeras mungkin memanggil nama kyuhyun oppa. Namun kyuhyun oppa sama sekali tak menghiraukan panggilanku.
Sekarang air telah menenggelamkan tubuh kyuhyun oppa. Aku menangis sekeras- kerasnya. Dan lagi- lagi aku hanya merutuki kebodohanku. kenapa tadi aku hanya memanggil kyuhyun oppa bukannya menariknya agar oppa tidak melakukan hal bodoh ini, dan kenapa sekarang aku hanya menangis bukannya segera berenang menolong kyuhyun oppa.
Aku melepaskan heels dan jaket yang kukenakan dan segera berlari ke bibir pantai. Aku mulai berenang makin dalam mencari kyuhyun oppa. Wajahku basah oleh air asin, tak hanya air laut tapi juga airmataku sendiri. Aku sudah berenang cukup dalam dan merasa oksigen di paru- paruku semakin menipis. Tapi aku berhasil menemukan tubuh kyuhyun oppa. Aku hanya perlu berenang sedikit lagi, aku harus sanggup berenang hingga kesana.
Aku berhasil meraih tubuh kyuhyun oppa. Aku berusaha mengguncang tubuh kyuhyun oppa untuk membuatnya bangun. Tapi tak ada reaksi dari kyuhyun oppa. Bukan karena oppa memilih diam atau bersikap dingin, tapi karena kyuhyun oppa telah kehilangan kesadarannya. Aku mencoba menarik tubuh kyuhyun oppa ke permukaan. Namun kurasa aku tak akan sanggup melakukannya karena aku yang seorang yeoja mencoba menarik tubuh namja dan juga tubuhku yang mulai melemas kekurangan oksigen. Hingga aku memutuskan memberikan napas buatan pada kyuhyun oppa. Dan jika kyuhyun oppa memang lebih memilih kematian untuk mengakhiri kesedihannya, biarlah aku ikut mati bersama oppa. Aku tak mau hidup tanpa ‘mantan’ oppa tiriku ini. Semua sisa oksigen yang kumiliki kuberikan pada kyuhyun oppa. Aku yakin kyuhyun oppa akan sadar setelah ini. Sekarang pandanganku mulai kabur hingga semua berubah menjadi hitam, namun aku masih sempat meantap kyuhyun oppa yang mulai mampu membuka matanya.
Kyuhyun pov
Aku tak tahu apa yang terjadi. Tiba- tiba dadaku yang tadi sesak dan tak ada lagi udara kini seperti telah terisi sedikit oksigen. Aku mampu membuka mata, dan betapa terkejutnya aku mendapati wajah seohyun yang berada tepat di depan wajahku. Seohyun tengah memberi napas buatan padaku. Dengan sekuat tenaga aku menghempaskan tubuh seohyun dari tubuhku. Seohyun hanya menatap sendu padaku kemudian perlahan menutup matanya.
Secepat mungkin aku merengkuh tubuh seohyun dan membawanya ke permukaan dengan tenaga yang kupunya. Sesampainya di tepi pantai aku langsung mencoba memberikan pertolongan pertama yang aku tahu. Terlalu lama jika harus membawa seohyun ke klinik apalagi rumah sakit yang jaraknya cukup jauh dari pantai ini. Aku mencoba memberikan napas buatan dan menekan dadanya untuk mengeluarkan air yang masuk ke tubuhnya. Perlahan seohyun tampak mulai menunjukkan reaksi, dia terbatuk sambil mengeluarkan air dan matanya perlahan mulai membuka.
“Babo!” makiku langsung begitu seohyun membuka matanya dan mampu menatapku dengan jelas.
“apa yang kau lakukan, hah? kau bisa mati babo! kenapa kau menyelamatkanku? kau tidak perlu melakukan hal bodoh sepert itu!” lanjutku memarahi seohyun, seohyun beranjak bangun dan berusaha untuk duduk bersandar pada pohon kelapa di belakangnya. Seohyun hanya diam menatapku. Tapi sedetik kemudian pandangannya berubah dan Plakk, seohyun menamparku. Tak cukup keras memang, tapi sangat cukup untuk membuatku terhenyak. Seohyun masih tak berbicara apapun, dia hanya menatapku namun kali ini dengan mata yang berkaca kaca, seolah mengisyaratkan seluruh luka, amarah, kecemasan bahkan rasa lega. Aku dan seohyun hanya saling pandang untuk beberapa saat hingga akhirnya aku buka suara.
“kau harus segera ke klinik atau rumah sakit terlebih dahulu.” ucapku sambil berdiri. Namun seohyun hanya diam tak mengikutiku. Aku mengulurkan tanganku untuk membantu seohyun berdiri. Namun seohyun masih memilih untuk duduk diam dan membisu. Aku menghela napas panjang dan mencoba menarik paksa seohyun untuk berdiri. Dan seohyun justru menghempaskan tanganku dengan kasar.
“Seohyun-ya!” bentakku pada seohyun namun seohyun hanya membalasnya dengan menatapku tajam. Aku kembali memaksa seohyun untuk bangun. Namun kali ini seohyun tak hanya diam membisu tapi tak juga menghempaskan tanganku dengan kasar seperti tadi. Sekarang seohyun menarik tubuhku dan mencium bibirku. Hal yang tak kumengerti mengapa dongsaengku jadi begini. Dan hal yang lebih tak kumengerti lagi, kenapa aku bukan menolaknya tapi justru membalas ciumannya.
Saat ini justru akulah yang memegang kendali atas ciuman kami. Aku bahkan memeluk pinggang seohyun dengan sebelah tangan dan menekan kepala seohyun dengan tangan yang satunya untuk memperdalam ciuman kami. Namun aku bisa merasakan ada airmata yang jatuh disela ciuman kami. Tak hanya salah satu dari aku atau seohyun yang menangis, tapi kami berdua sama- sama menangis. Kami berciuman dalam dan sangat lama. Hingga seohyun berusaha melepaskan ciuman kami sambil meremas tanganku keras seolah memberi tahu kalau dia butuh udara. Kami menghentikan ciuman ini karena kami sama- sama kehabisan napas.
Kami sama- sama terdiam menunduk untuk waktu yang cukup lama, bukan hanya beberapa menit, berjam- jam kami hanya terdiam dan menunduk. Aku terus merutuki dan mengutuk diriku sendiri atas kebodohan yang telah kulakukan tadi. Berciuman dengan seohyun yang notabene adalah dongsaeng tiriku dengan ciuman yang seperti itu. Oppa mana yang tega melakukannnya?. Aku benar- benar tak mengerti dengan diriku sendiri tadi. Aishh, Sepertinya hari ini aku terus melakukan hal- hal bodoh.
“jangan menyalahkan diri oppa, aku yang memulainya tadi.” ucap seohyun seolah bisa membaca pikiranku.
“kaja, kita harus ke rumah sakit.” ucapku mengalihkan pembicaraan.
“aku tak butuh ke rumah sakit. aku baik- baik saja.” seohyun menanggapi ucapanku sebelumnya dengan dingin. Aku pun menghela napas panjang sambil menatap lelah seohyun.
“aku akan mengganti pakaianku di mobil agar tak masuk angin lalu pulang.” setelah mengatakannya seohyun langsung beranjak pergi. Namun dengan cepat aku menahan tangan seohyun.
“kau masih lemas dan sangat pucat. Tinggalkan saja mobilmu disini, besok oppa akan menyuruh orang mengambilnya. Oppa yang akan mengantarmu pulang malam ini.” Ucapku sambil tersenyum dan mengusap lembut kepala seohyun, mencoba untuk bersikap seperti biasa pada seohyun.
“ne.” ucap seohyun pada akhirnya

Seohyun pov
Setelah selesai mengganti pakaianku yang basah, aku langsung menuju ke mobil kyuhyun oppa. Saat aku masuk, kyuhyun oppa tampaknya juga baru selesai mengganti pakaiannya yang juga sama basahnya denganku.
“untung kau selalu menyiapkan baju ganti untuk oppa di mobil. Jika tidak mungkin nanti oppa akan masuk angin.” Aku hanya bergumam untuk menanggapi ucapan oppa. Aku tahu oppa hanya mencoba bersikap biasa padaku agar aku tak terlalu memikirkan semua kejadian tadi. Tapi tak bisa, aku terus memikirkan semua hal yang baru saja terjadi. Mulai dari oemma yang tiba- tiba memutuskan mengatakan semuanya pada oppa, oppa yang begitu frustasinya dan mencoba bunuh diri, hingga aku yang mencium kyuhyun oppa dan akhirnya kami berciuman begitu dalam. Aku terus saja memikirkan kenapa bisa seperti ini, kenapa takdir dan nasib kami begini, bahkan aku memikirkan kenapa perasaanku sekarang terasa begitu asing bagi diriku sendiri.
“bukankah harusnya kau perform malam ini?” Kyuhyun oppa akhirnya mencoba memecah keheningan yang sempat tercipta saat mobil ini mulai melaju membelah kegelapan malam.
“Oppa juga.” jawabku singkat. Oppa hanya terkekeh menanggapi jawabanku yang masih dingin padanya.
“kau masih marah rupanya.”
“bisa jadi.”
“kau tak lapar? kita bisa mencari restaurant 24 jam dulu sebelum pulang jika kau lapar.”
“tak perlu.”
“Tapi oppa lapar. Jadi kita beli makan malam dulu ne.”
“terserah.” Kali ini oppa tak hanya terkekeh, tapi dia tertawa puas melihat sikapku yang masih dingin dan ketus padanya. Entah kenapa aku jadi merajuk dan kesal sendiri pada oppa. Lagi pula, bagaimana oppa bisa bersikap biasa seolah tak terjadi apapun setelah kami berciuman seperti itu. benar- benar menyebalkan!Omo… apa aku kesal karena itu? aish, ani ani, tidak mungkin aku kesal karena itu. Aku menggeleng- gelengkan kepalaku mencoba menepis hal- hal aneh itu.
“gwenchanayo? apa kau sakit?” tanya kyuhyun oppa sambil memegang keningku. Namun dengan cepat aku menepis tangan oppa, karena entah kenapa dadaku terasa aneh saat oppa melakukannya.
“aku tak sakit.” jawabku ketus.
“hmm, sepertinya memang begitu. Kita sudah sampai. Kaja.”
“aku tak lapar. “
“Baiklah.”
Sedetik kemudian oppa turun dari mobil dan masuk ke restaurant cepat saji 24 jam ini. Aku menghela napas panjang begitu oppa meninggalkanku sendirian di mobil. Entah mengapa sejak tadi tubuhku merasa berbeda berada di dekat oppa apalagi menerima sentuhan oppa.
Sudah sekitar sepuluh menit oppa berada di dalam restaurant. Dan tiba- tiba ponsel oppa yang berada di jok belakang mobil bergetar singkat tanda ada pesan masuk ke nomornya. Aku mengambil ponsel itu dan melihat ada sangat banyak pesan masuk maupun panggilan tak terjawab. Dan aku yakin itu semua dari oppadeul super junior yang mengkhawatirkan keberadaan oppa. Aku menyentuh layar ponsel oppa untuk melihat panggilan- panggilan tak terjawab itu. Totalnya ada 211 panggilan dan yang terbanyak adalah dari leeteuk oppa, panggilannya mencapai 111 kali, jincha leader satu ini!. Tapi anehnya tak ada satu pun panggilan dari sungmin oppa, biasanya jika menyangkut kyuhyun oppa maka sungmin oppa akan jadi orang yang paling berlebihan bahkan melebihi leader mereka. Aku beralih melihat kotak masuk, tak kalah jika dibandingkan panggilan tak terjawab tadi. Pemenangnya masih leeteuk oppa dan anehnya lagi masih tak ada satu pun pesan dari sungmin oppa.
Saat terakhir pesan masuk adalah satu setengah jam yang lalu dari siwon oppa. Tapi barusan aku mengambil ponsel oppa karena bergetar. Aku kembali ke tampilan awal layar dimana seharusnya terpasang photoku yang tertawa dirangkulan kyuhyun oppa. Tapi ternyata tak ada photo itu melainkan satu mms yang belum di buka. Aku mengkliknya dan ternyata itu dari sungmin oppa. Aku tercekat melihat photo yang di kirimkan sungmin oppa.
from : minnie hyung
‘hal ini yang ingin hyung sampaikan padamu kemarin.’

Sungmin pov
“sungmin oppa disini sendiri?” Aku mendongak untuk memastikan siapa yang bertanya padaku. Ternyata dia yoona. Pantas siwon mengajak kami menemaninya, sekarang aku tahu alasannya yang sebenarnya. Aku memandang ryeowook yang dibalasnya dengan cengiran sambil mengangkat bahu. Tanda dia juga tak tahu kalau siwon mengajak kami untuk tetap menutupi hubungannya dengan yoona, mungkin walau ini sudah sangat malam mereka berencana untuk berkencan.
“Ani. ada siwon eunhyuk ryeo-”
“maksudku oppa tak bersama sunny oennie? aku kira sunny oennie sedang bersama oppa. Lantas sekarang oennie dimana?” Tanya yoona dengan wajah bingung.
“Mungkin dia dia sudah di dorm.” jawabku singkat.
“Ani oppa. Aku baru saja tiba disini, saat siwon oppa mengirim pesan bahwa dia hampir selesai, aku baru berangkat. Dan jarak dari dorm menuju kemari hanya 10 menit.” yoona tampak makin panik sekarang.
“Mungkin dia ada scedule sendiri yoongie.” ucap ryeowook menenangkan yoona.
“aishh jincha. jika sunny oennie ada scedhule pasti member lain tahu, dan tak mungkin aku jadi khawatir begini. kenapa dai tak bisa seperti seohyun yang izin dulu sebelum alpha. jincha!”
“lantas sekarang sunny kemana?” tanya ryeowook ikut bingung. Aku sebenarnya sangat khawatir. Tapi saat ini aku sedang tak ingin memikirkan sunny, dongsaeng menyebalkan! dongsaeng atau yeoja?
“kenapa oppa bertanya padaku? harusnya tanyakan pada sungmin oppa.”
“eh?” kagetku.
“tadi siang sunny oennie hanya mengatakan menemui sungmin oppa, dan hingga saat ini oennie belum kembali ke dorm.”
“ah, ne ne. bukankah sebelum kita kemari kau bertemu dan berbincang dengan sunny hyung? dia tak mengatakan apapun kemana dia saat ini padamu?” tanya ryeowook padaku.
“Ani.” wajabku singkat. Sunny dimana kau sekarang? kenapa membuat oppa khawatir? Apa dia masih di SM Building? Tapi ini sudah jam berapa? Tadi aku meninggalkannnya saat itu dia menangis. Pasti sunny sekarang sedang menenangkan diri di practice roomnya. Apa dia baik- baik saja? Aissh, kenapa aku menamparnya? tapi kenapa juga sunny harus mengatakan dan bertindak seperti itu? Haruskah aku menemuinya? aku benar- benar khawatir dan ingin memastikannya sendiri. jincha micheoyo!
“Hyung, gwenchana? apa tadi siang terjadi sesuatu?” tanya ryeowook. Aku hanya membalasnya dengan tatapan bingung, yang ryeowook tanggapi dengan alisnya yang terangkat sebelah tanda dia tak mengerti.
“oppa…” panggil yoona padaku. Aish, aku benar- benar harus memastikan sendiri bahwa sunny baik- baik saja. Aku langsung berdiri dan mengambil kunci mobil.
“Ya! monkey ! aku pinjam mobilmu!” teriakku pada eunhyuk yang sedang berdiskusi dengan siwon dan PD.
“Ya! Hyung!” teriak eunhyuk tak terima tapi sama sekali tak kuhiraukan.
“Hyung ! kita ada schedule sebentar lagi bersama snsd juga.” Ucap ryeowook mengingatkan namun lagi- lagi tak ku hiraukan. Aku langsung saja beranjak menuju SM Building.
Sesampainya di SM Building dengan berlari aku menaiki anak tangga menuju practice room SNSD yang berada di lantai 11. Ini sudah lewat jam kerja dan sudah cukup malam, jadi lift gedung ini telah dipadamkan. Aku berlari secepat yang aku bisa, melompati dua hingga tiga anak tangga sekaligus. Aku sadar ini berbahaya dan bisa saja aku terjatuh. Tapi aku benar- benar mengkhawatirkan sunny saat ini. Bukan aku takut sunny melakukan hal bodoh, aku tahu sunny tak sebodoh itu untuk melakukannya. Tapi aku takut sunny menangis sendirian, itu yang tak bisa kubiarkan. Seumur hidupku, selama aku tahu sunny bersedih aku selalu berada disisinya saat dia ingin menangis.
Akhirnya aku sampai di lantai 11 dengan napas yang terengah- engah. Aku berjalan menuju pintu practice room SNSD. Aku membuka pintunya dengan perlahan. Lampunya padam, tapi aku tahu sunny disini. Karena sunny memang lebih suka menangis di tempat yang gelap. Aku berjalan secara perlahan memasuki ruangan ini saat menongkap sesosok bayangan yang kuyakini itu sunny. Namun langkahku terhenti saat aku menyadari ada orang lain disisi sunny yang menemaninya menangis.
Ada rasa sesak didadaku melihat sunny menangis tidak ditemani olehku. Bukan karena aku tak terima sunny bersama namja lain. Tapi karena aku merasa begitu bersalah dan tak berguna hingga tak perduli saat sunny menangis dan aku tak berada disisinya. Aku berdiri membeku ditempatku berdiri memperhatikan sunny dan… suho, ya itu suho leader exo-k. Aku tahu perasaan namja itu pada sunny, aku tahu dengan pasti. Aku tersenyum miris saat menatap keduanya yang sedang berciuman. Aku juga tak mengerti mengapa aku memasang senyum yang seperti itu, kenapa aku harus tak suka melihatnya? Kenapa dadaku harus merasakan sesak?.
“o-oppa…” sunny tampak benar- benar kaget dengan kedatanganku. Suho mengikuti arah pandangan sunny dan tak kalah terkejut saat dirinya mendapatiku tengah memandang keduanya.
“h-hyung… i-ini benar- benar tak seperti yang kau pikirkan.” ucap suho mencoba menjelaskan padaku.
“memangnya apa yang kupikirkan? aku tak memikirkan apapun.” ucapku mencoba tersenyum dan tertawa dengan tulus. Bagaimanapun aku senang jika sunny dapat menemukan namja yang benar- benar dicintainya. Aku menyalakan lampu dan berjalan mendekati keduanya. Lalu menatap lembut pada sunny.
“hahh… oppa berlari menaiki anak tangga dr lantai dasar karena khawatir aegyo dongsaengku ini menangis sendirian. kau benar- benar membuat oppa workout malam- malam” ucapku seraya mengusap lembut kepala sunny dan menghapus sisa airmata di pipinya. “senang melihatmu menemaninya suho-ya.” lanjutku lalu menepuk bahu suho. “menyebalkan, aku jadi basah karena keringat. aku pulang duluan ne. aku mau mandi dan ganti pakaian. kalian lanjutkan saja, mian mengganggu.” aku memberikan senyum terbaikku pada keduanya. Dan mulai berjalan meninggalkan keduanya. “ahh.. kurasa akan lebih baik jika kalian berkencan saja diluar, dari pada nanti kalian terkunci di gedung ini.” Setelah mengatakannya aku langsung melenggang pergi tanpa menunggu salah satu dari mereka memberi respon.
Sesampainya di mobil aku membuka bajuku yang basah dan menggantinya dengan kemeja yang selalu kusediakan di mobil. Aku mulai melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi dan lampu mobil yang tak kunyalakan, seakan tak perduli lagi dengan nyawaku yang katanya hanya ada satu. Suara decit ban menggema. Aku langsung mengerem mobilku saat aku telah tiba di tepi Han river. Memandangi sungai Han berharap dapat membuat hatiku membaik. Tapi justru pemandangan tak menyenangkan lain yang kudapat.
Aku mengeluarkan ponselku dan mulai mengambil gambar sepasang manusia yang tengah bercumbu di hadapanku. Jung Yonghwa dan Lee Hongki (cuma cerita bukan beneran, peace ._.V) . Mereka tampak sangat asik hingga tak menyadari aku tengah memotret keduanya. Aku segera mencari kontak kyuhyun dan mengirimkan photo- photo itu padanya. ‘hal ini yang ingin hyung sampaikan padamu kemarin.’ tak lupa aku menambahkan sederet keterangan tambahan sebelum mengirimnya.
Mereka berdua benar- benar semakin merusak suasana hatiku. Aku kembali menyalakan mobil dan kembali melaju dengan kecepatan tinggi. Namun aku tak pulang ke dorm atau rumah. Melainkan ke apartemen pribadiku. Aku butuh sendiri untuk menenangkan diri saat ini.

kyuhyun pov
Walau seohyun mengatakan dia tak lapar, tapi aku tetap memesan dua porsi makanan. Setelah mendapat pesananku dan memberi tandatangan kepada waitres -yang ternyata seorang elf, aku segera kembali ke mobil. Saat masuk ke mobil aku sangat kaget mendapati seohyun yang saat ini tengah menunduk terisak.
“hyunnie? gwenchana? kau sakit? sebelah mana yang sakit? katakan pada oppa apa yang sakit.” tanyaku panik.
“aniya.” jawab seohyun singkat masih menangis.
“waeyo? kalau tak sakit mengapa menangis?”
“ani.” Aku memperhatikan seohyun yang menangis sambil menggenggam erat… ponselku!. Memangnya ada apa di ponselku hingga seohyun menangis?. Dengan perlahan aku menarik ponselku dari tangan seohyun dan melihat apa yang membuat seohyun menangis. Sebuah mms berisi photo dari sungmin hyung.
“jadi benar kau berhubungan dengannya?” tanyaku dingin pada seohyun. Entah kenapa perasaanku berubah kesal. Seohyun sendiri hanya mengangguk pelan menjawab pertanyaanku. Aku tahu pasti photo itu diambil di sungai han. Dengan kecepatan tinggi aku menyetir mobilku kesana. Sesampainya disana ternyata kedua insan yang ada di dalam photo itu masih sibuk bermesraan. Dengan langkah gontai, seohyun keluar mobil dan berjalan mendekati mereka. Aku masih diam di dalam mobil menyaksikan apa yang terjadi, karena kurasa seohyun sudah cukup dewasa dan tahu seperti apa seharusnya dia bertindak.
Setelah seohyun sampai di hadapan mereka, keduanya tampak sangat terkejut. Namun namja yang kutahu bernama Lee Hongki itu sesaat kemudian pergi meninggalkan seohyun dan yonghwa berdua. Keduanya tampak berbicara penuh emosi, seohyun yang terus bicara sambil menangis dan yonghwa yang tampak marah. Aku sama sekali tak tahu apa yang mereka bicarakan. Namun tiba- tiba tangan yonghwa dengan ringan melayang ke pipi chubby seohyun. Melihat seohyun di tampar oleh yonghwa, aku segera berlari keluar mobil dan menghampiri keduanya.
Tanganku dengan cepat meraih kerah baju yonghwa dan memukuli wajahnya. Aku bisa mendengar seohyun yang menangis memohon aku menghentikan ini. Tapi tak bisa, aku tak bisa begitu saja memaafkan namja yang telah menyakiti seohyun. Walau aku berhenti memukulnya, tapi aku masih tak sudi mengampuni namja kurang ajar ini.
“Cihh… apa hakmu untuk marah cho kyuhyun? kau cemburu melihat hubungan kami? apa skandal magnae couple itu benar? jadi kau menyukainya?”
“Diam kau bast*rd!” hardikku mendengar ocehan yonghwa.
“beruntung sekali, yeoja babo sepertinya kenapa begitu banyak yang perduli.”
“apa katamu?”
“kataku yang mana? yeoja babo?” tanya yonghwa dengan nada sinis.
“K-KAU!” emosi semakin meluap mendengar kata- kata yonghwa.
“Mwo? memang seohyun babo. Begitu mudahnya aku bisa memanfaatkan keluguannya demi menutupi hubungan terlarangku dengan hongki. Yeoja mana yang tak menyadari namjanya menyukai sesama dan tengah berhubungan dengan namja lain jika bukan yeoja babo?”
Kali ini aku tak lagi mampu menahan emosiku. Kepalan tanganku kembali melayang ke wajah yonghwa yang sudah babak belur karena pukulanku tadi. Namun entah datang dari mana, tempat yang tadinya sepi dan hanya ada kami bertiga ini tiba- tiba berubah riuh serta penuh cahaya blitz kamera. Kini aku menyadari, disini telah berkumpul banyak paparazi yang mengabadikan kejadian tadi. Para paparazi itu dengan seketika menghampiri seohyun yang masih tampak shock dengan keadaan yang tiba- tiba berubah. Dan dengan bertubi- tubi mereka mengajukan pertanyaan pada seohyun.
“Apa yang terjadi sebenarnya?”
“jadi semua skandalmu itu benar seohyun-ssi?”
“Dengan siapa sebenarnya anda berhubungan? cho kyuhyun atau jung yonghwa?”
“Kenapa mereka sampai berkelahi seohyun-ssi?”
“Apa mereka berkelahi memperebutkan anda?”
“tolong berikan klarifikasi seohyun-ssi.”
“naega…naega…” seohyun tampak sangat shock dan panik mengahdapi semua paparazi itu. Aku membanting tubuh yonghwa dan dengan cepat menghampiri seohyun. Aku menarik tubuh seohyun dan menciumnya di depan para awak media yang haus berita ini. Tak ada penolakan dari seohyun membuat ini akan tampak lebih alami. Namun aku sadar jika saat ini seohyun semakin shock, karena sama sekali tak ada respon darinya saat aku menciumnya seperti ini. Dengan perlahan aku melepaskan ciuman kami dan tersenyum lembut pada seohyun. Aku akhirnya mulai buka suara pada awak media.
“Mianhada, atas skandal yang ada selama ini. Dan yang benar itu adalah hubungan kami berdua.”
“jadi seokyu moment yang selama ini tertangkap fancam itu real?” tanya salah satu paparazi.
“ne. kami memang berhubungan seperti itu.”
“lalu kenapa anda bertengkar dengan jung yonghwa, kyuhyun-ssi? Apa kalian memperebutkan seohyun-ssi? saya dengar mereka berkencan setelah selesai wgm.” Kurasa ini akan jadi pertanyaan terakhir yang kujawab. Aku bisa gila jika terus melayani paparazi ini.
“pertengkaran tadi adalah masalah pribadi kami berdua. Sama sekali tak ada hubungannnya dengan seohyun-ssi. Kami permisi dulu, khamsahamnida. Annyeong.” Ucapku membungkuk lalu segera menarik seohyun pergi dari tempat ini.

Sungmin pov
Aku sangat terkejut begitu sampai di pintu masuk gedung apartemen dan mendapati sunny yang tengah berdiri menungguku di lobby. Dia selalu tahu bagaimana aku dan akan kemana aku saat sedang penat walau aku tak mengatakannya. Aku mencoba tak menghiraukannya dan terus melangkah masuk. Sunny mencoba meraih tanganku untuk menahanku yang terus berjalan meninggalkannya. Namun aku melepaskan pegangan sunny itu bahkan tanpa menatapnya. Karena jika menatapnya aku pasti tak akan tega. Namun sepertinya sunny sedang sangat keras kepala, dia mengikutiku hingga tiba di depan pintu apartemenku.
“ini sudah terlalu malam, pulanglah…” ucapku pelan sambil memasukkan password apartemenku.
“kita harus bicara, oppa.” ucap sunny dengan nada memohon.
“tak perlu. tak ada yang perlu di bicarakan.”
“banyak yang ingin sunkyu katakan pada sungmin oppa.” sunny masih bicara dengan nada memohon. Dia bahkan menyebut nama aslinya, nama yang selalu kugunakan untuk memanggilnya saat sunny belum memulai debutnya.
“kirimkan saja lewat pesan. aku akan membacanya nanti. Aku sangat lelah saat ini.” aku membuka pintu dan mulai beranjak masuk. Tapi sunny menarik tanganku dan menutup kembali pintu. Dia berdiri menghadangku didepan pintu. Sunny menatapku dengan garang namun tetap dengan mata yang berkaca- kaca. Aku mengalihkan pandanganku, tak sanggup menatap sunny saat ini.
“oppa jebal, mianhae… jeongmal mianhae. Aku tahu perbuatanku tadi siang salah, ak-”
“lupakan!” potongku cepat. “lupakan saja apa yang kau lakukan tadi siang. Aku tak menganggapnya sebagai suatu apapun.” lanjutku.
“Tapi…”
“minggirlah. Aku ingin masuk dan beristirahat.” Aku mencoba menarik sunny menyingkir dari hadapanku. Tapi bukannya pergi, sunny justru memelukku dengan erat dan mulai menangis. Aku mencoba melepaskan pelukannya dengan perlahan, tapi sunny justru memelukku semakin erat. Aku merasa tak tega hingga akhirnya membalas pelukan sunny dan mengusap punggungnya untuk menenangkan isakannya.
“saeng pulang-”
“jangan panggil aku saeng lagi!” Aku menghela napas panjang mendengar ucapan sunny yang sekarang telah menolak panggilan ‘saeng’ dariku.
“pulanglah sunkyu-ya. Sungmin Oppa antar ne? kau mau ke dorm atau ke rumah?” Sunny tak menjawab, namun aku bisa merasakan sunny yang menggeleng dalam dekapanku masih sambil terisak.
“Sun-”
“bukankah oppa berjanji akan selalu memelukku dan menemaniku saat aku menangis dan bersedih? Sekarang aku menangis, jadi oppa harus tetap menemaniku dan memelukku.” Aku tersenyum miris mendengarkan penuturan sunny. Aku mengeratkan pelukanku pada sunny.
“Tak perduli apa dan dimana, oppa akan selalu menemani dan memeluk sunkyu hingga sunkyu menemukan namja yang sunkyu cintai dan dia akan menggantikan oppa menjaga sunkyu. Bukankah itu yang oppa katakan?”
“ehmm” sunny bergumam membenarkan ucapanku.
“Sekarang sudah ada suho.”
“oppaaa…”
“walau dia lebih muda darimu, tapi dia mampu bersikap sangat dewasa. Lagi pula suho seorang leader yang baik, oppa yakin suatu saat nanti dia mampu menggantikan appa mengurus perusahaan kalian dengan baik.”
“oppa, jebal dengarkan aku. Namja yang kucintai itu buka-”
“bukankah tadi kalian berciuman? kau tak mampu menolak perlakuannya dan justru merasa nyaman, bukan begitu sunny-ya?” Tanyaku lalu melepaskan pelukan kami dan menatapnya. Mata sunny masih berlinang dan justru sekarang dia tampak seperti ingin kembali terisak.
“Walau perlakuan suho membuatku nyaman, tapi tetap yang aku harap memperlakukanku seperti itu adalah sungmin oppa. Karena sungmin oppa tak hanya mampu membuatku merasa nyaman tapi juga membuatku merasa bahagia. Walau dengan keberadaan suho aku tak lagi merasa sendiri, tapi orang yang kuinginkan ada disisiku adalah sungmin oppa. Karena kehadiran sungmin oppa tak hanya membuatku tak lagi merasa sendirian, tapi membuatku merasa utuh dan tak pernah ditinggalkan. Oppa saranghae, nan jeongmal saranghaeyo…” Tutur sunny dengan menatap dalam manik mataku. Aku terdiam, hatiku bergetar hebat mendengar ucapan sunny barusan. Dan entah setan darimana, aku merengkuh wajah sunny dan mencium bibirnya dalam. Sunny tak hanya diam, dia mengalungkan tangannya dileherku dan membalas ciumanku membuatku semakin merasa gila.
Tanpa melepas ciuman kami, aku berjalan mendekat pada pintu apartemenku. Tanpa melihat, aku menekan password apartemenku dan membuka pintu. Kubawa sunny masuk, tak hanya ke dalam apartemenku, bahkan kubawa yeoja ini hingga ke atas tempat tidurku. Ini memang bukan hal baru bagi kami berada di atas satu kasur. Tapi biasanya kami hanya bersenda gurau sebagai oppa – dongsaeng. Dan sekarang hal yang kami lakukan adalah hal yang tak seharusnya. Hal yang mungkin adalah dosa terbesar yang pernah kami lakukan. Ini semua adalah kesalahanku, salahku yang tak dapat mengendalikan diri.

Seohyun pov
Kyuhyun oppa tak lagi mampu menahan emosinya karena kata- kata yonghwa oppa yang terus merendahkanku. Kepalan tangan kyuhyun oppa terus melayang ke wajah yonghwa oppa yang sudah babak belur. Dan entah datang dari mana dan kenapa, tempat yang tadinya sepi dan hanya ada kami bertiga ini tiba- tiba berubah riuh serta penuh cahaya blitz kamera. Saat ini telah berkumpul banyak paparazi yang mengabadikan pertengkaran kyuhyun oppa dan yonghwa oppa. Para paparazi itu dengan tiba- tiba menghampiriku yang masih sangat shock dengan keadaan yang terjadi saat ini. Dan dengan bertubi- tubi mereka mengajukan pertanyaan padaku.
“Apa yang terjadi sebenarnya?”
“jadi semua skandalmu itu benar seohyun-ssi?”
“Dengan siapa sebenarnya anda berhubungan? cho kyuhyun atau jung yonghwa?”
“Kenapa mereka sampai berkelahi seohyun-ssi?”
“Apa mereka berkelahi memperebutkan anda?”
“tolong berikan klarifikasi seohyun-ssi.”
“Naega… naega…” Aku masih sangat shock dan panik untuk menghadapi semua paparazi itu. Namun tiba- tiba sesorang menarik tubuhku dan menciumku di depan para awak media yang haus berita ini. Aku sama sekali tak menolak karena sadar kyuhyun oppa yang melakukannya. Tapi bagaimanapun ini membuatku semakin shock. Dengan perlahan kyuhyun oppa melepaskan ciuman kami dan tersenyum lembut padaku. Senyuman yang sangat sulit kuartikan. Kyuhyun oppa akhirnya mulai buka suara pada awak media.
“Mianhada, Skandal yang selama ini benar itu adalah hubungan kami berdua.”
“jadi seokyu moment yang selama ini tertangkap fancam itu real?” tanay salah satu paparazi.
“ne. kami memang berhubungan seperti itu.”
“lalu kenapa anda bertengkar dengan jung yonghwa, kyuhyun-ssi? Apa kalian memperebutkan seohyun-ssi? saya dengar mereka berkencan setelah selesai wgm.”Benar, bagaimanapun ada netizen yang melihat ketika aku berkencan dengan yonghwa oppa.
“pertengkaran tadi adalah masalah pribadi kami berdua. Sama sekali tak ada hubungannnya dengan seohyun-ssi. Kami permisi dulu, khamsahamnida. Annyeong.” Ucap kyuhyun oppa lalu membungkuk dan menarikku pergi dari tempat ini.
Sekarang aku dan oppa telah sampai di apartemen, apartemen kyuhyun oppa tepatnya. Oppa membawaku masuk dan langsung beranjak ingin pergi.
“oediga?” ucapku menahan tangan oppa. Oppa mengangkat kantung plastik yang ada ditangannya kehadapanku.
“menyiapkan makan malam yang tadi oppa beli. Oppa sudah sangat lapar.” Aku langsung melepaskan peganganku pada oppa dan mengikuti oppa ke dapur untuk menyusun makan malam yang tadi oppa beli.
Kami makan dalam diam. Tak ada satupun yang buka suara. Aku tak benar- benar mengerti kenapa, aku hanya merasa ada perasaan yang aneh dalam diriku. Perasaan yang terasa begitu lengkap. Aku senang bahkan bahagia merasakan perasaan ini. Tapi juga ada rasa takut dan cemas yang begitu kuat, bahkan entah kenapa aku juga merasa bersalah.
“Jika sudah selesai pergilah tidur. Biar oppa saja yang membereskan piringnya.” Kyuhyun oppa mulai berdiri dan membereskan piring bekas makan kami berdua. Namun kegiatan oppa itu terhenti saat aku bicara padanya.
“oppa… pernyataan oppa tadi pada media”
“Nanti aku akan mengatakannya pada leeteuk hyung dan taeyeon agar mereka lebih dahulu tahu pemberitaan seperti apa yang mungkin akan muncul dan bisa lebih awal mendiskusikannya dengan perusahaan.” bukan itu yang ingin kutanyakan padamu oppa, batinku. Oppa kini mulai mencuci piring- piring kotor tadi. Aku terus saja memperhatikan oppa dari belakang. Perlahan kakiku mulai melangkah mendekati oppa dan memeluknya dari belakang.
“hyunnie…” gumam oppa saat aku memeluknya.
“oppa..”
“hmm?”
“hal yang oppa katakan pada media, tidak bisakah kita benar- benar seperti itu?”
“kau sadar apa yang sedang kau bicarakan saat ini saengi?”
“bukankah kita tak ada hubungan darah sama sekali oppa? bahkan kita bukan saudara tiri.”
“hyunnie…” Oppa membalikkan tubuhnya menghadapku dan memandangku dengan pandangan sedih.
“bukankah oppa sangat ingin menjadi putra oemma saat ini? dan oppa sudah berjanjikan akan selalu disiku dan menjagaku seumur hidup? Oppa hanya bisa mendapatkan dan melakukannya jika kelak kita menikah.”
“hyun-” kalimat oppa terputus karena aku kembali mencium oppa terlebih dahulu seperti di pantai tadi. Dan masih sama seperti di pantai tadi, oppa sama sekali tak menolak justru membalas ciumanku. Tapi aku dengan segera melepaskan ciuman kami dan menatap dalam mata oppa.
“tidak bisakah oppa mencoba belajar mencintaiku seperti aku mencintai oppa saat ini?” Kyuhyun oppa terdiam dan hanya membalas tatapanku. Namun beberapa saat kemudian oppa mengecup singkat bibirku dan berkata dengan nada yang terasa dingin.
“baiklah.” Setelah mengatakannya oppa langsung meninggalkanku dan masuk ke kamarnya. Mendengar oppa menjawab dengan nada seperti itu sesungguhnya membuatku merasa sedikit sakit. Namun aku akan berusaha membuat oppa sadar dengan perasaan yang sesungguhnya ada diantara kami dan suatu hari nanti kami akan saling mencintai satu sama lain dengan perasaan bahagia.

Sungmin pov
Tampaknya raja pagi telah bangun dari tidur panjangnya. Sinarnya pun masuk kedalam kamarku melalui celah tirai yang tak tertutup rapat. Aku menggeliatkan tubuhku merasakan panas dan silaunya mentari. Aku baru menyadari bahwa aku tak tidur sendiri semalam. Aku menatap yeoja yang tengah tidur disampingku hanya dengan satu selimut putih yang menutupi tubuh kami berdua. Aku mengusap pipi sunny perlahan dan menyadari dosa apa yang telah kulakukan padanya semalam. Perlahan sunny membuka mata dan menguceknya perlahan.
“Good morning.” sapaku lembut pada sunny. Sunny hanya membalas sapaanku dengan senyuman manisnya. Namun perlahan senyum itu memudar, kening sunny berkerut dan airmata akhirnya jatuh ke pipinya. Aku mendekap tubuh mungil sunny.
“mianhae, oppa yang bersalah telah melakukan ini padamu.” lirihku di telinga sunny.
“apa yang kita lakukan semalam oppa?”
“mianhae…mianhae…”lirihku masih memeluk sunny.
“hiks..hiks..otte?”
“bukankah oemma dan appa memang ingin kita menikah? kita hanya perlu mengatakannya pada member lain dan perusahaan. Kau tenang saja, oppa yang akan mengatakan dan menyelesaikan semuanya.” Sunny melepaskan pelukan kami dan menatapku dengan pandangan bertanya. Aku tersenyum mengerti maksud tatapan sunny.
“Oppa juga mencintaimu sunkyu-ya. Jeongmal saranghaeyo. Would you marry me?” Sekarang sunny kembali menangis. Namun dengan diiringi senyum bahagia di bibirnya. Sunny mengangguk semangat sambil tetap tersenyum. Aku kembali mendekap tubuhnya bahkan lebih erat, aku tak mau sunny sampai lepas dari pelukanku.
Terimakasih Tuhan, semoga keluarga yang nantinya ku buat akan menjadi lebih baik dan lebih bahagia dari keluarga yang kurasakan kemarin. Aku akan menerima semua yang berlalu dan berusaha melakukan yang terbaik di masa depan.

Seohyun pov
Pada awalnya akupun tak mengakui perasaan ini. Bahkan sama sekali tak terpikirkan olehku bahwa perasaan yang kurasakan pada oppa adalah perasaan yang seperti ini. Namun dalam sekejap mata, semuanya berubah. Dan aku yakin begitupun dengan oppa. Entah sebentar atau lama, aku percaya suatu hari nanti kyuhyun oppa akan mengatakan bahwa dia juga mencintaiku. Karena aku merasakannya, Aku merasakan bahwa seokyu saling mencintai.

_end

sebenarnya saya udah ready dengan sequelnya. Tapi di post atau nggak, itu tergantung permintaan aja.
Gomawo udah baca. RCL ne^^



Super Junior KRY : Coagulation

$
0
0

COAGULATION POSTER

Super Junior KRY    : Coagulation
Author            : Han Ra Mi
Main Cast        : Super Junior KRY member (Cho Kyuhyun , Kim Yesung, Kim ryeowook)
Other Cast         : Seo Joo Hyun (Seohyun snsd), Choi sooyoung (sooyoung snsd)
Genre            : Romance, friendship
Rating            : PG
Length             : Oneshoot
Disclaimer        : saya hanya punya storyline

Sesuai dengan judulnya ‘Coagulation’. Ini ff berdasarkan lirik lagunya SJ KRY- Coagulation. Pov nya juga sesuai partnya member SJ KRY masing2 di liriknya. Bacanya sambil dengerin lagunya yaa… Maaf kalu ada salah di translate lirik atau romanizationnya.
Happy reading. Mian for typo^^

ryeowook
차가운 너의 그 한 마디가 나의 마음에 닿게 됐을 때
Chagaun neoe geu han madiga nae maeume dake dwaesseul ddae
Ketika satu kata dingin darimu itu membuat hatiku tersentuh

“Kurasa aku tak bisa melanjutkan ini, aku ingin mengakhirinya oppa. Mianhae… kurasa aku sudah terlalu banyak berbohong dalam hubungan ini.”
“maksudmu apa soo?” tanyaku tak mengerti pada yeoja yang telah menjadi kekasihku lebih dari dua tahun, choi sooyoung. Setelah beberapa hari tak dapat bertemu, akhirnya hari ini kami dapat bertemu karena latihan super generation couple dance. Aku kira kami akan saling melepas rindu di practice room ini. Ternyata justru percakapan seperti ini yang diucapkannya.
“Aku telah berbohong. Aku menerima dan mengatakan akan membalas cinta oppa. Setiap hari mengatakan na do saranghae. Aku telah banyak membohongimu oppa. Aku ingin menghentikan semua kebohonganku.” Sooyoung mulai menangis. Aku masih mencoba memahami setiap kalimat sooyoung. Tidak, aku bukan mencoba memahami, tapi menolak. Aku tahu bahwa otakku sepenuhnya mengerti apa yang sooyoung katakan. Tapi tidak dengan hatiku, hatiku tak dapat menerimanya. Hatiku masih menginterupsi logikaku dengan hal yang lebih positif, mungkin kemarin aku telah salah bicara atau menyakiti sooyoung sehingga yeoja ini berkata demikian.
“mianhae… apa oppa telah menyakitimu?. Katakan saja apa kesalahan oppa. Oppa akan berusaha memperbaikinya. Oppa berjanji tak akan mengulanginya lagi. katakan saja ne?”
“AKU YANG MENYAKITIMU OPPA!” teriak sooyoung sambil menangis. Aku terdiam, aku tahu ada banyak hal yang ingin disampaikan oleh sooyoung. Bahkan aku dapat menebak tentang apa saja hal itu. Tapi aku tak tahu apa aku harus mendengarnya atau tidak, tepatnya apa aku sanggup mendengarnya?.
“Aku yang telah menyakitimu oppa. Setiap menitnya aku menyadari bahwa kau semakin mencintaiku, tapi setiap detiknya aku tahu aku semakin melukaimu. mengimingi- imingimu dengan rasa bahwa aku juga mencintaimu. Padahal aku sepenuhnya sadar, bukan kau namja yang mengisi lubuk hatiku.”
“cukup youngie. Cukup. Kurasa schedule dan latihan ini membuat kita terlalu lelah. Lebih baik kita pulang dan beristirahat. kita bicara lain waktu.” Aku langsung beranjak dari dudukku. Dan dengan segera melangkahkan kaki sebelum sooyoung melanjutkan kalimatnya yang tak ingin kudengar.
“Aku mencintai kyuhyun oppa. Bukan dirimu.”

내 눈동자엔 나도 모르는 촉촉한 이슬 방울
Nae nundongjaen nado moreuneun chokchokan iseul bangul
Di pupil mataku tanpa kuketahui menetes jatuh membasahi

Gerakan tanganku yang ingin membuka knop pintu terhenti. Aku memejamkan mataku dan mengatur napasku. Mencoba mengendalikan airmata yang siap menorobos kantung penampungannya. Namun aku kalah, setetes airmata pada akhirnya menempati singgasananya dipipiku.
Aku membuka mataku saat merasakan sebuah tangan mengusap pipiku. Aku membuka mataku karena aku sadar tangan ini bukan milik yeojaku. Ini bukan tangan sooyoung.
“Tapi aku tak mencintaimu soo.”
“kyu…”lirihku menatap kyuhyun. Kyuhyun kembali mengusap setetes airmata yang kembali jatuh dipipiku sambil tersenyum tulus. Kemudian kyuhyun melangkahkan kakinya mendekati sooyoung. Berlutut untuk sedikit menyetarakan tingginya dengan sooyoung yang sedang duduk, walau dia harus tetap menunduk untuk menatap sooyoung yang duduk dilantai.
“kalaupun aku memiliki perasaan sayang terhadapmu. Itu sama sekali tak sebanding dengan perasaan sayangku terhadap wookie hyung. Hyungku ini terlalu berharga untuk disakiti oleh siapapun. Entah itu kau atau aku, sama sekali tak pantas untuk melukainya.” Kyuhyun berkata dengan sangat lembut pada sooyoung. Aku tahu, dibalik sifat usilnya kyuhyun adalah namja yang sangat menghargai perasaan orang lain. Apa kali ini dia mengalah demi aku? apa aku pantas untuk itu?.
“Tapi aku sangat menyukaimu oppa…” Aku melirik kearah sooyoung yang tengah menatap dalam ke manik mata kyuhyun. Seolah menunjukkan bahwa dia memiliki perasaan yang sangat besar pada kyuhyun dan saat ini dia sama sekali tak berbohong tentang hal itu. Dengan cepat aku kembali mengalihkan pandanganku. Hatiku kosong, mendengarnya membuatku kosong. Entah perasaan seperti apa yang saat ini menghinggapi jiwaku. Aku sama sekali tak bisa menggambarkannya.
“na do… oppa juga sangat menyukaimu youngie, sebagai saeng.”
Apa yang aku rasakan saat ini? Apa aku senang mendengar kyuhyun menolak sooyoung? Tapi sama sekali tak ada senyum yang terukir dibibirku. Karena bagaimanapun, yeoja yang kucintai dan telah memintaku melepaskannya telah ditolak oleh namja yang telah kuanggap dongsaengku sendiri. Apa aku sedih melihatnya? Sama sekali tak ada airmata yang singgah barang setetes dipipiku. Karena aku sadar, ini artinya aku kembali punya celah walau sedikit untuk memperjuangkan cintaku pada sooyoung. Apa aku marah pada kyuhyun? Tanganku sama sekali tak mengepal, tak ada emosi seperti itu yang kurasakan saaat ini. Karena aku mengerti, entah benar kyuhyun sama sekali tak mencintai sooyoung atau tidak. Aku memahami, kyuhyun melakukan ini karena dia sangat menghormati perasaanku. Kurasakan seseorang merangkul pundakku. Dan aku tahu itu adalah kyuhyun.
“Tapi youngie, aku berbeda dengan hyungku ini. Dia menyukai dan mencintaimu sebagai yeoja. Dia sangat tulus padamu. Maka dari itu, cobalah merasakannya lebih dalam dan aku yakin pada akhirnya kau akan bisa membalasnya.” Kyuhyun menepuk- nepuk pundakku dan berlalu dari hadapanku dan sooyoung. Aku bisa mendengar dengan jelas isakan sooyoung dari tempatku berdiri saat ini. Tapi entah kenapa, seluruh tubuhku seperti lumpuh walau hanya sekedar untuk mendekati dan memeluk sooyoung.

yesung
어디서 어떻게 자꾸만 맺히는지 나도 모르죠
Eodiseo eoddeoke jagguman maetineunji nado moreujyo
Dari mana, bagaimana hal ini terus menerus terbentuk akupun tidak tahu

Aku menatap kyuhyun yang baru keluar dari practice room dimana ryeowook dan sooyoung berada sebelumnya. Aku menatap kyuhyun dengan pandangan sedih. Bukan karena dia melepaskan sooyoung untuk ryeowook dan meminta sooyoung mencintai ryeowook. Tapi karena sampai detik ini aku belum mampu melakukan apa yang dilakukan olehnya. Aku tahu kyuhyun tak berbohong dengan apa yang dikatakannya pada sooyoung. Dia memang tak mencintai yeoja itu. Karena yeoja yang kyuhyun cintai adalah sama dengan yeoja yang memenuhi seluruh rongga otakku saat ini, Seo Joo Hyun.
Dan sampai detik ini, aku sama sekali tak memberi celah untuk kyuhyun menunjukkan walau setitik perasaannya pada seohyun. Dan seolah mengerti dengan keinginanku, kyuhyun pun melakukan hal yang selaras. Dia sama sekali tak mencoba menunjukkan apalagi menyatakan perasaannya pada seohyun. Walau dia punya banyak kesempatan, dia sama sekali tak memanfaatkannya. Karena kyuhyun tahu aku mencintai yeoja itu. Dan bukankah aku juga tahu bahwa kyuhyun mencintainya?. Tapi kenapa tak sedetikpun pernah kucoba untuk melepaskan perasaanku pada seohyun?.
Aku tahu walau sudah bertahun- tahun kyuhyun mencoba dan berusaha , tapi kyuhyun masih mencintai seohyun. Aku tahu walau kyuhyun selalu berkata ‘aku sudah tak mencintai seohyun lagi hyung, kau tenang saja. ‘ atau ‘itu perasaan yang sudah lama berhasil kuhapus dari benakku’ . Tapi aku tahu kyu, aku memahami seperti apa perasaan kyuhyun saat ini. Tapi entah mengapa egoku terlalu besar untuk  mengalah. Entah datang dari mana keserakahan ini, tapi aku sama sekali tak pernah mencoba melepaskan seohyun untuk kyuhyun. Dan kyuhyun pun tak pernah datang padaku untuk memintaku melakukannya, yang pasti aku tak akan mampu untuk tak memenuhinya  walau sulit.

그냥 내가 많이 아픈 것만 알아요
Geunyang naega mani apeun geotman arayo
Aku banyak tersakiti, hanya itu yang kuketahui

Aku benci hidup sebagai manusia yang memiliki perasaan cinta begitu besar. Aku benci menjadi namja yang begitu mencintai yeoja bernama seohyun. Aku benci menjadi hyung yang begitu mencintai dongsaeng bernama kyuhyun. Walau tak ada darah dari orang tua yang sama mengalir pada nadiku dan kyuhyun. Tapi aku sangat menyayanginya sebagai keluargaku, dongsaengku. Walau kyuhyun bergabung terakhir di super junior, tapi sejak dia menyelinap masuk dan ambil bagian dari group ini, sejak itu juga aku menyayanginya sebagai dongsaengku. Dan kecelakaan yang menimpanya beberapa tahun yang lalu membuatku semakin sadar betapa aku mencintai seluruh keluargaku di super junior, dan itu berarti kyuhyun juga.
Aku merasa sangat sakit karena telah begitu dalam menyakiti perasaan kyuhyun. Aku tahu betapa sulit kyuhyun menjalani hari- harinya untuk mengubur dalam- dalam perasaannya pada seohyun. Apalagi disaat- saat duet mereka, aku tahu itu berat untuknya. Tapi aku tak mampu membayangkan seperti apa aku akan merasa sakit jika aku melepaskan seohyun dari hidupku.
Dan aku juga merasa sakit saat beberapa member terkadang mengecapku sebagai hyung teregois. Mereka tahu kyuhyun mencintai seohyun. Walau kyuhyun tak pernah mengatakannya pada mereka. Mereka bisa mengetahui dan memahami sebesar apa cinta kyuhyun pada seohyun.  Tapi tak bisakah mereka juga memahami perasaanku pada seohyun?. Tak bisakah mereka memahami bahwa cintaku pada seohyun juga sangat besar? Tak bisakah mereka memahami bahwa rongga otakku telah dipenuhi bayangan seohyun? Tak bisakah mereka memahami bahwa dihatiku telah terpatri nama seohyun?

뜨거웠던 가슴이 점점 싸늘하죠
Ddeugeowotddeon gaseumi jeomjeom ssaneulhajyo
Hari yang hangat perlahan-lahan menjadi sangat dingin

Tapi seakarang aku benar- benar sadar betapa egoisnya aku. Setelah mendengar kyuhyun berkata pada sooyoung ‘ kalaupun aku memiliki perasaan sayang terhadapmu. Itu sama sekali tak sebanding dengan perasaan sayangku terhadap wookie hyung. Hyungku ini terlalu berharga untuk disakiti oleh siapapun. Entah itu kau atau aku, sama sekali tak pantas untuk melukainya’ . Seperti itukah yang selama ini kyuhyun juga pikirkan terhadapku? Itu sebabnya dia selalu berusaha keras mengubur perasaannya pada seohyun walau tak pernah berhasil. Karena dia sangat menyayangiku, karena aku sangat berharga dimatanya. Lalu bagaimana denganku? bukankah aku selalu mengatakan bahwa aku menyayangi kyuhyun sebagai dongsaengku?. Bahkan kyuhyun selalu berkata dengan bangga pada orang- orang janji yang pernah kuucapkan saat dia koma karena kecelakaan. Tapi mengapa itu sama sekali tak mampu menyentuhku?. Sekarang, apakah aku harus mencoba melepaskan seohyun demi dongsaeng tersayangku ini?.

kyuhyun
뭐라고 말할지, 어떻게 붙잡을지 나도 모르겠잖아
Mworago malhalji, eoddeoke butjapeulji nado moreugetjjana
Aku tidak dapat berkata apapun, bagaimana cara menahannya pun aku juga tidak tahu

“waeyo? kenapa kau menatapku seperti itu?” Tanyaku pada yesung hyung.
“Aishh, babo!” pletakk. Aku menjitak kepala yesung hyung. Bukan karena aku tak sopan. Tapi aku hanya mencoba mencairkan suasana. Karena aku sadar tatapan seperti apa yang tengah yesung hyung berikan padaku saat ini. Tatapan bersalah dan aku benci itu. Bagiku, dia tak perlu merasa bersalah dengan apa yang kucoba lakukan untuknya. Dia hyungku, dia keluargaku, bukankah berkorban untuk anggota keluarga kita adalah hal yang sudah wajar dan sudah sepantasnya?.
“kau menolak sooyoung.” lirih yesung hyung.
“ne, aku tak mencintainya. Mau bagaimana lagi.” jawabku mencoba santai. Aku tahu kemana arah pembicaraan ini nantinya dan kuharap aku dapat melakukan hal yang benar.
“lalu siapa yang kau cintai?” Seperti dugaanku. Kesinilah arah pembicaraan yesung hyung.
“Hyungdeul.” Jawabku lembut namun tegas. Yesung hyung menatapku dengan tatapan yang sangat kubenci, tatapan bersalah. Aku memberikan senyum terbaikku pada yesung hyung dan kemudian berlalu dari hadapannya. Setetes airmata jatuh saat langkahku telah menjauh dari yesung hyung.

ryeowook
어떻게 난 어떻게 하죠
Eoddeoke nan eoddeoke hajyo
Bagaimana, apa yang harus kulakukan

Sooyoung masih terus menangis. Pada akhirnya aku mampu menggerakkan otot- otot kakiku dengan perlahan dan berjalan kesamping sooyoung. Aku merengkuh tubuh jenjang sooyoung dan mendekapnya dengan erat. membiarkan yeojaku melepas kesedihannya atas perasaan cintanya pada seorang namja, dan itu bukan aku. Membiarkannya menangisi namja lain dalam pelukanku.
Apa aku melakukan hal yang benar?. Aku seorang namja dan aku membiarkan yeoja yang kucintai menangisi namja lain dalam dekapanku. Dan justru akulah yang memberikan pelukan ini untuk tempatnya melampiaskan lukanya. Apa aku tampak sangat bodoh saat ini?. Tapi apa yang bisa kulakukan untuk perasaanku yang mungkin lebih terluka saat ini?. Aku hanya mampu memeluk dan berusaha menenangkan tangisnya saat ini. Tanpa memintanya untuk juga memikirkan bagaimana perasaanku.

kyuhyun
나나나나나 나나나나나 유리창에도 내 눈 위에도
Nanananana nanananana yurichangedo nae nun wiedo
Nanananana nanananana di kaca jendela juga di depan mata

Aku membuka pintu dan memasuki ruang musik di SM building ini. Aku duduk di depan grand piano hitam. Aku dapat mengingat latihanku bersama seohyun dengan piano ini untuk duet kami. Aku ingat walau hanya beberapa detik dan tanpa seohyun sadari, hari itu aku sempat memandang seohyun dengan dalam. Tapi saat itu bayangan yesung hyung langsung terlintas di benakku. Aku sadar aku tak bisa melakukannya, mencintai seohyun tanpa memikirkan perasaan yesung hyung. Yesung hyung terlalu berharga untuk kuabaikan.
Aku tahu dalam diamnya yesung  hyung juga masih memikirkan bahwa aku mencintai seohyun. Aku tahu yesung hyung juga menyayangiku sebagai dongsaengnya. Aku tahu yesung hyung tak pernah percaya dengan ucapanku bahwa aku sudah tak mencintai seohyun. Aku tahu yesung hyung memahami perasaan cintaku pada seohyun. Dan aku tahu jika aku meminta, yesung hyung pasti akan memberikan seohyun padaku. Tapi aku tak akan sanggup melakukan hal itu. Merusak perasaan cinta dan kebahagiaan hyungku yang nantinya justru akan membuatku sakit saat mengingatnya. Itu sebabnya walau seohyun sudah berada di depan kedua mataku, aku tak akan mampu menyatakan cinta padanya.

이슬 맺혔네 눈물 맺혔네 작은 냇물을 만드네
Iseul maetchyeone nunmul maetchyeone jageun naetmuleul mandeun
Tetes embun terbentuk, air mata terbentuk, lalu membentuk aliran kecil

Aku mengambil ponsel disaku celanaku. Aku membuka folder foto dan memandang satu- satunya fotoku berdua dengan seohyun. Foto dimana kami berdiri berdampingan hanya berdua. Foto yang diambil setelah duet kami. Akankah suatu hari nanti aku bisa memandang parasnya setiap hari seperti aku memandangnya saat kami bernyanyi bersama diatas panggung?. Akankah suatu saat nanti aku bisa menggenggam tangannya setiap saat seperti aku menggenggamnya saat kami berduet diatas panggung? . Akankah suatu waktu nanti aku bisa mengusap kepalanya seperti aku mengusapnya saat kami melakukan stage act untuk lagu kami diatas panggung?.
Aku menundukkan kepalaku dan meletakkannya diatas piano. Airmataku kembali menetes saat aku menyadari perasaan cintaku yang mungkin tak akan pernah tersampaikan apalagi berbalas terhadap seohyun.

ryeowook
어디서 어떻게 자꾸만 맺히는지 나도 모르죠
Eodiseo eoddeoke jagguman maetineunji nado moreujyo
Dari mana, bagaimana hal ini terus menerus terbentuk akupun tidak tahu

Aku tak pernah tahu dan memahami bagaimana awalnya. Perasaan cintaku pada sooyoung ini seperti sesuatu yang datang tiba- tiba dan seketika mampu menerobos hingga lubuk hatiku yang terdalam. Setiap hari saat aku menutup kedua mataku, aku memilih hanya mendengarkan suara sooyoung. Setiap detik saat aku menutup kedua telingaku, yang kulakukan hanyalah membayangkan paras sooyoung. Bahkan aku merasa hidupku bahagia hanya dengan menyadari bahwa aku telah jatuh cinta pada seorang choi sooyoung

그냥 내가 많이 아픈 것만 알아요
Geunyang naega mani apeun geotman arayo
Aku banyak tersakiti, hanya itu yang kuketahui

Perasaanku pada sooyoung bukanlah sebuah rasa yang begitu kusadari dapat langsung kunyatakan. Memang sudah cukup lama kami menjadi kekasih, sudah dua tahun. Tapi aku jatuh cinta padanya sudah lebih lama dari itu. Sejak masa- masa trainee aku telah jatuh hati padanya. Namun aku hanya punya keberanian untuk memintanya menjadi temanku saat itu. Aku selalu melakukan yang terbaik yang kubisa untuknya dari saat itu hingga detik ini. Memberikan yang terbaik yang kumiliki tanpa memikirkan apa yang kuinginkan ataupun kubutuhkan. Rasanya amat perih ketika mengakui semua itu masih tak mampu meluluhkan hati sooyoung. Bahkan sooyoung dengan yakin mengatakan aku bukanlah namja yang dicintainya.

뜨거웠던 가슴이 점점 싸늘하죠
Ddeugeowotddeon gaseumi jeomjeom ssaneulhajyo
Hari yang hangat perlahan-lahan menjadi sangat dingin
Cho kyuhyun, dongsaengku di super junior. Namja yang amat kukasihi dan kusayangi. Namja yang ternyata mampu merebut hati sooyoung tanpa melakukan apapun. Namja yang selalu ku kuatkan saat hatinya merasa lelah dengan perasaannya pada seorang yeoja, dan yeoja itu bukanlah sooyoung. Ya, aku tahu kyuhyun tak mempunyai perasaan apapun pada sooyoung saat ini. Aku tahu bahwa seohyun -dongsaeng sooyoung di snsd lah, yeoja yang dicintai kyuhyun. Yeoja yang juga menjadi kekasih hyung kami berdua, Kim Yesung.

kyuhyun
뭐라고 말할지, 어떻게 붙잡을지 나도 모르겠잖아
Mworago malhalji, eoddeoke butjapeulji nado moreugetjjana
Aku tidak dapat berkata apapun, bagaimana cara menahannya pun aku juga tidak tahu

Aku sadar, membiarkan hatiku terus mencintai seohyun bukanlah hal yang tepat. Tapi apa yang dapat kulakukan?. Ini bukanlah perasaan yang kuhendaki, perasaan ini muncul begitu saja dalam benakku. Cinta ini dengan semena- mena terus saja menemani tiap aktivitasku. Sesungguhnya merasakan bahwa aku mencintai seohyun saja sudah memberikan warna tersendiri dalam hidupku. Tapi bagaimanapun seohyun sudah menjadi milik hyungku dan sangatlah tidak pantas jika aku menyimpan perasaan pada yeojachingu hyungku sendiri.

yesung
어떻게 난 어떻게 하죠
Eoddeoke nan eoddeoke hajyo
Bagaimana, apa yang harus kulakukan

Hampir setiap hari perasaan seperti ini muncul. Perasaan cinta pada seohyun yang semakin hari semakin dalam kurasakan, juga perasaan sayang dan bersalah pada kyuhyun yang semakin hari semakin besar dan semakin menghantuiku. Tapi hari ini, perasaan ini terasa paling menyakitkan dan menyiksaku, benar- benar membuatku merasa lelah. Bolehkah aku menjadi egois dan tetap mempertahankan semuanya?. Mempertahankan seohyun yeojachinguku juga mempertahankan kyuhyun dongsaengku.

눈 감으면 흘러 내릴까봐 하늘을 올려봐도
Nun gameumyeon heulleo naerilggabwa haneureul ollyeobwado
Jika aku menutup mataku, air mata akan mengalir jatuh, oleh karena itu aku mencoba menaikkannya ke langit

Kyuhyun akan semakin terluka, aku tahu itu. Jika aku menjadi orang yang egois dan serakah, kyuhyunlah orang yang akan paling teraniaya. Setiap hari bertemu denganku, namjachingu seorang yeoja yang dicintainya. Setiap hari melihat hyungnya bermesraan dengan yeoja yang dicintainya. Aku tak yakin bayanganku tentang sakit hatinya kyuhyun tepat. Mungkin perih yang kyuhyun rasakan jauh lebih sakit dari apa yang terbayangkan olehku selama ini. Mianhae kyuhyun-ah, jeongmal mianhae saengi…

kyuhyun
결국엔 무거워진 눈물 한 방울을 들켜버리고 말았지
Gyeolgugen mugeowojin nunmul han bangureul deulkyeobeorigo maratji
Pada akhirnya meskipun berat, satu tetes air mata akhirnya ditemukan

Kali ini tak hanya airmataku yang menetes, sekarang aku bahkan terisak. Meratap seperti aku bukanlah seorang namja. Menangis tersedu- sedu seperti anak kecil yang telah di rebut permennya. Tapi tak ada yang merebut apapun dariku. Akulah yang salah dalam hal ini. Aku yang datang terlambat untuk lebih dulu mencintai seohyun dari yesung hyung. Aku yang pengecut untuk segera mendatangi seohyun dan mengatakan aku mencintainya. Dan aku yang serakah, bahkan untuk melepaskan perasaanku yang tak mungkin pada seohyun.

어떻게 다신 널 볼 수 없으면 난 어떻게
Eoddeoke dasin neol bol su eopseumyeon nan eoddeoke
Bagaimana jika aku tidak dapat melihatmu lagi, apa yang harus kulakukan

Seohyun, aku sadar hatiku masih sangat mencintai yeoja ini. Tapi seperti yang kukatakan, Aku sangat mencintai hyungdeulku di super junior, mereka semua. Ini bukan karena karir kami. Tapi ini tentang sebuah keluarga baru yang dapat kutemukan di dalam super junior. Dan aku tak pernah mau menyakiti keluargaku sendiri. Dan aku sadar, setelah sekian lama aku berusaha. Bukannya berhasil, aku malah semakin sulit menahan perasaan cintaku pada seohyun. Aku semakin tak mampu mengendalikan diriku dihadapannya. Walau aku memilih diam dan menguburnya, semuanya terasa semakin berat dan melelahkan untuk hatiku. Aku bahkan takut jika tiba waktunya karirku di super junior berakhir. Aku takut tak dapat bertemu seohyun lagi, walau hanya sekedar menatap secara langsung dalam beberapa detik di super generation.

내일 아침 나도 모르게 전화기에 손이 닿으면 그러면 나는 어떻게
Naeil achim nado moreuge jeonhwagie soni daheumyeon geureomyeon naneun eoddeoke
Setiap pagi tanpa kusadari tangan ini menggenggam telefon, oleh karena itu apa yg harus kulakukan

Inilah saatnya aku tegas pada diriku sendiri. Ya, sudah kuputuskan. Jika seperti ini terus akan semakin banyak orang yang terluka. Super junior bisa saja menjadi renggang jika hal ini terus berlangsung. Seohyun bisa saja menjadi tertekan jika akhirnya dia menyadari selama bertahun- tahun ini aku mencintainya. Yesung hyung bisa saja semakin merasa bersalah dan akhirnya memilih untuk melepaskan seohyun. Jika hal itu terjadi, dua orang yang sangat kucintai dalam hidupku akan terluka. Tapi jika aku bisa mengikhlaskan perasaan ini. Mungkin diriku sendiripun bahkan tak akan terluka.
Aku kembali menatap layar ponselku, memandang photoku bersama seohyun saat selesai duet kami. Photo yang selalu kupandangi setiap pagi saat bangun tidur, photo yang biasanya memberi semangat untuk memulai hariku. Aku menyentuh beberapa kali layar ponselku. Selesai, aku telah menghapusnya. Benar, sudah saatnya aku benar- beanr menghapus semua hal tentang perasaan ini.

yesung
웃으며 너에게 좋은 모습 남기고 싶어 너를 봤지만
Useumyeo neoege joeun moseup namgigo sipeo neoreul bwatjiman
Aku ingin meninggalkan kesan yg baik dan senyuman kepadamu, tetapi ketika aku melihatmu

“oppa, kau disini? Aku mencarimu sejak tadi” Seohyun datang mencariku. Hal yang selalu membuatku merasa senang setiap hari, saat seohyun menginginkanku berada disisinya.
“Ada apa?” tanyaku lembut. Seohyun tampak mengambil sesuatu dari tasnya dan menyodorkan padaku. Mataku membelalak, buku berwarna biru bergaris putih yang diberikan seohyun itu, aku tahu siapa pemiliknya.
“bukankah agenda harian kyuhyun oppa? aku tak sengaja menemukannya. Mungkin buku ini terjatuh. Oppa saja yang mengembalikannya, ne?” Aku mengambil buku itu dari tangan lembut seohyun.
“Seharusnya aku tak melakukan keisengan itu.”
“ne?” aku tak mengerti keisengan apa yang seohyun maksud.
“Aku membaca isi buku itu. Dan ternyata banyak hal mengejutkan yang kutemukan. Hahh, aku jadi sedikit merasa bersalah. Apa kalian baik- baik saja?” Kurasa aku mengerti, sangat mengerti malah dengan apa yang  seohyun bicarakan saat ini.
“seohyun-ah…”
“bolehkah aku menyampaikan sesuatu oppa?” Aku menatap seohyun, matanya berkaca- kaca. Aku merasa mengetahui apa yang akan seohyun katakan. Sanggupkah aku mendengarnya?. Namun akhirnya aku mengangguk pelan.
“Kita sampai disini saja oppa. Aku tak ingin membuat kau dan kyuhyun oppa tersiksa dan tersakiti satu sama lain. Lupakanlah aku, kau dan juga kyuhyun oppa. Aku bukan yeoja sebaik itu untuk bisa dicintai dua namja seperti kalian. Kita-”
“baiklah.” Aku tak ingin mendengar terlalu banyak kalimat yang akan semakin menyakitiku. Lagi pula, mungkin hal inilah yang seharusnya kulakukan sejak awal saat aku menyadari perasaan seperti apa yang kyuhyun miliki terhadap seohyun.Tapi sekarang, justru seohyunlah yang lebih mampu mengambil keputusan ini dari pada aku.
“ne. kita berakhir sampai disini. jaga kesehatanmu oppa. kita tetap berteman ne?. oh ya… bolehkah aku memelukmu? untuk yang terakhir kalinya sebagai yeojachingumu oppa.” Aku tak menjawab, namun juga tak menolak saat tubuh seohyun mendekat dan tangannya mulai menggapai tubuhku. Aku hanya diam sama sekali tak membalas atau menolak pelukan seohyun.
Aku dapat merasakan bahuku yang basah. Seohyun menangis saat ini. Tapi bagaimanapun ini adalah keputusan yang kurasa sebaiknya kuambil. Aku hanya berharap matahari akan datang dan menyinari cinta kyuhyun pada seohyun. Aku percaya, akan lebih menyenangkan saat melihat kyuhyun berani memperjuangkan cintanya pada seohyun. Dan jika seohyun telah jatuh hati dan bersedia menerima cinta kyuhyun, hidup mereka akan lebih bahagia dibandingkan pada saat seohyun masih bersamaku. Begitu juga denganku. Aku akan bahagia melihat dua orang yang kucintai hidup bersama dalam cinta.

ryeowook
결국엔 흘러 내렸지
Gyeolgugen heulleo naeryeotji
Pada akhirnya air mataku jatuh menetes

Seperti inikah sakitnya hati kyuhyun selama ini. Mencintai dengan sepenuh hati seorang yeoja yang nyatanya sama sekali tak memiliki perasaan terhadapnya. Aku baru merasakannya beberapa menit yang lalu namun ini terasa sangat menyiksa, dan kyuhyun telah merasakannya selama bertahun- tahun? bagaimana caranya dia mampu bertahan?.
Apa ada hal benar yang dapat kulakukan saat ini?. Haruskah aku melepaskan sooyoung dan membiarkannya menjadi milik kyuhyun? Apa dengan begitu kyuhyun dapat melupakan perasaannya terhadap seohyun. Telah bertahun- tahun hati kyuhyun mencintai seohyun, dan selama itu pula cintanya tersakiti oleh perasaan yang tak dapat dinyatakan apalagi berbalas. Apakah jika aku melepaskan sooyoung, sooyoung akan dapat mengobati sakitnya hati kyuhyun?. Membuatnya perlahan melupakan sosok seohyun yang telah menjadi kekasih yesung hyung kami.
“Youngie…”
“…” sooyoung sama sekali tak menyahut, hanya isakannya yang masih terdengar. perlahan aku melepaskan pelukanku dan menangkup wajahnya agar menatapku.
“kau tak boleh menyerah.” sooyoung mentap bingung padaku. “bukankah kau sangat mencintai kyuhyun?” kali ini sooyoung mengangguk mengiyakan pertanyaanku. “jika kau mencintainya maka kau harus memperjuangkan perasaanmu. Jangan hanya diam dan pasrah dengan pernyataan yang diberikan kyuhyun tadi. Jangan hanya menangis. Kau harus bangkit dan merubah haluan hati kyuhyun menjadi hanya terarah padamu. kau harus melakuaknnya, yaksok?” Aku mengacungkan jari kelingkingku dengan tersenyum.
“oppa… ” lirih sooyoung padaku.
“Aku akan melepaskan perasaan ini.” Aku menepuk dadaku pelan. “Tapi kau harus berjanji akan berusaha untuk mendapatkan hati kyuhyun. arachi?” lanjutku masih dengan senyum tulus pada sooyoung. Sooyoung mengangguk pelan, namun sekarang ada secercah senyum diwajahnya.
“yaksok?” kembali aku mengacungkan jari kelingkingku.
“ne.” jawabnya mantap sambil mengaitkan kelingking kami. Aku menatap lembut padanya.
“mianhae.” ucap sooyoung kemudian. Aku tak menjawab, hanya tersenyum dan mengangguk. Aku mengusap pelan kepala sooyoung kemudian berdiri dari posisi dudukku tadi. Aku berjalan keluar ruang practice room ini masih sambil tersenyum seperti senyumku tadi di hadapan sooyoung. Namun tak dapat kupungkiri, kali ini ada aliran airmata dipipiku.

_Fin
sebenernya ini gak bisa di bilang fanfiction oneshoot. Gak bisa dibilang ff nya seokyu, wookyoung, Seosung atau kyuyoung apalagi yang lain. Soalnya ini cuma kayak ff introducing sebelum cerita selanjutnya. Cerita selanjutnya baru separuh. Soalnya aku pengen readers tercinta yang nentuin endingnya. Berhubung Suju kry ada tiga dan disini cuma ada dua yeoja. Nanti akan ada satu yeoja tambahan berdasarkan request kalian. Boleh yuri, victoria, yoona, atau yang lain, OC requestnya kalian juga boleh.

Kalian para readers tercintalah yang nentuin couple masing2 berdasrkan komentar kalian, nanti akan aku hitung request couple terbanyak. Tapi gak boleh cuma satu couple yaa… misal cuma ryeoowok-sooyoung atau seohyun-kyuhyun. Kalo kayak gitu gak akan aku hitung ke dalam poling. Harus semua member super junior kry kalian kasih pairing, contoh : “aku pengennya yesung- seohyun, ryeowook- sooyoung dan tambahan OC yeoja nama kim hyera untuk kyuhyun.”
thanks for reading, RCL ne…


[Freelance] SeoKyu : I’ll be waiting for you

$
0
0

tmbh seokyu

(SeoKyu/Suju,SNSD/Kyuhyun,Seohyun) : I’ll be waiting for you
Author : Choi Yoo Rin
Cast : Seohyun, Kyuhyun
Genre : sad
Type : oneshoot or drabble
Rate : general
Disclaimer : ide cerita murni milik author. Cast hanya meminjam nama.

Meskipun menyakitkan, tak apa
Sejak awal aku sadar akan perasaanku
Ku putuskan untuk bersabar
Bersabar menunggu
Menunggu dirimu membalas rasa ini
Yang entah sampai kapan akan mampu bertahan
Hanya satu yang ku tahu
Aku mencintaimu
I’ll be waiting for you

*****

“Joohyun aneh, Joohyun cupu, Joohyun si kutu buku” cibiran-cibiran yang selalu aku dengar dari teman-temanku di sekolah. Namun semua itu tak ku hiraukan. Mungkin karena sudah terbiasa dengan cibiran seperti itu sejak sekolah dasar. Bahkan terkadang aku merasa ada yang kurang jika sehari tak ada satupun yang mengucapkan kalimat ‘indah’ itu di depanku. Aku sadar, cukup sadar malah. Dengan penampilanku yang seperti ini tak heran teman-temanku mencibirku seperti itu. Selalu memakai rok dibawah lutut, kacamata minus tebal, memakai kawat gigi, serta rambut yang selalu ku kepang. Mungkin kucingpun akan takut melihatku. Namun aku sama sekali tak menyesal berpenampilan seperti ini. Karena inilah aku, diriku yang sebenarnya. Dan bersikap pede dimanapun aku berada. Biarlah orang lain menilaiku seperti apa, yang terpenting aku tak pernah menyakiti ataupun mengganggu orang lain.
Menginjak kelas tiga SMU, aku semakin bergelut dengan buku-buku. Aku ingin lulus dengan nilai yang memuaskan serta dapat diterima di perguruan tinggi yang ku inginkan. Cambridge University. Sebenarnya aku berasal dari keluarga yang berkecukupan. Berkecukupan untuk menyekolahkanku di universitas bergengsi itu. Namun lulus tes disana sangatlah sulit. Jadi aku harus bisa mewujudkan keinginanku.
Istirahat ini ku gunakan untuk pergi ke perpustakaan, kegiatan rutinku. Membaca beberapa buku untuk menambah pengetahuanku. Sekaligus akan mengembalikan buku yang ku pinjam beberapa hari yang lalu. Seperti biasa, saat melewati lorong-lorong menuju perpustakaan, teman-teman yang berpapasan atau yang tak sengaja melihatku selalu melontarkan kalimat-kalimat ‘indah’. Aku tetap tak peduli. Aku tetap berjalan tenang, menatap lurus ke depan. Namun cibiran-cibiran itu semakin menjadi-jadi. Aku yang tak tahan, hanya bisa menunduk. Ingin rasanya aku berteriak pada mereka semua. Memangnya salah dengan penampilan seperti ini? Toh aku sama sekali tak pernah merugikan mereka dengan penampilanku. Aku juga kesal dengan diriku sekarang, yang tak bisa tegar seperti biasanya. Menunduk, akan semakin membuat mereka puas mengejekku. Ku gigit bibir bawahku. Mataku mulai memanas. Ah, Joohyun kenapa kau jadi cengeng seperti ini. Pandanganku mulai mengabur karena terhalang air mata yang masih ku tahan agar tidak jatuh.
Brruukk..
“Aww..” rintihku. Aku terjatuh. Terjatuh karena menabrak seseorang. Tiba-tiba sebuah tangan terulur padaku. Ku beranikan diri untuk mendongak. Mataku semakin melebar, saat melihat tangan milik siapa yang ada di depanku.
“Mianhae karena telah menabrakmu. Terlalu asik bercanda membuatku tidak melihat arah jalan sehingga menabrakmu. Mianhae.” Ucapnya masih dengan mengulurkan tangan. Aku masih menatapnya tak percaya. Dia, namja yang selalu ku lihat diam-diam saat dia bermain basket, yang selalu ku mimpikan tiap malam, yang selalu membuat jantungku berdebar tak karuan saat melihat senyumnya itu, kini telah berdiri di hadapanku. Oh betapa beruntungnya kau Joohyun. Aku menggeleng, aisshhh bagaimana mungkin aku berpikiran seperti itu. Aku segera berdiri, memunguti bukuku. Tanpa membalas ulurannya.
“Maaf.” Ucapku, lantas membungkuk. Detik berikutnya kakiku membawaku untuk meninggalkan tempat itu. Dapat ku dengar ucapan teman-teman namja itu.
“Ayolah Kyu. Kita masih ada urusan dengan Kim seongsaengnim untuk membahas lomba basket.”
“Iya Kyu. Kenapa kau masih menatap yeoja aneh itu.”

*****
“Joohyun..” kulihat eomma masuk ke kamarku membawa segelas susu yang selalu ku minum sebelum tidur.
“Eomma…” aku tersenyum menatap eomma yang kini duduk di sampingku.
“Tumben kau sudah selesai belajar.”
“Ne eomma. Aku lelah, ingin cepat beristirahat.”
“Baiklah. Ini susunya. Kamu minum dulu.” Aku menerima segelas susu putih dari eomma. Setelah meneguknya hingga habis, eomma mengambil gelas itu kembali.
“Eomma keluar dulu ya. Mimpi indah.” Eomma lantas mencium keningku.
Setelah eomma benar-benar keluar dari kamarku, aku membuka kembali sebuah buku. Buku yang ku hias dengan berbagai bunga hidup yang di keringkan. Ku buka buku itu. Di dalamnya terdapat berbagai macam foto seseorang. Seseorang yang ku kagumi sejak awal masuk SMU. Foto-foto yang ku dapatkan secara tidak sengaja. Selama ini, diam-diam saat melihatnya aku mengambil fotonya menggunakan ponselku. Tak sopan memang, namun dengan memandangi fotonyalah membuatku senang. Setidaknya aku bisa memandang wajahnya sepuas yang aku mau tanpa harus takut ada yang mengetahui. Dia, Cho Kyuhyun. Namja favorit di sekolah. Putra pemilik sekolah, pintar, tampan, hampir semua yeoja tergila-gila padanya, termasuk diriku. Sekali lagi aku cukup mengetahui diriku, diriku yang seperti ini harus bisa menerima jika aku hanya bisa menatapnya, mengaguminya dari jauh. Setiap lembaran dalam buku ini, selalu ada fotonya disertai tulisan-tulisanku. Ungkapan hatiku padanya selama ini yang ku pendam. Cho Kyuhyun, taukah dirimu bahwa aku begitu mengagumimu??
Aku menghela nafas.  Hampir tiga tahun aku hanya bisa menyimpan perasaan ini diam-diam. Lelah, terkadang aku merasa lelah. Lelah melihatnya bercanda bersama yeoja lain, lelah karena ia tak pernah melihatku, lelah mendengar gosip-gosip tentang dirinya dengan yeoja-yeoja cantik di sekolah. Aku lelah Tuhan…. namun dengan menatap fotonya seperti ini, semangat itu kembali datang. Semangat untuk tidak menyerah dengan perasaanku ini. Entah sampai kapan aku bisa bertahan dengan perasaanku ini.
Fighting Joohyun !!
*****

Langkah kakiku telah membawaku ke tempat ini. Kantin. Tempat yang selalu ramai saat jam istirahat ini sebenarnya tempat yang sangat tidak ingin kukunjungi. Tatapan-tatapan tidak suka dari berbagai mata telah tertuju padaku. Namun rasa hausku berhasil mengalahkan engganku menuju tempat ini. Biasanya aku membawa sebotol air mineral dari rumah. Namun hari ini aku lupa membawanya, karena tadi aku kesiangan bangun serta hampir saja telat. Aku membeli air mineral. Aku memang sangat menjaga kesehatan tubuhku, serta tidak sembarangan mengkonsumsi makanan maupun minuman. Selesai membayar, aku berbalik hendak menuju taman belakang sekolah. Namun langkahku terhenti saat mendengar sesuatu.
“Eh, kalian sudah mendengar gosip baru tentang Kyuhyun tidak?” beberapa yeoja yang duduk tak jauh dariku itu rupanya sedang membicarakan orang yang semalaman tadi terus ku bayangkan. Aku mencoba mendengarkan gosip itu. Ingin tahu, kabar apalagi yang menyangkut namja itu. Namun masih tetap pada posisiku, berdiri.
“Memangnya ada apalagi dengan Kyuhyun?”
“Kudengar, setelah lulus dari sini beberapa bulan lagi ia akan bertunangan dengan yeoja.”
“Mwo?? Jinjja??”
“Whooaaa, yeoja mana yang beruntung bisa mendapatkannya??”
“Dengar-dengar juga, yeoja itu berasal dari China. Setelah lulus kan Kyuhyun tampan itu akan melanjutkan kuliah di China. Karena di sana juga ada neneknya.”
“Jadi calon tunangannya yeoja China?”
Hatiku serasa di tusuk ribuan jarum setelah mendengar berita itu. Meskipun itu masih gosip, namun aku tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan kecewa yang kurasakan saat ini. Selama ini memang Kyuhyun selalu digosipkan dekat dengan beberapa yeoja di sekolah ini, namun semua hanyalah isapan jempol. Selama bersekolah disini, Kyuhyun tak pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Tapi siapa tahu ia memiliki yeoja spesial di luar sana?
Kembali ku langkahkan kakiku. Ku urungkan niatku untuk ke taman belakang sekolah. Aku memilih kembali ke kelas. Saat melewati lapangan basket, aku kembali berhenti. Disana, di tengah lapangan sana, Kyuhyun serta teman-temannya sedang bermain basket. Peluh di tubuhnya tetap membuat namja itu kharismatik. Cho Kyuhyun, kapan aku bisa mengungkapkan isi hatiku ini?? Aku….begitu mencintaimu..

*****
Ujian kelulusan telah berakhir. Aku sangat bersyukur selain karena aku lulus juga  mendapat nilai yang memuaskan. Yang tentunya dapat membuat kedua orang tuaku senang. Aku juga telah mengikuti tes seleksi untuk masuk ke Cambridge University. Hari ini adalah hari pengumuman penerimaan seleksi tersebut. Aku begitu cemas menantikannya. Jika memang aku tidak lolos, aku akan melanjutkan kuliah tetap disini saja, Seoul.
Kubuka laptop milikku, melihat hasil tes tersebut melalui internet.
“Eomma…..appa……..” aku berteriak keluar kamar, mencari keberadaan eomma dan appaku.
“Ada apa Joohyun? Kenapa kau berlari seperti itu?” eomma dan appa ternyata sedang ada di ruang keluarga.
“Eomma, appa, aku…..aku lolos seleksi. Aku diterima di Cambridge University.”
“Jinjja?” aku mengangguk mantap.
“Whoaa, chukkae sayang..” eomma dan appa menghampiriku. Memelukku. Ah betapa bahagianya aku karena impianku terkabul untuk bisa bersekolah disana.
“Oya sayang, bukannya nanti malam akan ada pesta perpisahan di sekolahmu?” eomma mengatakan sesuatu yang aku malas untuk jawab.
“Joohyun…”
“Ne eomma, appa. Memang nanti ada pesta disekolah. Tapi aku malas datang. Aku ingin menyiapkan semuanya sebelum pergi ke Amerika.”
“Tapi kan masih beberapa hari lagi keberangkatanmu sayang. Sebaiknya kau tetap datang.”
“Ne Joohyun. Kau tidak boleh seperti itu. Gunakan kesempatan perpisahan itu untuk meminta maaf pada teman-temanmu atas kesalahanmu selama ini. Jangan sampai ada penyesalan setelah kau lulus dan tak bisa bertemu mereka lagi.”
‘Sebenarnya bukan maaf yang ingin ku ungkapkan, melainkan isi hatiku appa, eomma.’ Gumamku dalam hati.
Setelah aku mendegar gosip mengenai Kyuhyun waktu itu, memang semuanya tetap berjalan seperti biasanya. Tak ada sesuatu yang begitu menghebohkan di sekolah. Kyuhyun pun hanya diam menyikapi gosip itu. Biasanya ia akan segera konfirmasi jika ada berita yang tidak benar menyangkut dirinya. Namun kali ini, ia hanya diam. Dan bersikap seperti biasa, seolah tak ada gosip apa-apa.
*****
Dengan sedikit terpaksa, aku melangkah masuk ke aula sekolah yang digunakan untuk pesta perpisahan malam ini. Dengan memakai pakaian yang sebenarnya aku kurang pede, aku terus melangkah masuk. Sejak sore, eomma mendandaniku. Kacamata tebal yang selama ini menemaniku kini berganti kontak lens. Rambut yang biasa ku kepang dua, kini terurai dengan sedikit di curly oleh eomma serta sebuah jepitan kecil bertengger manis di rambutku. Pakaian ini juga membuatku sedikit menggigil. Gaun sebatas lutut. Tas selempang kecil berwarna biru yang senada dengan gaun yang ku kenakan menemaniku kali ini.
Suasana ramai sudah terlihat di dalam aula ini. Berbagai mata kini tertuju padaku. Namun tatapan-tatapan itu bukanlah tatapan yang biasa ku lihat. Tatapan kali ini ku rasa sebagai tatapan kagum. Namun jujur, aku masih merasa risih dengan tatapan itu.
“Dia, bukankah dia yeoja cupu itu?” dapat ku dengar ucapan salah seorang siswa yang tak jauh dari tempatku.
“Mana mungkin? Penampilannya begitu berbeda dari biasanya.”
“Mungkin saja dia merubah penampilannya.”
“Dia cantik ya.”
Baru kali ini ada siswa di sekolah ini yang memujiku seperti itu. Dari arah podium, terdengar MC memulai acara.
“Sebelum masuk ke acara inti, kita dengarkan terlebih dahulu sambutan dari pemilik sekolah ini. Kepada Tuan Cho Jae Young kami persilahkan.” Seorang pria paruh baya, yang semua orang sudah tau jika dia adalah ayah dari Cho Kyuhyun, maju menuju podium. Menyampaikan beberapa pesan untuk kami siswa yang baru lulus.
“Dan aku akan menyampaikan sedikit berita, mengenai putraku Cho Kyuhyun.” Mendengar nama itu di sebut, aku semakin intens mendengarkan penuturan pria yang aku akui sangat berwibawa itu.
“Selama ini, mengenai gosip Kyuhyun akan bertunangan saya akui memang benar adanya.”
Serasa disambar petir, hatiku sakit mendengar kenyataan itu. Jadi, semua itu benar. Ia akan bertunangan dengan yeoja asal China.
“Setelah lulus, Kyuhyun akan melanjutkan studynya ke China. Keluarga kami juga akan pindah kesana. Setelah selesai mengurus keperluan kuliah Kyuhyun, acara pertunangan itu segera keluarga kami laksanakan.” Mataku mulai memanas. Jangan sekarang, kumohon. Aku tak boleh meneteskan air mataku saat ini. Karena tak kuat, aku berlari keluar. Aku mencari tempat sepi, agar aku bisa mengeluarkan semuanya disini. Air mataku, tangisku. Tuhan…… ku mohon kuatkan aku. Jika memang dia bukan orang yang kau takdirkan untukku, buatlah aku tegar menghadapi kenyataan ini. Buatlah aku mudah untuk melupakannya. Meskipun aku sadar, perasaan ini tak akan mudah ku hilangkan. Setelah puas menangis, ku usap kembali wajahku yang basah oleh air mata tadi. Ku putuskan untuk pulang. Aku sudah tidak kuat jika kembali ke ruangan itu.
Setelah menelepon eomma agar menjemputku, aku memutuskan untuk menunggu di depan gerbang. Angin yang begitu dingin ini, sesekali membuatku mengusap lenganku dengan kedua tanganku. Memang musim dingin akan segera tiba.
“Permisi noona..” seorang anak kecil, namja menghampiriku.
“Nde? Ada apa?” tanyaku bingung.
“Ige?” dia menyerahkan sepucuk surat padaku. Ku amati dengan seksama surat itu.
“Ini dari siap-?” ternyata anak kecil itu telah pergi. Karena penasaran, ku buka amplop surat yang berwarna merah muda tersebut.

From : your secret admirrer
Hai Seo Joohyun.. maaf membuatmu bingung. Aku memanglah seseorang yang telah mengagumimu. Mengagumimu sejak lama. Kau yang menurutku berbeda dengan gadis lain. Kau yang bisa apa adanya. Bisa bersabar selama tiga tahun mengahadapi sikap teman-teman yang selalu bersikap buruk padamu. Aku salut terhadapmu Joohyun-ah. Oh ya, ku dengar kau diterima di unversitas impianmu ya. Waahh chukkae kalau begitu. Sebenarnya aku ingin mengucapkannya secara langsung, namun waktunya belum tepat. Ekkhmm…
Sebenarnya aku bukanlah seseorang yang pandai merangkai kata, jadi aku akan langsung pada intinya saja. Sekali lagi maafkan aku. Maaf aku telah lancang memiliki perasaan padamu. Telah lancang menyebut perasaan ini adalah cinta. Ya, aku telah mencintaimu. Rasa kagumku, berubah menjadi rasa cinta. Namun aku belum bisa mengutarakannya padamu. Aku terlalu takut mendengar jawaban darimu. Hanya lewat surat ini aku berani mengungkapkan semuanya. Hahaha,, betapa bodohnya ya aku ini.
Aku berharap, kau bisa mewujudkan cita-citamu setelah bisa diterima di Cambridge University. Kau juga harus tetap menjadi dirimu sendiri, apa adanya. Dan satu hal,  ku mohon tunggulah aku. Tunggu hingga aku bisa membanggakan diriku sendiri, membawa kesuksesan tanpa adanya campur tangan orang tua. Tunggu aku, hingga saat itu tiba saat dimana aku akan datang padamu, mengutarakan secara langsung isi hatiku padamu. Aku akan terus menyimpan rasa cintaku ini Joohyun-ah.

CK


“Siapapun dirimu, kenapa kau bisa mengagumiku sebesar itu. Siapalah aku yang berhak mendapat perhatianmu secara diam-diam?” tak terasa, air mata kembali mengalir dipipiku. Entahlah, firasatku mengatakan bahwa aku harus memenuhi permohonan si pembuat surat ini. Baiklah, aku akan menunggunya. Untuk cinta ku pada Kyuhyun, aku akan mencoba mengikhlaskannya.

END

Note : authornya gak kasih sampul aka poster. jad han ra mi kasih gambar diatas aja ne… ^^


Forgive Me (Oneshoot-SeoKyu)

$
0
0

Forgive Me

Tittle: Forgive Me

Author: Jung Levitika(@NissyAgape)

Main Cast:  Seo Joo Hyun (SNSD) || Cho Kyuhyun (Super Junior)

Support Cast :

Kwon Yuri as Seo Yuri (SNSD) || Jung Yong Hwa(CN Blue)

Genre: Romance, Angst, Sad

Rate: General

Lenght: oneshoot

Desclaimer: This story is pure from my imagination. Aku tidak memplagiat Fanfiction manapun. But please  Don’t Be A Plagiator!

Saran lagu: SNSD-Time Machine
Qi Wei: Ru Guo Ai Wang Le
(Ost drama China Walking Love Up)

***

Andaikan dulu aku lebih menyayangimu…
Semua ini mungkin tidak akan terjadi..

 

“Oppa akhir-akhir ini kau sibuk?”Tanya Seohyun sambil memperbaiki dasi suaminya.

“Yah begitulah.” Jawab Kyuhyun singkat seraya membetulkan baju yang ia pakai.

“Ngg.. tak bisakah kau lebih meluangkan waktumu untuk bersamaku?” Seohyun kembali bertanya setelah sempat terdiam selama beberapa menit.

“Mianhae Seohyun-ah aku tidak bisa. Kalau begitu aku pergi kerja dulu. Annyeong” Jawab Kyuhyun cepat lalu mengecup kening Seohyun singkat .

Ketika Kyuhyun akan membuka pintu rumah, tiba-tiba Seohyun memanggilnya dan berlari ke arah Kyuhyun dan…

“Chu”

Seohyun mencium bibir Kyuhyun tiba-tiba. Kyuhyun terkejut sesaat sebelum akhirnya ia membalas kecupan istrinya itu. Tak lama Seohyun mengakhiri ciumannya dan tersenyum lembut kearah Kyuhyun”Ne, Hati-hati Oppa. Aku akan menunggumu pulang.” Kyuhyun hanya tersenyum dan membelai pipi Seohyun singkat kemudian melangkahkan kakinya ke luar rumah. 

***

Selepas kepergian Kyuhyun, Seohyun berjalan dengan langkah gontai ke kamarnya. Ia sudah tidak kuat lagi . Sebulir kristal hangat menetes dari pelupuk matanya. Isakan-isakan kecil pun mulai keluar dari bibir Seohyun. Kedua matanya terpejam. Perlahan-lahan ia mundur dan bersandar ke tembok dan tubuhnya pun langsung merosot ke bawah.

Menyakitkan

Itulah yang ia alami sekarang. Pernikahan bersama Kyuhyun selama setahun ini terasa menyakitkan. Kyuhyun yang selalu saja sibuk dengan pekerjaannya tidak pernah memperhatikannya atau hanya menemaninya di rumah sehari saja. Memang selama ini Kyuhyun selalu menciumnya dan tersenyum ke Seohyun. Bahkan mereka berdua pun tidur seranjang layaknya pasangan suami istri pada umumnya.

Hanya saja, Kyuhyun tidak pernah berada di rumah. Waktunya ia habiskan hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Jika ingin mengobrol atau sekedar mendengar suaranya, Seohyun hanya dapat melakukannya saat pagi hari sebelum Kyuhyun berangkat kantor. Karena jika Kyuhyun pulang, pasti Seohyun akan tidur duluan. Hal itu sungguh membuat Seohyun sedih.

Selama ini Seohyun selalu berusaha untuk memahaminya. Ia tahu bahwa sebagai direktur perusahaan besar, Kyuhyun pasti sangatlah sibuk. Akan tetapi, seharusnya Kyuhyun bisa mengatur waktunya dan pulang lebih awal.

Suara dering Handphone tiba-tiba menyadarkan Seohyun. Dengan cepat ia menghapus air matanya dan mengatur napasnya. Ketika Seohyun sudah merasa lebih baik, ia segera menjawab panggilan itu.

Ternyata yang menelpon itu Yuri, eonni Seohyun. Dengan takut-takut Seohyun pun menjawabnya“Ne eonni, waegeurae?”

“Annyeong Seohyun-ah tak bisakah hari ini kau menemaniku berbelanja? Eh.. kok suaramu serak? Apa kau baru habis nangis Seohyun-ah? Tanya Yuri di seberang sana.

Seohyun gelagapan, ia benar-benar tidak menyangka kalau eonninya dapat dengan mudah mengetahuinya.

“A..aniyo eonni. Aku tidak menangis. Berbelanja? Baiklah aku ikut, lagipula ada sesuatu yang harus kubeli.” Elak Seohyun. Ia tidak ingin eonninya mengetahui apa yang sebenarnya dia alami.

“Benarkah? Kau baik-baik saja kan?” Tanya Yuri sekali lagi memastikan.

“Ne. Nan gwenchana eonni.”

“Geuraeyo. Jam 10 nanti aku akan menjemputmu jadi kau siap-siap ne.”

“Ne.  Arrasseo eonni.”kata Seohyun lalu menutup telponnya.

Seohyun berdiri dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci muka. Lebih baik untuk hari ini ia melupakan kesedihannya dan bersenang-senang bersama eonninya. Juga sekaligus untuk menyegarkan pikirannya. Walaupun pada akhirnya nanti ia pasti akan sedih lagi, namun untuk sekarang ia tidak mempermasalahkannya.

“Sekarang baru pukul 7, masih tiga jam lagi. Lebih baik aku memasak dan membereskan rumah.”Ucap Seohyun dan segera keluar dari kamarnya.

***

Sejak satu jam tadi, Kyuhyun masih saja berkutat dengan laptop yang ada di depannya. Yah begitulah Kyuhyun. Sebagai direktur sebuah perusahaan besar pastilah sangat sibuk. Menandatangi berkas, mengetik laporan di laptopnya, atau menjawab telepon yang sedari tadi berdering, itulah yang selalu dilakukannya setiap hari. Sangat melelahkan memang, tapi ia tidak punya pilihan lain.

Selain itu, Kyuhyun juga terkenal profesional dan jarang menomorduakan perusahaannya. Para karyawan dan rekan-rekan kantornya pun sudah paham benar akan hal itu.

Tapi entah kenapa belakangan ini bayangan Seohyun selalu menggangu pikirannya. Apalagi tatapan mata yeoja itu tadi pagi, terlihat sendu dan seperti sedang menahan tangis.

Kyuhyun jadi merasa bersalah kepada Seohyun. Mungkin selama ini ia memang tidak pernah memperhatikan istrinya itu.

***

“Ting tong..” Terdengar suara bel rumahnya. Seohyun yang sedang merias dirinya langsung menghentikan aktifitasnya dan segera berjalan ke arah pintu.

“Ne.. Sebentar.” Teriak Seohyun dan membuka pintu.

“Annyeong Seohyun! Kau sudah siap?” sapa Yuri saat pintu mulai terbuka.

“Ah.. Ne. Aku sudah siap. Kajja kita berangkat.” Ajak Seohyun dan mengunci pintu rumahnya.

“Kajja.”

Di dalam mobil, kedua saudara ini tak henti-hentinya berncang-bincang. Berbagai macam topik pun telah mereka bicarakan. Seperti keadaan orang tua mereka, bagaimana masa kecil mereka dulu, teman-teman mereka dan sekarang tentang kehidupan pernikahan Yuri.

“Ngg.. Eonni, aku ingin tanya sesuatu.” Tanya Seohyun tanpa mengalihkan pandangannya.

“Tanyakan saja.” Jawab Yuri cepat tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan yang ada di depannya.

Seohyun menarik nafas pelan lalu menghembuskannya perlahan”Bagaimana keadaaan rumah tanggamu eonni?”

“Keadaan rumah tanggaku?  Baik, hari-hariku sangatlah menyenangkan. Yesung oppa sangatlah baik dan perhatian padaku. Oppa juga menyayangi Yunra. Pokoknya keadaan dirumah ramai sekali. Padahal di rumah hanya ada kami bertiga.”Jelas Yuri panjang lebar sambil tersenyum.

Seohyun hanya tersenyum miris dengan apa yang barusan dikatakan eonninya. Ia benar-benar iri dengan kehidupan rumah tangga eonninya itu. Menyenangkan, penuh kasih sayang, dan tidak pernah sepi. Apalagi sekarang Yuri sudah memiliki seorang anak perempuan yang cantik bernama Kim Yunra. Hal yang benar-benar diidam-idamkannya sejak dulu.

Kehidupan yang sangat berbeda jauh dengan dirinya. Sepi, tidak ada canda tawa, dan sangat suram. Seharusnya Seohyun tidak usah menanyakan hal seperti ini jika pada akhirnya ia harus embali bersedih lagi.

Yuri yang melihat Seohyun terdiam saja menjadi khawatir”Seohyun-ah waegeurae? Apa kau sakit?”

Seohyun yang tersadar langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha tersenyum”Aniyo eonni aku baik-baik saja. Aku tadi sedang memikirkan sesuatu.”

“Oh.. Begitu.”

“Lalu eonni, apakah kau bahagia?” Tanya Seohyun sekali lagi. Kali ini ia benar-benar yakin dengan pertanyaan itu. Walaupun jawabannya pasti akan membuat Seohyun lebih terluka.

“Aku? Tentu saja aku bahagia. Aku mendapat suami yang baik, dan juga Yunra bidadari kecil yang Tuhan berikan kepadaku. Makanya kau harus cepat-cepat  punya anak. Biar nanti ada teman bermain untuk Yunra.” Goda Yuri

“Ya Eonni.. kenapa tidak kau saja yang punya anak lagi. Kenapa harus aku.”

“Hahahaha… Sepertinya eomma dan appa tidak sabar ingin mempunyai cucu darimu Seohyun-ah. Apa Kyuhyun belum juga melakukannya?”

“ Eonni… Kenapa jadi membahas hal ini eoh. Sudahlah hentikan.” Jawab Seohyun kesal. Kali ini ia yakin sekarang mukanya pasti memerah seperti kepiting rebus. Ia paling tidak suka kalau Eonninya mulai menggodanya apalagi yang menyangkut tentang “anak”. Memang Seohyun ingin memilikinya dan bahkan ia juga sudah siap akan hal itu. Tetapi ia tidak tahu dengan Kyuhyun. Bahkan membicarakannya pun tidak pernah.

“Ne.. ne.. ne.. Mianhae. Tadi eonni hanya ingin menghiburmu saja. Eonni lihat hari ini sepertinya kau tidak bersemangat. Sebenarnya ada apa? Katakanlah. Mungkin eonni bisa membantumu sedikit.” Ucap Yuri tulus.

“Aniyo eonni. Sungguh sekarang aku tidak apa-apa. Aku hanya sedikit lelah saja tadi. Tapi sekarang aku sudah membaik. Percayalah.”Elak Seohyun. Ia tidak ingin eonninya atau bahkan sampai orang tuanya tau apa yang dialaminya sekarang. Seohyun hanya tak ingin menjadi beban bagi keluarganya. Apalagi sekarang Yuri sudah tidak lagi sendiri seperti dulu. Ia sudah mempunyai suami sekarang. Jadi akan lebih baik jika Seohyun memendam dalam-dalam semua yang ia alami.

“Baiklah eonni percaya. Sekarang lebih baik kita bersenang-senang.” Ajak Yuri dan mempercepat laju mobilnya.

***

 Saat ini Seohyun dan Yuri sudah berada di sebuah mall terbesar di Seoul. Mulai dari satu stan ke stan lain mereka kunjungi. Dan sekarang, mereka berdua sedang berada di stan yang menjual pakaian anak-anak.

“Seohyun-ah apakah ini cocok untuk Yunra?” Tanya Yuri sambil memperlihatkan sebuah gaun berwarna biru muda yang dihiasi manik-manik.

“Bagus. Pasti Yunra akan cantik sekali memakai gaun ini” puji Seohyun.

“Baiklah. Aku akan bayar baju ini dulu. Kau tunggu di sini ne.”

Seohyun hanya mengganguk. Ia kemudian kembali melihat-lihat pakaian yang ada di sana. Entah kenapa perasaan itu kembali muncul di dalam dirinya. Ingin sekali ia membelikan baju-baju yang lucu ini. Tapi, untuk siapa? Toh ia juga belum mempunyai anak. Namun semua pikiran itu ditepisnya yang harus ia lakukan sekarang ialah bersenang-senang bersama eonninya.

Saat seohyun sedang asyik berjalan mengilingi ruangan itu, tiba-tiba perhatiannya tertuju kepada keluarga kecil yang sedang memilih milih baju bayi. Dimana suami yeoja itu sedang menggendong bayi laki-laki, sedangkan yeoja itu memilih baju untuk bayinya.  Pemandangan itu kembali membuat Seohyun teringat akan kesedihannya. Tentang semua keinginannya. Oh, betapa sulitnya bagi Seohyun untuk melupakan semua itu walau hanya untuk beberapa jam saja.

Terlihat suami yeoja itu sesekali bermain bersama bayinya yang seakan seperti menambah beban kesedihan Seohyun. Ingin rasanya ia menangis saat itu juga, namun dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk menahannya. Ia tidak ingin eonninya khawatir.

Yuri yang melihat perubahan ekspresi wajah pada Seohyun langsung menghampirinya”Seohyun-ah waegeurae?”

Segera Seohyun memalingkan tatapannya dan berusaha tersenyum”Nan Gwenchana eonni. Apa eonni sudah membayarnya?”

Yuri mengganguk dan memperlihatkan tas berisi gaun Yunra kepada dongsaengnya”Ini gaunnya. Oh iya sekarang bagaimana kalau kita ke tempat pakaian pria? Aku ingin membelikan kemeja untuk Yesung Oppa”

“Eh.. tapi..”

“Ayolah, kajja” potong yuri dan segera menarik tangan Seohyun. Seohyun yang tidak bisa membantah akhirnya mengikutinya dengan terpaksa.

Sesampainya di stan pakaian pria, Yuri langsung menuju ke arah tempat kemeja-kemeja pria bersama yang tentu saja tetap menarik lengan Seohyun.

“Nah Seohyun, kau belikanlah beberapa potong kemeja untuk Kyuhyun oppa. Kau  ini sebagai istri malas sekali membelikan pakaian untuk suamimu.”

“Ya.. eonni.. aku tidak seperti itu kok. Baiklah aku akan membelikan dia beberapa kemeja dan kaos.”Ucap Seohyun lalu segera memilih-milih kemeja untuk Kyuhyun.

 Mungkin lebih baik kali ini ia membelikan kemeja baru untuk Kyuhyun. Dengan harapan, Kyuhyun akan senang dan sedikit-demi sedikit mulai memperhatikannya.

***

Kyuhyun menautkan jari-jarinya dalam satu lingkupan kedua telapak tangannya. Kedua matanya menatap tajam seorang pria yang  sedang duduk di depan mejanya. “Tak bisakah kali ini kau menyetujui apa yang aku putuskan sekarang?” tanyanya

“Tidak, Keputusanmu itu adalah keputusan yang salah Kyuhyun. Lebih baik kau menunda keberangkatanmu ke Jepang besok. Biarkan aku saja yang pergi menggantikanmu.” Ujarnya lembut.

Kyuhyun mengernyitkan dahinya tak mengerti”Apa maksudmu?”

“Pertemuan kita dengan para investor itu masih lama Kyu, Setidaknya kau pikirkan dulu Seohyun.”

“Seohyun?” Tanya Kyuhyun. Perlahan-lahan wajahnya yang tenang mulai mengeras apalagi jika sudah menyangkut “Seohyun” istrinya.

“Ya Seohyun.Apa Kau tahu perasaan dia selama ini huh?!!” Dengus Yonghwa.

“Apa hubunganmu dengan dia? Lebih baik kau urus urusanmu sendiri tidak usah mengurus hal hal yang tidak perlu.”

 “Hubunganku dengan Seohyun? Kau tidak perlu tahu. Aku sangat kasihan dengan Seohyun. Dia sangat baik dan penyabar. Dia selalu menunggu dan berharap agar kau kau dapat memperhatikannya walau hanya sebentar. Padahal aku sudah bilang agar dia tidak usah mengharapkannya. Tetapi dia tetap bersikeras dan percaya bahwa kau pasti akan berubah.” Jelas Yonghwa panjang lebar

“Lebih baik kau diam!!” Kyuhyun berucap tajam ke arah Yonghwa. Mereka saling menatap tajam. Tatapan yang menggambarkan kebencian dan kemarahan.

“Kenapa kau marah? Padahal aku hanya mengatakan hal yang benar. Karena jika kau tetap mengabaikan Seohyun, mungkin suatu saat nanti aku bisa merebutnya darimu!”

Dengan cepat Kyuhyun langsung menarik kasar kerah kemeja Yonghwa ke arahnya”KAU… Berani kau melakukan hal itu, maka aku akan menghabisimu JUNG YONGHWA!!!” Ancam Kyuhyun. Matanya kali ini menampakkan kemarahan yang sangat besar.

Yonghwa hanya tersenyum licik”Coba saja kalau kau bisa melakukannya CHO KYUHYUN!!!”

“BUGH”

Kyuhyun yang sudah geram dengan apa yang diucapkan Yonghwa, langsung mendaratkan sebuah pukulan di wajah Yonghwa yang membuat namja itu oleng ke belakang. Yonghwa meringis karena rasa perih di wajahnya.

“Apa cuma segini kekuatanmu hah? Lemah sekali.”Ledek Yonghwa dengan tangan yang masih memegang bekas tinjuan Kyuhyun di wajahnya.

“Dasar kau tidak tau diri..”ucapnya dan bersiap siap melayangkan pukulannya lagi di wajah Yonghwa.  Refleks Yonghwa memejamkan matanya seakan sudah siap untuk menerima kembali pukulan itu. Akan tetapi, Kyuhyun tidak jadi memukulnya. Tangan kananya yang mengepal masih menggantung di udara. Ia sadar kalau ia sudah kelewat batas sekarang. Perlahan-lahan Kyuhyun menurunkan kepalan tangannya dan memalingkan mukanya.

“Pergilah…”Ucap Kyuhyun yang langsung membuat Yonghwa membuka matanya.

“Pergilah sebelum aku kembali marah dan memecatmu.”Lanjut Kyuhyun tanpa sedikitpun memalingkan wajahnya.

Yonghwa menatap ke arah Kyuhyun bingung. Tetapi pada akhirnya ia pun pergi keluar dari ruangan Kyuhyun tanpa mengucapkan apa-apa. 

***

“Eonni, apa kita tidak terlalu berlebihan “ Tanya Seohyun kepada Yuri Eonninya mengingat mereka berdua sudah kelewatan batas. Paper-paper bag yang berisi seluruh belanjaan mereka tergantung di lengan mereka dengan jumlah yang sangat banyak.

“Jeongmal, aku baru menyadarinya. Baiklah bagaimana kalau kita makan dulu di sana.” Tanya Yuri sambil menujuk ke arah sebuah restoran burger.

Seohyun menghembuskan nafasnya lega dan mengganguk. Akhirnya ia dapat mengistirahatkan badannya. Terutama kedua kakinya yang sangat pegal. Mereka berdua sudah mengelilingi seluruh mall selama 2 jam tanpa istirahat sedikitpun.

Setelah mendapatkan burger masing-masing, kedua saudara itu segera mencari tempat duduk untuk menikmati burger itu.

“Seohyun-ah apa kau lelah?” Tanya Yuri seraya ujung roti bulat itu.

“Aniyo eonni. Aku malah senang karena sudah lama sebenarnya aku ingin berbelanja lagi bersama eonni.” Jawab Seohyun dan menujukkan senyum terbaiknya.

“Oh begitu, baguslah.”

“Keundae, apa wajahku memang selelah yang eonni katakan tadi ? Tanya Seohyun penasaran.

“Begitulah, tapi kau benar tidak apa-apa kan Seohyun?

“Sungguh aku baik-baik saja eonni, beberapa hari yang lalu aku memang merasa tidak enak badan. Tapi sekarang aku sudah merasa sehat.” Elak Seohyun. Jika ia memberitahukan keadaannya yang sebenarnya, mungkin Yuri akan mengomelinya dan terlalu menghawatirkannya.

“Baiklah aku percaya padamu Seohyun-ah.” Jawab Yuri dan kembali melahap burger yang ada di tangannya.

Selama beberapa menit mereka berdua tetap menikmati burger masing-masing tanpa berbicara sedikitpun. Hingga pada akhirnya Yuri menghentikan kegiatan makannya dan menatap Seohyun lekat-lekat”Seohyun-ah?”

“Ne eonni waegeurae?” Jawab Seohyun yang masih menggigit burgernya.

Yuri menghela napasnya pelan seakan-akan mengumpulkan kekuatan”Apa…” Yuri menggantungkan kalimatnya.

“Hubunganmu dengan Kyuhyun selama ini buruk?” lanjutnya.

Seohyun terkejut dan menghentikan aktifitasnya. Bagaimana mungkin eonninya bisa dengan mudah mengetahuinya. Padahal Yuri tidak pernah tahu atau mengurusi rumah tangganya.

“Ba…bagaimana eonni bisa tau.”

“Ternyata memang benar. Kau lupa bahwa kita ini saudara kandung Seohyun. Aku sudah mengenalmu sejak lama. Aku sudah paham betul dengan sifatmu yang selalu ceria dan tidak pernah sedih. Bahkan saat aku mendengar suaramu saat aku menelponmu tadi, kau seperti sedang habis menangis.”Jelas Yuri panjang lebar.

Seohyun tidak menjawab apa-apa. Ia lebih memilih menutup mulutnya. Seohyun tidak tahu harus menjawab apa. Padahal seharusnya Seohyun tahu kalau cepat atau lambat pasti eonninya akan tahu. Tapi, Seohyun malah tidak mempersiapkannya. Wajahnya pun berubah sendu dan matanya yeoja itu tampak berkaca-kaca seperti sedang menahan air matanya agar tidak jatuh.

“Seohyun-ah. Seohyun-ah jawab aku. Kau tidak bisa terus-terusan berdiam diri seperti ini. Jawab Seohyun!!” Paksa Yuri sambil menggoyang-goyangkan pundak Seohyun.

Tapi Seohyun tetap bersikeras untuk menutup mulutnya dan lebih memilih megalihkan pandangannya ke arah lain.

“Seohyun-ah tatap aku. Tatap eonnimu ini Seohyun-ah.”

“Eonni, aku kan sudah mengatakan kalau hubunganku dengan Kyuhyun baik-baik saja.”Tegas Seohyun.

“Bohong! Aku tidak mempercayainya. Terlihat jelas di matamu kalau kau mengatakan hal yang berlawanan dengan hatimu Seohyun-ah.”

Seohyun mengepalkan jarinya. Ia sudah tidak tahan lagi”Sudah aku katakan kalau aku tidak apa-apa dan ini sama sekali tidak ada hubungannnya dengan eonni.” Bentak Seohyun dan pergi berlari meninggalkan Yuri. Pertahanannya runtuh juga, air matanya pun akhirnya menetes dari pelupuk matanya.

 “Seohyun-ah…” Panggil Yuri dan berusaha untuk mencegah Seohyun. Namun terlambat, Seohyun sudah menghilang duluan entah kemana.

Ia sama sekali tidak menyangka kalau dongsaeng kesayangannya harus mengalami hal yang sulit seperti ini. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya yang indah dan bahagia.

Yuri segera mengambil paper bag miliknya dan menemukan paper bag milik Seohyun yang ketinggalan. Yuri mendesah pelan. Ia akan mengembalikkannya kepada Seohyun nanti dan juga mungkin Seohyun bisa berterus terang dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepadanya.

***

Seohyun melangkahkan kakinya dengan tidak semangat. Air matanya yang sedari tadi keluar kini sudah tidak mengalir lagi. Kedua kakinya tetap melangkah tanpa tahu kemana ia berada sekarang. Hingga sebuah panggilan menyadarkannya. Seohyun menoleh dan melihat seorang namja memanggil namanya.

“Seohyun-ah” panggil namja itu sekali lagi. Seohyun lebih memfokuskan matanya dan akhirnya ia dapat mengenali siapa namja yang memanggil itu. Jung Yonghwa yang merupakan teman akrab Seohyun sejak  SMP.

“Yonghwa-ah!!” Panggil Seohyun sambil melambaikan tangannya.

Yonghwa mempercepat langkah kakinya menuju ke arah Seohyun”Kau sedang apa di Seoul Park ini?” tanyanya

Seohyun membelalakkan matanya dan langsung melihat ke sekelilingnya. Ternyata sekarang ia memang benar-benar ada di Seoul Park. Berarti Seohyun sudah berjalan cukup jauh dari Mall yang tadi ia datangi bersama eonninya.

“Ngg.. Aku hanya ingin jalan-jalan sebentar.” Elak Seohyun. Ia tidak ingin membahas tentang masalahnya lagi.”…Lalu kau juga sedang apa di sini?”Lanjut Seohyun.

“Ah.. Aku juga sama denganmu.“ jawab Yonghwa dan menampilkan senyumannya yang khas.

Seohyun hanya menjawabnya dengan senyuman. Sekilas ia melihat ada luka memar di wajah Yonghwa.

“Yonghwa-ah apa kau tadi berkelahi? Kenapa ada memar di wajahmu?” tanya Seohyun dan menyentuh luka memar yang ada di wajah Yonghwa.

“Awww.. “ringis Yonghwa saat Seohyun sedikit menekan lukanya.”Aniyo.. tadi ada seorang namja yang menghajarku tiba-tiba.” Lanjutnya lagi.

Seohyun berdecak”Jeongmal, siapa yang berani memukulmu?  Aku akan menghabisinya. Kau tahu kan kalau dulu aku ini jago taekwondo.” Ucap Seohyun sambil berkacak pinggang.

“Ne..ne..ne aku tahu kalau dulu kau itu paling ditakuti karena keganasanmu dalam menghajar orang.”Ledek Yonghwa

“Ya… aku ini lagi membelamu, tapi kau malah mengejekmu. Jadi cepat katakan siapa yang berani memukul sahabatku!!” Kata Seohyun sambil menekan-nekam kembali luka memar di wajah Yonghwa.

“Ya..ya..ya.. appo.. aku tidak akan memberitahukannya. Bisa-bisa dia akan babak belur karenamu.” Jawab Yonghwa sambil terus melindungi wajahnya dari serangan brutal Seohyun. Tapi dengan cepat Yonghwa menahan pergelangan tangannya dan membuat mata mereka saling bertemu.

“Kau tidak perlu tahu siapa yang memukulku. Sekarang ada satu hal yang ingin aku katakan kepadamu.” Ujarnya pelan. Perlahan-lahan wajah Yonghwa yang tadi ceria berubah menjadi sendu.

“A..apa?”Tanya Seohyun canggung. Ia bisa merasakan perubahan raut wajah Yonghwa yang sangat kontras.

“Aku mohon kau harus menjawabnya dengan jujur.Apakah… apakah kau bahagia dengan Kyuhyun?” Tanyanya cepat dan membuat Seohyun terperanjat. Apa ia salah dengar tadi? Kenapa tiba-tiba Yonghwa menanyakan hal yang sama dengan eonninnya tadi. Seohyun benci jika harus mengulang topik yang sama. Ia tidak ingin dikasihani oleh orang lain, meskipun itu sahabat atau eonninya sekalipun.

“Seohyun-ah…Seohyun-ah tolong jawab pertanyaanku. Apa kau memang bahagia dengan Kyuhyun?” ulang Yonghwa sekali lagi.

Seohyun hanya diam dan lebih memilih memalingkan wajahnya. Tidak tahu harus menjawab apa. Kenapa hari ini ia merasa disudutkan oleh sebuah pertanyaan yang benar-benar menyiksa perasaannya. Tanpa ia sadari, sebulir air matanya jatuh begitu saja dari pelupuk matanya untuk  yang kedua kalinya.

“Seohyun-ah tatap aku. Aku tahu apa yang kau rasakan. Kau pasti tidak bahagia Seohyun-ah. Aku tahu semuanya itu.” Lirih Yonghwa dan menggenggam kuat tangan Seohyun.

Seohyun yang sudah geram langsung menghempaskan tangan Yonghwa kasar dan menatapnya tajam”Kau tahu apa tentang kehidupanku. Kenapa pertanyaanmu itu sama dengan Yuri eonni tadi. Kalian berdua benar-benar menyebalkan. KALIAN TIDAK TAHU APA-APA!!” Bentak Seohyun.

Yonghwa terdiam seketika. Ia tidak menyangka kalau Seohyun akan marah seperti ini. selama bertahun-tahun mereka berteman, belum pernah Yonghwa melihat Seohyun yang seperti sekarang ini. Seohyun dari dulu sampai sekarang sangat ceria dan selalu tegar. Tapi Yonghwa seperti melihat sisi lain yang tidak diketahuinya dari Seohyun.

Seohyun yang tersadar akan apa yang dilakukannya menatap Yonghwa dengan perasaan bersalah”Yonghwa.. a..aku minta maaf. Aku minta maaf karena telah membentakmu. Maafkan aku.”

“Gwenchana aku akan tidak marah.” Ujar Yonghwa pelan dan sebuah senyuman manis ia suguhkan kepada Seohyun seakan memastikan bahwa ia baik-baik saja.

Seohyun menundukkan kepalanya”Maafkan aku. Tadi aku hilang kendali. Maaf sudah menyakiti perasaanmu Yonghwa.” Lirih Seohyun lalu memutar badannya dan meneruskan perjalanannya.

“Seohyun-ah, kau mau mau kemana?” Tanya Yonghwa.

“Aku mau pulang. Aku lelah dan ingin mengistirahatkan tubuhku.”

“Kalau begitu biar aku yang mengantarmu..”belum sempat Yonghwa meneruskan kata-katanya tiba-tiba Seohyun memotongnya “Tidak usah aku bisa pulang sendiri.”

“Tapi kau tadi mengatakan kau lelah lebih baik aku mengatarmu.” Tawar Yonghwa sekali lagi.

Seohyun berbalik dan menatap sendu Yonghwa“Tidak, aku tidak ingin melukai perasaanmu lagi Yonghwa-ah lebih baik kau juga pulang. Jangan khawatirkan aku.” Ujarnya lagi dan berlari meninggalkan Yonghwa yang masih tetap berdiri melihat punggung Seohyun yang semakin lama semakin menjauh hingga akhirnya menghilang.

“Justru karena sikapmu tadi itulah yang membuatku lebih mengkhawatirkanmu Seohyun-ah” lirih Yonghwa dan berjalan menuju ke arah mobilnya.

Tanpa mereka berdua sadari, ternyata Kyuhyun memperhatikan mereka berdua dari dalam mobilnya. Setelah dilihatnya Seohyun sudah berjalan kembali, Kyuhyun langsung menghidupkan mesin mobilnya dan mengendarai mobilnya melewati Seohyun menuju ke rumah mereka.

***

Seohyun membuka pintu rumah dan terkejut saat melihat Kyuhyun yang sudah berdiri di depannya”Ky..kyuhyun.. Tumben kau cepat pulang. Bagaimana kalau aku buatkan makanan…”

“Tidak perlu. Aku tidak lapar.” Potong Kyuhyun cepat lalu menarik Seohyun dan menghempaskannya ke tembok.

“Akh.”Ringis Seohyun ketika merasakan punggungnya membentur tembok dengan keras.

Kyuhyun menempelkan tangannya ditembok dan menatap tajam Seohyun”Sekarang, jelaskan padaku.”

“Jelaskan tentang apa?” Tanya  Seohyun ragu. Tatapan Kyuhyun kali ini sungguh berbeda dari biasanya. Matanya yang hitam pekat seperti sedang menggambarkan kemarahannya yang teramat besar.

“Kau ada hubunungan apa dengan Yonghwa? Tanya Kyuhyun. Kali ini nada suaranya sedikit menaik dan membuat Seohyun merinding ketakutan .

“Yo…yonghwa dan aku hanya sebatas sahabat.” Jelas Seohyun dan menundukkan kepalanya.

“Kau bohong. Tadi sepertinya kau sedang bermesraan dengannya di Seoul Park. Jangan membohongi suamimu Seo Joo Hyun!! Ujar Kyuhyun tajam.

“Mwo? Kau melihat kami berdua secara diam-diam? Kutegaskan sekali lagi kalau aku dan Yonghwa bersahabat sejak kami masih SMP. “

“Tapi aku tidak melihat kalau Yonghwa menganggapmu sebagai sahabat. Dia sepertinya memendam perasaan padamu, apakah kau tahu akan hal itu?” tanya Kyuhyun sengit.

“Mworago.. itu tidak mungkin. “

“Bisa saja hal itu terjadi. Oh jadi selama aku bekerja, kau menemuinya secara diam-diam seperti tadi dan bermerasaan dibelakangku hah..”

“Apa maksudmu? Kau sudah salah paham tentang hubungan kami. Sudah kukatakan kalau kami hanya sebatas teman CHO KYUHYUN!!!!” Teriak Seohyun. Ia sudah benar-benar marah sekarang. Wajahnya kembali memanas seketika karena merasa kesal dengan kesimpulan yang dibuat oleh Kyuhyun secara sembarangan.Kenapa hari ini semua orang membuatnya muak. Air matanya pun sudah mengumpul di matanya dan sekuat tenaga Seohyun menahannya agar tidak jatuh. Ia tidak ingin terlihat lemah di mata Kyuhyun.

“Benarkah hanya berteman? Oh aku tahu, jadi kau pernah tidur bersamanya selagi aku pergi ke luar kota hah?!!”

“PLAKK” 

Seohyun menjawab perkataan Kyuhyun dengan menampar pipinya. Disaat itu juga, cairan hangat dari matanya akhirnya jatuh menjebol semua pertahanannya.

“Kau.. cukup.. sudah kukatakan kalau aku dan Yonghwa hanyalah sebatas teman. Kau tau, selama kau bekerja aku tidak pernah keamana-mana. Aku hanya dirumah menunggumu pulang. Padahal aku selalu berusaha untuk mengerti dirimu tapi kau…” perkattaan Seohyun terhenti. Ia sudah tidak sanggup lagi untuk melanjutkannya. Rasanya ia ingin menangis lagi.

“Se..seohyun..”

“Tapi kau sama sekali tidak pernah mengerti diriku. Percayalah Cho Kyuhyun aku hanya mencintaimu. HANYA DIRIMU!!. Setiap hari aku selalu sendirian di rumah yang besar ini. Tapi kau.. Tapi kau sama sekali tidak pernah menyadarinya. “ Teriak Seohyun

Kyuhyun terdiam. Tamparan Seohyun tidaklah terlalu keras. Bisa dirasakan kalau tangan yeoja itu bergetar saat menamparnya. Tapi perkataan Seohyun membuatnya tercengang. Tak disangka kalau selama ini Seohyun terluka oleh dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia bahkan menuduh hal yang tidak mungkin dilakukan Seohyun.

“Seohyun.. Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau kau…”

“Sudahlah Cho Kyuhyun, aku lelah. Aku ingin istirahat dulu.” Potong Seohyun cepat dan berlalu meninggalkan Kyuhyun. Namun baru selangkah Seohyun melangkahkan kakinya, Kyuhyun menahan tangan gadis itu dan memutar tubuh Seohyun untuk kembali menatapnya.

“Lepaskan aku!! Aku ingin istirahat Kyuhyun” Pinta Seohyun dan berusaha melepaskan jari-jari Kyuhyun yang mencengkram tangannya.

“Tunggu dulu, kumohon dengarkan aku lebih dulu.” Ujar Kyuhyun lembut lalu menarik tubuh Seohyun pelan masuk kedalam dekapannya. Membuat air mata Seohyun yang tadi sudah berhenti kini mulai menetes lagi disertai dengan isakan-isakan kecil yang keluar dari mulutnya.

Kyuhyun semakin mendekap erat tubuh lemah Seohyun dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Seohyun juga mengusap pelan rambut gadis itu. Dengan harapan cara seperti ini bisa menenangkan perasaan Seohyun

“Aku minta maaf karena selama ini aku telah melukai perasaanmu. Sekali lagi maaf Seohyun.” Bisik Kyuhyun yang masih mengelus lembut rambut Seohyun. Gadis itu hanya mematung dengan isakan-isakan kecil yang masih tetap lolos dari bibirnya.

“Kyuhyun-ah… bisakah kau melepaskan pelukanmu?”

“Nde?”

“Aku ingin istirahat Kyu.. Jadi tolong lepaskan.”

“Ba..baiklah..” Ujar Kyuhyun dan melepaskan pelukannya dari gadis itu. “..aku akan mengantarkanmu sampai ke kamarmu..” lanjutnya lagi.

Seohyun hanya menggeleng dan kembali memutarkan tubuhnya. Namun, belum sempat Seohyun melangkahkan kakinya tiba-tiba tubuhnya oleng dan jatuh lemas di pelukan Kyuhyun. Seohyun sudah tidak kuat lagi.

“Seohyun-ah.. Seohyun-ah..”

***

Kyuhyun kembali mengompreskan sebuah handuk dingin di atas dahi Seohyun dan lebih merapatkan selimut tebalnya sampai ke batas dada yeoja itu. Ditatapnya wajah putih pucat Seohyun dengan perasaan bersalah.  Diraihnya salah satu telapak tangan Seohyun dan menggenggamnya. Kedua bola matanya masih tetap setia memandangi Seohyun yang masih terlelap karena kelelahan.

Perasaannya hari ini terasa bagai diaduk-aduk. Rasa amarah, sedih dan penyesalan semuanya bercampur jadi satu. Begitu menyiksa dan melelahkan. Sama seperti yang Seohyun alami sekarang.  Kebingungan pun kembali melanda dirinya. Apakah kepergiannya ke Jepang kali ini adalah keputusan yang tepat? Tapi ia tidak punya pilihan lain lagi. Karena ia harus segera mengurus masalah perusahaannya dan itu tidak dapat ditunda lagi.

Selama hampir setengah jam Kyuhyun habiskan untuk menjaga Seohyun. Mengompresnya dengan handuk dingin dan terkadang melap wajah Seohyun yang sedikit basah karena keringat dingin. Baru saja Kyuhyun akan beranjak untuk mengganti air dingin untuk mengompres, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Membuat Kyuhyun langsung keluar dari kamar mereka dan melihat siapakah yang datang mengunjungi mereka.

Kyuhyun sedikit mengintip dari balik jendela dan terkejut melihat siapa orang itu.

“Yuri Noona? Mau apa dia datang malam-malam begini?” gumamnya dan segera membuka pintu.”

“Annyeong Kyuhyun-ah!! Apa Seohyun ada?” Sapa Yuri ramah ketika melihat pintu rumah mulai terbuka.

“Noona? Ada apa datang malam-malam begini?” Tanya Kyuhyun

“Oh.. Ini belanjaan Seohyun ketinggalan saat kami sedang makan bareng tadi.” Ujar Yuri seraya menyodorkan dua buah paper bag milik Seohyun.

Kyuhyun menerimanya dan langsung melihat isi dari paper bag itu. Betapa terkejutnya ia setelah melihat isi dari paper bag itu yang berisikan beberapa potong kemeja dan baju lainnya untuk dirinya. Bahkan Seohyun sendiri tidak membeli baju untuk dirinya sendiri, melainkan semuanya untuk Kyuhyun.

“Noona, apa tadi Seohyun tidak membeli baju untuknya sendiri?” Tanya Kyuhyun dengan raut wajah penasaran.

“Ng… “Yuri tampak berpikir sejenak dan kembali menjawabnya”…sepertinya tidak Kyuhyun-ah. Dia hanya melihat-lihat saja.”

Kyuhyun kembali terdiam mendengar jawaban dari kakak iparnya. Tak disangka kalau Seohyun rela menahan diri untuk tidak membeli pakaian untuknya dan lebih memilih untuk menghabiskan uangnya untuk membeli kemeja-kemeja Kyuhyun.

“Lalu mana Seohyun? Apa dia sedang berada di dapur sekarang?” kini giliran Yuri yang bertanya.

Kyuhyun tampak berpikir sebentar lalu menjawab pertanyaan Yuri”Dia sedang istirahat noona.”jawabnya singkat. Ia tidak ingin menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada kakak iparnya ini. Dia tidak boleh  mengetahuinya.

“Oh begitu. ..Kyuhyun-ah sebenarnya aku ingin menanyakan hal ini kepadamu sejak awal. Tolong kau jawab dengan jujur.” Ujar Yuri tegas. Ia benar-benar sudah dibuat penasaran dan ingin segera mengetahui hal yang sebenarnya terjadi dengan rumah tangga dongsaeng satu-satunya itu.

“Ng.. bagaimana kalau noona duduk dulu.”  Ucap Kyuhyun berusaha untuk mengalihkan pembicaraan Yuri. Ia tahu kalau kakak iparnya ini akan menginterogasinya.

“Tidak perlu urusanku hanya sebentar. Aku hanya ingin menanyakan apakah kau benar-benar mencintai Seohyun.” Tanya Yuri cepat dan menatapnya tajam.

“Aku benar-benar mencintainya noona. Sungguh!”

“Benarkah? Tapi kenapa dia sepertinya tidak bahagia hidup bersamamu? “

“Mwo?” Tanggap Kyuhyun cepat. “..Itu tidak mungkin. Dia selalu tersenyum dan ceria saat dihadapanku.” Bantah Kyuhyun.

“Yah, diapun memang melakukan hal yang sama saat bersamaku. Tapi Kyuhyun-ah, aku ini saudara kandungnya aku tahu betul bagaimana sifatnya. Dia memang tersenyum, tapi itu bukanlah senyumannya yang seperti biasa. Senyuman itu seperti senyuman palsu Kyuhyun-ah. Apa kau tahu akan hal itu?”Bentak Yuri keras dengan ekspresi wajah yang tampak berusaha menahan emosinya yang hampir saja meledak.

Kyuhyun menundukkan kepalanya tidak berani memandang wajah kakak iparnya. Ia pun tidak tahu akan hal itu. Padahal ia adalah suaminya.  Selama ini dia memang mengira Seohyun baik-baik saja. Kyuhyun merutuki dirinya yang tidak becus menjadi suami bagi Seohyun.

“Mianhae noona. Aku tidak tahu akan hal itu. Sungguh aku tidak mengetahuinya.”Sesal Kyuhyun.

“Tapi Kyuhyun-ah aku..”

“Sudahlah noona. Ini sudah larut. Lebih baik noona  pulang. Aku juga ingin istirahat.”Potong Kyuhyun cepat. Ia sudah merasa penat dengan semua ini.

“Kyu-ah..”

“Mianhae noona” lirih Kyuhyun dan langsung menutup pintu dan menguncinya. SementaraYuri masih terus menggedor-gedorkan pintu sambil memanggil namanya

“Kyuhyun-ah.. buka pintunya.. ada hal yang masih ingin aku tanyakan Kyu-ah.. Jebal buka pintunya.” Pinta Yuri dari luar.

Kyuhyun berusaha untuk menghiraukan panggilan Yuri dan segera menuju ke kamar tempat Seohyun  beristirahat. Ia menghela napas lega setelah melihat Seohyun yang masih tetap berada di alam mimpinya. Perlahan-lahan Kyuhyun membaringkan tubuhnya pelan di samping Seohyun. Dengan harapan tidak ada satu gerakannya membangunkan gadis yang sedang terlelap itu. Direngkuhnya erat Seohyun seolah tidak ingin kehilangan gadis yang ada di pelukannya sekarang hingga ia pun ikut tertidur bersama Seohyun.

***

Merasa seperti ada sebuah beban berat yang menimpanya,  mau tak mau membuat Seohyun terbangun dan terkejut saat mendapati dirinya sedang berada di dalam pelukan Kyuhyun. Deru nafas teratur Kyuhyun yang berhembus di sekitar lehernya membuat gadis itu membatu. Senyumnya mengembang melihat wajah polos Kyuhyun yang sedang tertidur sekarang. Wajah yang bagaikan seorang anak kecil yang begitu damai dan tentram. Begitu menggemaskan. Perlahan-lahan salah satu tangannya yang bebas menyentuh wajah Kyuhyun dan mengelusnya secara hati-hati.

Sadar bahwa hari sudah mulai beranjak siang, tanpa basa-basi Seohyun langsung mengecup lembut kening Kyuhyun dan beranjak dari tempat tidurnya untuk menyiapkan sarapan. Walaupun sebenarnya ia masih kesal dengan Kyuhyun, tapi ia tidak ingin mengabaikan tugasnya sebagai istri.

Kyuhyun menggeliat kecil dan langsung terbangung saat ia tidak lagi mendapati Seohyun berada di dekapannya lagi. Suara berisik dari dapur menandakan kalau gadis itu sedang berkutat dengan pekerjaannya. Kyuhyun segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke arah dapur, tempat Seohyun berada.  Kyuhyun tersenyum sebentar saat melihat Seohyun yang sedang sibuk memotong-motong sayuran dan saking seriusnya bahkan ia tidak menyadari kalau Kyuhyun sudah berdiri tepat di belakangnya. Tidak mau berlama-lama akhirnya Kyuhyun menggerakkan tangannya dan memeluk tubuh Seohyun dari belakang. Seohyun terlonjak terkejut karena secara tiba-tiba Kyuhyun langsung memeluknya dari belakang yang bahkan langkah kaki namja itu pun tidak diketahui Seohyun.

“Kau mengejutkanku.” Tanggap Seohyun cepat yang hanya dibalas Kyuhyun dengan sebuah senyuman. Dagu namja itu ia taruh di bahu Seohyun dan kedua tangannya melingkar di pinggang Seohyun. Gadis itu sedikit menggeliat karena Kyuhyun tetap pada posisinya sekarang tanpa mengendurkannya sedikit pun.

“Ng… bisakah kau melepaskannya sekarang? Aku sedang memasak Kyuhyun-ah.” Pinta Seohyun.

“Tidak, biarkan untuk beberapa saat aku seperti ini sebelum aku pergi.” Lirih Kyuhyun sambil menutup matanya menghisap aroma tubuh Seohyun. Sontak Seohyun menghentikan aktifitasnya dan kaget dengan apa yang barusan didengarnya.

“Mwo? Kau mau kemana Kyuhyun-ah?” tanya Seohyun cepat. Entah mengapa sebuah perasaan yang tak enak datang dan menggangu pikirannya.

Kyuhyun hanya terdiam dengan mata yang masih tertutup. Lalu menarik nafas sebentar kemudian menghembuskannya”Hari ini aku akan pergi ke Jepang untuk menyelesaikan masalah perusahaan selama dua minggu.” Ujarnya lembut.

Senyum yang tadi mengembang perlahan-lahan mulai menyusut saat mendengar perkataan Kyuhyun. Air matanya kembali menumpuk di matanya dan bersiap-siap untuk kembali lagi jatuh. Apakah ia akan kembali sendiri lagi seperti dulu? Apakah ia memang tidak akan pernah bahagia bersama Kyuhyun? Apakah dia memang ditakdirkan untuk menjalani kehidupan yang sperti ini? Semua pertanyaan itu muncul begitu saja dalam pikiran Seohyun. Gadis itu kembali meragu dengan kkehidupannya dengan Kyuhyun. Tapi, Seohyun berusaha untuk mengerti keadaann yang dialami Kyuhyun. Ia tahu kalau ini adalah tuntutan pekerjaan bukan keinginannya. Ia tidak boleh terus menerus memperjuangkan egonya hanya karena ingin bersama Kyuhyun.

Seohyun menghela nafas pelan dan kembali tersenyum.”Pergilah. aku tidak apa-apa. Jangan khawatirkan aku. Aku tahu kalau itu semua memang bukan keinginanmu dan kau terpaksa melakukannya.” Ucap Seohyun lembut.

Kini Kyuhyun kembali terdiam dengan apa yang Seohyun. Ia menduga kalau seohyun akan menolaknya mentah-mentah dan menyuruhnya untuk membatalkannya. Tapi semua dugaan itu lenyap seperti debu saat mendengar  jawaban Seohyun.

“Seohyun apa kau yakin dengan semua ucapanmu?” tanya Kyuhyun memastikan.

“Ya, aku yakin.” Jawab Seohyun tegas. Hatinya terasa perih. Mengatakan hal yang sangat bertentangan dengan perasaannya.

Kyuhyun melepas pelukannya dan memutar tubuh Seohyun untuk menghadapnya. Ditatapnya kedua bola mata bening Seohyun lekat-lekat. Sementara Seohyun, dengan sekuat tenaga menjaga agar kedua matanya tidak berkaca, dia tidak ingin Kyuhyun mengetahui kebohongannya.

Tiba-tiba Kyuhyun menarik bahu Seohyun pelan mendorong tubuh gadis itu ke pelukannya. Ia dekap erat Seohyun

“Gomawo Seohyun. Aku benar-benar beruntung mempunyai seorang istri yang penyabar dan perhatian sepertimu. Saranghaeyo Seohyun-ah. Saranghae”

Seohyun terkejut mendengarnya. Kata-kata itu, sebuah kata yang sangat ingin didengarnya dari Kyuhyun. Selama ini ia selalu berharap Kyuhyun mengatakan kata-kata itu di depannya. Dan kini, harapannya terkabul. Kemudian Seohyun membalas pelukan Kyuhyun. Entah kenapa ada sebuah kebahagiaan kecil yang sedang membuncah di dadanya. Apakah kali ini Kyuhyun sudah berubah? Apa sekarang ia bisa lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Kyuhyun?

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menyentuh lembut pipi Seohyun. Membuat Seohyun salah tingkah berusaha untuk memalingkan mukanya ke arah lain. Dirasakannya detak jantungnya yang kini berdetak lebih kencang daripada biasanya”Ngg.. Kyuhyun-ah.. sebaiknya kau bergegas mandi. Nanti kau akan ketinggalan pesawat.” Ujar Seohyun berusaha untuk mengalihkan tatapan Kyuhyun.

“Oh iya, mianhae aku lupa” kata Kyuhyun yang disertai sebuah cengiran kecil. Kemudian ia menyambar handuk dan  pergi ke kamar mandi.

Seohyun sudah tidak tahan lagi, air matanya langsung menetes begitu saja tanpa ada keinginan untuk menghapusnya. Perasaan itu kembali menyelimutinya. Walaupun tadi ia merasa senang karena Kyuhyun sudah sedikit berubah, tapi tetap saja hal itu tidak mampu mengalahkan semua rasa perih itu. Selama dua minggu lamanya ia harus bersabar menunggu kepulangan Kyuhyun. Tapi Seohyun berusaha untuk berpikir positif dan berharap saat Kyuhyun pulang nanti mereka dapat memulai semuanya lagi dari awal

***

Seohyun menggenggam erat jari jari Kyuhyun dan terus mengikuti langkah Kyuhyun yang sudah sangat hafal dengan seluruh bagian dari Incheon Airport. Ya, Seohyun ikut mengantar kepergian Kyuhyun lantaran suaminya itu ingin melihat Seohyun sebelum ia pergi dan tinggal lama di Jepang. Ternyata saat mereka tiba, pesawat yang akan ditumpangi Kyuhyun akan segera berangkat. Kyuhyun yang menyadari akan hal itu segera meraih tavel bagnya dan tak lupa mengecup lembut bibir Seohyun.

“Aku akan pergi sekarang. Tunggulah aku pulang. Aku pasti akan kembali.” Ujar Kyuhyun setelah melepas ciuman mereka.

Seohyun hanya mengangguk kemudian membalas lambaian Kyuhyun. Dilihatnya Kyuhyun yang semakin lama semakin menjauh dan menghilang di balik pintu.

“Kyuhyun-ah, aku akan menunggumu. Aku mohon jagalah dirimu baik-baik.”

***

Selama Kyuhyun berada di Jepang, ia tidak pernah lupa untuk menelpon atau hanya sekedar menanyakan kabar. Tapi sekarang, sudah dua hari Kyuhyun tidak menelponnya. Perasaanya mulai resah dan entah kenapa sebuah firasat buruk menyelimuti pikirannya. Seohyun segera membuang jauh-jauh semua pikiran buruknya. Ia berusaha meyakinkan dirinya barangkali Kyuhyun sangat sibuk sehingga tidak sempat menghubunginya.

Saat Seohyun hendak beranjak ke dapur tiba-tiba handphonenya berdering. Dengan semangat Seohyun langsung menggangkatnya.

“Ne.. Yeobosayo?”

“Seohyun-ah ini eonni..” Terdengar suara khas eonninya dari seberang sana yang langsung melunturkan semangatnya. Padahal ia mengira kalau yang memanggilnya itu Kyuhyun. Tapi ternyata salah.

“Ne.. eonni waegeurayo? Kenapa eonni seperti sedang tergesa-gesa?” Tanya Seohyun.

“Seohyun-ah..Seohyun-ah… Kyuhyun….”

“Ada apa dengan Kyuhyun eonni.. dia baik-baik saja kan..” potong Seohyun cepat. Firasat itu kembali merasukinya dan kali ini lebih kuat daripada yang tadi.

“Seohyun-ah.. kyuhyun..kyuhyun..”

“Kyuhyun kenapa eonni cepat katakan…” ucap Seohyun tak sabaran air matanya kini sudah mengalir deras dari matanya.

“..Kyuhyun mengalami kecelakaan mobil saat ia hendak pulang ke rumah. Sekarang ia sedang kritis di rumah sakit cepatlah kau ke sini sekarang.” Ucap Yuri diseberang sana dan membuat Seohyun langsung jatuh lemas. Ternyata firasat buruk yang selalu berada di pikirannya adalah kejadian ini. dengan cepat Seohyun berlari menuju rumah sakit tempat Kyuhyun berada sekarang. Ia tidak mempedulikan orang-orang yang mentapnya heran dengan raut wajah Seohyun yang acak-acakan dan air mata yang terus mengalir.

Yuri menoleh cepat saat ia mendengar derap langkah Seohyun yang menuju ke arahnya.

“Eonni, bagaimana keadaan Kyuhyun eonni cepat jawab aku eonni.” Teriak Seohyun sambil mengguncang-guncangkan badan Yuri.

“Seohyun-ah.. kumohon tenanglah dulu.. Seohyun-ah saat ini Kyuhyun sedang kritis di dalam jadi kumohon tenangkanlah dirimu dan berdoalah demi keselamatannya.”

Seohyun membelalakkan kedua matanya. Wajahnya tampak begitu pucat dengan keringat yang bercucuran di sisi wajahnya. Air mata Seohyun kembali tumpah disertai isakan-isakan yang keluar dari mulutnya.

“Kyuhyun-ah kau sudah janji… kau bilang kau akan pulang dengan selamat… Kyuhyun-ah kenapa….” Isak Seohyun.

Yuri yang tidak tega melihat adiknya yang histeris tak karuan langsung mendekap erat Seohyun dan membiarkan Seohyun menangis sejadi-jadinya di pelukannya. Berharap dengan ini mampu mengurangi kepedihan Seohyun. Ini merupakan pertama kalinya ia melihat Seohyun menangis seperti ini. Perih itulah yang dirasakannya melihat adik kesayangannya kehilangan kendali seperti saat ini. Diusapnya kepala Seohyun sambil membisikan dukungan kepada yeodongsaengnya.

***

Seohyun segera masuk ke ruangan Kyuhyun saat dokter bahwa masa kritisnya sudah lewat dan terlebih lagi sekarang Kyuhyun sudah sadar dari komanya. Dilihatnya kyuhyun yang berbaring lemah dengan perban putih yang melilit di beberapa bagian tubuhnya.

Dihampirinya Kyuhyun dan mengenggam erat tangan namja itu. Mati-matian Seohyun menahan air matanya agar tidak jatuh di depan Kyuhyun. Ia ingin terlihat kuat di depan Kyuhyun.

“Kyuhyun-ah.. kau sudah sadar… Syukurlah.. kau tidak apa-apa. Aku senang kau baik-baik sekarang.”Ucap Seohyun

“Mi..mianhae.. aku membuatmu khawatir” Ujar Kyuhyun 

“Aniyo jangan berkata seperti itu Kyuhyun-ah.”

Seohyun meletakan tangan Kyuhyun ke perutnya dan tersenyum”Sejak kau belum berangkat, aku ingin memberitahukanmu tentang hal ini kyu. Aku hamil kyuhyun-ah.. Aku mengandung anakmu. Nanti setelah kau sembuh, kita akan menjaganya bersama-sama sampai ia lahir ne.”

Kyuhyun hanya tersenyum sedih mendengar berita kehamilan Seohyun. Ia sedih karena sebentar lagi anaknya tidak akan mempunyai ayah yang menemaninya bermain ataupun bersenang-senang seperti anak-anak lainnya

“Mianhae Seohyun-ah aku tidak bisa. Aku tidak bisa lagi bersamamu Seohyun-ah. Sebentar lagi waktuku akan habis.” Lirih Kyuhyun.

“Apa? Tidak, kau jangan berbicara yang tidak-tidak Kyuhyun-ah. Sekarang kau sudah sadar Kyu kau pasti sembuh!”

Kyuhyun tidak menjawabnya. Melainkan memberikan senyuman hangatnya untuk yang terakhir kalinya.

“Maaf Sohyun-ah aku tidak bisa membahagiakanmu. Aku minta maaf. Saranghaeyo Seohyun-ah” Ucapnya dan perlahan tapi pasti mata Kyuhyun mulai tertutup seiring dengan hembusan napasnya yang semakin menghilang.

“KYUHYUN-AH….”

Maafkan aku yang tidak bisa lagi bersamamu..

Jika saja  aku tau waktuku telah habis, aku pasti akan lebih banyak bersamamu…

Namun semuanya sudah terlambat.

Hanya ada satu pintaku yang harus kau penuhi..

Kumohon carilah sesorang yang lebih baik dan lebih perhatian daripada diriku

Lalu berbahagialah dengan orang itu bersama anak kita nanti.

Aku pasti akan selalu memperhatikan kalian dari atas sana bersama Yang Maha Kuasa.

 

~The End~

Annyeong :)

Gimana sedih ngak? Apa terlalu dramatis ya hehehe..

Jujur aja ide ini muncul gitu aja saat aku lagi denger lagu SNSD yang Time Machine.

Daebak!! Lagu itu bener-bener sedih banget. Aku aja sering dapet inspirasi dari lagu itu.

Lagipula FF ini hanya selingan aja kok soalnya aku lagi mampet ide nerusin Speak Now dan belum lagi buat FF baru yg Between 2 Prince -.-)?

Tapi tenang kok. Pasti akan aku publish ‘_’)/

Oh yah satu lagi, Karena ff ini aku post saat Idul Fitri jadi saya minta maaf yah karena sering membuat para reader menunggu lama kelanjutan FF saya hehehe#Nyengir kambing. Mohon Maaf Lahir & Batin yah para readers-deul

Oke seperti biasa monggo Comment & Likenya yah.. 


[Freelance] HaeSica : Our Family

$
0
0

our-family

 

Tittle : Our Family

Author : Jung Sang In / @bellayunita_

Cast : -Jessica Jung aka Lee Jessica

           -Lee Donghae

Genre : Romance,family

Lenght : Oneshoot

Artworker by : YooRaARTDesign

Disclaimer : Annyeong! ^^ author balik lagi nih bawa ff baru tergaje hehe :D semoga kalian suka ya ^^

Pairingnya HaeSica ^^. HaeSica,SiFany,SeoKyu,YoonWon,HyoHyuk couple favorit author jadi ffnya author pasti mereka castnya gg ada yg lain oke hehe :D . Oh iya author sempet liat coment di ff coffee love banyak gomawo ne ^^ padahal itu ff gg bagus lo bagi author xD,tapi kalok kalian suka sih author seneng hehe :D ,udah segitu dulu ya readers. Gomawo *bow

DON’T BE SILENT READERS PLEASE!!!!

Sudah pernah di post di : HaeSica & SeoKyu FanFiction & Bellayunita

Happy Reading ^^

Ckleck..

Yeoja yg bernama jessica tersenyum sesaat setelah membuka pintu kamar berwarna coklat,dilihatnya sesosok namja masih terlentang diatas ranjang king sizenya,jessica berjalan perlahan menuju ranjangnya dan mendudukan perlahan tubuhnya ditepi ranjang,dielusnya perlahan rambut namja yg masih asik pada dunia mimpinya dengan menggunakan sebelah tangannya,sementara sebelah tangannya mengelus perutnya yg semakin hari kian membesar.

“Oppa.. irreona..”ucap jessica lembut,sebelah tangannya masih mengelus lembut rambut namja tersebut.

Merasa tidak ada reaksi apa-apa dari namja disampingnya,jessica perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah sang namja dan mengecup pelan pipi namja tersebut.

“oppa..irreona..”bisik jessica pelan,kembali ditegakan tubuhnya.

“engh”jessica mendengar lenguhan pelan dari namja disampingnya.

Bukannya bangun namja itu tidur kembali dengan sengaja namja itu meletakan kepalanya di paha jessica dan menggenggam erat tangan jessica. Jessica hanya tersenyum tipis melihat tingkah suaminya yg terbilang manja.

Ya,jessica memang sudah menikah. Dirinya menikah dengan namja tampan,berperawakan cukup tinggi,dan mapan yg bernama Lee Donghae. Usia pernikahan mereka baru menginjak 7 bulan dan sekarang jessica tengah mengandung  buah hati mereka yg baru berumur 5 bulan .

“oppa.. kau tidak ingin bangun? Hm?”tanya jessica lembut.

“bongoshipo”ucap donghae dengan nada serak khas bangun tidur. Jessica hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,bukannya menjawab pertanyaannya,tetapi malah mengatakan rindu kepadanya.

“hm nado bongoshipo”ucap jessica.

“tidak ada hadiah untukku?hm?”tanya donghae.

jessica mengernyit bingung akan pertanyaan donghae,perasaan donghae tidak ulang tahun,ulang tahun pernikahannya juga masih 2 minggu lagi. Jadi hadiah apa yg dimaksud donghae? pikirnya.

“hadiah?”tanya jessica. Donghae mengangguk semangat dan menegakan tubuhnya menjadi duduk bersila disamping jessica.

“Kau lupa?”tanya donghae.

“aku rasa aku tidak berjanji memberikan oppa hadiah”ucap jessica polos.

“kau tidak berjanji”ucap donghae dan semakin mendekatkan tubuhnya kepada jessica.

“lalu?”tanya jessica.

“tadi malam aku baru pulang dari jepang,kau tidak memberikanku hadiah?”bisik donghae. seketika wajah jessica cemberut.

“Yak! Kenapa aku yg harus memberikan oppa hadiah? Harusnya oppa yg memberiku hadiah dari jepang”sungut jessica.

“aku sudah punya hadiah untukmu”ucap donghae.

“lalu dimana hadiah itu?”tanya jessica.

“jika kau ingin hadiah itu,kau harus mengikuti ucapanku”ucap donghae. jessica tampak menimang-nimang sebentar lalu kemudian mengangguk.

“arraseo,sekarang kau tutup matamu”ucap donghae.

“yak! Kenapa aku harus tutup mata?”tanya jessica dengan nada kesal.

“sudahlah,tutup saja matamu”ucap donghae.

“aish arraseo”ucap jessica lalu menutup perlahan matanya. Tanpa jessica ketahui donghae menyeringai lebar.

Chu~

Sebuah ciuman manis dari donghae sukses mendarat dibibir mungil jessica,jessica seketika membuka matanya terkejut dan melihat suaminya sedang menciumnya dilihatnya kedua mata donghae tertutup seolah menikmati bibir mungilnya.

Lama kelamaan jessica mulai terhanyut atas apa yg dilakukan donghae padanya,ditutupnya kedua matanya dan kedua tangannya mulai beralih melingkar di leher milik donghae. Donghae tersenyum disela-sela ciumannya karena jessica membalas ciumannya,dilingkarkannya kedua tangan kekarnya dipinggang sang istri dan memberi sedikit ruang diantara mereka mengingat jessica hamil,takut perut donghae menekan perut jessica yg mulai membesar.

Sesekali donghae melumat bibir mungil jessica,lidah donghae kini mulai menerobos masuk kedalam mulut jessica,digigitnya bibir bawah jessica.

“engh”jessica mendesah pelan,kesempatan itu digunakan donghae untuk memasukan lidahnya kedalam mulut jessica.

Aktifitas mereka yg dibilang panas menimbulkan bunyi decakan-decakan dari bibir mereka yg saling bertaut,bahkan saliva mereka mulai menetes dari sudut bibir masing-masing.

“engh”desah jessica saat donghae menghisap bibir atas dan bawahnya bergantian.

Donghae semakin gencar mencium jessica,dirinya sangat merindukan bibir mungil istrinya setelah seminggu tidak merasakannya akibat dirinya ke jepang untuk mengurus pekerjaan. Tangannya pun kini mulai menyusup masuk kedalam t-shirt putih yg dipakai jessica,diusap-usapnya punggung putih jessica.

“engh”desah jessica saat ciuman donghae kini mulai turun ke lehernya memberikan tanda kemerahan dan keunguan tanda bahwa jessica hanya miliknya.

Tangan donghae kini beralih mengusap-usap perut jessica sayang. Disibakannya tshirt jessica hingga batas dada,lalu ciumannya turun ke perut jessica,mengusapnya menciumnya  dan kadang membisikan sesuatu di perut jessica.

“cepatlah lahir,appa ingin segera menggendongmu,menciumu dan memelukmu. Saranghae”bisik donghae pada perut jessica lalu memberi kecupan-kecupan kecil. Jessica tersenyum mendengar bisikan-bisikan yg dilontarkan donghae pada cabang bayi yg berada diperutnya.

“tunggu 4 bulan lagi oppa dan kau akan segera melihatnya”ucap jessica.

Chu~

Jessica memberi kecupan singkat pada bibir donghae saat donghae sudah menegakan tubuhnya kembali.Donghae hanya tersenyum geli dengan apa yg dilakukan istrinya kepadanya.

“jadi itu hadiah untukku?hm?”tanya donghae sambil mendekatkan wajahnya ke wajah jessica,sehingga jessica memundurkan wajahnya.

“ck sudah kuduga kau pasti ketagihan dengan ciuman dari namja tampanmu ini”bangga donghae. sedangkan jessica hanya mendengus sebal akan ucapan donghae yg membanggakan dirinya.

“ck. Sudahlah,cepat mandi! Kau berani-beraninya menciumku saat kau belum mandi oppa”ucap jessica.

“tapi kau juga mau kan?”goda donghae sambil menampakan senyum miringnya.

“anio,tapi hanya..”

jessica sengaja menggantungkan kalimatnya,walaupun dirinya sudah menikah dengan donghae.tetapi dirinya masih malu jika dirinya mengatakan rindu dengan ciuman itu sejak seminggu sudah tidak merasakannya.

“hanya apa?hm?mengaku saja jika kau rindu dengan ciumanku chagi-ya”goda donghae lagi.

Sial,kenapa donghae tau dirinya merindukan ciuman itu?? Tetapi dirinya tidak mau mengungkapkannya karena dia masih malu.

“tidak bisa menjawab? Sudahlah mengaku saja chagi,kau tak perlu malu. Bahkan jika kau ingin aku menciumu lagi,aku dengan senang hati melakukannya bahkan jika kau meminta lebih”ucap donghae diiringi seringaianya ,mengakibatkan pipi jessica bersemu merah.

“Yak! Dasar namja mesum!”umpat jessica lalu mengambil bantal dibelakangnya dan memukul suaminya yg berada didepannya.

“Yak! Yak! Kenapa kau memukulku?!”ucap donghae.

“pukulan ini pantas untuk namja mesum sepertimu”umpat jessica yg masih asik memukul donghae.

“Yak! Yak! Ampun Chagi-ya”mohon donghae dengan masih menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

“Ck,menyebalkan!”kesal jessica sesaat setelah berhenti memukuli donghae lalu segera beranjak dari ranjang mereka dan berjalan cepat keluar kamar.

“Yak! Chagi-ya jangan pergi dulu”ucap donghae terkekeh karna berhasil menggoda istrinya walau mendapat pukulan bantal.

Donghae tertawa pelan lalu beranjak dari ranjangnya dan mengambil handuk lalu menuju kamar mandi.

……

“Ck,dasar. tidak tahukah dia bahwa tadi aku sangat malu. Dasar menyebalkan”umpatan-umpatan kecil keluar dari bibir mungil milik jessica

Tak tau kenapa,sejak jessica hamil dia menjadi sensitif mungkin bawaan dari bayi yg dikandungnya. Jessica lalu mendudukan dirinya di sofa yg berada diruang tamu untuk menunggu donghae,dirinya tidak memasak lagi karena saat donghae belum bangun dirinya sudah menyiapkannya. Dirinya beranjak dari sofa yg didudukinya dan berjalan menuju dapur untuk membuat susu khusus untuk ibu hamil.

………

Saat jessica sedang membuat susu,sepasang tangan kekar melingkar dipinggangnya. Harum naskulin menyeruak di hidungnya,kini jessica sudah tau siapa pemilik tangan yg sekarang berada dipinggangnya siapa lagi kalau bukan donghae suaminya.

“Chagi-ya,bagaimana sebentar setelah sarapan kita jalan-jalan? Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu berdua diluar”ucap donghae.

“arraseo,aku juga ingin jalan-jalan”ucap jessica.

“arraseo,sekarang ayo kita sarapan agar aku bisa menghabiskan waktuku lebih lama bersamamu”ucap donghae lalu mengecup kilat pipi yeoja dipelukannya.

………..

Sarapan yg romantis kini tengah dilakukan oleh sepasang suami istri tersebut,ya siapa lagi kalau bukan pasangan jessica dan donghae. mereka pasangan yg serasi,tidak hanya tampan donghae yg perhatian kepada jessica walaupun seringkali dirinya menggoda istrinya tetapi donghae adalah sosok suami yg sangat di idam-idamkan oleh semua yeoja,bahkan saat dirinya pergi ke jepang donghae selalu meluangkan waktunya untuk menelpon atau mengirim pesan singkat kepada istrinya sekedar menanyakan keadaannya. Sedangkan jessica dirinya tidak hanya cantik bak sebuah barbie tapi dirinya tipe yg hangat kepada donghae,walaupun kadang dirinya meneriaki donghae dan sebagainya dan mempunyai sifat dingin terhadap orang yg baru dikenalnya,tetapi dia adalah sosok istri yg baik.

“kau sudah menghabiskan susumu kan chagi-ya?”tanya donghae.

“sudah oppa”ucap jessica.

“arraseo sini biar aku yg mencuci piringnya”ucap donghae.

“anio,biarkan aku saja oppa. Kau bersiap-siap saja dulu”tolak jessica halus.

“Chagi-ya bagaimanapun kau harus menjaga kesehatan bayi kita dan kau tidak boleh sampai kelelahan. Ingat kan apa yg dikatakan dokter?”tanya donghae.

“ne ne,aku ingat. Tapi ini tidak pekerjaan yg berat oppa,sudahlah lebih baik kau bersiap-siap”ucap jessica sambil mendorong pelan tubuh suaminya.

“kalau kau tidak mau,lebih baik kita mencuci piring bersama. Arraseo?”tanya donghae. saat jessica akan menjawab donghae langsung berkata.

“tidak boleh menolak!”ucap donghae,sedangkan jessica hanya mendengus sebal.

……

“Chagi-ya..”panggil donghae.

“ne oppa wae?”tanya jessica masih sibuk dengan barang-baraang yg dimasukan kedalam tas kecilnya.

“kau sudah siap?”tanya donghae lalu memeluk jessica dari belakang.

“sedikit lagi”ucap jessica.

Donghae masih asik memeluk pinggang istrinya sambil menghirup aroma stroberi dari tubuh jessica. Sebelah tangan donghae lalu merogoh kantong celananya mencari benda yg sudah dipersiapkannya tadi, saat sudah menemukannya dikeluarkannya benda tersebut. Kotak kecil beludru berwarna biru sapphire kini sudah berada ditangannya,lalu dibukanya kotak itu dan mengambil sebuah kalung yg tadi tersimpan di kotak kecil tersebut.

Perlahan donghae mulai melepas pengait yg berada dikalung tersebut dan mengalungkan kalung tersebut di leher jenjang milik jessica. Jessica yg sedari tadi sibuk dengan urusannya tersentak dengan apa yg dilakukan donghae padanya,dilihatnya sebuah kalung manis  yg berisi inisial ‘HS’ telah bertengger dengan manis dileher jenjangnya. Jessica telah dibuat menganga oleh suaminya dirinya memandang takjub sebuah kalung yg sangat cantik.

“kau sangat cantik chagi-ya”puji donghae lalu tangannya menyentuh kalung tersebut.

“HS adalah singkatan dari nama kita yaitu haesica,aku ingin kau menjaganya aku membuatnya khusus untukmu dan untukku,ini adalah tanda kedua setelah cincin pernikahan yg kita gunakan bahwa kau adalah milikku”ucap donghae.

“Oppa mempunyainya juga?”tanya jessica dengan cepat donghae mengangguk mengiyakan pertanyaan jessica lalu mengeluarkan kalung yg sama persis dengan jessica dari dalam bajunya yg telah menyembunyikan kalung yg bertengger di lehernya.

Jessica menyentuh perlahan kalung yg dikenakan donghae lalu menyamakan dengan kalungnya,sangat cantik dan manis.

“gomawo oppa,ini sangat cantik dan manis.”ucap jessica dan langsung memeluk donghae.

Jadi ini hadiah yg akan diberikan donghae padanya? Bukankah ciuman tadi hadiah yg donghae berikan untuknya. Dia sangat bahagia walaupun mereka sudah menikah, donghae tetap menjadi  namja teromantis baginya. Donghae menggerakan kedua tangannya untuk membalas pelukan jessica.

“kau menyukainya chagi?”tanya donghae lalu membenamkan kepalanya di leher putih jessica dan menghembuskan nafasnya sehingga membuat jessica bergidik geli.

“sangat,gomawo oppa”ucap jessica lalu mendongakan kepalanya memberi sedikit jarak antara dirinya dan donghae lalu mengecup pelan bibir sang suami.

“saranghae”ucap jessica.

“nado saranghae”ucap donghae lalu mengecup bibir jessica.

…….

“jadi oppa membuat kalung ini dijepang?”tanya jessica kepada donghae yg sedang menyetir.

Ya ,mereka sekarang sedang berada di dalam mobil untuk menuju tempat yg akan mereka kunjungi untuk menghabiskan waktu berdua bisa dibilang itu sebuah kencan antara sepasang suami istri.

“ne,aku memesan itu sudah dari 1 minggu yg lalu sebelum aku berangkat ke jepang”ucap donghae.

“mianhae”ucap jessica.

Donghae mengernyit bingung kenapa istrinya meminta maaf? Bahkan dirinya tidak melakukan kesalahan apapun kepadanya.

“wae? Kenapa meminta maaf kepadaku?”tanya donghae diliriknya sekilas wajah jessica dan kembali memperhatikan jalan takut akan hal yg tidak diinginkan terjadi padanya dan yeoja dicintainya termasuk bayi mereka,sebelah tangannya langsung menggenggam lembut jari-jari lentik jessica.

“mianhae karena aku tidak bisa memberikan oppa hadiah,sedangkan barusan oppa memberikanku hadiah yg sangat istimewa”ucap jessica sambil menundukan kepalanya.

Donghae menghela nafas pelan,sebenarnya dirinya tidak mempersalahkan jessica memberikannya hadiah atau tidak. Tetapi jessica merasa bersalah kepadanya. Donghae lalu mengeluarkan isi hatinya yg paling dalam kepada yeoja disampingnya.

“kau tidak perlu memberikanku hadiah berupa barang kepadaku. Yg aku butuhkan hanya dirimu,kasih sayangmu,cintamu. Kau bahkan sudah memberikanku hadiah yg sangat sangat istimewa yg sekarang berada didalam perutmu. Sedangkan aku hanya memberikanmu kalung yg sama sekali tidak bisa seistimewa hadiah yg kau berikan kepadaku. Jadi tenanglah kau tidak perlu merasa bersalah seperti itu kepadaku. Yg aku butuhkan hanya dirimu yg mencintaiku sepenuh hati dan  berjanji menemaniku hingga akhir hayatku”ucapan donghae benar-benar tulus,dirinya mengatakan semua yg telah tersimpan didalam hatinya bahwa yg diinginkannya hanya jessica yg mencintainya dengan sepenuh hati hingga akhir hayatnya.

“hiks..hiks..”jessica menangis tetapi bukan menangis karena sedih tetapi dirinya terharu mendengar ucapan donghae yg sangat tulus.

Donghae yg melihat jessica menangis langsung menepikan mobilnya.

“wae? Kenapa kau menangis? Ada yg salah dengan ucapanku?”tanya donghae sambil menangkup kedua pipi jessica dengan tangannya.

“anio,aku tidak menangis. Aku hanya terharu mendengar ucapan oppa yg benar-benar tulus”lirih jessica lalu menghapus air mata yg telah mengalir karena terharu. Donghae hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya.

“kau tau ucapanku tadi tidak hanya perkataan biasa,tetapi itu benar-benar tulus dari hatiku. Aku ingin kau selalu mencintaiku sepenuh hati,menemani hidupku hingga ajal menjemput kita”ucap donghae lalu menarik jessica kedalam pelukannya.

“saranghae lee jessica”ucap donghae tulus dengan nada pelan.

“nado”balas jessica.

………..

Disebuah taman dengan danau didepannya,tampak sepasang suami istri sedang duduk berduaan dengan posisi sang namja memeluk yeoja yg tengah hamil dari belakang,menopang dagunya di pundak yeoja itu. ya kalian pasti tau sepasang suami istri itu adalah pasangan Haesica. Disinalah mereka kini berada di danau yg mempunyai taman yg sangat cantik dan tempat yg terkesan romantis bagi siapa saja yg mengunjungi tempat tersebut.

Saat mereka berjalan-jalan disekitar taman,banyak orang yg mengomentari mereka.

‘kalian pasangan yg romantis walaupun sudah menikah’

‘kalian sangat cantik dan tampan,pasangan yg serasi’

‘apakah kalian akan segera mempunyai aegi?wuah chukkae semoga anak kalian menjadi anak yg tampan dan cantik’

Dan lain-lain,semua itu hanya mereka tanggapi dengan senyuman dan kadang mengucapkan terima kasih. Donghae tersenyum lalu mengangkat  sebelah tangannya untuk mengelus perut buncit jessica.

“oppa”panggil jessica pelan.

“ne? waeyo?”tanya donghae.

“aku ingin bulgogi”rengek jessica. #sumpah ni author ngarang jessica pingin bulgogi buat ngidamnya ._.

Donghae mengangguk paham akan kemauan istrinya yg sedang mengidam,sudah lama baginya tidak menuruti kemauan istrinya saat dirinya dijepang.

“arraseo,kita kan membeli bulgogi sebagai makan siang kita”ucap donghae lalu mengacak-acak rambut jessica gemas.

“jeongmal?”tanya jessica dengan wajah berbinar. Donghae mengangguk semangat.

“Yee,kajja! Oppa kita kesana. Disana ada yg menjual bulgogi”ajak jessica sambil menarik pergelangan tangan donghae,sedangkan donghae hanya menuruti kemauan istrinya.

……..

“jangan terburu-buru nanti kau bisa tersedak chagi”ucap donghae sambil membersihkan noda makanan yg berada diujung bibir istrinya.

Donghae lalu memandang istrinya dengan tatapan kebahagiaan,dirinya merasa menjadi orang yg paling bahagia didunia karena mendapatkan istri cantik yg sangat mencintainya dan istri yg akan memberikannya sebuah hadiah yg sangat istimewa yg sangat dia dambakan. Merasa diperhatikan jessica memberhentikan acara makannya lalu menatap sang suami dan bulgogi yg dipesan mereka berdua.

“wae menatapku seperti itu? Kau tidak makan oppa?”tanya jessica yg sontak langsung membuyarkan lamunan donghae.

“ah ani,aku hanya senang mempunyai istri sepertimu”ucap donghae yg langsung membuat pipi jessica dipenuhi semburat merah karena malu.

“ck,kau selalu membuatku malu”ucap jessica,sedangkan donghae hanya terkekeh kecil.

“oppa tidak makan? Atau mau aku suapi?”tanya jessica.

“anio,kau habiskan saja dulu makananmu agar kau dan bayi kita tidak kelaparan”ucap donghae lembut.

“kau yakin?”tanya jessica.

“ne”ucap donghae.

“arraseo”ucap jessica lalu melanjutkan acara makannya yg sempat tertunda karena suaminya tadi,begitupun sebaliknya donghae memakan bulgogi yg dipesannya tadi.

“oppa setelah ini aku ingin kue brownies ne?”tanya jessica dengan tatapan memelasnya.

“arraseo,tapi kau harus menghabiskannya”ucap donghae.

“anio,aku mau kita menghabiskannya berdua”ucap jessica.

Sedangkan donghae hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,mendengar apa yg diinginkan istrinya,tetapi dirinya dengan senang hati melakukannya demi istrinya bahagia.

“arraseo”ucap donghae tersenyum

…..

“oppa ayo buka mulutmu aaa”ucap jessica sambil menyodorkan sepotong kue brownies yg tadi dibelikan donghae.

Donghae dengan sigap membuka mulutnya dan menerima sepotong kue brownies yg di berikan istrinya,kini mereka tengah berada di sungai han.

“sekarang giliran kau chagi,ayo buka mulutmu aa”begitu juga sebaliknya donghae menyodorkan sepotong kue brownies untuk dimakan jessica.

“oppa setelah ini kita akan kemana?”tanya jessica dengan masih mengunyah kue browniesnya.

“habiskan dulu makananmu baru kau bicara chagi”ucap donghae lalu mencubit gemas hidung jessica.

“appo”ucap jessica sambil mengelus-elus hidungnya.

“bagaimana kalau kita kepantai? Bukankah kita sudah lama tidak kepantai?”tanya donghae lalu merangkul pundak sang istri.

“arraseo,aku ingin bermain disana. Ottokhe?”tanya jessica.

“arraseo,kajja! Kita kepantai”ajak doghae lalu menggenggam pergelangan tangan mungil jessica.

……..

“oppa kemarilah,lihat sesuatu yg aku buat”panggil jessica,donghae lalu berlari kecil menghampiri jessica dan melihat apa yg telah dibuat jessica.

Dilihatnya sebuah tulisan ‘Donghae,jessica & uri aegi’ yg berada didalam sebuah gambar jantung,walaupun sederhana tetapi donghae tersenyum senang melihat apa yg telah di gambar oleh istrinya di atas pasir putih.

“walaupun yang aku buat hanya kata-kata biasa,tetapi itu sangat berarti bagiku,dengan adanya oppa yg selalu disampingku dan aegi yg akan lahir dari rahimku aku akan selalu bahagia,tetapi jika kalian tidak berada disisiku aku tidak tau lagi bagaimana dengan hidupku”ucap jessica dengan mengelus perutnya penuh kasih sayang.

Donghae tertegun mendengar kalimat-kalimat yg telah diucapkan istrinya,terperangah mendengar ucapan istrinya yg selalu ingin dirinya disampingnya.

“aku akan selalu disampingmu,menjagamu,melindungimu,memberimu kasih sayang dan cinta termasuk untuk anak-anak kita kelak”ucap donghae mengelus pipi jessica.

“jangan pernah meninggalkanku oppa”ucap jessica.

“aku tidak akan meninggalkanmu chagi-ya percayalah”ucap donghae.

Donghae menatap dalam manik mata jessica menyalurkan rasa cinta yg begitu besar dari pancaran matanya,begitu juga sebaliknya. Bibir mereka lalu membentuk lengkungan keatas membentuk senyuman yg tulus.

“kau selalu cantik jika tersenyum”ucap donghae,jessica hanya tersenyum malu mendengar pujian suaminya dialihkannya pandangannya lurus dan dirinya tampak terpukau.

“oppa lihat matahari mulai terbenam”ucap jessica tersenyum. donghae lalu mengalihkan pandangannya kearah pandangan jessica.

Dan benar saja matahari mulai terbenam,tak menyangka jika hari sudah mulai gelap. Donghae lalu semakin mendekatkan dirinya disamping tubuh jessica lalu merangkul tubuh mungil tersebut. Suasana yg romantis.

……

21.30 KST

Jessica tampak belum memejamkan matanya,tak tau kenapa dirinya tidak bisa tidur,ditolehkannya pandangannya kearah sampingnya dan mendapati suaminya tengah terlelap menghadap dirinya,tangannya pun terangkat untuk menyentuh wajah tampan suaminya itu,mungkin dengan itu dirinya bisa tidur,tsk alasan yg konyol.

Jari-jari lentiknya menelusuri setiap inci wajah donghae,dari mata,hidung,san titik terakhir di bibir tipis suaminya. Jessica tersentak karena dengan tiba-tiba donghae membuka matanya. Sontak jessica langsung menjauhkan tangannya dari wajah donghae.

“mianhae jika aku membuat oppa bangun”ucap jessica pelan.

“gwaechanna,kau tidak tidur?hm?”tanya donghae tangannya yg tadi berada dipinggang jessica kini terangkat untuk menyentuh rambut jessica dan mengusapnya lembut.

“anni,aku tidak bisa tidur oppa”ucap jessica pelan.

“kau memikirkan sesuatu sehingga kau tidak bisa tidur?”tanya donghae.

Jessica menggeleng pelan.

“mungkin ini yg bisa membuatmu kembali tidur”ucap donghae dengan senyumannya.

“apa?”tanya jessica.

“kemarilah dekatkan wajahmu”ucap donghae.

Ntah dirinya bodoh atau tidak jessica hanya menurut saja dengan apa yg dikatakan donghae kepadanya. Didekatkannya wajahnya ke wajah donghae lalu…

Chu~

Sebuah kecupan singkat sukses mendarat di bibir mungil milik jessica,sontak membuat pipi jessica memerah,donghae lalu melepaskan ciuman itu perlahan dan langsung membenamkan wajah jessica di dada bidangnya.

“aku yakin sekarang kau bisa tidur. Jaljayo chagi-ya”ucap donghae lalu mengecup kening jessica pelan.

“jaljayo”ucap jessica.

Kedua insan itu lalu memejamkan kedua mata mereka,bersiap menuju alam mimpi. Dengan keadaan saling berpelukan dengan dibalut selimut putih tebal yg menutupi tubuh mereka.

love, affection wholeheartedly always we distribute.

families who will complete 4 months away

add more happiness.

Our family i love them

This is our family

 

END

Ancurr!!Abal-abal!!Gaje!!Ngebosenin!!Banyak Typo!!

Lengkap FF authoe,gimana pendapat readers dengan ff abal-abal author yg ini?

Pasti jelek huahahaha. Sumpah ni FF sama judulnya gg masuk sama sekali,gg nyambung wkwkwk *stress

Hah sudahlah yg penting ni FF udah author publish :p

Hehehe,gomawo for read.

DON’T BE SILENT RIDERS PLEASE.

Leave a comment after you read this FF

Kamsahamnida ^^


[sequel] I’ll Be Waiting For You

$
0
0

req-waiting

cover by ZhyaART @ YooRa ART

 

Judul : I’ll Be Waiting for You (sequel)

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Seohyun, Kyuhyun, etc

Genre : sad

Type : oneshoot or drabble

Rate : general

Disclaimer : ide cerita murni milik author. Cast hanya meminjam nama.

 

Annyeong …kekeke, ini author bawain sequel dari I’ll be waiting for you J … yang kemarin emang sengaja author buat gantung endingnya …hahahaha… oke deh selamat membaca.. jangan lupa untuk meninggalkan jejak ne J semoga readers sekalian pada suka.. aminn

 

*****

Gadis cantik berambut panjang itu menghentikan langkahnya. Ia baru saja tiba di Incheon Airport setelah pesawat yang ia tumpangi mendarat di bandara internasional di Korea Selatan itu. Gadis itu merentangkan tangannya, menengadahkan kepalanya, memejamkan kedua mata sambil menghirup udara yang telah 5 tahun ini tidak ia rasakan. Ya, gadis itu, Seo Joohyun telah kembali ke Seoul setelah 5 tahun menuntut ilmu di Negeri Paman Sam. Cita-cita bersekolah di Cambridge University dapat ia wujudkan, dan kini ia resmi menyandang gelar sarjana kedokteran. Sebuah rumah sakit swasta milik teman ayahnya siap menerima gadis yang biasa di panggil Joohyun itu untuk bekerja disana. Oleh karenanya gadis itu pulang.

“Joohyun-ah..” teriak seseorang. Joohyun, menghentikan aktivitasnya tadi, menatap orang yang memanggilnya yang berada tak jauh darinya. Keduanya sama-sama tersenyum.

“Yoona..” gumam gadis itu. Gadis yang memanggilnya tadi -Yoona- menghampiri Joohyun. Lantas memeluk sahabat yang amat sangat ia rindukan.

“Bogoshippo Yoon…” ucap Joohyun setelah melepas pelukan mereka berdua.

“Nado. Sudah kajja kita pulang dulu. Acara melepas rindunya nanti saja di rumah.” Joohyun mengangguk. Yoona mengambil alih satu koper Joohyun, kemudian mereka menuju pintu keluar bandara tersebut.

 

“Kau banyak berubah Joohyun..” Yoona kembali membuka percakapan saat mereka tengah berada di dalam mobil. Yoona yang mengendarai mobil itu.

“Kau juga.”

“Tapi tidak se drastis dirimu.”

“Jinjja? Apakah aku benar-benar berbeda dari Joohyun yang dulu?”

“Aniyo.. maksudku penampilanmu. Kacamata tebalmu, rambutmu yang selalu kau kepang serta kawat gigi itu sudah tidak ada lagi padamu.” Joohyun terkekeh pelan.

“Tapi sifatku tidak ada yang berubah kan?”

“Tidak. Kau masih sama seperti dulu. Sahabat terbaikku. Sahabat yang hangat, pengertian, dan ceria.”

“Kau bisa saja Im Yoona.” Joohyun mencubit pipi sahabatnya. Yoona hanya mempoutkan bibirnya sebal.

“Joohyun-ah, apa boleh aku bertanya sesuatu padamu?” Joohyun kembali menoleh pada Yoona. Alisnya berkerut.

“Tentang apa?”

“Kau…. emmm apa masih memiliki perasaan pada Kyuhyun?” Joohyun terhenyak. Tidak di sangka Yoona akan menanyakan hal itu sekarang. Yoona memang satu-satunya orang yang mengetahui rahasia Joohyun, rahasia terbesar Joohyun, mengagumi Kyuhyun. Ah ralat, mungkin telah mencintai namja itu. Dulu Yoona juga bersekolah di SMA yang sama dengan Joohyun dan Kyuhyun. Namun saat kenaikan kelas 2, Yoona pindah ke Daegu, karena appanya pindah tugas kesana. Namun selama Joohyun di Amerika mereka masih sering memberi kabar satu sama lain. Yoona telah kembali ke Seoul sejak 3 tahun yang lalu. Saat mendengar Joohyun akan pulang ia sangat senang dan dengan senang hati mau menjemput sahabatnya. Joohyun menunduk. Ia sendiri masih bingung dengan perasaannya. Ia telah berjanji akan menunggu seseorang. Seseorang yang memberinya surat di malam perpisahan sekolah. Seseorang berinisial CK. Namun tak bisa ia pungkiri bahwa perasaannya untuk Kyuhyun masih ada.

“Mollaseo Yoon..” jawab Joohyun lirih. Yoona mengelus lengan sahabatnya itu. Ia sangat tau bahwa kini Joohyun sedang dilanda sebuah perasaan -galau- . namun tanpa Joohyun tau, Yooa tersenyum samar.

‘Kau tunggu saja Joohyun-ah. Dia pasti datang.’ Gumam Yoona dalam hati.

 

*****

Seorang namja yang berusia sekitar 23 tahun tengah tersenyum samar. Ia duduk di kursi, kursi kebanggannya. Kursi seorang direktur perusahaan besar.

Ceklek. Pintu ruangannya tiba-tiba terbuka, membuat namja itu terkesiap.

“Yak noona, bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?”

“Memangnya salah? Kan kau yang memintamu datang ke kantor sampai-sampai aku harus mengurungkan niatku jalan-jalan dengan nenek.”

“Dasar, vampir cina jelek.”

“Apa katamu?” pletak. Sebuah jitakan telah mendarat di kepala namja tersebut. Sang namja mengelus kepalanya yang menjadi korban jitakan sambil bersungut-sungut sebal.

“Sudahlah, katakan apa yang mau kau bicarakan?” mendengar hal itu, namja tersebut lantas tersenyum. Menampilkan evil smirknya.

“Yi Siao noona, noonaku yang paling cantik, baik, sudah tau kan yeoja yang aku taksir telah kembali?”

“Hmm… aku tau. Lantas?”

Sebenarnya yeoja itu, Luo Yi Siao sudah bisa menebak arah pembicaraan adik sepupunya ini. Ia hanya berpura-pura. Yi Siao adalah anak dari ahjummanya. Neneknya memiliki 2 anak, ahjummanya serta ayahnya. Kemudian ahjummanya menikah dengan orang China dan punya anak Yi Siao.

“Aishh noona kau pabo sekali.” Sebuah jitakan hendak mendarat di kepala namja itu namun ia segera menahannya.

“Ampun noona. Jangan terus menjitak kepalaku, nanti kepintaranku hilang.”

“Kau sih.”

“Ne, maaf. Emmm, jadi begini aku mempunyai rencana. Aku ingin memintamu untuk membantuku. Ya, hampir mirip dengan yang dulu. Anggap saja ini kelanjutan yang dulu itu.”

“Kau menyuruhku mengerjai gadis itu lagi?”

“Bukan mengerjai noona. Hanya kejutan saja. Ya noona? Ya, ya, ya?? Jebal…” Yi Siao memutar kedua bola matanya jengah. Memang julukan evil pada adik sepupunya ini tak akan pernah bisa hilang.

“Baiklah.”

“Gomawo noona..” namja itu, memeluk noonanya karena begitu senang.

*****

Yoona sesekali melirik jam tangannya. Sudah hampir satu jam ia menunggu seseorang di cafe ini. Ia kembali menyesap cappucino pesanannya.

“Maaf membuatmu menunggu lama Yoona-ssi.” Seseorang yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Yoona menghembuskan nafas lega. Setidaknya meskipun terlambat, namja itu tetap datang dan tak membuat usahanya menunggu sia-sia.

“Gwaenchana… emmm… lantas sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan?”

“Haha, to the point sekali kau ini. Tanpa ku beritahu kau pasti sudah bisa menebaknya kan?” yoona mengerutkan keningnya.

“Yang aku bisa tebak kau akan menemuinya dan mengatakan semuanya.”

Namja itu semakin tertawa keras.

“Aku ingin memberinya kejutan sedikit.”

“5 tahun dia menunggumu seperti orang bodoh. Mengharapkan seseorang yang ia pun tak tahu, mencoba menghapus perasaannya pada orang yang ia kira orang lain. Padahal 2 orang itu adalah orang yang sama.”

“Kau tau sendiri Yoona-ssi, saat itu aku belum siap. Tak mungkin aku membuatnya susah berangkat ke Amerika karena memberatkanku. Aku juga harus ke China kan.”

“Cish, pede sekali kau Cho Kyuhyun bahwa ia akan berat meninggalkanmu untuk berangkat ke Amerika. Dia itu Seo Joohyun, orang yang selalu menomorsatukan pendidikan serta apa yang menjadi impiannya.”

“Oleh karena itu Yoona-ssi. Ah sudahlah daripada berdebat denganmu yang tidak akan selesai-selesai mending aku beritahukan saja rencanaku padamu. Kuharap kau bisa ku ajak bekerja sama serta tak akan menghancurkan rencanaku ini.” Yoona menatap sebal namja yang di hadapannya ini.

*****

Joohyun merapatkan hoodie yang ia pakai. Tangannya sesekali saling mengusap untuk mengurangi rasa dingin yang menyerangnya. Saat ini ia berada di taman yang tak jauh dari rumahnya. Duduk di sebuah ayunan, dengan membawa sebuah buku yang berhiaskan bunga-bunga kering. Buku yang berisi foto-foto seseorang yang ia sayangi. Ia mulai membuka cover buku itu. Sebuah surat dengan amplop merah muda terselip di sana. Kini kedua tangannya memegang dua benda yang sama-sama berarti untuknya. Ia bingung harus bagaimana. Selama ini memang ia mencoba melupakan orang yang fotonya ada dalam buku, untuk menerima orang yang memberinya surat. Namun jauh dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih belum siap 100 % untuk melupakan namja yang berhasil mencuri hatinya itu. Ia juga semakin pesimis karena sudah 5 tahun sejak namja yang memberinya surat itu belum menemuinya ataupun memberinya surat lagi. Seperti sebuah harapan kosong. Ia menggeleng pelan. Namja yang fotonya ada dalam buku itu telah bertunangan dengan orang lain. Ia tak boleh mengharapkan namja itu lagi. Ia harus benar-benar membuka hati untuk namja yang mengiriminya surat.

“Permisi noona..” seorang namja kecil tiba-tiba menghampirinya.

“Ne, ada apa?” Joohyun menampilkan senyuman manisnya pada namja yang berusia sekitar 7 tahunan itu.

“Ige..” namja kecil itu menyerahkan sebuah surat dengan amplop merah muda. Joohyun mengernyit.

“Untukku?” tanya Joohyun pada namja kecil itu. Sang namja kecil mengangguk.

“Dari siapa?” tanya Joohyun lagi.

“Orang yang sangat mencintaimu.” Setelah itu, namja kecil tersebut berlari menuju sekelompok anak-anak kecil yang tengah bermain di taman itu juga. Joohyun membuka amplop itu lantas membaca isi suratnya.

 

From : Your Secret Admirer

Anneyong Joohyun-ah..

Hmmm….. 5 tahun sudah berlalu. Maaf selama ini aku tak pernah memberi kabar apapun padamu lagi setelah surat di malam perpisahan itu. Mianhae, jeongmal mianhae jika aku membuatmu bingung.

Aku ingin kau tahu, perasaanku padamu bukanlah perasaan sesaat dan hanya main-main. Aku bersungguh-sungguh akan perasaanku. Aku mencintaimu Seo Joohyun. Yeoja berkacamata minus tebal, rambut kepang dua dan selalu memakai rok di bawah lutut, aku benar-benar mencintaimu.

Ku dengar kau telah kembali dari Amerika ya? Whooaa selamat ya, kini kau telah menyandang gelar dokter.

Mengenai permintaanku padamu, pasti kau penuhi kan?? Hehe, tak lama lagi aku akan datang padamu Joohyun-ah. Kali ini aku sudah siap. Benar-benar siap.

Sekali lagi aku memintamu menunggu. Tunggu beberapa waktu lagi. Aku janji tidak akan sampai bertahun-tahun seperti kemarin.

Aku mencintaimu Seo Joohyun, saranghae

 

CK

Air mata Joohyun telah mengalir di pipinya. Inisial nama pada surat itu ia usap dengan ibu jarinya.

 

*****

 

Pagi-pagi sekali Yoona telah berkunjung ke rumah Joohyun. Ada sesuatu yang akan ia berikan pada gadis itu sekaligus ingin mengajaknya berbelanja.

“Joohyun-ah..” Yoona memanggil Joohyun yang menurut eommanya sedang di kamar dan belum bangun. Ceklek, karena masih belum ada yang menjawab Yoona langsung membuka kamar Joohyun.

“Aisshh jinjja.” Yoona menggelengkan kepalanya melihat Joohyun masih meringkuk di bawah selimut. Yoona menggoyang-goyangkan tubuh Joohyun agar yeoja itu bangun.

“Joohyun-ah.. bangunlah…”

“Emmhhhh” Joohyun menggeliat. Perlahan gadis cantik itu membuka kedua mata bulatnya.

“Yoona..” Joohyun sedikit kaget karena Yoona sudah berada di kamarnya sepagi ini.

“Aku datang ke sini karena mau menyerahkan undangan untukmu. Ige.” Yoona menyerahkan sebuah undangan pada Joohyun. Joohyun lantas membukanya dan membaca isi undangan itu.

“Reuni?” Joohyun menatap Yoona penuh tanya. Yoona mengangguk.

“Kajja kita cari baju ke butik. Sudah mandilah. Tidak ada waktu lagi.”

“Aishhh kenapa kau baru memberikannya sekarang? Acaranya nanti sore lagi.” Joohyun menggerutu sambil beranjak menuju kamar mandinya.

Yoona hanya tersenyum samar. ‘Dasar Cho Kyuhyun, kau benar-benar menyebalkan. Kalau bukan karena aku ingin melihat sahabatku ini bahagia aku tak akan mau menuruti permainan konyolmu.’ Gumam Yoona dalam hatinya.

30 menit, Joohyun telah siap. Ia dan Yoona akan berbelanja ke butik untuk mencari pakaian yang pas untuk acara reuni nanti.

“Kenapa undanganku kamu yang memberikan?” kini mereka dalam perjalanan menuju mall. Yoona sudah mempersiapkan jawaban, karena ia tau sahabatnya itu pasti akan bertanya tentang undangan.

“Kau tau Choi Siwon kan? Salah satu teman kita di SMA dulu? Nah, dia salah satu panitia acara reuni ini. Karena aku sedang dekat dengannya belakangan ini jadi dia memberikannya padaku. Dia juga tau kalau kita bersahabat.”

“Jadi kau sedang dekat dengannya?” pipi Yoona seketika merona. Gadis bertubuh kurus itu mengangguk malu.

“Ciee ciee..” Joohyun mencolek dagu Yoona.

“Joohyun jangan menggodaku seperti itu.”

 

Joohyun POV

Aku dan sahabatku Yoona telah sampai di butik. Butik ini adalah milik saudara Yoona. Aku memilih – milih gaun yang terpajang di sana. Gaun-gaun di butik ini bagus-bagus dan sudah terkenal sampai luar negeri.

“Joohyun-ah, bagaimana yang ini?” Yoona mencoba salah satu gaun. Aku menggeleng. Kurang cocok untukmu Yoon. Yoona kembali memilih-milih gaun. Mataku tak sengaja menangkap sebuah gaun yang terpasang pada sebuah manekin. Gaun berwarna putih tulang, dengan hiasan pita keemasan. Ku dekati manekin itu. Saat tanganku menyentuh gaun indah itu, sebuah tangan juga menyentuh gaun tersebut. Aku melihat pemilik tangan yang ada di sebelahku ini. Seorang yeoja cantik kini tengah menatapku juga.

“Yi –ah, apakah sudah?” seorang namja datang menghampiri yeoja tadi. Aku tertegun menatap namja itu. dia, namja itu Cho Kyuhyun. Tak kusangka aku akan kembali bertemu dengannya saat ini, di tempat ini. Kami saling tatap. Hingga suara yeoja tadi membuyarkan semuanya.

“Eh Kyu, eengggg di tempat ini tak ada yang menarik untukku. Kajja kita ke tempat lain.” Kyuhyun mengangguk. Mereka berbalik akan meninggalkan tempat ini.

“Tunggu!!” mereka berhenti dan berbalik menatapku. Aku tau yeoja itu juga menginginkan gaun ini. Aku tidak enak hati jika harus berebut dengannya. Biarlah yeoja itu yang memiliki gaun indah ini. Aku bisa mencari yang lain.

“Ambil saja gaun ini. Aku tidak jadi mengambilnya. Aku tadi hanya ingin melihatnya.” Ucapku, aku mencoba tersenyum pada yeoja itu.

“Tidak, kau saja yang mengambilnya agassi. Aku juga tadi hanya ingin melihat gaun ini kok. Ku rasa gaun ini cocok untukmu.”

“Tapi-“

“Kajja Kyu, kita ke tempat lain.”

“Permisi agassi.” Mereka kemudian pergi meninggalkan butik ini. Aku masih tercengang. Kyuhyun, namja itu apa tidak mengenaliku? Ah pabo kau Joohyun. Mana mungkin namja itu bisa mengenalimu. Kalaupun Kyuhyun mengingatku mungkin ingat pernah menabrakku dulu. Tak mungkin ia tau namaku karena dulu ia tak pernah melihatku.

 

*****

 

“Kau kenapa Joohyun-ah?” Yoona yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres dengan sahabatnya itu segera angkat bicara. Saat ini mereka sudah sampai di tempat acara reuni diadakan.

“Tidak apa-apa. Aku hanya lelah.”

“Setelah acara inti, kita langsung pulang saja. Aku tidak ingin membuatmu semakin sakit.” Joohyun hanya mengangguk.

Seorang MC tengah memulai acara reuni. Joohyun mengedarkan pandangannya. Ia berharap namja yang menjadi dambannya saat SMA dulu juga datang. Meskipun hanya melihat dari jauh ia berharap tetap bisa bertemu dengan namja itu untuk yang terakhir kali. Karena ia sadar jika Kyuhyun telah bertunangan.

“Joohyun, orang yang kamu cari ada di sana.” Yoona menyenggol lengan Joohyun, dan dagunya mengarah ke panggung. Joohyun mengikuti arah yang di tunjuk Yoona. Benar saja, di sana Kyuhyun tengah berdiri. Di sampingnya juga ada seorang yeoja. Yeoja cantik yang Joohyun lihat di butik tadi. Pasti itu adalah tunangan Kyuhyun. Hal itu yang ada di benak Joohyun saat ini.

“Annyeong teman-teman semua..” Kyuhyun membuka sambutannya dengan menyapa teman-teman alumni SMA, karena ia putra pemilik sekolah jadi saat ini mewakili ayahnya untuk memberi sambutan.

“ Tidak terasa 5 tahun sudah kita berpisah. Dan pasti dalam 5 tahun itu banyak sekali perubahan pada kalian semua. Bahkan mungkin sudah ada yang mempunyai suami serta anak. Aku senang kalian masih mau menyempatkan hadir dalam acara reuni ini meskipun aku tau kesibukan kalian sangatlah padat. Ekhhm.. dalam acara ini sekaligus aku juga ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya pada kalian semua. Ada satu hal yang ingin ku ungkapkan saat ini. Mengenai aku bertunangan dengan yeoja asal China itu hanya sandiwara.” Para undangan mulai berkasak-kusuk mengenai pengakuan Kyuhyun barusan.

“Aku meminta ayahku untuk membantuku dalam sandiwara itu. Sebenarnya aku tidak pernah bertunangan dengan siapapun setelah lulus hingga saat ini. Dan yeoja yang ada di sebelahku ini adalah kakak sepupuku yang dari China. Aku memang melanjutkan sekolah kesana, namun bukan untuk bertunangan. Sekali lagi aku meminta maaf pada kalian semua.”

Yoona menatap Joohyun. Ternyata yeoja itu sedari tadi hanya menunduk. Entahlah, pengakuan Kyuhyun barusan membuatnya ingin menangis.

“Joohyun….tenanglah..” Yoona mengusap punggung sahabatnya itu. bahu Joohyun bergetar, gadis itu kini telah menangis. Namun masih mencoba menahan isakan agar tak terdengar teman-temannya yang lain. Detik berikutnya gadis itu, Joohyun berlari keluar dari gedung itu. mencari tempat sepi agar ia leluasa meluapkan perasaannya saat ini. Yoona ingin mengejar, namun tangannya tertahan oleh tangan Kyuhyun yang kini berdiri di sampingnya.

“Biar aku saja.” Yoona mengangguk. Ia tersenyum. Sudah saatnya Joohyun tau semuanya.

 

*****

Mendengar suara langkah seseorang yang mendekat, Joohyun mengusap air matanya. Mungkin Yoona akan mengajaknya pulang. Ia berdiri lantas berbalik.

Matanya terbelalak kaget saat melihat siapa yang menghampirinya. Bukannya Yoona, melainkan namja itu. Cho Kyuhyun.

“K..Kyuhyun-ssi..kenapa-“

“Maafkan aku.” Kyuhyun menyela ucapan Joohyun.

“Maaf untuk apa?” Joohyun berusaha bersikap setenang mungkin.

“Maaf telah membohongimu.”

“Bukannya tadi saat di panggung kau telah meminta maaf pada teman-teman, itu sudah ku anggap kepadaku juga.”

“Bukan itu maksudku.” Joohyun mengerutkan keningnya bingung.

“Yang memberimu surat saat perpisahan dulu adalah aku. Apa kau tidak curiga dengan inisial yang tertera di surat itu? CK adalah Cho Kyuhyun.” Kedua mata bulat Joohyun semakin melebar.

“Kyuhyun-ssi, bagaimana bisa?”

“Sebelum Yoona pindah ia telah memberitahuku bahwa kau telah lama menaruh hati padaku. Sejak saat itu aku mulai mengamatimu diam-diam. Mencari tahu tentangmu. Dan seperti yang ku tulis dalam suratku bahwa kau adalah gadis yang berbeda. Kau apa adanya dirimu Seo Joohyun. Dan tanpa kusadari aku lama-lama aku juga mengagumimu hingga mencintaimu.” Joohyun merasa seperti beku, tak dapat bergerak, berkata apa pun. Kyuhyun mengunci tatapannya.

“Aku berbohong mengenai tunangan itu karena aku memang belum siap mengungkapkannya padamu. Sekaligus aku ingin menguji seberapa besar cintamu padaku. Maaf aku telah membuatmu bingung dengan perasaanmu.”

Isakan Joohyun kembali menyeruak. Gadis itu menunduk, bahunya bergetar hebat. Isakannya semakin menjadi. Tak ia sangka semuanya akan terjadi seperti ini. Seperti yang ia mimpikan saat SMA dahulu. Ingin rasanya gadis itu memeluk namja yang berada di hadapannya ini. Namun ia berusaha menahannya. Hanya menangis yang ia bisa lakukan saat ini.

Greepp…kini gadis itu telah berada dalam pelukan hangat seseorang yang amat sangat ia sayang sejak SMA. Keraguan itu kini hilang karena 2 orang yang ia kira berbeda ternyata adalah orang yang sama.

“Maafkan aku Joohyun-ah.. maaf… aku benar-benar mencintaimu. Saranghae Seo Joohyun. Jeongmal saranghaeyo…” tangan Joohyun kini mulai membalas pelukan namja itu.

“Aku….aku…hikkss…” Joohyun tak mampu berkata-kata.

Chuu~  Namja itu, Kyuhyun menciumnya. Lembut dan hangat, itu yang gadis itu rasakan. Kedua mata Joohyun terbuka setelah Kyuhyun melepas ciumannya. Kini matanya menatap mata hazel Kyuhyun. Kyuhyun tersenyum hangat padanya.

“Apa kau masih mencintaiku?” Joohyun mengangguk. Senyum Kyuhyun kian melebar. Kyuhyun kembali membawa gadis itu dalam pelukannya.

“Gomawo kau mampu menjaga cintamu untukku. Aku janji, mulai sekarang aku tak kan membiarkanmu menangis lagi.”

 

 

END


My Destiny

$
0
0

Judul : My Destiny

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Tiffany Hwang, Choi Siwon, Choi Sooyoung

Length : oneshoot

Rating : general

Genre : romance

 

Disclaimer : Author Cuma minjem nama para tokoh, selebihnya karya author, milik author sendiri. Jika ada kesamaan judul maupun jalan cerita itu hanya kebetulan semata karena ini MURNI IDE SAYA.

 

Annyeong… Choi Yoo Rin imnida 20 y.o .. saya author baru disini.. salam kenal ne… ini ff ketiga saya di wp ini.. semoga readers sekalian suka dengan ff karya saya.. oh ya ff ini pernah saya posting di wp Twinklesupergeneration .. jadi jika ada yang pernah nemu ff ini disana itu karya saya CHOI YOO RIN :)

 

Okke deh happy reading, don’t forget to commen,,

mian typo bertebaran :D

 

Tiffany POV

Namaku Tiffany. Lengkapnya Tiffany Hwang. Sebenarnya sih nama asliku Hwang Mi Young. Tapi eommaku biasa memangilku Tiffany. Aku tak tau kenapa. Usiaku saat ini 22 tahun #author ngarang :D dan aku sedang kuliah di Seoul University mengambil jurusan akuntansi manajemen. Mungkin kalian pikir aku ini hidup di keluarga yang berkecukupan, tapi itu salah besar. Appaku telah meninggal saat aku SMP, dan sekarang aku hanya tinggal berdua dengan eommaku. Untuk hidup kami, eomma membuka usaha kecil-kecilan di rumah dengan berjualan kue. Untungnya appaku juga mewariskan kami sebuah rumah lagi yang tidak terlalu besar di belakang rumah yang kami tempati saat ini. Ya, dulu tanpa sepengetahuan eommaku, appa membeli rumah tersebut. Dan sekarang rumah itu dijadikan tempat kost oleh eommaku, karena daerah tempat tinggalku dekat dengan pabrik-pabrik, perkantoran dan juga sebuah kampus besar yang merupakan kampusku juga. Jadi aku tidak terlalu banyak mengeluarkan ongkos untuk ke kampus. Kuliah pun aku mendapat beasiswa. Ah ani, aku yang berusaha untuk mendapatkan beasiswa itu..

“Tiffany, tolong antarkan kue ini ke Lee ahjumma.” Teriak eomma dari dapur.

“Ne eomma.” Aku segera memakai cardiganku lantas menemui eomma.

“Ini kuenya. Nanti sebelum pulang mampir dulu ke minimarket ya, bahan untuk membuat kue hampir habis.”

“Oh ne eomma.”

Aku pun pergi mengantar kue pesanan Lee ahjumma. Beliau ini bekerja di perusahaan yang tak jauh dari rumah. Perusahaan yang cukup berpengaruh di Seoul, Choi Corp. Walaupun bekerja di perusahaan yang besar tapi Lee ahjumma tidak sombong. Ia sangat baik padaku dan eommaku. Ia sering mempromosikan kue buatan eomma kepada teman-temannya di kantor. Tak ayal, pelanggan eomma kebanyakan dari teman-teman Lee ahjumma di kantornya. Kue buatan eommaku juga enak kok.

Aku sudah biasa keluar masuk kantor ini, jadi security sudah hafal.

“Annyeong Kang ahjussi.” Sapaku pada Kang ahjussi, salah satu security di kantor ini. Tak mungkin kan security di kantor sebesar ini hanya satu..

“Ah ne annyeong Tiffany.. mengantar kue lagi ya?”

“Hehe, ne ahjussi. Saya permisi masuk dulu ya ahjussi.”

“Ne,ne silahkan.”

Ku langkahkan kakiku mantap memasuki gedung kantor ini. Ruang kerja Lee ahjumma berada di lantai dua. Perlu kalian tau aku tak pernah naik lift saat mengantar pesanan kue para karyawan. Aku cukup tau diri kok, jadi aku lebih memilih menaiki tangga. Pemilik perusahaan ini pastilah sangat kaya #yaiyalah . aku dengar perusahaannya tidak hanya satu. Bahkan punya cabang di luar negeri.

Tok tok tok…

“Ahjumma, ini aku Tiffany.” Sebelum masuk aku ijin terlebih dahulu. Hey, walaupun aku ini berasal dari keluarga pas-pasan aku juga tau mengenai sopan santun kok.

“Oh, masuklah.” Terdengar jawaban dari dalam. Ceklek, aku membuka pintunya.

“Ahjumma, ini kue pesanan anda.” Kataku seraya meletakkan kue itu di meja.

“Ah ne. Oya kue yang kamu bawa tidak hanya satu kan?”

“Nde? Aku tidak tau ahjumma. Aku tak melihatnya. Silahkan ahjumma cek dulu.”

“Iya…sudah sesuai pesanan ahjumma kok.” Ucap Lee ahjumma setelah memeriksa kotak kuenya.

“Ahjumma bisa minta tolong lagi?” tanya Lee ahjumma padaku.

“Ah ne. Bisa kok ahjumma. Minta tolong apa??”

“Tolong antarkan sebagian kue ini pada Nona muda.” Jawab Lee ahjumma sambil kembali menutup kotak kue setelah mengambil beberapa potong kuenya.

“Nona muda?” tanyaku heran

“Ne, nona muda Choi. Ruangannya ada di lantai 10.”

‘Nona muda Choi. Lantai 10. Hemm….mungkin itu…..’

“Kau naik lift saja. Jangan naik tangga. Bisa-bisa kau tak bisa mengantar kue lagi jika tetap naik tangga.” Saran Lee ahjumma.

Aku garuk-garuk tengkukku yang tak gatal. Ia juga sih, bisa keder ini kaki. Secara lantai 10.

Tiffany POV END

 

 

 

Tiffany mengetuk pintu sebuah ruangan yang ia yakini lebih besar dari ruang kerja Lee ahjumma. Setelah mendapat ijin masuk,ia pun segera masuk. Bau lavender ruangan itu segera memenuhi rongga hidungnya.

“Permisi, saya mengantarkan kue pesanan anda.” Ucap Tiffany saat melihat seorang yeoja cantik duduk di kursi CEO. Dalam hati Tiffany berkata pasti ini anak dari pemilik perusahaan ini. Tiffany membaca papan nama yang ada di meja kerja yeoja itu. ‘Choi Sooyoung’.

“Oh…dari Hwang bakery kan?” tanya yeoja itu memastikan.

“Ne. Ini dari Hwang bakery.”

“Yasudah letakkan di meja itu saja.” Kata yeoja itu sambil menunjuk sebuah meja yang di depannya juga ada tv yang Tiffany rasa itu untuk tempat bersantai yeoja itu.

“Saya permisi dulu.” Ucap Tiffany setelah meletakkan kotak yang berisi kue itu di meja. Tak lupa ia membungkuk hormat pada yeoja di depannya.

“Ne, gomawo.” Jawab yeoja itu.

 

Tiffany keluar dari lobby gedung perusahaan itu sambil tersenyum. Lebih tepatnya mungkin lega. Ia tadi sempat takut jika nona muda Choi itu orangnya galak, sombong, dan suka seenaknya. Tapi dugaannya salah. Tak semuanya orang kaya itu sombong.

“Lepaskan aku!! Ku bilang lepas!!!” kata seorang namja yang baru turun dari mobil sambil kedua tangannya di pegangi oleh dua orang. Tiffany yang melihatnya hanya keheranan. ‘Siapa namja ini?? Kenapa di pegangi seperti itu??’ gumamnya dalam hati.

Namja itu terus memberontak berusaha melepaskan pegangan tangan dari para orang-orang yang Tiffany yakini mereka adalah bodyguard. “Kalau kalian tidak melepaskan tanganku sekarang juga, akan kusuruh noonaku untuk memecat kalian.” Para bodyguard itu terlihat takut.

“Berani-beraninya kalian seperti itu padaku!! Kalian tidak tau siapa aku, hah??”

‘cih, sombong sekali namja itu.’ Pikir Tiffany dalam hati

“Choi Siwon!! Masuk!!” tiba-tiba seorang pria paruh baya keluar dari dalam gedung menyuruh namja itu masuk. Di belakang pria paruh baya itu juga ada beberapa orang dan…….yeoja tadi. Nona muda Choi.

“Appa sudah, jangan membentaknya seperti itu.” Ucap yeoja itu pada pria paruh baya yang menyuruh namja ini masuk. Kemudian yeoja itu menghampiri namja ini.

“Kajja Siwon-a, masuklah. Jangan ribut disini.”

‘Oh jadi nama namja sombong itu Siwon.’ Gumam Tiffany dalam hati.

 

 

“Duduklah.” Perintah yeoja yang bernama Sooyoung pada namdongsaengnya saat mereka di ruangan Sooyoung. Sedangkan adiknya hanya menggerutu tidak jelas dari tadi.

“Siwon-a, tolonglah jaga sikapmu di depan para karyawan kantor ini. Besok itu kau dilantik menjadi Direktur Utama. Menggantikan appa.” Nasehat Sooyoung.

“Haiisshhh noona…. noona kan tau aku paling tidak suka berurusan dengan hal berbau kantor seperti ini. Jebal noona, bujuklah appa untuk tidak menyuruhku bekerja di kantor.”

“Kalau kau tidak bekerja di kantor ini, mau kerja apa??”

Siwon diam sejenak. Benar juga perkataan sang noona. Selama ini ia juga belum pernah mempunyai pengalaman bekerja di bidang apapun.

“Siwon-a… kau harus belajar menyukai pekerjaan ini. Perusahaan ini kau yang akan meneruskan. Noona hanya bisa mengawasimu dari belakang.”

“Tapi kan noona juga anak appa. Noona juga punya hak terhadap perusahaan ini.”

“Iya, tapi nantinya noona mempunyai suami dan akan ikut suami noona. Kau namja, lebih berhak memegang perusahaan yang besar ini. Noona akan tetap membantumu dari belakang. Jadi… noona mohon mulai sekarang belajarlah menjadi direktur yang baik, yang berwibawa, bertanggung jawab, jujur, dan……..tidak seenaknya terhadap karyawan. Arraseo Siwon-a?”

Siwon diam.

“Siwon-a???”

“Ah, ne ne noona. Arra.”

 

**********

Siwon POV

Aku Siwon. Choi Siwon, anak kedua dari pengusaha sukses sekaligus pemilik perusahaan yang cukup berpengaruh di kota ini Choi Dong Woon. Aku memiliki seorang kakak perempuan bernama Choi Sooyoung. Usianya 2 tahun diatasku. Hemmm….mungkin kalian berpikir hidupku sangatlah enak, beruntung menjadi putra orang kaya. Tapi tidak bagiku. Berpendidikan tinggi predikat lulusan Cambridge University, tampan, kaya benar-benar membosankan. Hidup banyak yang mengatur. Gadis-gadis diluar sana banyak yang tergila-gila padaku, tapi tak ada yang tulus. Aku tau itu, mereka hanya mengincar kekayaanku. Ah ani, kekayaan orang tuaku. Aku benci mereka semua. Hingga sekarang pun aku masih belum mau berpacaran. Aku bukannya kurang suka berkecimpung di dunia kantor, hanya belum siap saja. Aku kadang heran pada noonaku. Dari dulu ia selalu menurut apa yang appa bilang. Benar-benar anak kesayangan. Tapi walaupun begitu appa tak pernah membedakan kami. Beliau selalu adil pada kedua anaknya. Itu yang aku kagumi dari appa.

“Sooyoungie, mulai hari ini ajari adikmu segala sesuatu yang berhubungan dengan kantor. Jelaskanlah apa-apa saja yang harus ia tangani.” Ujar appa di sela-sela makan siang kami saat ini setelah acara pelantikanku sebagai Direktur Utama Choi Corp.

“Ne appa.” Jawab noonaku.

“Dan kau Siwonie, jangan pernah menyusahkan noonamu. Bersikaplah baik. Jangan pernah membantah perkataannya.”

“Ne.”

Siwon POV END

 

Siwon menatap kertas-kertas yang berserakan di meja kerjanya. Ia mengusap wajahnya kasar. Jenuh. Itu yang dirasakannya di hari kedua ia bekerja di kantor. Ia melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Sudah jam makan siang ternyata. Siwon memutuskan keluar untuk mencari makan siang. Saat di depan lobby kantor Siwon memutuskan untuk jalan kaki. Meskipun Siwon orangnya agak sombong dan kadang menyebalkan tapi ia tak terlalu mau menonjolkan kekayaan yang dimilikinya. Siwon berjalan-jalan di sekitar kantor, mencoba mencari tempat makan yang dirasa enak.

Tanpa ia sadari, ia telah masuk-masuk ke area pemukiman penduduk. Ia berhenti di depan sebuah rumah yang di jadikan tempat kost. Ia terus menatap rumah itu. Tiba-tiba sebuah ide terbersit di otaknya. Lalu ia memutuskan untuk kembali ke kantor dan menemui noonanya.

“Jebal noona…kali ini saja bantulah aku.. bujuklah appa..”

“Noona tak janji Siwon. Lagipula keinginanmu ini aneh sekali. Kenapa tidak sebelum kau dilantik menjadi Direktur saja??”

Siwon hanya diam. Memasang tampang memelas pada kakak yang sangat ia sayangi itu.

“Hhhh….kau ini sudah resmi menjadi direktur Siwon-a… Direktur Choi Corp. Aneh jika kau ingin tinggal sementara waktu di tempat itu.”

“Tapi kan niatku baik noona. Jebal noona. Ya ya ya ya???”

“ Ya baiklah. Aku akan mencoba bicara pada appa. Kau berdo’a saja semoga appa mau mengijinkanmu.”

“Gomawo noona. Jeongmal gomawoyoo… kau memang noonaku yang paling baik, noona yang terbaik di dunia ini.” Siwon tersenyum lebar sambil memeluk noonanya.

“Ne,ne. Sekarang kembalilah ke ruanganmu. Ini sudah habis jadwal untuk istirahat, jangan sampai karyawan menilaimu tidak profesional terhadap waktu.”

“Sipp bos!!” Siwon lantas keluar dari ruangan kakaknya.

“Dasar…” gumam Sooyoung sambil tersenyum.

 

 

***************

Pagi ini Siwon diantar kakaknya ke tempat yang kemarin ia kunjungi. Ya, setelah berusaha keras meyakinkan appanya, akhirnya Siwon mendapat ijin untuk sementara waktu tinggal di tempat kost yang dekat dengan kantor. Dan kost itu adalah milik eomma Tiffany. Siwon juga menyuruh kakaknya membawa mobilnya. Siwon beralasan karena dekat kantor jadi tak perlu menggunakan mobil. Entah apa yang ada di pikiran namja berusia 24 tahun itu.

“Kau yakin tak apa aku membawa mobilmu??” tanya Sooyoung.

“Ne noona aku yakin 100%. Sudah sana pergilah. Sebentar lagi jam masuk kantor lho noona. Aku mau bersiap-siap dulu. Sana pulang, bersiap-siaplah juga.” Siwon mendorong Sooyoung agar masuk ke mobil.

‘Aneh’ pikir Sooyoung.

 

Tiffany POV

“Fanny-a, antar kue ini pada penghuni baru kost kita.” Suruh eomma padaku yang sedang bersiap-siap pergi ke kampus.

“Mwo? Penghuni baru? Nugu eomma??”

“Namanya Siwon. Dia bekerja di perusahaan yang sama dengan Lee ahjumma.”

‘Seperti pernah dengar nama itu’ pikirku dalam hati.

Tanpa pikir panjang aku langsung melaksanakan perintah dari eomma. Kata eomma kamarnya nomor tiga dari depan. Ini dia. Langsung saja ku ketuk pintunya. Ceklek. Keluarlah seorang namja. Hah?? Jadi dia??

“Nugu??” tanyanya

“Aku anak pemilik kost ini. Ini eomma menyuruhku mengantarkan kue untukmu.”

“Oh ne gomawo. Kebetulan sekali aku belum sarapan.”

“Ne cheonma. Aku permisi.”

“Sampaikan terimakasihku pada eommamu juga ya. Kuenya enak.”

“Ne.”

 

“Eomma, kenapa namja itu kost disini?” tanyaku setelah mengantar kue tadi.

“Memangnya kenapa??” tanya eomma balik.

‘Haisshhh eomma ini bukannya menjawab malah balik bertanya. Aku jadi malas melanjutkan pembicaraan ini.’

“Aniya, gwaenchana. Ya sudah eomma aku mau berangkat kuliah dulu. Oya tadi kata namja itu terimakasih. Dan kuenya enak.” Ku lirik eomma hanya tersenyum.

Aku lantas mengeluarkan sepedaku untuk kugunakan pergi kekampus. Ku letakkan tasku di keranjang depan.

Tiffany POV END

 

 

Siwon baru saja pulang bekerja. Pekerjaan hari ini sangatlah banyak. Tak heran jika ia merasa badannya pegal-pegal. Setelah sampai di tempat kostnya, ia coba menyalakan lampu.

“Haisshhh…kenapa lampu ini?? Kok tidak menyala.” Gerutunya. Ia lantas ke rumah pemilik kost untuk minta bantuan.

“Permisi, lampu dikamarku tidak bisa nyala. Bisa tolong membantuku?” tanyanya saat melihat Tiffany sedang di dapur.

‘Mwo? Namja tapi tidak bisa membetulkan lampu?? Memalukan.’ Batin Tiffany.

“Ne tunggu sebentar. Aku akan menggantinya dengan yang baru.” Setelah mengambil lampu baru, Tiffany segera menuju kamar Siwon untuk mengganti lampu yang lama. Siwon mengekor di belakangnya.

Saat masuk kamar Siwon, yeoja itu clingak clinguk mencari sesuatu yang bisa di panjat. Akhirnya ia memanjat menggunakan kursi.

“Eh agassi, kau yakin akan memanjatnya?” cegah Siwon sebelum Tiffany mulai memanjat.

“Ne, aku yakin. Sudah kau diam saja dan tolong pegangin kursi ini agar tak goyang.” Siwon menurut. Tiffany langsung mengangkat kakinya memanjat kursi itu. Setelah seimbang ia memutar bola lampu yang lama lalu menggantinya dengan lampu yang baru.

“Nah, sudah. Coba kau nyalakan!” perintahnya pada Siwon. Siwon pun melepas pegangannya pada kursi untuk menyalakan sakelar lampu. Ctek ctek. Lampu pun akhirnya menyala. Mereka berdua tersenyum lega. Tapi beberapa detik kemudian kursinya goyang, Tiffany yang tak bisa menjaga keseimbangan pun akhirnya terjatuh. Bruakkk… Tiffany yang menutup matanya karena takut seketika membuka matanya karena ia tak merasa menyentuh lantai. Ternyata ia terjatuh di atas tubuh Siwon. Ani, sebenarnya tadi Siwon sengaja menopang tubuh Tiffany agar tak membentur lantai.

Mata mereka berdua saling beradu. Cukup lama.

Deg. Jantung Tiffany berdetak tak normal.

‘Yeppo’ gumam Siwon dalam hati.

Tiffany mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia pun segera bangkit dari tubuh Siwon.

“Em..m..mianhae.” setelah mengucapkan kata itu Tiffany keluar dari kamar Siwon. Siwon sendiri juga bingung harus apa. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sedetik kemudian ia tersenyum.

************

Pagi ini Siwon bangun kesiangan. Ia pun buru buru pergi ke kantor. Ia tak mau sampai appanya marah besar karena mengetahui dirinya terlambat. Saat keluar rumah tempat ia kost, ia melihat Tiffany baru mengeluarkan sepeda.

“Emm agassi, boleh aku menumpang sampai depan perusahaan Choi Corp.? Akuu sudah telat, tidak mungkin jika aku tetap jalan kaki.” Siwon mencoba memelas.

Tiffany awalnya hanya diam, tapi kemudian ia mengangguk.

“Gomawo” balas Siwon.

“Kau bisa memboncengku?” tanya Tiffany.

“Nde?” Siwon menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sejujurnya ia tak pernah naik sepeda jadi bisa disimpulkan namja satu itu tak bisa menaiki sepeda apalagi membonceng. Sedetik kemudian ia meringis di depan Tiffany sambil geleng-geleng.

“Sudah kuduga. Yasudah biar aku yang membonceng. Kajja naiklah.”

Tiffany sedikit kurang nyaman dengan keadaan seperti ini, ia jadi tak fokus mengendalikan sepedanya. Apalagi bobot yang di boncengnya juga lumayan, secara ia yeoja membonceng namja. Siwon juga kurang nyaman. Ia bingung harus pegangan dengan apa.

“Berpeganglah padaku. Jangan banyak gerak. Aku susah mengatur keseimbangan.”ujar Tiffany.

“M..mwo??” Siwon kembali menggaruk tengkuknya yang saat ini juga tak gatal.

“Kau mau kita jatuh?”

Beberapa detik kemudian dengan ragu Siwon meletakkan tangannya di pinggang Tiffany. Tiffany sedikit kaget, tapi ia akhirnya bisa mengontrol dirinya karena ialah yang menyuruh Siwon berpegangan padanya.

 

“Sudah sampai. Cepat turunlah.” Kata Tiffany setelah mereka sampai di depan kantor Siwon.

“Gomawo…dan maaf merepotkanmu.”

“Gwaenchana. Aku pamit dulu ya. Besok-besok jangan bangun kesiangan lagi.” Ujar Tiffany sebelum ia meninggalkan Siwon.

“Gadis yang manis” gumam Siwon setelah Tiffany menghilang

 

 

Siwon POV

Tok..tokk.tokk “Masuklah” jawabku terhadap orang yang mengetuk ruangan kerjaku

“Oh kau sekretaris Jung. Ada apa?” tanyaku

“Ini tuan, saya mau menyerahkan berkas-berkas yang harus anda tanda tangani sekarang juga.” Sekretaris Jung meletakkan beberapa lembar map di mejaku.

“Ah ne, tunggu sebentar biar ku tanda tangani langsung.”

“Tuan setelah ini anda ada jadwal bertemu klien di luar untuk membahas rencana pembangunan resort di Jeju. Setelah makan siang ada rapat dengan para dewan direksi.”

“Hari ini hanya itu jadwalku?” tanyaku setelah selesai menandatangani berkas-berkas. Sekretaris Jung terkesiap kaget. Ya sudah genap 2 minggu aku menjadi Direktur perusahaan ini. Dan tiap hari semangatku bekerja makin bertambah saja. Hal itu membuat heran sekretarisku ini. Padahal di awal kerja aku selalu mengeluh karena terlalu banyak yang harus kukerjakan. Tapi sekarang??

“Ne tuan hanya itu untuk hari ini.” Jawab sekretaris Jung.

“Oke, baiklah. Kau boleh kembali.”

“Permisi tuan.” Sekretaris Jung membungkukkan badannya hormat sebelum keluar.

“Ne.” Jawabku.

Aku tersenyum samar mengingat kelakuanku. Ahahaha….entahlah, aku memang sedang ingin giat bekerja akhir-akhir ini. Ya mungkin karena ini pengalaman pertamaku menjadi seorang direktur perusahaan besar.

 

 

 

Hahh….aku meregangkan otot-ototku. Kulihat jam tanganku, tak terasa sudah jam 5 sore. Waktunya pulang.

“Siwon-a, sore ini noona ingin mampir sebentar ke tempat kostmu” kata noona saat bertemu denganku di depan pintu lift.

“Untuk apa noona?”

Bukannya menjawab, noona langsung masuk kedalam lift yang pintunya baru terbuka.

“Noona mau mencari namja baru ya? Mau selingkuh dari Hankyung hyung ya?? Disana itu kan tempat kost namja noona.”

“Mwoya?? Dasar kau ini.” Noona terus menjewer telingaku hingga lobby karena pernyataanku tadi. Haisshhh turun sudah imageku di depan para karyawan kantor ini.

“Noona hentikan.” Mohonku.

“Andwae. Sampai tempat kostmu baru aku lepas.”

“Mworago????? Andwaeeee………”

Siwon POV END

 

“Jadi benar kau mau magang di kantor kami?” tanya Sooyoung pada Tiffany. Saat ini ia di rumah Tiffany. Ya, tadi Sooyoung bilang pada adiknya mau mampir karena hal ini. Lee ahjumma bercerita pada Sooyoung kalau Tiffany sedang bingung tempat untuk magang. Dan Sooyoung merasa Tiffany cocok untuk magang di kantornya.

“N..ne nona muda.” Jawab Tiffany. Sejujurnya ia merasa tak enak karena Sooyoung langsung yang mendatanginya. Harusnya ia yang datang langsung ke kantor itu karena dirinyalah yang butuh semua ini.

“Jangan memanggilku seperti itu Tiffany. Panggil saja aku Sooyoung.”

“Nde?? Ah n..ne, Sooyoung-ssi.”

“Jadi jabatan apa yang cocok dengan jurusan yang kau ambil saat ini?” tanya Sooyoung.

“Mwo? Silahkan anda saja yang memutuskannya. Saya tidak punya hak untuk memutuskan itu.”

“Emmm…….. sekretaris adikku saja.”

“Mwo??” tanya Tiffany.

“Ne Tiffany-ssi, kebetulan sekretarisku sedang hamil dan akan melahirkan. Biar sekretaris Siwon menggantikan sekretarisku dan kau yang menjadi sekretarisnya.”

‘Kenapa tidak menjadi sekretaris nona Sooyoung saja ya?’ heran Tiffany dalam hati. Tapi ia tak mau protes. Syukur-syukur ada yang mau menerimanya magang.

“Baiklah, saya mau.”

“Oke, besok kau bisa mulai bekerja.”

“Ne Sooyoung-ssi. Kamsahamnida.”

“Ne cheonma. Aku cicipi kuenya ya, aku penggemar kue buatan ibumu.” Ucap Sooyoung sambil mengambil sepotong kue.

“Ah, ne ne silahkan.”

 

 

***********

 

 

Tiffany POV

Hah. Genap satu bulan sudah aku magang menjadi sekretaris Choi Siwon. Oke, memang dengan magang ini aku bisa mendapat pengalaman kerja yang yah sesuai lah dengan jurusan yang ku ambil di bangku kuliah saat ini. Namja itu dan kakaknya juga sangat welcome padaku, dengan senang hati membimbingku yang masih awam di dunia kantor. Tapi ada hal lain yang kadang membuatku geregetan mempunyai bos seperti Siwon. Bagaimana tidak, mentang-mentang aku anak magang, sekretarisnya yang bisa ia suruh seenak jidatnya. Pernah suatu hari………….

Flashback

“Tiffany-ssi, tolong belikan saya makan siang di restoran ini.” Perintahnya sambil menyerahkan selembar kertas yang berisikan sebuah alamat restoran.

“Ne sajangnim.” Tanpa pikir panjang aku langsung saja menuju tempat yang ia suruh. Satu jam kemudian, tolong author digaris bawahi ya SATU JAM KEMUDIAN aku baru kembali ke kantor membawa makanan pesanan bosku itu. Keluar dari taksi aku berlari-lari tergesa-gesa karena takut jika ia sudah kelaparan menungguku.

“Hosshh…hoosshh… sa..sajangnim ini-“ kata-kataku terputus saat melihatnya dengan santai melahap makanan di ruang kerjanya.

“Eh kau Tiffany-ssi sudah datang. Itu makananku ya? Untukmu saja. Aku sudah menyuruh OB tadi membeli makan ini di restoran depan kantor. Hemm ternyata makanan ini enak juga lhoo” ujarnya dengan tampang innocentnya. Betapa geramnya aku saat itu. Kalau tidak mau menunggu lama kenapa ia menyuruhku membeli makan di restoran yang jauh dari kantor. Aku tak meresponnya.

Flahsback END

 

Mungkin itu bentuk balas dendamnya padaku. Ya ya, memang saat di rumah aku jutek terhadapnya, tidak ada kata manis yang keluar dari mulutku untuknya ketika kami sudah di rumah. Huh. Untuk apa?? Toh bukan di kantor. Mengenai ia seorang direktur?? Apa peduliku. Mau dia anak presiden juga aku tak peduli. Sebenarnya aku bisa saja ramah terhadapnya, tapi diriku sudah terlanjur menjudge dia buruk karena diawal aku melihatnya sikapnya terlihat angkuh, seenaknya dan sulit diatur. Sangat beda dengan kakaknya yang baik, ramah, tidak menyombongan diri meskipun putri orang kaya, cantik pula..

Menjadi sekretaris seorang direktur utama juga tak segampang perkiraanku. Aku hampir sama sibuknya dengan bosku itu. Kesana kemari menghadiri rapat, bertemu klien, keluar  kota meninjau proyek pembangunan yang ia handle.. dan lebih gilanya lagi setiap hari ia selalu memintaku untuk memboncengnya saat akan ke kantor. Aku jadi risih dengan tatapan-tatapan para karyawati muda disini yang tergila-gila pada namja aneh satu itu. Mereka pikir aku ini penjilat keluarga pemilik perusahaan ini. Isshhh…..apa aku kurang kerjaan melakukan hal memalukan itu. Aku tak pernah merespon mereka, ku biarkan saja sampai mereka capek sendiri. Toh yang mereka gosipkan itu tidak benar.

 

“Hey sedang apa?” aku tersentak kaget saat ada yang bertanya padaku. Kulihat, cih namja aneh ini lagi.

“Tidak lihat aku sedang mengaduk adonan kue?!!” jawabku sinis. Ku lanjutkan kegiatan membuat kueku tadi yang sempat tersendat karena melamun. Hihihi…

“Orang kamu melamun kok. Hati-hati nanti kuenya tidak enak kalau kelamaan diaduk.”

“Sok tau!! Ngapain kamu disini?” tanyaku.

“Aku bosan dikamar. Hari ini kan weekend, kau tidak ada niat mau jalan-jalan gitu??

“Tidak!! Aku sibuk.”

Ia menggerutu tak jelas. Kemudian berkeliling dapurku, ani dapur eommaku melihat-lihat kue-kue yang sudah matang.

“Ahjumma memangnya kemana?”

“Ada urusan keluar.”

“Ooo…..” dia kembali diam. “Emm…..boleh aku membantumu?”

“Mwoya? Andwae, andwae!! Kau bisa merusak semuanya. Sudah sana kembali kekamarmu saja.”

“Tidak mau :P

Kubiarkan saja dia mengamatiku yang sedang memasukkan adonan kue ke loyang.

“Apa-apaan kau ini?” gerutuku karena tiba-tiba ia mencolek pipiku dengan tepung. Dia tersenyum meringis. Awas kau ya Choi Siwon. Jadilah sekarang kami colek-colekan saling membalas. Lempar-lemparan tepung, dan apapun yang bisa dijadikan senjata untuk saling membalas.

“Eh jakkaman. Kau mau melempar telur itu? Jangan, jangan!! Bisa marah eomma kalau telurnya habis. Dan lihat karena ulahmu dapur eomma jadi seperti kapal pecah. Mati aku!!”

“Kau ini kebanyakan omong. Kajja kita bersihkan sebelum eommamu kembali.”

Praakk.. “Tuh kan, aduuhhhhh!!” gerutuku karena namja aneh ini menjatuhkan sebuah telur.

“Mian….” ucapnya sambil mengerucutkan bibirnya. Haha..tampang melasnya menggemaskan. Jadi ingin kucubit pipinya. ‘Hah?? Sadar Tiffany, sadarlah.’ Aku menggeleng.

“Sini biar aku yang membersihkan pecahan telur ini.” Tak sengaja aku malah terpeleset isi telur yang jatuh ke lantai tadi.

“Huwaaaaaaaaaa!!!”

GREBBB. Syukurlah aku tidak jatuh. Tapi….kenapa ini?? Aku jatuh di pelukannya. Mata kami saling pandang. Cukup lama. 1detik, 5detik, 1menit, 3 menit. Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Ku dorong tubuhnya dan aku sendiri kembali berdiri tegak. Rasa canggung  menyelimuti kami saat ini.

‘Eomma eotokkhae?? Kenapa lama sekali sih eomma kembalinya.’

Tiffany POV END

 

Siwon POV

Kulihat gadis itu kembali melanjutkan kegiatan memasaknya yang sempat tertunda karena ulahku tadi. Aku sendiri bingung harus berbuat apa. Suasana saat ini benar-benar canggung. Akuu….sejujurnya aku sudah tertarik padanya semenjak pertamakali melihatnya. Menurutku dia………dia gadis yang berbeda. Unik.

“Emm…….Tiffany-ssi nanti malam kau ada acara?” tanyaku mencoba mencairkan suasana ini.

“An..aniyo… wae??” tanyanya balik tanpa menatapku. Mungkin ia masih merasa tidak enak.

“Maukah kamu jalan-jalan denganku nanti malam?? Kata noonaku ada festival kembang api di Sungai Han.”

“Aku usahakan.” Jawabnya.

“N..ne. yasudah aku kembali kekamar dulu.” Sebelum keluar, samar-samar kulihat gadis itu tersenyum.

 

Hah..aku merebahkan tubuhku di ranjang. Aku terus tersenyum mengingat kejadian tadi.. ‘Tiffany kau membuatku seperti orang gila saja.’ Apa aku jatuh cinta pada gadis aneh itu ya??!!

Kulirik handphoneku. Ah, sebaiknya kutelepon noonaku saja.

Siwon POV END

 

 

Tiffany masih mondar-mandir di kamarnya. Tubuhnya masih berbalut baju handuk setelah selesai mandi. Ia membuka lemari pakaiannya. Memilih-milih baju. Ia keluarkan satu persatu, ia coba tempel ke badannya sambil berkaca.

“Ah jelek” gerutunya kemudian mengeluarkan lagi baju-bajunya. 30 menit ia hanya sibuk memilih baju.

“Arrgghhhh kenapa tak ada yang cocok sih!!!” ia mngacak rambutnya gusar. Sudah pukul setengah 7. Jam 7 ia janji jalan bersama Siwon.

“Hah…” ia duduk di tepi ranjang dengan tampang kusut. eommanya tiba-tiba masuk.

“Lho kok belum siap.. Siwon sudah menunggumu di depan.”

“Mwoya?? Kan janjinya jam 7.” Tiffany menatap eommanya heran. Eommanya hanya mengedikkan bahu.

“Sini eomma yang pilihkan baju.” Ny.Hwang berjalan mendekati lemari pakaian anaknya, kemudian memilihkan baju untuk putri semata wayangnya itu. Tak butuh waktu lama untuk menemukan baju yang pas untuk putrinya.

“Baguskan??” tanya Ny.Hwang saat putrinya menghadap kaca dengan sudah berpakaian rapi.

“Ne, tidak buruk.” Sahut Tiffany. Ny.Hwang tersenyum. Kemudian ia dandani putrinya itu, hanya polesan bedak tipis dan lipgloss sekedarnya. Putrinya memang tak terlalu menyukai dandan.

“Yeppo..” ujar Ny.Hwang setelah selesai mendandani anaknya. Tiffany hanya tersenyum malu.

 

Tiffany dan Siwon berjalan di tepi Sungai Han. Dinginnya udara malam membuat Tiffany menggosokkan kedua tangannya. Siwon yang melihatnya merasa kasihan. Apalagi Tiffany hanya memakai dress selutut. Ia pun melepas jaketnya dan memakaikan pada Tiffany.

“Eh?” kaget Tiffany.

“Pakai saja. Kau lebih memerlukannya. Aku tidak apa kok.”

“Tapi-“ sebelum Tiffany mengeluarkan sejuta alasan untuk menolak memakai jaketnya, Siwon segera menarik tangan Tiffany menuju sebuah bangku yang tak jauh dari mereka.

“Kita duduk disini saja.” Kata Siwon. Kemudian mereka mendudukkan diri mereka di bangku itu.

“Gomawo jaketnya.” Ucap Tiffany.

“Ne, cheonma.”

Tar..tar..tar….(jelek banget ya efek suara kembang apinya)

Tiffany melihat kagum keindahan berbagai macam warna kembang api yang saat ini menghiasi langit diatas Sungai Han. Siwon tersenyum senang. Dalam hatinya ia berterima kasih pada noonanya yang memberi saran untuk ketempat ini.

“Yeppoo” gumam Tiffany yang tak henti-hentinya melihat kembang api dilangit.

“Ne” balas Siwon. Tapi sebenarnya yang dilihat Siwon bukanlah kembang apinya melainkan wajah Tiffany yang ada disampingnya. Tiba-tiba Tiffany menoleh pada Siwon. Siwon yang tertangkap basah sedang mengamati wajahnya seketika kaget. Siwon mengira Tiffany akan mengomelinya habis-habisan setelah ini tapi dugaannya salah. Tiffany tersenyum.

“Mianhae..” ucap Siwon.

“Gwaenchana.” Jawab Tiffany. “Ehm, Siwon-ssi kajja kita berfoto. Pemandangan kembang apinya sangat bagus. Aku ingin mengabadikan moment ini.” Tiffany mengeluarkan handphone Samsung miliknya.

“Ne kajja.” Mereka berfoto dengan berbagai pose. Kadang Tiffany mencubit pipi Siwon yang membuat Siwon meringis saat kamera dipencet oleh Tiffany.

“Haha…lihat wajahmu Siwon-ssi..! sangat lucu sekali. Kau tau, sudah lama aku ingin mencubit pipimu itu..” Tiffany terus tertawa terbahak-bahak tanpa menyadari Siwon terus menatapnya kagum..

“Siwon-ssi ini-“ ucapan Tiffany terpotong saat ia menoleh pada Siwon dan mendapati Siwon kembali menatapnya seperti tadi. Kali ini ia lumayan merasa risih. “Si…Si..Siwon-ssi a..ap..apa yang kau lakukan??” Tanya Tiffany terbata-bata karena Siwon perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Tiffany. Cup. Bibir Siwon menempel di bibir Tiffany. Tiffany mengerja-ngerjapkan matanya. Ia masih tak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Jantungnya terus berdetak lebih kencang sejak jalan bersama namja itu. Apalagi dengan kejadian barusan.

“Si…Siwon-ssi kenapa kau-“

“Saranghae..”

“Mwo??”

“Saranghae Tiffany. Saranghae Tiffany Hwang,, saranghae, jeongmal saranghaeyo.”

Tiffany diam. Ia bingung dengan yang terjadi malam ini.

“Aku tau tak mudah untukmu percaya padaku. Tapi yang kurasakan saat ini bahwa aku mencintaimu Tiffany. Sejak awal melihatmu aku sudah tertarik padamu, dan setelah banyak hari yang kita lalui bersama semakin meyakinkanku jika perasaanku ini tak main-main.

“Siwon-ssi aku……” Tiffany bimbang. Ia masih ragu terhadap perasaanya sendiri.

“Tak apa jika kau tidak bisa memberi jawaban sekarang. Aku akan menunggu.” Siwon tersenyum. Ia tak ingin terkesan memaksa Tiffany untuk menjawab. Ia hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dihatinya. Tak enak jika hanya dipendam terus menerus.

“Hah perutku lapar, kajja kita cari tempat makan terdekat.” Siwon menarik tangan Tiffany. Tiffany hanya diam saja, ia benar-benar bingung harus apa.

 

Tiffany POV

Aku terus menatap jalan yang kupijaki bersama Siwon saat ini. Kami sedang jalan pulang setelah makan tadi. Ia terus menggenggam tanganku. Tak taukah dia bahwa perbuatannya itu membuat jantungku terus berdetak lebih cepat.

“Udaranya dingin, jadi biarkan aku menggenggam tanganmu supaya tidak merasa kedinginan. Bagaimanapun juga aku tak mau diomeli eommamu jika nanti kau sakit sepulang jalan-jalan bersamaku.” Ucapnya.

Aku mendongak menatapnya. Ia tersenyum hangat. “Ne.” Jawabku. Entahlah. Sejak kejadian tadi aku masih enggan untuk bicara lebih. Aku takut….

Tak terasa kami sudah sampai didepan rumahku. Ia berhenti, menatap sebuah mobil yang ada di halaman rumah.

“Eh ini mereka..” ucap eomma saat aku dan Siwon masuk ke rumah.

“Appa, noona.” Kaget Siwon yang melihat appa dan noonanya duduk di ruang tamu. Aku hendak melepas genggaman tangannya karena sungkan tapi ia tetap mempererat genggaman tangannya padaku.

“Siwon-a, akhirnya kau datang juga. Kajja bereskanlah barangmu. Ikutlah kami pulang sekarang juga. Appa kira sudah cukup kau berusaha mandiri.”

“Tapi appa…”

“Besok calon tunanganmu datang kerumah. Ia baru saja menyelesaikan kuliahnya di Amerika.”

“Mwoya?? Tapi appa aku-“

“Sudahlah Siwon-a.. kau pasti menyukainya. Dia anak teman appa. Dulu saat masih kecil kalian sering bermain bersama.”

Aku terkesiap kaget. Kuberanikan diri untuk menatap namja itu. Ada perasaan tidak enak menyergap saat Tn.Choi bilang calon tunangan Siwon akan datang. Siwon menatapku. Cukup lama kami saling pandang. Mungkin dengan saling pandang seperti ini kami dapat mengutarakan isi hati masing-masing. Seolah-olah kami sedang berbicara melalui mata kami. Tanpa kusadari, kuanggukkan kepalaku seakan-akan memberinya ijin untuk pergi. Namun setelahnya aku benar-benar menyesali kebodohanku. Kebodohanku telah membiarkannya pergi. Kini ia sudah pulang bersama kakak dan ayahnya. Sedangkan aku?? Yang kulakukan hanyalah menangis dikamar. Menangisi semuanya.

“Sayang…..sudahlah… relakan Siwon.. mungkin dia bukan jodohmu.. kita tidak sebanding dengan mereka. Eomma mohon, hentikanlah tangisanmu. Eomma semakin tak tega melihatmu seperti ini.” Eomma terus mencoba menenangkanku.

“Hikss hikkss eomma…..” aku langsung menghambur ke pelukan eomma. Eomma mengusap punggungku.

 

************

 

Sejak kejadian malam itu aku memutuskan untuk berhenti magang di kantor Siwon. Menghindar. Ya, itu yang kulakukan saat ini. Aku juga selalu menolak saat eomma menyuruhku mengantar kue ke kantor itu. Aku takut….takut tak bisa melupakannya. Sebentar lagi dia akan menjadi milik orang lain. Disaat aku mulai menyadari akan perasaanku padanya. Sejak kejadian itu Siwon tak pernah menemuiku. Mungkin ia dilarang oleh appanya. Terakhir sehari setelah kepergiannya, ia menitipkan surat pada Lee ahjumma. Ia mengatakan bahwa ia sangat merindukanku. Ia berjanji sampai kapanpun akan terus menjaga cintanya untukku. Ia juga meminta maaf telah meninggalkanku. Kata ‘Saranghae’ banyak ia tuliskan pada surat itu. Hanya surat itu kenangan terakhir darinya. Tuhan….jika memang dia bukan takdirku kumohon kuatkanlah hatiku. Buatlah aku cepat bisa melupakannya.

“Sayang, malam ini berdandanlah yang cantik ya. Ikutlah eomma ke pesta pernikahan orang yang memesan kue pengantin ini.” Ucap eomma saat aku membantunya membuat sebuah kue pengantin yang cukup besar dengan 3 tingkat.

“Ne eomma.”

 

******

 

Aku dan eomma telah sampai di hotel tempat diadakannya pesta pernikahan orang yang memesan kue ini pada eomma. Kami di bantu beberapa pelayan hotel mengangkat kue ini untuk dibawa masuk. Tidak mungkin jika aku hanya membawanya berdua dengan eomma.

Betapa kagetnya aku saat memasuki tempat resepsi.

“Eomma itu…….itu yang menikah bukannya-“

“Ne sayang. Itu nona Sooyoung. Beliau menikah dengan pengusaha asal Cina bernama Hankyung.” Aku melihat sekelilingku. Aku takut jika bertemu dengannya. Mungkin saat ini ia tengah bersama tunangannya dan keluarga besar mereka.

“Eomma kajja kita pulang saja.”

“Tapi sayang nona Sooyoung sudah mengundang kita..”

“Eomma badanku tidak enak. Aku ingin cepat pulang.” Aku hendak meninggalkan eomma namun sebuah panggilan membuatku berhenti.

“Tiffany jakkaman.” Sontak aku berbalik. Kulihat di atas podium, Choi Siwon yang memanggilku. Kenapa ia memanggiku seperti itu… semua orang jadi menatap ke arahku.

Tiba-tiba appa Siwon juga ikut naik dan berdiri di sebelah putranya. Dengan menggunakan pengeras suara ia berkata. “ Malam ini, di pesta pernikahan putriku Choi Sooyoung aku akan memperkenalkan calon istri dari putraku Choi Siwon. Ya, dimalam ini aku juga akan menyelenggarakan pertunangan putraku. Untuk itu aku akan memanggil calon istrinya untuk maju.”

Hening…semua diam, menanti gadis mana yang beruntung menjadi menantu keluarga ini. Termasuk aku. Aku penasaran seperti apa gadis itu.

“ Tiffany Hwang, silahkan maju ke atas panggung.”

‘mwoyaaa?????? Apa aku tidak salah dengar?? Barusan Tn.Choi memanggil namaku. Mungkin aku salah dengar karena terbawa perasaanku yang campur aduk.

“Sekali lagi nona Tiffany Hwang putri dari Ny.Hwang Jae Im dipersilahkan untuk maju ke atas panggung.”

“Sayang, kajja majulah. Tn.Choi memanggilmu.” Eomma mendorongku. Jujur aku masih tak percaya dengan semua ini. Kenapa jadi seperti ini..?!! aku melangkahkan kakiku dengan ragu ke depan.

Siwon menatapku dengan senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya. Aku hanya mengerucutkan bibirku sebal. Merasa telah dibohongi mentah-mentah oleh semua orang.

“Chagiya…mianhae…sudah dong ngambeknya… awalnya juga aku tidak tau apa-apa. Ini semua rencana noona dan appa ku. Jebal mianhae…”

flashback

sore itu setelah mengajak Tiffany jalan-jalan, Siwon menelepon noonanya.

“Noona, aku sudah jatuh cinta padanya. Malam ini aku akan mengajaknya ke sungai han seperti yang kau sarankan.”

“…………..”

“Nde? Tapi aku takut noona.

“…………..”

“Haisshhh kau ini, ne, ne. Baiklah aku akan mengatakan padanya.”

“…………..”

“Ne, gomawo noona.”

Flashback end

“Ne, Tiffany-a… noona yang mempunyai ide ini. eonni merasa kau agak berat mengakui perasaanmu pada adikku. Eonni pikir dengan cara inilah kau akan mengakui bahwa kau meiliki perasaan yang sama dengan adikku yang aneh ini.” Ucap Sooyoung eonni.

Flashback

malam itu Sooyoung mengajak appanya ke rumah Tiffany untuk melamar gadis itu tanpa sepengetahuan Tiffany maupun Siwon. Siwon juga tidak tau mengenai lamaran mendadak itu.

“ Ne ahjumma. Kurasa adikku sangat menyayangi putrimu. Untuk itu kami melamarnya secara diam-diam seperti ini dulu. Menurutku putrimu belum mau mengakui perasaanya.”

“Begitukah?? Omo dasar Tiffany itu. Bagaimana bisa dia bersikap sombong pada adikmu nona Sooyoung.”

“Aku punya rencana, bagaimana kalau….”

Flashback end

 

“Siwon tau semuanya setelah sampai di rumah malam itu. Maafkan eonni ya..”

Aku tersenyum. “gwaenchana eonni. Gomawo, karena rencana eonni aku secara tidak langsung telah menunjukkan perasaanku.”

“Maafkan eomma juga ya sayang karena membohongimu.”

“Ne eomma, gwaenchana.”

“Maaf untukku mana??” tagih Siwon.

“Tidak ada maaf untukmu oppa..”

“Haisss…. tak apalah yang penting tanpa kuminta kau dengan sukarela memanggilku oppa.” Siwon oppa lantas mencium pipiku secara tiba-tiba.

 

END

 

otte otte??? haha, ini adalah ff oneshoot terpanjang yang pernah saya buat… haha pasti jelek yah?!! mianhae.. yasudah jangan lupa komen ne


Saranghae [chapter 1]

$
0
0

re-do-saranghae

cover by Crussialines @ High School Graphics

Judul : Saranghae

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Cho Kyuhyun, Cho Jonghyun, Seo Joohyun, Im Yoona, etc.

Genre : fantasy, romance, sad

Length : chapter

Disclaimer : ide cerita murni milik author, castnya author hanya meminjam selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi mereka.

Ini ff fantasy karya author yang pertama. Yuppss… baru kali ini author berani nulis ff yang bergenre fantasy.. sebenarnya ini berawal dari mimpi author pribadi. Saking hobinya author bikin cerita, author kembangin deh jadi sebuah ff. Mungkin sedikit ada kesamaan dengan ff-ff yang seperti ini. Tapi ini benar-benar murni hasil pemikiran author sendiri dan idenya berawal dari mimpi author pribadi. Oke deh segitu aja cuap-cuapnya. oh ya ff ini pernah saya posting di Twinklesupergeneration

Happy Reading J

Don’t be plagiat !!

 

Summary : mimpi ini selalu datang dalam tidurku. Memimpikan seseorang yang tak ku kenal sama sekali. Sekali dua kali mungkin aku bisa menganggapnya hal wajar. Tapi ini sudah berkali-kali. Siapakah sebenarnya sosok dalam mimpiku itu?

 

Seohyun kembali terbangun dari tidurnya malam ini. Ia melihat jam dinding yang ada di kamarnya itu. Pukul dua dini hari. Seohyun menghembuskan nafas berat. Sesungguhnya ia merasa sedikit terganggu dengan mimpi yang sudah sebulan ini kerap datang dalam tidurnya. Sebenarnya bukan mimpi yang buruk. Tapi ia merasa aneh saja. Dalam mimpinya ia bertemu dengan seseorang. Seseorang yang tidak pernah ia kenal. Jika sudah terbangun seperti ini, Seohyun akan sulit untuk tidur kembali. Bukannya takut jika akan bermimpi hal yang sama, tapi rasa kantuknya sudah hilang. Penasaran. Itu yang Seohyun rasakan tiap kali bangun.

“Hhhhh…..” Seohyun kembali menghembuskan nafas beratnya. Kemudian ia mengambil segelas air minum yang ada di nakas sebelah ranjangnya. Meneguknya hingga tinggal separo.

“Siapa sebenarnya dia?” gumamnya. Karena bingung harus berbuat apa, akhirnya Seohyun putuskan untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Ia lantas mengambil laptop dan mulai mengerjakan tugas kuliah yang sebenarnya masih lama deadline pengumpulannya.

$$$$$$$$

“Semalam mimpi itu lagi?” tanya Yoona, sahabat Seohyun. Saat ini ia dan Seohyun sudah ada di kantin fakultas mereka. Seohyun hanya mengangguk lemah.

“Mungkin namja yang ada di mimpimu itu kelak akan menjadi jodohmu Seohyun.” Ucapan Yoona barusan sukses membuat Seohyun mendelik tajam ke arah Yoona. Yoona yang menjadi objek tatapan hanya menampilkan cengiran.

“Ya kan siapa tau Seo Joohyun.” Lagi-lagi Yoona mencoba memperkuat argumennya.

“Sudahlah Yoon, jangan bahas itu lagi. Sudah kukatakan padamu dari dulu aku tidak percaya yang begituan.” Jawab Seohyun, lantas ia meminum jus jambu kesukaannya.

“Ne, ne…. o iya Seohyun nanti malam ada konser band favorit kita. Nonton yuk.”

“Sejak kapan aku bilang aku menyukai band itu?”

Yoona tak menjawab. Ia memang sadar jika Seohyun tidak begitu menyukai hal-hal seperti itu.

“Hanya kau yang menjadi fans berat mereka. Jadi ucapanmu tadi perlu diralat. Bukan favorit kita, tapi favoritmu.”

“Hhhh…ne ne nona Seo Joohyun. Tapi tak ada salahnya kan kau ikut aku. Sekali ini saja Seo….” rajuk Yoona.

“Aku malas keluar nanti malam Yoon… kalau acaranya siang aku masih bisa.”

“Haisshhh….kau ini. Ya sudahlah tak apa.” Yoona sedikit kecewa.

“Tapi aku janji, hari minggu kita akan jalan-jalan kemanapun kau mau. Shopping sampai tabunganmu habis juga aku mau.” Ucap Seohyun kemudian.

“Gomawo Seo…” Yoona lantak memeluk Seohyun gemas. Meskipun terkadang sikap Seohyun terkesan angkuh, menyebalkan, tapi Seohyun adalah sahabat yang baik dan pengertian. Kalau Seohyun tak suka, ya siapapun  tidak akan bisa memaksanya. Tapi Seohyun selalu dapat mencari solusi karena penolakannya itu.

“ehem..” deheman seorang namja membuat aktivitas kedua yeoja itu terhenti.

“Eh, Donghae oppa. Tumben mencariku hingga ke kantin.” Sahut Yoona setelah menyadari namjachingunya datang.

“Aku dari tadi menunggumu di gerbang fakultasmu. Sudah kuhubungi ponselmu tapi kau tak kunjung mengangkatnya.” Jawab Donghae yang kini sudah duduk di hadapan yeojachingunya itu.

“Ehehe, mianhae oppa. Ponselku ketinggalan di kamar dan aku lupa memberitaumu. Mianhae.”

“Gwaenchana. Pelan-pelan coba hilangkan kebiasaan burukmu yang pelupa itu.”

“Ne oppa. Gomawo sudah mau mengerti. Oya oppa sudah tidak ada jadwal kuliah lagi kah?”

“Sudah tidak ada chagi. Dosenku ada keperluan mendadak keluar kota.”

“oooo…” jawab Yoona sambil menganggukkan kepalanya.

“Yoona-ya, Donghae-ssi aku permisi dulu ya. Ada sesuatu yang harus ku kerjakan.” Ucap Seohyun tiba-tiba. Sebenarnya bukan urusan yang begitu penting juga. Hanya Seohyun risih menjadi obat nyamuk di antara Donghae dan Yoona meskipun itu tidak sengaja.

“Ah ne Seohyun. Kalau kau mau pergi, tak apa. Aku sudah ada Donghae oppa yang menemani.”

“Oke, aku pamit.” Dongahe hanya tersenyum menanggapi. Donghae memang tidak begitu akrab dengan teman-teman Yoona. Meskipun itu Seohyun. Apalagi Donghae berbeda fakultas dengan mereka.

“Oppa, tolong bersikap hangatlah pada Seohyun. Dia itu sahabatku oppa.” Ucap Yoona setelah Seohyun  pergi.

“Loh aku kan tadi sudah tersenyum padanya. Masih kurang?”

“Ya tapi berbicaralah padanya meskipun hanya sebentar.”

“Aku masih belum terbiasa chagi. Lagi pula jika aku terlalu dekat dengan teman-temanmu nanti kau cemburu. Kau kan pencemburu sekali.” Bela Donghae.

“Aisshhh oppa…” Yoona menggembungkan pipinya sebal. Donghae mengacak rambut Yoona gemas.

 

$$$$$$$$

“Seohyunie, eomma dan appa mau ke luar kota untuk beberapa hari. Kau tidak apa kan sendiri dirumah?” Ny. Seo menghampiri putrinya yang sedang asyik menonton tv di ruang keluarga rumah mereka.

“Kenapa mendadak sekali eomma?”

“Ne Seohyun. Kantor appa mu memberitahunya mendadak. Dan eomma khawatir jika membiarkan appamu sendiri diluar kota. Kau tau sendiri kan belakangan ini kesehatan appamu menurun.”

“Baiklah, tidak apa-apa eomma. Aku bisa sendiri di rumah.” Jawab Seohyun tersenyum.

“Gomawo Seohyunie. Ya sudah, eomma mau membereskan baju dulu. Malam ini appa dan eomma berangkat.”

“Ne eomma.”

 

Seohyun POV

Sudah pukul 11 malam. Tapi aku belum bisa tidur. Dua jam sudah aku tiduran di ranjang tapi rasa kantuk itu belum juga datang. Aku kembali teringat pada mimpiku. Siapa sebenarnya namja yang ada dalam mimpiku itu. Dan mau apa dia selalu datang ke mimpiku belakangan ini. Jujur, dalam mimpiku itu aku sedikit mengaguminya. Ia….tampan. dan anehnya, dalam mimpiku itu aku tak pernah menanyakan namanya.

Wusshhh….. tirai jendela kamarku tertiup kencang.

“Aishhh” gerutuku. Ku tutup jendela yang memang lupa untuk ku tutup tadi. Anginnya lumayan deras sehingga aku sedikit kesulitan. Tapi akhirnya aku dapat menutup rapat jendelaku. Saat aku berbalik…..

“Ss….siapa kau? Kenapa tiba-tiba ada di kamarku?” tanyaku dengan ketakutan. Di dekat pintu kamarku tiba-tiba muncul seorang namja. Sepertinya aku pernah melihat namja ini. Tapi dimana ya?

“Kau bisa memanggilku Jonghyun.”

Aku mengerutkan kening. “Jonghyun, siapa? Aku tak mengenalmu dan merasa asing dengan namamu.”

Namja itu tersenyum. Kemudian ia mendekat ke arahku. Sontak aku mundur. Aku takut ia akan berbuat yang tidak-tidak padaku. Awas saja kalau sampai itu terjadi. Sambil mundur aku melirik sekitar untuk mencari benda-benda yang dapat kujadikan senjata barangkali namja ini melakukan sesuatu yang buruk padaku.

“Tenang saja aku tidak akan berbuat yang macam-macam padamu.” Ia berhenti mendekat. Aku pun berhenti mundur.

“Dengar ya, aku bingung kenapa kau tiba-tiba ada dikamarku. Dan sebenarnya mau apa kau? Kau mau menculikku ya?”

“Hhaha…. aniyoo… sudah kubilang aku tidak akan berbuat yang macam-macam padamu. Emmm…..sebaiknya kau tenanglah dulu. Aku akan menjelaskan semua padamu. Tapi….”

“Tapi apa?”

“Kau tidak boleh takut. Dengarkan aku sampai aku selesai menjelaskan dahulu.”

Karena rasa penasaran yang sudah membuncah kuturuti saja kemauannya. Aku mendengarkan dengan seksama penjelasannya tanpa memotong sedikitpun.

“MWOOYAA??” pekikku. Ia lantas membungkam mulutku.

“Sssttttttt” jangan teriak-teriak. Ini sudah larut malam. Aku melepas bungkamannya pada mulutku. Aku menatapnya tak percaya.

“Jadi…k.kkau….hantu?” tanyaku tak percaya. Tuhan apa lagi ini. Dikamarku ada sesosok hantu.

“Ne, tapi aku tak ada niat untuk menakutimu. Aku…aku hanya ingin berteman denganmu. Bolehkan?”

“Denganku? Apa tidak salah?” ia menggeleng.

“Hhhhh…….lantas?” tanyaku kemudian.

“Apanya?”

Aisshhh…..namja hantu ini ternyata pabo juga.

“Dunia kita beda. Lagipula kenapa harus aku? Kita sebelumnya tidak pernah kenal kan?” kulihat wajahnya menjadi sayu. Aku jadi tidak enak.

“Atau mungkin dulu saat kau masih hidup kita pernah bertemu?” tanyaku lagi. Ia menggeleng kuat.

“Hah yasudahlah tak apa. Jika itu maumu aku turuti.”

“Jadi kita teman?” tanyanya dengan antusias sambil mengulurkan tangannya.

“Ne.” Jawabku kemudian sambil menyambut uluran tangannya.

“Aku akan menemuimu saat-saat tertentu saja kok. Dan aku tidak akan menempati rumahmu ini.” Ucapnya.

“Ne, terserah kau saja.” Gila. Aku masih belum percaya. Aku berteman dengan hantu namja.

“Seohyun-ssi, kau masih belum bisa tidur?” tanyanya memecahkan lamunanku.

Aku menggeleng lemah.

“Kau mau ikut aku ke suatu tempat? Aku jamin kau akan menyukainya.”

“Boleh lah. Aku juga suntuk disini.”

Kemudian ia menggenggam kedua tanganku. “Pejamkan matamu.” Aku hanya menurut saja. Ku pejamkan kedua mataku. Aku merasa seperti terbang, melayang dengan sangat cepat.

“Bukalah matamu!” ucapnya. Aku lantas membuka kedua mataku.

“Whooaaa neomu yeppuda..” ucapku mengagumi tempat ini.

“Ini dimana? Indah sekali pemandangannya.” Aku tak henti-hentinya mengagumi tempat ini. Tempat ini seperti sebuah bukit, yang menghadap ke kota Seoul. Kerlap-kerlip lampu kota menambah keindahan.

“Aku tidak pernah tau ada tempat seindah ini di Seoul.” Ucapku. Karena tak ada yang merespon, aku menoleh sekitarku. Kemana namja hantu itu?

“Kau sedang apa?” tanyaku saat melihatnya memetik bunga-bunga yang ada disini. Tanpa menjawab, ia lantas mendekat dan menyerahkan rangkaian bunga itu pada ku.

“Ige mwoya?”

“Untukmu. Jangan sampai layu.” Jawabnya santai lantas duduk menghadap pemandangan kota Seoul. Aku mengikutinya duduk.

“Kau suka tempat ini?” tanyanya.

“Ne, pemandangannya indah.”

“Dulu jika aku sedang ada masalah, aku selalu datang ke tempat ini.”

Kami terdiam. Menikmati suasana tenang yang ada. Benar-benar menenangkan. Namja hantu itu tiba-tiba membaringkan tubuhnya ke tanah. Memejamkan matanya. Tanpa pikir panjang aku mengikutinya. Ku pejamkan mataku. Menikmati semilir angin malam yang berhembus. Benar-benar suasana yang ku suka, tenang.

Seohyun POV END

 

$$$$$$$

Seorang namja tampak tergesa-gesa menuju sebuah ruangan untuk menemui seseorang. Tok.tok..tok… ia mengetuk pintu ruangan tersebut.

“Masuklah.” Jawab orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

Namja itu pun masuk. “Mianhae songsaengnim saya terlambat.” Ucap namja itu dengan raut wajah penuh penyesalan.

“Gwaenchana. Duduklah.”

“Ne, kamsahamnida. Songsaengnim ini proposal skripsi yang telah saya perbaiki.” Namja itu menyerahkan sebuah map yang berisikan proposal skripsinya. Namja paruh baya yang dipanggil songsaengnim itu menerima lantas membaca sekilas isi map yang diberikan padanya.

“Oke, Kyuhyun kau boleh keluar. Besok kau bisa menemuiku lagi untuk hasil perbaikan proposal ini.”

“Ne songsaengnim, saya permisi.” Sebelum keluar, namja itu yang bernama Kyuhyun membungkukkan badannya hormat pada sang dosen.

 

“Fffiiuhhh… untung tidak kena marah” ucapnya sambil mengelus dada setelah keluar dari ruangan dosen pembimbing skripsinya itu.

“Oppa ! Kyuhyun oppa!” seorang yeoja berlari ke arahnya sambil meneriakkan namanya.

“Eh Sulli. Ada apa?”

“Oppa sudah selesai menemui dosen?”

“Sudah. Waeyo?”

“Kajja oppa temani aku ke toko buku. Aku belum begitu mengerti apa yang dijelaskan dosenku tadi.”

“Kau harus membiasakan diri. Di dunia perkuliahan tidak sama dengan SMP ataupun SMA. Memangnya kau sudah tidak ada jadwal kuliah lagi?”

“Hari ini hanya ada satu mata kuliah oppa.”

“Yasudah kajja. Tapi sepulang dari toko buku kita mampir ke makam Jong oppa dulu ya.”

“Okke deh oppa. Aku juga kangen dengannya, sudah lama tidak berkunjung ke makamnya.”

 

“Oya oppa, kemarin lusa saat aku disuruh eomma membersihkan kamar Jong oppa aku menemukan sesuatu. Sepertinya itu diary Jong oppa.” Ucap Sulli saat mereka sudah berada di dalam mobil perjalanan ke toko buku.

“Jinjja? Boleh oppa melihatnya?”

“Ne oppa. Nanti jika sudah sampai rumah aku berikan pada oppa. Sekarang masih aku simpan dikamarku.”

“Kau sudah membukanya?”

“Ishh oppa. Aku ini bukan tipe orang seperti itu oppa. Meskipun itu barang milik keluargaku sendiri, aku tidak akan lancang menggunakannya.”

“Kau memang adik yang baik.” Puji Kyuhyun sambil mengacak rambut Sulli.

“Tapi mungkin jika oppa yang membaca diary itu, akan lebih berguna daripada aku.” Kyuhyun hanya tersenyum menanggapi perkataan adiknya barusan.

 

$$$$$$$

Cling… tiba-tiba sosok Jonghyun muncul disamping Seohyun yang tengah memilih-milih buku di perpustakaan kampusnya.

“Aisshhh bisakah kau tidak muncul tiba-tiba seperti itu?” gerutu Seohyun.

“Hehe, kau takut ya nona Seo?” sebenarnya Jonghyun bertanya seperti itu bukan untuk menggoda Seohyun. Ia punya maksud tersendiri. Ia masih ragu dengan kemauan Seohyun untuk berteman dengannya. Ia sadar, Seohyun hanyalah manusia biasa yang pasti memiliki rasa takut. Sosok hantu Jonghyun sebenarnya tidak menakutkan. Sosoknya sama seperti manusia pada umunya. Tidak ada darah maupun luka. Hanya saja Jonghyun tidak pernah berganti pakaian tiap menemui Seohyun.

“Bukannya takut, aku hanya kaget saja. Ya, ku akui terkadang aku sedikit merasa takut denganmu. Tapi kupikir selama kau tidak mengganggu dan berbuat macam-macam padaku, kenapa harus takut.” Seohyun kemudian melangkah menuju barisan bangku yang disediakan untuk mahasiswa yang ingin membaca di perpustakaan itu. Jonghyun mengekor dibelakangnya.

“Gomawo Seohyun.” Ucap Jonghyun tulus. Kini ia sudah yakin jika gadis itu tulus mau berteman dengannya.

“Seohyun, kalau boleh aku bertanya, kenapa kamu mau berteman denganku?” tanya Jonghyun yang kini telah duduk berhadapan dengan Seohyun.

“Aku kasihan padamu.  Karena hanya aku yang dapat melihatmu, dan kau tidak bisa menjadikan orang lain temanmu ya sudah aku terima saja.”

“Kau terpaksa?”

“Molla…” jawaban Seohyun barusan, seketika membuat Jonghyun tutup mulut. Ia tidak membuat pertanyaan-pertanyaan lagi untuk Seohyun. Dan Seohyun pun sudah larut dalam kegiatannya membaca.

 

Kyuhyun POV

Aku membuka lembaran-lembaran diary Jonghyun hyung. Kadang aku ingin tertawa geli, pasalnya dia itu namja. Sempat-sempatnya menulis diary seperti ini. Aku berhenti di salah satu halaman.

12 November 2005

Hari ini aku menyelamatkan seorang yeoja. Ia hampir tertabrak mobil. Untunglah aku datang disaat yang tepat. Sebelum aku sempat menanyakan namanya, yeoja itu berlari meninggalkanku. Hmmm…..yeoja yang manis.

Kemudian aku kembali membaca lembar demi lembar isi curahan hati hyungku satu-satunya ini.

30 Desember 2005

Tanpa sengaja aku melihat yeoja yang aku selamatkan dulu di toko buku tadi sore. Tapi aku tidak berani menghampirinya. Aku takut dia lari lagi.

15 Maret 2007

Hari ini aku mengantar adikku Sulli untuk ke sekolah. Ia akan mendaftar di sebuah SMP. Dan aku kembali bertemu yeoja itu. Ternyata ia bersekolah di SMP tempat Sulli mendaftar. Aku hanya bisa melihatnya dari jauh.

28 Februari 2008

Setelah sedikit memaksa Sulli untuk mau membantuku, akhirnya aku bisa mengetahui nama yeoja itu. Seo Joohyun. Nama yang indah.

21 Juni 2010

Setelah yeoja itu lulus SMP, aku tidak dapat bertemu dengannya lagi. Ralat. Maksudku aku tidak dapat melihatnya secara diam-diam lagi. Sulli tidak bisa mencarikanku info tentang dimana SMA dia.

Jadi ini hyung yang membuatmu tidak bisa menerima Sooyeon. Aku menutup diary itu.

Flashback

“Maaf Sooyeon-ssi, aku tidak bisa.” Ucap Jonghyun. Saat ini ia bersama seorang yeoja cantik. Temannya saat SMA sekaligus anak dari teman appanya.

“Tapi oppa, tidak bisakah kau mencobanya? Mungkin rasa itu akan datang seiring kita menjalaninya. Oppa…..aku benar-benar mencintaimu..”

“Mianhae…..jeongmal mianhae aku tidak bisa. Kau bisa memiliki namjachingu yang menyayangimu dengan tulus, yang bisa membahagiakanmu.”

“Baiklah oppa… tapi aku tidak akan dengan mudah menggantikanmu dengan orang lain dalam hatiku. Sampai kapanpun aku akan menunggumu oppa. Menunggumu mau menerimaku.”

Jonghyun hanya diam. Ia tak mampu berkata apapun. Sooyeon adalah gadis yang cantik, baik, dan anak dari keluarga terpandang. Sooyeon bisa mendapatkan namja yang lebih baik darinya.

“Dan aku pamit oppa. Aku memutuskan untuk melanjutkan studyku ke Paris. Aku ingin mewujudkan impianku menjadi designer.”

“Ne Sooyeon, oppa akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu.”

Flashback END

 

“Hyung……..bogoshippo….” aku memeluk sebuah bingkai foto yang terdapat fotoku dan Jonghyun hyung.

Kyuhyun POV END

 

$$$$$$$$

Sesuai janji Seohyun, hari minggu ia dan Yoona pergi jalan-jalan. Dan Jonghyun juga ikut. Tentunya tanpa Yoona ketahui, karena orang lain tidak akan bisa melihat Jonghyun selain Seohyun. Dan orang-orang tertentu yang Jonghyun kehendaki.

“Hahh….Seohyun-ah, aku benar-benar puas hari ini.” Saat ini Yoona dan Seohyun berada di cafe yang ada di mall tempat mereka berbelanja. Mereka memutuskan untuk istirahat sekaligus makan siang melepas lelah setelah kurang lebih 4 jam berputar-putar di mall itu.

“Haha….jangan terlena, cek tabunganmu. Jangan-jangan beneran udah ludes.”

“Tidak akan… aku sudah mengaturnya semalam. Kita memang lama berkeliling mall ini tapi seperti yang kau lihat, belanjaanku hanya sedikit. Justru belanjaanmu yang banyak.”

“Aku juga tidak tau Yoon, hari ini aku begitu mood untuk berbelanja. Oya kau mau makan apa, daritadi kita belum pesan apapun.”

“Terserah kau saja. Aku mau menelepon Donghae oppa dulu.” Yoona kemudian beranjak pergi menuju tempat yang agak sepi.

“Haisshhh dasar. Giliran ingat Donghae saja aku di cuekin.” Seohyun lantas memesan dua porsi makanan dan dua gelas jus.

“Ehem..”

“Eh, mianhae Jong-ssi.” Ya, daritadi Seohyun seperti melupakan keberadaan Jonghyun. Lagipula ini konsekuensinya. Kalau Seohyun mengajak ngobrol Jonghyun, bagaimana Yoona? Nanti Yoona pikir Seohyun sudah gila karena bicara sendiri.

“Gwaenchana.. eemm….ku lihat tadi kau begitu bersemangat berbelanja.”

“Ah ne, hehe aku juga heran kenapa. Biasanya juga tak seperti ini.” Jawab Seohyun malu sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Seohyun-ah, Donghae oppa akan menyusul kesini sebentar lagi. Dia mengajakku jalan. Tidak apa kan?” tanya Yoona yang kini sudah kembali duduk.

“Ne, gwaenchana. Lagipula jika aku melarangmu kau akan tetap merayuku.”

Yoona hanya menanggapinya dengan cengiran. Kemudian ia mencubit gemas pipi chubby Seohyun. “Kau memang sahabat yang paaaaaaaling baik sedunia.” Puji Yoona.

“Kau berlebihan.” Makanan pesanan mereka pun datang.

“Saatnya makaaannn..” ucap Yoona antusias bersiap menyantap makan siangnya.

“Kau tidak menunggu Donghae dulu?”

“Aniyo.. oppa bilang aku langsung makan saja. Setelah ini kami langsung jalan-jalan.”

“Oohh… yasudah. Kajja kita makan.”

“Temanmu ini lucu ya.” Bisik Jonghyun pada Seohyun, tentunya tanpa diketahui oleh Yoona. Seohyun menaikkan sebelah alisnya karena heran. Seohyun tak mau menanggapi, karena masih ada Yoona.

 

Seohyun POV

“Seohyun-ssi, kau kuliah semester berapa?” tanya Jonghyun si-hantu itu tiba-tiba memecah kesunyian diantara kami saat ini. Sekarang aku tengah jalan berdua dengannya dari halte bis menuju rumahku.

“Semester 5.” Jawabku singkat. Hah, entahlah. Aku belum begitu sepenuhnya nyaman dengan namja hantu ini.

“Ooo…..” kami kembali saling diam. Mungkin ia kehabisan stok pertanyaan untukku. Dan aku pun belum berminat bertanya sesuatu padanya. Bukan apa-apa, aku takut pertanyaanku menyinggungnya.

Tak terasa sampailah kami di depan rumah. Aku segera membuka pintu gerbang rumahku.

“Hah….aku benar-benar lelah..” ucapku sambil duduk merentangkan kedua tanganku di sofa ruang tamu. Merasa tak ada yang merespon, aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling rumah. ‘kemana perginya namja hantu itu? Mentang-mentang hantu seenaknya saja pergi diam-diam dan datang diam-diam pula.’

Saking lelahnya, aku memejamkan mataku. Tanpa peduli dimana aku sekarang.

“Non…, nona Seohyun..” kudengar samar-samar suara seseorang membangunkanku.

“Ah bibi. Ada apa bi?”

“Sebaiknya nona beristirahat dikamar saja biar lebih nyaman.”

“Ne bi. Kalau begitu saya permisi kekamar dulu ya. Oya bi, tolong bawakan segelas air putih ke kamar saya ya.”

“Ne nona.”

Aku pun beranjak menaiki tangga menuju kamarku. Saat ku buka pintu kamarku, aku sedikit terkejut karena namja si-hantu itu sudah duduk manis di kursi yang ada di balkon kamarku.

“Kau ini, mentang-mentang bisa menghilang seenaknya saja meninggalkanku.” Gerutuku sambil merapikan barang belanjaanku tadi. Namja itu masih belum merespon ucapanku. Tidak biasanya. Ada apa dengannya ya? Kulirik dia, sedang memandang pemandangan dari atas balkon. Dari raut wajahnya, seperti memikirkan sesuatu.

Aku jadi tidak enak hati. Kuputuskan untuk menghampirinya. Namanya teman, harus bisa meringankan beban temannya saat menemui kesusahan. Hey, aku tulus kok mau berteman dengannya meskipun ia…..

“Kau kenapa? Sepertinya ada yang kau fikirkan.” Ia menoleh padaku, tersenyum. Senyumannya begitu hangat, meneduhkan. Padahal aku tau ia sedang memikirkan sesuatu.

“Ayolah….ceritakanlah padaku.. katanya kita teman.” Bujukku setelah ia tak mau menjawab dan kembali menatap kedepan.

“hhhhh…….aku hanya merindukan seseorang. Ah, ani merindukan beberapa orang.” Ungkapnya kemudian.

“Kalau boleh aku tau siapa yang kau rindukan? Pasti yeojachingumu ya?”

Dia tertawa terkekeh.

“Aniyo… aku tidak punya yeojachingu selama aku masih hidup.”

“Lalu siapa? Biar kutebak saja. Pasti kau rindu keluargamu ya?”

Ia kembali menoleh padaku. Lalu mengangguk lemah.

“Kenapa kau tidak menemui mereka saja?”

“Aku tidak mau mereka sedih.”

“Jawaban konyol.” Ucapku lantas berdiri kembali menuju lemariku untuk menata baju. Namja itu benar-benar. Kalau dia kangen ya temui saja. Cukup melihat dari jauh kan bisa. Asal bisa melihat saja itu sudah cukup. Tidak usah menampakkan diri juga.

“Harusnya kau itu tetap kesana. Tidak perlu menampakkan diri di depan mereka. Cukup melihat, bagiku itu sudah lebih dari cukup.” Tambahku.

“N…nona…bicara dengan siapa?” tiba-tiba bibi Nam sudah berdiri di pintu. Aku lupa menutup pintu kamarku tadi.

“Nde??? A..aa..aku…”

 

TBC



[Freelance] EXO : My First Love Is You

$
0
0

[Freelance] Exo :my first love is you (part 2)

Author :joo

Cast :michi,baekhyun,chanyeol, sehun

Genre :sad

Length : Chapter

*Admin : kayaknya ini michi pov dehh….

1079614_532195010180527_1284854350_n

“Kapan kau pulang kerja?jam berapa?” Tanyanya menggangguku di meja kasir. “Yak! Kau ini, jangan menggodaku terus!” Ucapku dan mendapat jitakan darinya. “Kata siapa aku menggodamu hah?!” Omelnya. “Itu!dari tadi kau menggangguku bekerja!kau terus2an menggodaku tahu!” “Aish! Gadis ini! Baboya! Siapa juga yg sedang menggodamu? Huu” ucapnya sekarang mencubit hidungku sehingga merah. “Yak! Appo!” Dia hanya tertawa melihatku mengusap2 hidungku.

“Ekhem,ekhem!! Kenapa kalian terus pacaran disini hah?” Tanya chanyeol sambil membawa roti yg baru saja matang. “Mwo?!” Teriak kami bersamaan. “Aish! Pasangan ini membuatku sakit kuping hari ini!” Ucap chanyeol menaruh roti lalu mengelus telinganya. “Kami tidak pacaran!” Ucapku. “Ne betul!” Lanjut baekhyun. Aish bagaimana bisa dia hanya bilang kata2 sependek itu? ” “Ah jinja? Kau namja yg berdiri disitu! Berhentilah mengganggunya. 1 jam lagi istirahat,bersabarlah untuk menggodanya.” Ucap chanyeol. “Yak! Aku ini tidak menggodanya! Aish !” Omel bacon dan chanyeol hanya mengabaikannya. “Pulang sana! Nanti aku akan kerumahmu saat pulang kerja! Hari ini aku pulang cepat.” Ucapku padanya. “Kau mengusirku hah?” Tanyanya sambil mencubit pipiku. “Yak! Appo! Kenapa dari tadi kau terus2an mencubit ku sih?!” “Sudahlah,aku pulang dulu! Aku tunggu di rumahku ne! Awas jika tidak datang,akan aku acak2 kost-an mu!” Ucapnya. “Aish bawel! Ne ne ne! Arraseo! Sudah sana pulang!” Ucapku dan dia berjalan keluar dari toko. Aku tersenyum sesaat dia pergi. “Aish aku merasakan cemburu!” Ucap chanyeol yg entah dari kapan sudah ada di sebelahku. “Mwo?mworago?” Tanyaku. “Aniyo. Aku tidak bicara apa2.” Ucapnya lalu pergi begitu saja setelah mencubit pipiku. Aish kenapa hari ini orang-orang sekitar senang mencubitku? Aku tahu aku begitu lucu,aish.

#. #. #.

“Annyenghaseo! Baekhyun! Apa kau ada dirumah?” Ucapku didepan pintu rumah baekhyun. Rumahnya tidak begitu besar karena hanya ditempati olehnya, appanya,dongsaeng dan seorang pembantu. Eommanya sudah tidak ada,eommanya meninggal seminggu setelah melahirkan sehun adiknya. Katanya akibat sakit keras yang dia derita.

Tiba-tiba seorang wanita paruh baya membuka pintu.

“Kau teman baekhyun? Michi kan?” Tanyanya. Mengingat aku sudah pernah kesini,walau baru 1 kali tapi dia sudah hafal denganku. Dengan segera aku tersenyum dan membungkuk. Walau aku tamu,tapi dia lebih tua dariku jadi aku tetap harus menghormatinya. “Baekhyun tidak ada di rumah.” Ucapnya dengan suara parau. “Mwo?” “Apa Sehun tidak memberitahumu?” Tanyanya. “Beritahu apa?” Tanyaku balik. Aku bingung ada apa sebenarnya. Tapi entah kenapa aku malah jadi saangat khawatir. “Tadi siang dia masuk rumah sakit lagi. Jika kau mau kesana tanya saja pada sehun.” Ucapnya membuatku kaget. “Ne,gamsahamnida.” Ucapku membunguk lalu segera pergi.

Tadi siang kurasa dia baik-baik saja. Ada apa? Masuk rumah sakit lagi? Dia sakit pun aku baru tahu. Ada sesuatu yg belum aku ketahui darinya. Dengan segera aku menghubungi Sehun adiknya. Dia memberitahu dimana baekhyun dirawat dan di kamar mana. Aku segera bergegas ke rumah sakit dengan taxi. Saat mendengarnya masuk rumah sakit,entah kenapa rasanya aku ingin menangis. Tapi aku berusaha untuk membendung air mata ini. Tapi kurasa di dalam taxi airmatanya sudah tak terbendung sehingga mengalir sehingga membanjiri pipi ku begitu saja. Kenapa aku menangis? Biasanya aku bisa menahan airmata ini? Bahkan saat dulu sahabatku masuk rumah sakit,aku masih bisa menahan tangis,kenapa sekarang tidak? Semoga dia baik-baik saja.

** Aku berlari menelusuri lorong rumah sakit yg tidak begitu ramai. Segera menuju kekamar rawat baekhyun. Sesampainya di lantai 3 , aku berlari ke kamar ke 10 dari lift. “Noona.” Ucap seorang namja setelah aku membuka pintunya. “Oettokhae?” “Dia masih belum sadar. Duduklah.” Ucapnya. Aku duduk di sebelah tubuh yang terbaring tak berdaya itu. Wajahnya pucat,sangat pucat. Tapi melihatnya dapat membuat aku tenang. “Mana appamu?” “Dia sedang bicara dengan dokter.” “Kenapa bisa begini?” Tanyaku pelan pada sehun. “Molla, saat aku sampai di rumah sepulang sekolah aku langsung disuruh kerumah sakit untuk menjaga hyung. Kata dokter dia terlalu kelelahan. Padahal sudah lama dia baik-baik saja. Kukira keadaannya sudah membaik. Tapi ternyata hanya beberapa saat saja.” Cerita sehun padaku. “Sebenarnya dia sakit apa?” Tanyaku penasaran. “Michi,sejak kapan disini?” Tanya appanya yg baru saja masuk. “Annyenghaseo ajjussi! ” Ucapku sambil berdiri dan membungkuk. “Belum lama.” Lanjutku. “Ah ne. Mianhae membuatmu khawatir.” Ucap ajjussi. “Ah gwenchana. Tidak perlu memberi maaf.” Ucapku. “Duduklah. Eh bisakah kalian jaga baekhyun dulu? Aku harus pulang untuk mengambil pakaian baekhyun.” Ucap ajjussi dan kami mengangguk. Akupun kembali duduk setelah ajjussi keluar dari ruangan.

“Bisa ceritakan tentang baekhyun padaku?” Tanyaku pada sehun. “Hyung terlahir dengan sehat,namun saat menginjak bangku SMA,semua berubah begitu saja. Dia selalu menahan rasa sakitnya,selalu pulang pergi rumah sakit. Selalu tersenyum bahkan saat dia merasakan sakit yg luar biasa sekalipun,dia tidak mau membuat kami semua khawatir. Ada masanya disaat aku melihatnya memejamkan mata selama beberapa hari. Dokter bilang,tubuhnya benar2 sangat lemah. Saat operasi pengangkatan ginjal aku sangat takut kehilangannya,karena selama beberapa hari dia tidak bangun. Sering hyung tidak mau minum obat karena menganggap percuma semua ini. Kenapa harus hyung?kenapa tidak aku?” Ceritanya panjang lebar dan di akhiri dengan pertanyaan babo itu. “Kau ini! Bersyukurlah saat kau diberi kesehatannya. Memangnya dia sakit apa? Dia tidak pernah cerita.” “Jantungnya sangat lemah,kelelahan sedikit saja dia akan pucat dan sakit. Tapi sebulan ini,keadaannya membaik. Semoga saja dia segera sembuh.” Ucapnya. “Amin. Kita harus mendoakan yg terbaik.Sudah jangan sedih,aku akan menjaganya.” Ucapku sambil menggenggam tangan Sehun. “Ne,gomawo noona.” Jawabnya singkat. Aku memberikan senyuman untuknya.

“Ini sarapan dulu.” Ucapku sambil memberikan roti dan susu pada Sehun yang baru saja selesai mencuci muka. “Kau tidak bisa apa menunggu aku duduk dulu?”Tanyanya. “Aish,sudah ah. Ini!” Ucapku dan dia mengambil sarapan dari tanganku. “Kau sudah cuci muka atw belum sih?kenapa wajahmu masih terlihat seperti baru bangun?” Tanyaku sambil membetulkan selimut baekhyun. “Tentu saja sudah. Ish” ucapnya dengan mulut penuh roti. “Telan dulu baru jawab.” Ucapku lalu duduk di sebelah ranjang baekhyun. “Kau ternyata menyebalkan noona!” Ucapnya setelah menelan roti yg ada di mulutnya lalu meminum susunya. “Baru tahu ne?”Tanyaku lagi dan dia hanya mengangguk polos.

Aku terus menjaganya semalaman. Baekhyun masih belum bangun. Tapi dokter bilang keadaannya sudah membaik. Besok mungkin sudah boleh pulang. Appanya tadi keluar untuk melakukan pembayaran. Untung hari ini libur jadi aku bisa menjaganya seharian penuh. Aku terus menggenggam tangannya. Dan beberapa saat kemudian dia sudah membuka matanya.

“Hei!” Ucap ku padanya dan dia tersenyum. “Hyung!” ucap Sehun sambil berjalan mendekati baekhyun. “Mianhae membuat kalian khawatir dan merepotkan.” Ucapnya masih lemah. “Aish kata siapa merepotkan? Adikmu baru merepotkan” ucapku dan mendapatkan jitakan dari Sehun. Baekhyun tertawa kecil melihat tingkahku dan sehun. Dan pada saat yang sama appanya datang.

“Anak appa sudah bangun.” Ucapnya sesaat masuk ke dalam ruangan. “Ne.” Ucap Baekhyun dan Sehun bersamaan. “Kalian kompak sekali.” Ucapku mereka hanya tertawa kecil. “Dokter bilang nanti siang kau sudah boleh pulang.” Kata appanya sambil duduk di sebelah baekhyun. “Ah jinja?lebih cepat dari biasanya,biasanya paling cepat itu 3 hari. Berarti keadaanku sudah membaik ne?!” Ucapnya. Aku tersenyum melihatnya,tingkahnya berubah jadi sangat manja dan seperti anak-anak.

#. #. #.

Sudah seminggu semenjak hari itu,aku semakin takut kehilangannya. Aku tidak mau dia jauh dariku. Aku senang saat dia di dekatku.

“Yak!kenapa kesini pagi-pagi?”Tanyaku pada seorang namja yg menggunakan syal coklat di depan pintu toko. “Waeyo?tidak boleh?” “Ne.” “Aish,pagi-pagi kalian sudah pacaran.” Ucap chanyeol yg baru datang. “Kami tidak pacaran.” Ucap kami bersamaan. “Jinja?aku tidak percaya. Awas kau bacon!” Ucapnya sambil menarik baekhyun yg menghalangi jalan masuk. “Yak!kau seperti menarik kucing.” Ucap baekhyun. “Biar saja. Habis kau menghalangi jalan ku.” Ucap chanyeol lalu masuk. “Aish!namja itu menyebalkan.” “Kau mau apa pagi2 sudah disini?”Tanyaku sambil keluar dari dalam toko dan kami mengobrol di kursi dekat toko.

* * * *

“Bisakah hari ini kau izin untuk tidak bekerja?” Tanyanya membuatku bertanya2 untuk apa. “Mwo?kau gila. Nanti bisa-bisa gajiku di potong. Walau dipotong sedikit itu sangat berharga tahu.” Omelku padanya. “Jebal. Temani aku hari ini. Aku ingin bersama denganmu hari ini seharian. Jebal.” Ucapnya memohon. “Aniyo. Tidak mau. Kau ini,uang sedikit itu berharga tahu untukku.” Omelku lagi. “Jebal. Nanti gajimu yg dipotong akan kuganti kok. Ayolah temani aku hari ini.” Ucapnya memelas. “Ish kau ini knpa sih? Aniyo.” Ucapku lalu pergi meninggalkannya. Tampak terlihat kekecewaan di raut wajahnya.

#keesokan hari…

Karena hari ini minggu,aku ingin menebus yg kemarin,kebetulan akupun libur. Jadi aku menghubunginya. Tapi dia tidak menjawab panggilanku dan aku meninggalkan pesan suara untuknya. Setelah beberapa kali aku menghubunginya,akhirnya nomornya tidak aktif. Dia mematikan ponselnya. Aish,menyebalkan. Apa dia marah? “Aish apa anak itu barah? Seperti anak kecil saja. Ya sudah aku kerumahnya saja.”.

* *

Ting…nong…ting…nong…

“Aish,kemana sih?” Beberapa saat kemudian seorang wanita paruh baya membuka pintunya. “Eh,annyenghaseo. Ajjuma apa baekhyun ada di rumah?” Tanyaku pada ajjuma yg bekerja di rumahnya. “Michi,kau ini harusnya datang tadi pagi. Baekhyun,sehun,dan appanya pergi ke Singapoer tadi pagi. Kau telat jika mau bertemu dengannya.” Ucapnya membuatku terkejut. “Mwo? Ah gamsahamnida. Mian mengganggu.” Ucapku agak kesal. “Mereka mungkin pulang 1-2 bulan lagi.” Lanjut ajjuma. “Ah ne,lama sekali. Ah aku harus pulang,gamsahamnida atas infonya.” Ucapku lalu pergi. * * “Yak,menyebalkan. Jadi itu alasnnya kemarin dia mengajakku pergi. Ah ternyata dia mau liburan ke keluar negri. Aish menyebalkan.” Gerutuku sampai tidak sengaja menabrak seorang namja. “Ah mianhae.” Ucapku sambil membungkuk. “Kalau jalan hati-hati. Memang kau memikirkan apa sih noona?” Tanyanya. “Aniyo. Awas kau menghalangi jalnku.” Ucapku melewatinya. Dia menarik syal yg aku gunakan. “Yak! Yeol,kau mencekikku.” Omelku padanya. “Kau yeoja tidak tahu malu! Ini dijalanan ramai masih saja mengomel. Tidak tahu tempat. Ayo ikut denganku.” Ucapnya memegang tanganku. “Kemana?” Tanyaku,tapi dia tidak menjawab.

* * *

“Kau suka?”Tanyanya. Aku mengangguk. “Kau menarikku hanya untuk membeli ice cream. Cuaca sedang dingin tapi malah mengajakku kesini.” Ucapku. “Yak! Lalu kenapa kau memesan ice cream 2 tumpuk hah? Babo!” Ucapnya sambil menjitakku. “Aish…”Ucapku mengelus kepalaku lalu kembali memakan ice creamku. “Ini kan gratis. Kapan lagi aku mendapat ice cream gratis? Huu.” Lanjutku. “Aish,kau ini menyebalkan,untung aku menyukaimu.” Ucapnya membuatku terkejut dan langsung menatapnya. Lalu beberapa detik berikutnya mata kami bertemu saling bertatapan. “Mwo?” Tanyanya polos. “Chanyeol,tadi kau bicara apa?” Tanyaku ingin tahu apakah aku salah dengar atw tidak?! “Tidak bicara apa2.” Ucapnya. Aku menatapnya heran. Setelah lama kami bersama,tidak terasa hari sudah gelap. “Ayo,pulang. Aku baru ingat kalau eommaku menyuruhku membeli sesuatu.” Ucapnya sambil berdiri. “Kajja.” Lanjutnya. Aku pun mengangguk dan ikut berdiri dan mengikuti langkahnya. Aku berjalan dibelakangnya sambil terus berfikir kata-katanya tadi.

“Heh!” “Omo!kau mengagetkanku.” Ucapku. “Biar ku antar pulang.” Katanya sambil menarik tanganku. Kami berjalan bergandengan.

“Kau bilang eommamu…” “Itu mudah,kebetulan rumahku dan rumahmu searah,apa salahnya kan?” Ucapnya memotong pembicaraanku. Aku hanya tersenyum. Entah senyuman apa ini?

‘Benarkah dia menyukaiku?’

 

continued

 

NB : part 3 nya kependekan jadi aku gabung ke part 2 ne… mianahe *bow


Super Junior KRY : Beetwen Love and Friends (Coagulation story)

$
0
0

Gambar

Super Junior KRY : Beetwen Love and Friends (Coagulation story) – part 1

Author : Han Ra Mi / @wirautamiH

Main Cast : Super Junior KRY member (Cho Kyuhyun , Kim joongwon aka Yesung, Kim ryeowook)

Other Cast : Seo Joo Hyun (Seohyun snsd), Choi sooyoung (Sooyoung snsd), Song Qian (Victoria F(X)), Kwon Yuri (Yuri SNSD) , Super Junior & SNSD member

Genre : Romance, friendship

Rating : PG- 13

Length : Twoshoot

Disclaimer : saya hanya punya storyline

mian for typo, happy reading^^

previous story : Coagulation

Seohyun pov

Aku duduk di bangku taman belakang SM building. Hanya sekedar ingin menenangkan diri. Aku duduk dibangku dibawah pohon. Aku tak mengerti kenapa sekarang aku memilih tempat ini untuk menenangkan diri. Mungkin karena kenangan yang terjadi disini. Tempat ini adalah tempat aku menjawab permintaan yesung oppa untuk menjadi kekasihnya. Tempat ini juga menjadi tempat aku pertama kalinya berkenalan secara pribadi dengan kyuhyun oppa, saat itu aku dan yesung oppa belum menjadi sepasang kekasih. Yesung oppa mengenalkannya padaku saat sebelum debut kyuhyun oppa di super junior juga sebelum debutku di SNSD. Yesung oppa mengenalkan kyuhyun oppa sebagai keluarga barunya di Super Junior. Dia tampak sangat menyayangi kyuhyun oppa saat itu, begitupun dengan kyuhyun oppa. Di tempat ini juga kyuhyun oppa meminta maaf padaku karena telah membuatku menangis dengan mengatakan bahwa aku tampak seksi.

“Gwenchanayo?” Tanya seseorang sambil memegang pundakku. Aku menolehkan kepalaku menatapnya.

“Ne.” Jawabku singkat sambil mencoba tersenyum.

“Apa menurutmu aku melakukan hal yang benar? Apa keputusanku ini tepat? Tidakkah aku melukai namja yang kucintai?” tanyaku bertubi- tubi pada namja disampingku ini.

“Molla. Aku sendiri juga tak tahu apa yang kulakukan ini benar atau tidak, Memberikan agenda hariannya padamu dan memintamu membaca semua isinya. Beberapa kali ini membuatku berpikir bahwa aku perusak hubungan orang.” Aku hanya tersenyum tipis menanggapinya.

“Mianhae…” Ucap namja ini padaku. Aku menatapnya dengan pandangan bertanya. Bertanya kenapa dia meminta maaf padaku. Namja ini menolehkan kepalanya sebentar padaku sambil tersenyum kemudian menatap kearah langit.

“Jika aku tak memintamu membaca agendanya mungkin hal seperti ini tak akan terjadi. Mungkin hubunganmu dan yesung hyung akan tetap baik- baik saja. Tak akan berakhir begitu saja seperti ini.”

“Apa kau sedang berusaha membuatku menyesal?” tanyaku sambil mempouts bibirku. Dia terkekeh melihat ekspresiku, aku pun ikut tertawa bersamanya. Bagaimanapun ini adalah keputusanku. Aku yang memutuskan untuk mengakhiri hubunganku dengan yesung oppa. Aku yang tak ingin merusak chemistry keluarga Super Junior itu. Dan saat ini aku tak ingin siapapun merasa bersalah atas keputusanku ini.

“Justru seharusnya aku berterimakasih.” ucapku tulus.

“berterimakasih karena aku telah merusak hubungan kalian?” Aku tertawa, aku tahu pertanyaannya ini sama sekali tak serius. Dia hanya mencoba bercanda agar kami tak begitu canggung karena hal seperti ini.

“Mungkin jika oppa tak memberikan agenda itu padaku, aku tak akan pernah tahu apa yang telah terjadi diantara kalian. Dan jika sampai terjadi sesuatu di super junior karena hal itu, aku pasti akan selalu merasa bersalah.”

“Karena itukah kau memilih untuk mengakhirinya dengan yesung hyung?”

“Kurasa begitu.”

“Sebenarnya aku sangat yakin kami tak akan terpecah karena perasaan pada yeoja yang sama. Aku tahu betul seperti apa sifat masing- masing member. “

“Lalu kenapa oppa memintaku membaca buku harian kyuhyun oppa?”

“Hanya ingin kau mengetahui seperti apa perasaan kyuhyun padamu. Aku sebenarnya sangat terkejut dan juga sedikit tak setuju dengan keputusan yang kau ambil dengan begitu cepat.” Aku tersenyum menatap namja ini.

“Memangnya keputusan seperti apa yang oppa harapkan akan aku ambil?”

“Molla. Aku sebenarnya tak berharap apapun. Kau dengan yesung hyung atau dengan kyuhyun, itu semua adalah hakmu untuk memilih mana namja yang kau cintai. Lagi pula keduanya telah menjadi keluargaku. Yesung hyung adalah hyung yang sangat kusayangi dan kyuhyun juga adalah dongsaeng yang sangat kusayangi. Siapapun diantara keduanya yang bahagia aku akan ikut tertawa. Begitupun jika diantara mereka ada yang terluka, aku pasti akan ikut menangis.”

“Dan sekarang mungkin keduanya sedang menangis karena aku, apa oppa membenciku karena ini?”

“sama sekali tidak. “

“waeyo?”

“Perasaan bukan sesuatu yang bisa kita salahkan pada diri seseorang. Aku memberikan agenda kyuhyun padamu karena aku merasa ini terlalu tak adil untuknya. Kau mengetahui seperti apa perasaan yesung hyung padamu tapi kau sama sekali tak memahami bagaimana tersiksanya kyuhyun dengan hatinya yang mencintaimu. Aku memberikan agenda hariannya sama sekali bukan ingin kau mengakhiri hubunganmu dengan yesung hyung atau memulai menjalin hubungan dengan kyuhyun. Aku hanya ingin kau tahu bahwa kau sedang jadi yeoja beruntung yang dicintai dua sahabatku, bukan hanya salah satu. Kau harus memahami seperti apa besarnya perasaan kedua sahabatku itu padamu. Sama sekali tak meminta kau akan membalas perasaan salah satu dari mereka apalagi keduanya. Dan sama sekali tak marah jika kau tak lagi bersedia menerima perasaan yesung hyung dan tak mampu membalas perasaan kyuhyun. Aku tak punya hak untuk itu.” Dia tersenyum setelah mengungkapkan semua itu, senyum penyesalan menurutku.

“Oppa masih merasa bersalah terhadapku?” Tanyaku sambil menatap padanya yang saat ini hanya tertunduk. Dia menolehkan kepalanya padaku, menatapku sebentar kemudian mengangguk. Aku menjulurkan tanganku kemudian menggenggam tangannya lembut.

“Ini keputusan yang aku ambil sendiri tanpa campur tangan orang lain, termasuk oppa. Ini pilihanku untuk masalah ini. Oppa tak perlu merasa bersalah untuk keputusan yang telah kuambil ini. Oppa telah melakukan hal yang tepat dan aku sangat berterimakasih untuk itu. Jika bukan karena oppa, mungkin aku justru akan menyesal di kehidupan kemudian karena telah menyakiti hati namja seperti kyuhyun oppa. Bermesraan di depannya yang mencintaiku, bahkan aku melakukannya dengan hyungnya sendiri. Bukankah itu akan sangat menyakitkan untuknya?.”

“Kau tak ingin sampai menyakiti kyuhyun, karena itu memutukan yesung hyungg seohyun-ah?” Tanyanya dengan ekspresi terkejut padaku.

“hmm. ne.” Jawabku mantap karena memang begitulah adanya.

“Waeyo?.”

“ne?.”

“kenapa kau tak mau sampai menyakiti hati kyuhyun?.”

******

Sooyoung pov

“kau tak boleh menyerah.” aku mentap bingung pada ryeowook oppa. Aku tak mengerti maksud perkataannya. “bukankah kau sangat mencintai kyuhyun?” Aku mengangguk, aku hanya mencoba jujur pada ryeowook oppa. Walau mungkin menyakitkan untuknya, tapi bagaimana pun kebohongan yang nantinya juga akan terungkap justru akan lebih menyakitkan. Aku tak mau berpura- pura terus menerus dan nantinya semakin melukai kami, jadi kuputuskan untuk jujur sebelum semua semakin terlambat.

“jika kau mencintainya maka kau harus memperjuangkan perasaanmu. Jangan hanya diam dan pasrah dengan pernyataan yang diberikan kyuhyun tadi. Jangan hanya menangis. Kau harus bangkit dan merubah haluan hati kyuhyun menjadi hanya terarah padamu. kau harus melakukannya, yaksok?” Ryeowook oppa mengacungkan kelingkingnya dengan tersenyum.
Kenapa dia berkata seperti itu padaku?. Bukankah seharusnya hal itu juga dilakukan dirinya padaku?. Kenapa justru ryeowook oppa yang menyerah jika dia punya pemikiran seperti itu tentang cinta?. Tapi ryeowook oppa mengucapkannya dengan senyuman bermakna. Dia mencoba menghargai dan menghormati perasaanku. Itulah janjinya sejak awal hubungan kami, dia berjanji untuk selalu menghargai dan menghormati perasaanku sebagai seorang wanita. Maka dari itu dia mencoba ikhlas melepaskan ikatan kami. Dia juga berjanji tak akan menyakitiku.

“oppa… ” lirihku. Bagaimanapun sudah cukup lama kami berhubungan. Dan perasaan bersalah tentu hal yang lumrah dan memang seharusnya aku rasakan saat ini.

“Aku akan melepaskan perasaan ini. Tapi kau harus berjanji akan berusaha untuk mendapatkan hati kyuhyun. arachi?” Aku mengangguk pelan, namun sekarang aku menyadari ada secercah senyum diwajahku.

“yaksok?” kembali oppa mengacungkan jari kelingkingnya.

“ne.” jawabku mantap sambil mengaitkan kelingking kami. Ryeowook oppa memberi tatapan yang begitu lembut padaku. Sebuah tatapan yang membuatku masih dapat merasakan perasaannya.

“mianhae.” ucapku pada akhirnya. Walau mungkin satu kata tadi tak akan cukup membalut lukanya. Tapi setidaknya satu kata yang kuucapkan dengan sangat tulus itulah yang mampu mewakili perasaanku pada ryeowook oppa saat ini, perasaan bersalah. Karena aku tahu dan merasakan cintanya yang sungguh besar padaku. Ryewook oppa tak menjawab, hanya tersenyum dan mengangguk. Walau aku sadar senyumnya itu dipaksakan, tapi aku juga tahu dia mencoba menunjukkan senyumnya dengan tulus. Ryeowook oppa mengusap pelan kepalaku kemudian berdiri dari posisi duduknya tadi. Ryeowook oppa pergi keluar ruang practice room ini.

Aku bangkit dan berjalan mengelilingi SM Building ini. Aku mencari keberadaan kyuhyun oppa. Aku sudah bertekad untuk berusaha menepati janjiku pada ryeowook oppa. Lagi pula, perasaan cintaku pada kyuhyun oppa sangatlah besar dan ryeowook oppa telah mengorbankan hatinya untuk ini, aku tak boleh menyia- nyiakannya.
Langkahku terhenti saat melihat ruang musik yang terbuka. Terlalu lelah mencari kyuhyun oppa sedari tadi. Berisitirahat sebentar disana sambil memainkan tuts piano mungkin membuatku merasa lebih baik. Aku pun memegang knop pintu untuk membukanya. Namun, gerakanku terhenti saat mendengar percakapan dua orang, yang dari suaranya kurasa sangat kukenal. Aku memasang telingaku baik- baik. Mungkin ini salah, tapi aku tetap melakukannya karena suara namja itu hanya kyuhyun oppa yang memilikinya.

“ini bukan salahmu.”

“Ani. Aku telah menyakiti noona. dan aku pantas dihukum karena itu.”

“Sudahlah kyu, aku tak menyalahkanmu. Aku tulus mencintaimu, jeongmal saranghaeyo…”

DEG. Jantung berderap mendengar yeoja itu mengatakan bahwa dia mencintai kyuhyun oppa. AKu memutuskan untuk mengintip kedalam ruangan dari celah daun pintu yang sedikit terbuka tadi. Yeoja itu victoria oennie. Dan hatiku semakin hancur karena saat ini keduanya tengah berciuman. Aku dapat melihatnya dengan jelas. Tangan victoria oennie yang mengalung di leher kyuhyun oppa. Juga tangan kyuhyun oppa yang tampak jelas terus menekan punggung victoria oennie, membuat keduanya semakin merapat. Dengan cepat aku membalikkan tubuhku, tak sanggup melihat pemandangan seperti itu. Namun aku masih dapat mendengar dengan jelas kalimat terakhir yang terlontar dari kyuhyun oppa.

“terimakasih untuk cintamu.” Apakah benar mereka berdua berhubungan?.

Aku berlari cepat meninggalkan tempat itu. Airmata terus mengalir deras dipipiku. Brukkk. Tubuhku terjatuh saat menabrak seseorang. Tangisku pecah sekarang. Bukan karena sakit terjatuh. Tapi karena aku sudah tidak dapat lagi membendung emosiku mengingat apa yang dilakukan kyuhyun oppa dan victoria oennie.

“gwenchana youngie? kenapa menangis? apa sangat sakit? jeongmal mianhae.” Tangisku semakin keras sekarang.

“Youngi, waeyo? neo gwenchana?” Grepp (?). Aku memeluk yesung oppa -orang yang kutabrak. Aku benar- benar butuh sandaran sekarang. Dan beruntungnya aku, yesung oppa sama sekali tak menolak pelukanku dan justru membalasnya.

“sshh… uljima.” ucap yesung oppa menenangkanku.

***

Victoria Pov

Aku berdiri di ambang pintu ruang musik SM Building. Awalnya aku datang kemari hanya ingin mengambil buku partiturku yang tertinggal di dalam. Tapi saat aku tiba dan membuka pintu, pemandangan yang kudapat saat menatap kedalam adalah seorang namja yang tengah duduk di depan piano. Namja itu duduk disana hanya di temani isak tangisnya sendiri. Dan aku sendiri lebih memilih menatap punggungnya dan mendengar isakannya dari pada masuk dan menamaninya.

Cho Kyuhyun, aku tahu betul apa yang membuat namja itu menangis. Lebih tepatnya siapa yang mampu membuat namja evil sepertinya menangis. Dan aku benci itu, aku sangat benci setiap saat dia menangisi yeoja yang dicintai. Bukan hanya karena aku tak suka karena dia mencintai yeoja lain. Tapi aku sangat tak suka karena dia yang menjadi lemah karena peraaannya terhadap yeoja itu. AKu tak suka melihat Cho Kyuhyun yang bahkan mampu menentang appanya sendiri demi mewujudkan impiannya, menjadi sangat rapuh karena perasaan yang dia sebut cinta.

Aku juga punya hati dan aku juga jatuh cinta. Tapi aku tak pernah menunjukkan bahwa aku menjadi lemah karena tak dapat menyatakan cintaku, apalagi memilikinya. Aku tak pernah menjatuhkan airmataku hanya karena orang yang kucintai tak menyadari perasaanku. Bukan karena perasaanku terhadap namja yang kucinta itu sangat lemah. Tidak, sama sekali bukan. Perasaan yang kumiliki justru kurasa terlalu besar dan amat berat. Aku bahkan rela melakukan apa saja untuk namja itu tanpa dia ketahui sama sekali.

Tapi, inilah aku. Seseorang yang pantas disebut yeoja babo karena membiarkan hatinya terus menjadi ladang untuk tumbuhnya sebuah perasaan bernama cinta yang terus menjalar tak tentu arah. Walau aku tahu, tak seharusnya perasaan seperti ini terus bersemayam dihatiku. Tapi perasaan ini juga bukanlah sesuatu yang dapat kuhapus begitu saja. Jika aku mampu, aku pasti memilih untuk tidak memiliki perasaan seperti ini terhadap namja itu, memilih untuk tidak jatuh cinta pada seorang Cho Kyuhyun. Atau setidaknya jika aku diberikan kekuatan lebih, aku akan menghapus perasaan ini, ah… tidak, aku tidak akan hanya menghapusnya. Bahkan lembaran yang pernah menjadi tempat goresan perasaan ini akan aku robek dari hatiku.

Seperti manusia pada umumnya, aku memiliki banyak rasa takut dalam diriku. Dan hal itu jua lah salah satu yang membuatku memilih untuk tetap menyimpan rapat perasaan ini hanya untukku. Karena aku terlalu takut jika sampai dia mengetahui, dia justru akan menjauh dariku. Aku tak mau itu. Dapat dekat dengannya, bisa memandangnya setiap waktu walau dari jauh. Tak perlu dia membalas perasaanku, itu sudah lebih dari cukup untukku.

Aku melihat kyuhyun yang memandangi ponselnya dan airmatanya kembali mengalir. Apa photo yeoja itu yang sedang kyuhyun perhatikan? photo seorang seo joo hyun?. Apa lagi yang dilakukan yeoja itu hingga kyuhyun menangis?.
Kyuhyun membalikan tubuhnya dan tampak terkejut denagn kehadiranku. Aku berusaha memberinya senyum terbaikku. Perlahan kakiku melangkah memasuki ruang musik dan kyuhyun pun tampak bangkit dari duduknya. Aku berhenti dihadapannya dan menatapnya sebentar.

“kenapa noona disini?” Aku tersenyum menjawab pertanyaannya kemudian berjalan melewatinya. Aku mengangkat buku partiturku.

“buku partiturku tertinggal.” ucapku seraya menunjukkannya pada kyuhyun.

“noona sudah lama berdiri disana?.”

“ne.” Kyuhyun menunduk mendengarku membenarkan pertanyaannya.

“Ada apa kau menangis?” Tanyaku dengan lembut pada kyuhyun.

“aku tak menangis.”

“jangan berbohong padaku. Ada bekas airmata dipipimu, cho kyuhyun.”

“benarkah? ah… aku hanya kelilipan debu. Bukan menangis, noona.”

“begitukah?”

“ne, ini tak ada hubungannya dengan seohyun.”

“kau menangis karena seohyun?” Kyuhyun terdiam beberapa saat.

“aku tak pernah mengatakan itu.” lirih kyuhyun.

“aku tak bertanya tentang seohyun, tapi kau menyebut namanya.” Kyuhyun kembali terdiam, mendengarku pernyataanku yang telak, akibatnya dirinya yang salah bicara tentang seohyun.

“apa yang dilakukannya hingga kau menangis?” Tanyaku lagi, namun kali ini lebih tegas.

“seohyun tak melakukan apapun terhadapku.”

“dia tak melakukan apapun tapi kau menagis karenanya.”

“SUDAH KUKATAKAN AKU BUKAN MENANGIS KARENA SEOHYUN, NOONA.” aku menutup mataku mendengar bentakan kyuhyun, mencoba menenangkan hatiku. Saat aku kembali membuka mataku, aku dapat melihat kyuhyun yang tampak terkejut. Mungkin dia menyadari kenapa dirinya sampai berteriak padaku, itu memang sedikit kelewat batas. Tapi, pertanyaan- pertanyaan yang kuberikan memang kusadari sedikit memburu kyuhyun.

“noona, mianhae, aku tak bermaksud membentakmu.” Ucap kyuhyun penuh penyesalan. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman. Karena hal ini sudah kuduga, bukan hanya kyuhyun yang merasa menyesal karena membentakku. Tapi juga kyuhyun yang akan berteriak karena emosi dengan pertanyaanku, aku juga sudah dapat menduganya.

Kami terdiam beberapa saat diruang musik ini. Hingga akhirnya aku memilih untuk pergi meninggalkannya. Tidak mengucapkan kalimat yang menunjukkan sikap sopanku untuk berpamitan, aku hanya menepuk lengannya beberapa kali. Namun kyuhyun menahan pergelangan tanganku dan menarikku kedalam pelukannya.

“mianhae noona, jeongmal mianhae.”

“kau terlalu berlebihan kyu. Teriakanmu tadi bukan kesalahan besar. Tak perlu meminta maaf seperti ini.”

“bukan itu maksudku noona.”

“arraseo. Aku paham kau tak bermaksud membenta-” Aku terdiam saat merasakan pelukan kyuhyun yang semakin erat. Aku tak paham maksudnya kali ini.

“bukan untuk itu maafku, noona.”

“ne?.” Aku semakin merasa heran dan tak paham maksud kyuhyun kali ini.

“mianhae, jeongmal mianhae…”

“kyu…”

“mianhae, aku selalu berpura- pura tak tahu perasaanmu padaku.” DEG, jantungku serasa berhenti berdetak mendengar perkataan kyuhyun. Apa yang dikatakannya barusan? jadi, dia tahu bahwa selama ini aku telah jatuh cinta padanya. Lalu, kenapa dia diam saja? sama sekali tak menunjukkan sikap untuk membalas cintaku atau bahkan yang terburuk menolak perasaanku.

“Sudah lama aku mengetahuinya, sangat lama. Bahkan aku berpikir sejak awal kau jatuh cinta, aku telah menyadari bahwa orang itu adalah aku. Tapi aku memilih untuk bersikap acuh dengan cintamu. Aku memilih untuk tetap bersahabat seperti biasa. Aku sama sekali tak bermaksud jahat padamu, noona. Tapi semua itu karena aku sadar, perasaanmu bukan sesuatu yang bisa kubalas dengan mudah. Jika aku bisa, aku ingin melakukannya. Aku bersedia mencintaimu, tapi perasaan seperti itu sama sekali tak pernah menyentuh hatiku. Mianhae, jeongmal mianhae noona.”

Lututku melemas, airmata mengalir deras dari pelupuk mataku tanpa bisa kubendung. Tubuhku terasa seperti kehilangan seluruh rangka yang mampu menopangnya untuk tetap berdiri. Tapi beruntung kyuhyun menahanku dalam pelukannya untuk tak terjatuh.

Ternyata seperti saat kita merasakan sebuah penolakan. Sakit, amat sakit dan perih rasanya. Sekarang aku tahu alasan lain kenapa aku lebih memilih untuk menyembunyikan perasaanku selama ini. Karena aku takut, terlalu takut hal seperti ini sampai terjadi. Aku sangat tak ingin mendengar kalimat- kalimat penolakan seperti tadi.

Walau diucapkan dengan baik dan lembut. Tapi bagaimanapun penolakan tetap saja sesuatu yang menyayat hati. Lebih baik tetap mencintai di dalam hati dan terus bermimpi. Bermimpi bahwa dia akan bisa melupakan yeoja yang dicintainya. Bermimpi bahwa kami akan dapat memiliki satu sama lain. Terus bermimpi seperti itu terasa lebih indah dari pada mengetahui bahwa perasaan cintaku adalah sesuatu yang tak akan pernah bisa terbalaskan.

Sekuat tenaga aku berusaha mengumpulkan kembali kekuatan di rangka dan ototku agar aku dapt tetap berdiri. Dan aku pun mencoba melepaskan diri dari pelukan kyuhyun. Tapi entah kenapa, kyuhyun menolaknya, dia tak mau melepaskanku dari pelukannya. Walau sangat pelan, tapi sekarang aku dapat menyadarinya, kyuhyun menangis. Aku dapat mendengar ada isakan kecil yang mengalun dari bibirnya.

“kyuhyun-ah…”

“jeongmal mianhae, noona. “

“gwenchana, kyu. Gwenchana.” Ucapku berbohong.

“bagaimana bisa baik- baik saja, noona? Aku juga merasakan hal yang hampir sama denganmu. Cintaku juga bertepuk sebelah tangan, dan aku tidak merasa itu baik- baik saja.”

Kau benar kyuhyun. Sangat benar. Memang sebuah kebohongan besar saat aku mengatakan baik- baik saja. Bahkan seharusnya aku merasakan yang lebih buruk darimu. Kita memang sama- sama tidak punya keberanian untuk memperjuangkan dan menyatakan cinta kita. Tapi setidaknya kau tidak mendengar langsung dari seohyun bahwa dia tak mungkin bisa mencintaimu, yang artinya jika kau berusaha mungkin saja yeoja itu akan jatuh cinta padamu. Tapi aku, perasaanku ini telah telak tak mungkin lagi akan bisa berbalas dengan hatimu.

Tapi apa yang harus kukatakan? yang sebenarnya? Tidakkah itu akan semakin membuatmu merasa bersalah?. Kau pikir akau tega membuatmu semakin dipenuhi perasaan bersalah dan menyesal terhadapku. Aku tak sejahat itu, kyu. Aku masih punya nurani untuk setidaknya tetap menjaga perasaanmu.

“jincha…”

“aku pantas di hukum karena menyakiti yeoja sebaik noona.” Aku tersenyum simpul seraya melepas pelukan kyuhyun. Dan kali ini dia bersedia melakukannya.

“ini bukan salahmu.” Ucapku mencoba tersenyum sambil mengusap pipinya.

“Ani. Aku telah menyakiti noona. dan aku pantas dihukum karena itu.”

“Sudahlah kyu, aku tak menyalahkanmu. Aku tulus mencintaimu, jeongmal saranghaeyo…”

Akhirnya kalimat sakral itu mengalun dari bibirku. Walau kyuhyun ternyata telah menyadari perasaanku, namun akhirnya pernyataan cinta itu tetap terucap juga dari mulutku. Aku terdiam, mataku menatap teduh manik mata milik kyuhyun. Kyuhyun membalas tatapanku dengan tatapan bersalah. Kyuhyun-ah, aku sangat tak suka tatapan seperti itu darimu.

Entah keberanian darimana. Tanganku mengayun mengalun ke leher kyuhyun. Wajahku juga bergerak mendekat ke wajahnya untuk menyatukan bibir kami. Aku terkejut dengan tindakanku sendiri, dan lebih terkejut saat kyuhyun tidak menolaknya. Aku merasakan sesuatu bergerak di punggungku dan bisa ku pastikan itu adalah tangan kyuhyun. Aku tak tahu kenapa kyuhyun bukannya menolak ciumanku, dia justru merapatkan tubuh kami. Beberapa saat aku menikmatinya. Tapi sekian detik, aku sadar ini tidak benar. Dengan lembut aku menghentakkan tubuh kyuhyun untuk melepaskan tautan bibir kami.

“terimakasih untuk cintamu.” ucapnya dan kami kembali terdiam.

“mianhae…” lirihku, lalu berniat meninggalkan ruang musik ini. Namun kyuhyun menahan pergelangan tanganku. Kakiku berhenti melangkah, namun tubuhku tak memutar untuk membalik arah.

“perasaanmu tetap sesuatu yang tak mampu kubalas, noona.” Kyuhyun mengatakannya dengan pelan, namun sangat tegas dan yakin. Bahkan ketegasan dan keyakinan dalam ucapannya itu menjadi sesuatu yang mampu meleburkan hati dan jantungku.

***

Yuri pov

Aku tak menyangka syuting hari ini akan berakhir begitu larut. Sangat melelahkan, tapi tetap aku menyukai pekerjaan ini selain menyanyi dan menari. Dan beruntungnya aku syuting ini berlangsung di taman kota seoul. Karena sudah sangat malam syuting baru berakhir, alhasil tempat ini sudah tak ada lagi pengunjung. Dan artinya aku bisa sangat bebas berkeliling disini. ^^

Aku menolehkan lagi kepalaku kekanan dan kiri. Huhhft, bukan tak ada lagi. Hanya sudah sangat sepi. Masih ada satu mobil terparkir di sudut taman. Aku memperhatikan lagi mobil itu. Senyuman miris terukir di wajahku. Mobil itu mirip dengan milik seseorang, seorang yang sangat kucintai walau secara diam- diam. Seseorang dengan suara yang sangat indah, Kim Joongwon.

Aku berjalan terus kearah mobil itu. Semakin dekat jarakku dengan mobil itu. Tautan kedua alisku pun semakin dalam. Tidak, mobil itu bukan mirip, tapi memang milik yesung oppa. Aku mempercepat langkahku kearah mobil itu.

Sekarang kakiku mati rasa. Tak hanya kakiku tapi seluruh tubuhku, bahkan organ- organ didalamnya terutama hatiku. Pemandangan ini adalah yang terburuk dalam hidupku. Aku melihat di jok belakang mobil, yesung oppa dan sooyoung yang tengah tidur sambil berpelukan. Mereka tidur tanpa… sehelai benangpun melekat ditubuh mereka.

Tes, airmatku jatuh. Aku mencoba untuk tertawa, lebih tepatnya aku sedang menertawakan diriku sendiri. Kenapa aku harus merasa marah dan tak terima dengan apa yang mereka lakukan?. Hei, aku bukan siapa- siapa. Walau aku mencintai yesung oppa, tapi nyatanya aku sama sekali tak pernah memproklamirkan cintaku. Dan Jika pun melakukannya, sudah pasti itu hanya akan jadi tindakan yang sia- sia. Sudah cukup aku menyia- nyiakan hatiku denagn mencintainya. Tak perlu menyia- nyiakan tubuhku dengan berusaha mendapatkannya.

Tubuhku nyaris merosot jatuh. Namun dengan cepat, tanganku dapat menggapai dan bersandar dimobil yesung oppa. Ayolah yuri, jangan jadi bodoh. Kau baru selesai syuting disini beberapa saat yang lalu. Mungkin saja masih ada stalker atau paparazi yang bersemayam(?) disini. Dan jika mereka melihat hal ini dan mengabadikannya, akan jadi masalah besar untuk sooyoung dan yesung oppa. Aku pun mengambil langkah cepat memasuki mobil yesung oppa -untungnya tak terkunci, dan duduk di kursi pengemudi. Aku mulai menstarter mobil ini, membuat tidur yesung oppa sedikit terganggu.

“eunghhh…” lenguh yesung oppa. “ndo nuguya?” tanyanya masih setengah sadar.

“yuri, oppa.” ucapku pelan sambil terus berusaha membendung airmataku dan meredam isakanku.

“ohh…”

“Igo. tolong tutupi sedikit tubuh oppa dan sooyoung. Ini membuatku tidak nyaman.” Ucapku seraya melemparkan jas dan jaket milik yesung oppa dan sooyoung. Dan dengan cepat aku mengemudikan mobil ini menuju dorm.

_Continued

Mianhae belakangan aku lama updatenya, lagi banyak kesibukan *bow
Nah Loh, yeojanya 4 namjanya 3. tapi aku gak akan minta buat kalain milih tambahan cast namja lagi kok. Pilihannya tetap buat member SJ KRY aja. Ini belum ditentuin bakal jadi seokyu, kyutoria, kyuyoung, wookyoung, yeyul, seosung, atau yang lain.

Readers tercinta aja yang menentukan. Semua member SJ KRY tetap harus di kasih pairing yaa… poling tetap dibuka kayak cerita sebelumnya. Berdasarkan komentar kalian, nanti akan aku hitung request couple terbanyak. Tapi gak boleh cuma satu couple yaa… misal cuma ryeoowok-sooyoung, yesung- seohyun, victoria- kyuhyun atau seohyun-kyuhyun. Kalo kayak gitu gak akan aku hitung ke dalam poling. Gak harus Sugen juga, kana da victoria tuhh, lagi pula ini buat semua SM couple bisa kok. Harus semua member super junior kry kalian kasih pairing, contoh : “aku pengennya yesung- seohyun, ryeowook- sooyoung dan kyuhyun- victoria.” Soalnya kemaren sudah aku jelasin dan masih ada yang cuman minta seokyunya aja. Yang cuma satu gitu gak aku hitung yaa, hehe mian *bow.

thanks for read, RCL ne…


Saranghae [chapter 2]

$
0
0

re-do-saranghae

cover by : Crussialines @ High School Graphics

Judul : Saranghae

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Cho Kyuhyun, Cho Jonghyun, Seo Joohyun, Im Yoona, etc.

Genre : fantasy, romance, sad

Length : chapter

Disclaimer : ide cerita murni milik author, castnya author hanya meminjam selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi mereka.

Haha, udah chapter 2 aja nih… ya sudahlah author gak mau banyak cincong.. happy reading.. hope readers like it J
<!–more–continue reading>

“Harusnya kau itu tetap kesana. Tidak perlu menampakkan diri di depan mereka. Cukup melihat, bagiku itu sudah lebih dari cukup.” Tambahku.

“N…nona…bicara dengan siapa?” tiba-tiba bibi Nam sudah berdiri di pintu. Aku lupa menutup pintu kamarku tadi.

“Nde??? A..aa..aku… ah ya! Aku sedang latihan untuk drama di kampus bi. Sekalian menghafal percakapan yang akan ku ucapkan.” Ishhh benar-benar jawaban yang menggelikan. Dari dulu aku tidak suka jika disuruh bermain drama, ini malah ku jadikan alasan. Semoga bibi Nam lupa jika aku tidak suka bermain drama.

“Saya kira nona kenapa. Oh ya non, ini air minum yang nona minta.”

“Ne, letakkan di atas nakas saja ya bi.”

“Fffiuhhh…..” aku menghembuskan napas lega setelah bibi Nam keluar. Segera ku tutup pintu kamarku dan menghampiri Jonghyun si hantu itu yang kini tengah menertawakanku.

“Sudah? Puas kau menertawakanku?” tanyaku sinis setelah ia berhenti tertawa.

“Hahaha….mian…aku terlalu terbawa suasana..hahahah” katanya dengan memgangi perutnya.

“Mwoya? Terbawa suasana?! Aissshh jinjja!!” aku menyedekapkan tanganku, sebal. Ya ya ya, memang kelakuanku sedikit konyol sih. Aku menatap namja hantu itu yang masih saja tertawa. Ku kerjap-kerjapkan mataku, mengamati wajahnya. Aku merasa tak asing dengannya. Wajah itu…. tunggu sebentar !!

“Kau!!” tudingku padanya. Sontak ia berhenti tertawa dan menatapku heran.

“Kau namja yang ada di mimpiku selama sebulan ini kan?!”

Ia sedikit kaget. Namun kemudian wajahnya kembali terlihat tenang.

“Ne. Aku yang sebulan ini selalu datang ke mimpimu.”

“Untuk apa? Mengapa? Bagaimana bisa? Kenapa aku? Dan……kenapa kau tidak lagi muncul di mimpiku?”

“Molla..”

“Mwo?? Molla katamu?”

“Ne, aku juga tidak tau mengapa aku datang ke mimpimu dan mengganggu tidurmu. Dari pertanyaan-pertanyaanmu tadi aku hanya bisa menjawab satu. Aku tidak pernah muncul di mimpimu lagi karena sekarang aku sudah bisa bertemu denganmu. Dan….maaf jika dulu aku mengganggu tidurmu. Aku sungguh tidak berniat mengganggu.”

Aissshh….aku jadi tambah bingung dengan semua ini. Sebenarnya aku masih ingin bertanya padanya, tapi melihat raut wajahnya dan jawaban yang ia berikan barusan aku jadi tak enak untuk melanjutkan pertanyaanku.

“Ah yasudahlah. Aku mau mandi kemudian istirahat dulu.” Ucapku lantas berdiri menuju kamar mandi.

Seohyun POV END

$$$$$$$

“Jadi dua minggu lagi oppa sudah siap untuk sidang skripsi?”

“Ne Sulli-ah. Kau doakan saja semoga lancar.”

“Pasti oppa.”

“Eomma juga akan mendoakan yang terbaik untukmu Kyu. Semoga setelah lulus kuliah kau bisa segera memimpin perusahaan ayahmu yang sekarang masih di handle Kim ahjussi.”

“Ne eomma. Aku janji akan melakukan yang terbaik untuk eomma, Sulli, dan almarhum appa.”

“Jong oppa juga oppa.” tambah Sulli.

“Ah ne.”

“Kyu…”

“Ne eomma, wae?”

“Semenjak kuliah kau belum pernah mengenalkan eomma dengan teman yeojamu.”

“Eomma…….”

“Kyu………sudah saatnya kau mencari pengganti yeoja itu. Kau putra eomma. Putra eomma yang tampan, pintar, dan baik hati. Tak mungkin ada yeoja yang menolakmu. Masih banyak yeoja diluar sana yang mau menerimamu.”

“Tapi dia tidak eomma….”

Sulli yang menyadari suasana saat itu tidak enak, segera angkat bicara “Ah oppa, kajja antarkan aku ke kampus. Sepertinya aku akan telat jika naik bus.”

Ny. Cho menghembuskan nafas lelah. “Ya sudah Kyu, antarkan adikmu ke kampus.” Ny. Cho sangat memahami bagaimana Kyuhyun. Meskipun Kyuhyun terpojok dan kehabisan kata-kata tapi ia tak akan bisa melawan orang tuanya. Kyuhyun sangat menghormati orang tuanya. Ia tidak akan pergi di tengah perdebatan jika belum dapat ijin dari ibunya.

“Ne eomma. Kami pamit. Annyeong.” Sebelum keluar, Kyuhyun mencium pipi ibunya begitupun Sulli.

Di perjalanan, mereka pun hanya diam. Sulli sendiri saat ini enggan membuka percakapan dengan kakaknya itu karena ia tau kakaknya sedang tidak ingin membahas sesuatu. Diapun akhirnya memilih diam hingga tiba di kampusnya. 30 menit berlalu, mereka tiba di kampus Sulli yang juga kampus Kyuhyun tapi berbeda jurusan.

“Oppa aku pergi dulu, annyeong.” Kyuhyun hanya tersenyum dan mengangguk. Kyuhyun tak lantas pergi dari tempat itu. Ia mengamati Sulli yang berjalan memasuki gedung fakultas tempat adik satu-satunya itu menuntut ilmu. Sebenarnya Kyuhyun sendiri bingung mau pergi kemana setelah ini. Ia sudah tidak ada jadwal kuliah mengingat dua minggu lagi ia sidang skripsi. Dan skripsinya pun sudah siap. Ia kemudian tak sengaja melihat dua orang yeoja yang tengah berjalan melewati mobilnya juga masuk ke dalam gedung yang Sulli masuki tadi. Kyuhyun sedikit mengagumi salah satu yeoja itu.

“Yeoja yang manis..” gumamnya.

Akhirnya ia memutuskan pergi setelah kedua yeoja itu masuk. Di jalan, ia juga masih bingung mau kemana. Akhirnya ia berhenti di sebuah taman yang cukup sepi pengunjung. Ia turun dari mobil dan duduk di salah satu bangku taman yang tak jauh dari tempatnya parkir. Kyuhyun membuka tas yang selalu ia bawa, mengambil sesuatu dari dalam tasnya itu. Buku diary. Lebih tepatnya diary milik saudara kembarnya.

“Jong hyung………” gumamnya lirih saat melihat diary itu (lagi). Ia kembali membaca isi diary tersebut.

11 Juni 2012

Hari ini aku akan menemui yeoja itu. Ternyata ia satu kampus denganku. Pacar sahabatku Donghae adalah teman dekat yeoja ini. Betapa bahagianya diriku. Tuhan, terimakasih……..

Setelah halaman itu, tidak ada lagi tulisan-tulisan dari Jonghyun. Ya, tanggal itu 11 Juni 2012 adalah hari dimana Jonghyun mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.

“Yeoja itu satu kampus dengan hyung…berarti sekampus denganku juga.” Gumam Kyuhyun.  Kyuhyun kembali teringat akan sesuatu. Sesuatu yang diucapkan oleh hyungnya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Flashback

“Hyung, jebal bertahanlah. Kau harus kuat.” Ucap Kyuhyun sambil memangku kepala Jonghyun di pinggir jalan. Saat itu Kyuhyun tak sengaja melintas di jalan tersebut dan melihat kerumunan orang.

“K..kyu……ak..akuu ada s..sesuatu yang ingin ku ucapkan padamu.. Kyu…. bisakah ak..aku meminta sesuatu darimu un.untuk yang terakhir kalinya..”

“Hyung jangan katakan seperti itu.. kau pasti bisa sembuh. Apapun permintaanmu akan aku kabulkan tapi kau juga harus bertahan hyung.”

“Aku ingin k..kau menjaga se..seorang untukku. Dia yeoja yang s..sangat aku sayang. Ak..aku sangat percaya padamu K..Kyu… k..Ku mohon bahagiakanlah dia… untukku..”

“Aku janji hyung akan menuruti permintaanmu. Bertahanlah dulu, tidak lama lagi ambulans akan datang.”

Flashback END

“Mianhae hyung…satu tahun sudah berlalu kau pergi tapi aku belum menepati janjiku. Mungkin sudah saatnya aku memenuhi permintaan terakhirmu itu.” Gumam Kyuhyun setelah menutup buku diary Jonghyun.

Jonghyun POV

‘Mianhae Seo, aku bohong padamu. Aku datang padamu karena ingin merasakan dekat denganmu. Ingin menjagamu walau hanya sementara. Sebelum seseorang datang dan menggantikanku.” gumamku dalam hati. Saat ini aku sedang di toko baju bersama Seohyun untuk membelikan kado Yoona. Lusa Yoona mengadakan pesta ulang tahun.

“Jong-ssi bagaimana menurutmu yang i-“ Seohyun menoleh padaku. Ucapannya terhenti karena ia menyadari aku sedang menatapnya.

“Nde? A..ini bagus kok. Yoona pasti menyukainya.” Jawabku mengalihkan.

“Hmm…baiklah aku ambil ini saja.” Gadis itu lantas menuju kasir. Setelah membayar, kami beranjak pulang.

“Seo…”

“Ne, ada apa Jong-ssi?” tanyanya sambil menghentikan langkahnya dan menatapku.

“Boleh aku bertanya sesuatu padamu?”

“Tentu saja.” Jawabnya tersenyum.

“Kau sudah memiliki namjachingu?”

1 detik

2 detik

3 detik

“Bwahahahaha…” bukannya menjawab, yeoja itu malah tertawa keras. Apanya yang lucu?!

“Selama ini apa kau pernah melihat aku bersama namja?” tanyanya balik.

“Emmmmm memang sih selama ini aku tak pernah melihatmu jalan bersama namja selain aku.”

“So, aku pikir kau sudah bisa menyimpulkan.” Ucapnya lantas melanjutkan jalan.

“Seo, tapi barangkali kau memiliki namja yang telah mencuri hatimu?” tanyaku lagi setelah berhasil mensejajarkan langkahku dengannya.

“Aniyaa…. belum pernah ada namja yang berhasil menggetarkan hatiku.”

“Masa sih?”

“Kau ini. Sudahlah jangan bahas itu lagi. Kajja pulang. Sepertinya hujan akan segera turun.”

Aku masih diam mematung. Memandang punggungnya yang mulai menjauh. Apakah kehadiranku ini juga tidak dapat menggetarkan hatimu Seohyun??

Jonghyun POV END

$$$$$$$$

Hari ini Kyuhyun pergi ke fakultas tempat dulu hyungnya kuliah. Ia dan hyungnya berbeda fakultas memang. Ia berniat mencari Donghae, sahabat hyungnya itu.

“Permisi, apa kau kenal dengan Lee Donghae ? dia semester delapan.”

“Ooo Donghae. Ne, saya kenal. Kamu mencarinya?” Kyuhyun mengangguk cepat.

“Tadi saya lihat dia sedang dikantin. Coba kamu kesana. Mungkin dia masih disana.”

“Baiklah. Gomawo.”

“Cheonma.”

Kyuhyun segera menuju kantin. Ia sudah tak begitu bingung tentang tata ruang disana karena dulu ia sering ke fakultas itu untuk menemui hyungnya. Namun, ia tidak pernah tau yang namanya Donghae.

Saat sampai di kantin, hanya ada tiga orang namja yang sedang duduk. Kyuhyun dengan segera menuju ketiga namja itu untuk menanyakan keberadaan Donghae.

“Permisi, apa kalian tau dimana Donghae?” bukannya menjawab, ketiga pria itu saling pandang kemudian menatap salah satu diantara mereka.

“Ada apa kau mencariku?” ucap salah satu dari ketiga namja itu.

“Kau Donghae?”

“Ne aku Donghae. Ada perlu apa?”

“Aku ingin bicara sesuatu denganmu. Bisa kita bicara berdua?”

“Baiklah. Teman-teman aku pergi dulu ya. Dah.” Donghae berjalan meninggalkan dua temannya. Sebelum mengikuti Donghae, Kyuhyun membungkuk pada dua teman Donghae.

“Saya permisi. Mari” ucapnya.

“Ne.”

“Ada apa?” tanya Donghae lagi. Kini mereka tengah duduk di taman kampus. Suasana yang sepi membuat Donghae memilih tempat itu untuk bicara dengan Kyuhyun.

“Aku saudara kembar Jonghyun. Apa benar kau sahabat hyungku?”

“Sebelumnya, aku sudah tau jika kau saudara kembar Jonghyun karena wajahmu mirip dengannya. Tapi kau salah jika menyebutku sahabatnya.”

“Nde? Maksudnya?” Kyuhyun heran dengan ucapan Donghae jika ia dan kakak kembarnya tidak bersahabat.

“Hari itu, tepat sehari sebelum hyungmu kecelakaan ia menemuiku. Sebelumnya kami memang sudah saling kenal namun tidak begitu akrab. Ia memintaku untuk membantunya dekat dengan teman yeojachinguku yang berbeda fakultas dengan kami. Aku menyanggupi permintaanya. Aku memberinya janji akan mempertemukan dengan yeoja itu keesokan harinya. Ya, saat dimana Jonghyun mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.”

“Jadi benar kau mengenal yeoja yang dicintai oleh hyungku?” tanya Kyuhyun memastikan.

“Ne. Lantas tujuanmu menemuiku ada perlu apa?”

“Aku ingin bertemu dengan yeoja itu.”

“Jangan bilang kau juga memiliki perasaan seperti hyungmu pada yeoja itu.”

“Nde? Ah ani. Aku belum pernah bertemu dengannya. Aku…..aku hanya ingin memenuhi janji terakhirku pada Jonghyun hyung.”

“Baiklah. Lusa yeojachinguku mengadakan pesta ulang tahun. Aku akan mengundangmu juga sebagai temanku. Disana aku akan memperkenalkan kalian.”

“Gomawo Donghae-ssi. Emmm….bolehkah aku meminta nomor ponselmu?”

“Ne. Ini.”

“Sekali lagi gomawo telah mau membantuku.”

“Haha, ne ne sama-sama. Apa masih ada lagi?”

“Ah sudah. Apa kau ada urusan lain?”

“Ne, aku ada janji dengan Dosen. Maklum semester tua. Hehe. Ya sudah aku permisi dulu. Annyeong.”

“Ne.”

Seohyun POV

Setelah menyadari bahwa namja hantu yang berteman denganku ini adalah seseorang yang selalu datang dalam mimpiku, entahlah. Ada sedikit perasaan senang. Andai saja namja itu masih hidup. Aku sendiri masih bingung mengapa ia memilih menemuiku daripada keluarganya. Akhir-akhir ini aku sering tak sengaja melihatnya tengah melamun. Ku rasa ia sedang memikirkan keluarganya. Rindu keluarganya. Mungkin kata itu yang lebih tepat.

Cling.. tiba-tiba namja si-hantu itu muncul mengagetkanku yang sedang bersantai ria di halaman belakang rumah.

“Isshhhh jinjja kau ini.” Aku menatapnya sebal. Selalu saja datang mengagetkanku.

“Kau masih belum terbiasa ya? Maaf.”

“Ani, bukannya begitu. Siapapun yang muncul dengan tiba-tiba aku juga akan tetap kaget. Tak peduli itu manusia ataupun-“ Aku berhenti melanjutkan bicara. Ku lirik namja yang duduk di sampingku.

“Ah maksudku-“

“Aku mengerti.” Ia menatapku tersenyum. Arrggghhh kenapa suasananya jadi seperti ini??!!! Tidak biasanya aku merasa canggung saat dengannya. Aku merutuki mulutku sendiri yang begitu sembrono mengeluarkan kata-kata.

Aku membalas senyumannya kaku.

“Aku ada permintaan padamu.” Ucapnya kemudian.

“Nde? Permintaan apa?”

“Apakah kau mau memenuhi permintaanku?”

“Asal tidak yang aneh-aneh saja.” Jawabku iseng. Ya iseng. Sebenarnya apapun yang ia minta aku akan berusaha mengabulkannya. Ku pikir permintaanya tidak akan memberatkanku.

“Berkunjunglah ke makam ku.”

“Nde?” tanyaku meyakinkan apa yang baru saja ku dengar.

“Selama ini kau belum pernah tau tempat peristirahatan terakhirku kan? Jadi kumohon berkunjunglah kesana. Tapi-“

“Tapi apa?”

“Tapi itu nanti setelah aku benar-benar pergi dari kehidupanmu.”

“Aku janji akan mengabulkan permintaanmu.” Kembali hening menyergap diantara kami berdua. Entahlah aku merasa sedikit tak rela saat ia mengucapkan benar-benar pergi dari kehidupanku. Hhhh…..sadar Seohyun, kalian itu berbeda. Aku menggeleng cepat saat pikiran-pikiran tak masuk akal mulai berdatangan di kepalaku.

“Kau kenapa?” tanyanya.

“Hehe, tidak apa-apa.”

Seohyun POV END

*******

Kyuhyun tengah melamun di balkon kamarnya. Ia memandangi langit malam yang bertabur bintang-bintang. Sambil memikirkan sesuatu.

“Lusa aku akan bertemu gadis itu.” Ucapnya kemudian. Seperti apa wajah gadis itu, bagaimana sikap gadis itu setelah bertemu dengannya, apa reaksi gadis itu jika Kyuhyun menjelaskan tentang perasaan hyungnya. Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk di benak Kyuhyun. Ia takut respon gadis itu akan mengecewakan sehingga ia tidak bisa memenuhi permintaan hyungnya untuk bisa menjaga gadis tersebut.

Wuusss…..angin tiba-tiba bertiup kencang. Namun tak lama reda.

“Sepertinya akan semakin dingin.” Kyuhyun berdiri hendak masuk ke kamarnya karena udara yang semakin dingin.

“Kyu…….” Kyuhyun terbelalak kaget melihat siapa yang ada di depannya saat ia berbalik.

“Hyung…..”


Because of Love

$
0
0

Annyeong… ^_^

Ini aku punya story line buat ff terbaru sugen couple because of  love, tapi aku bingung mau kasihnya buat pairing siapa? . taetuk-seokyu atau sifany-yoonhae? jadi  ini aku kasih intronya. tolong bantu pilih yaa cocokan buat siapa….

gomawo, *bow

poster cl

Because of Love

Author            : Han Ra Mi

Main Cast        : Taeyeon, Leeteuk, Kyuhyun, Seohyun

Other Cast         :  Super Junior & SNSD member

Genre            : Romance, friendship

Rating            : PG

Length             : Oneshoot

Disclaimer        : saya hanya punya storyline

Cinta seperti apa ini? tidakkah rasa sakit yang diberikan cinta ini tak sebanding dengan  sakit yang sekarang kurasakan?. Bahkan walaupun ini sangat sakit dan begitu menyiksa, aku tetap saja hanya bisa diam tanpa boleh menangis. Bukankah ini tak adil? atau cinta itu memang seperti ini?. Atau justru hidupku yang seperti ini? Terbelenggu dalam sebuah perasaan yang entah tahu dari mana, aku begitu berani menyebutnya sebagai sesuatu yang sakral bernama cinta?.

Memang apa definisi cinta? memang jatuh cinta itu seperti apa? memang jika namja itu yang aku cintai bagaimana tandanya?. Apa aku pernah mendapat pelajaran atau mendengar tentang semua hal yang menjelaskan itu?. Kurasa tidak, lalu kenapa aku berani- beraninya menyebut semua ini sebagai cinta?.

Mungkin karena itulah, karena aku tak tahu apa- apa tentang cinta, dan dengan beraninya bermain- main dengan rasa itu. Maka sekarang aku merasakan karma darinya. Tak ada karma lain dari cinta selain patah hati. Setidaknya sekarang aku tahu satu hal ini tentang cinta.
***

“Ne. Nado jeongmal bogoshippo, oppa.”

“…”

“aishh, jeongmallyo. Kenapa tak percaya? Kau bisa tanyakan pada oennie- oenniku betapa aku gila karena memikirkan oppa setiap hari.”

“…”

“benar- benar tak percaya? baiklah…”

“Oennie. Katakan pada leeteuk oppa bahwa oennie melihat sendiri aku benar- benar seperti orang gila karena merindukannya.”

Magnaeku mengatakannya sambil menyodorkan ponselnya padaku. Tanpa perasaan bersalah -karena memang dia tak tahu apa- apa, dia terus memaksaku menerima ponselnya. Dia magnaeku dan dia memang tak tahu apa yang terjadi. Lalu aku harus bagaimana selain menuruti permintaannya.

“yebosseo…” salamku pada seseorang diseberang sana. Aku tak mendengar suara balasan darinya. Dia diam saja, aku pun tak bicara apa- apa, Kami sama- sama terdiam.

don’t you know me?
The reason i’m here is you
My eyes are blinded and i can’t seem to speak
All i can do is just look out alone

My heart is hurting to its last bit like this
My fingertipsare trembling like this
But i can only think of you
The person i miss like crazy

Itulah kalimat- kalimat yang begitu ingin kukatakan padanya saat ini. Tapi siapa aku berani- beraninya ingin mengatakan semua itu. Bahkan kekasih namja itu berada disisiku saat ini.

“Oennie. Kenapa diam saja? apa sinyalnya terganggu? perasaanku tadi baik- baik saja.”

Aku tertawa. Walau tawa yang terpaksa kulakukan, tapi aku mencoba menampilkannya dengan baik. Aku mulai mendengar seseorang itu bergumam.

“taengo…”

Deg. jantungku serasa berhenti berdetak Panggilan itu selalu digunakan selama kami masih menjadi sepasang kekasih. Aku tersenyum, entah senyum seperti apa dan karena apa. Yang kutahu sekarang sesuatu yang aneh dalam diriku itu kembali berterbangan.

“Oennie?” Yeoja ini mengembalikanku dari alam harapan gilaku. Sadarlah taeyon-ah, bahkan kekasih namja ini sedang duduk disampingmu. Berani beraninya kau berharap karena sebuah panggilan.

“Leeteuk-ssi…” Aku mencoba mulai bicara dengan benar.

“kau formal sekali, oennie.” seohyun berkomentar dengan wajah innocentnya.

“baiklah… Leeteuk oppa. Apa begitu sudah benar?”

“kenapa sama denganku? aku kan yeoja chingunya.”

“jungsie-yaa?”

“taengo!” aku tersenyum miris. Jungsie- Teango, itu sudah lama berakhir taeyeon-ah… sadarlah!.

“kenapa jadinya oennie justru punya panggilan yang lebih istimewa dariku? Ah… tapi baiklah, kali ini kita harus berbeda. Oennie bisa menggunakan itu. Nanti aku akan memikirkan panggilan baru untuk leeteuk oppa.” Seohyun tampak begitu bangga dan bahagia dengan hubungannya dan namja ini, namja yang kucintai -park jungsu.

“Lanjutkan oennie…” pinta seohyun padaku.

“jungsie-yaa… yeoja bernama seo joo hyun yang duduk disampingku ini. Dia begitu  mencintaimu. Belakangan ini karena begitu rindu tak bisa bertemu denganmu dia kerap kali tampak seperti penghuni rumah sakit jiwa.”

“Oennie!” protes seohyun.

“Mwoya? bukankah kau sendiri yang memintaku mengatakan bahwa kau merindukannya hingga gila? aishh jincha…”

“Tapi tak perlu mengatakan seburuk itu.” Seohyun kembali protes, lalu dia tertawa. Aku pun tertawa keras. Bukan karena candaanku pada seohyun. Tapi aku tengah menertawakan diriku. Bagaimana mungkin aku bisa menyampaikan pada leeteuk oppa tentang bagaiamana yeoja lain yang begitu mencintainya?.

Bahkan saat perasaanku padanya belum berubah sama sekali, dan justru semakin besar. Bukankah hanya yeoja bodoh dan gila yang bersedia melakukannya?.

Aku memberikan ponsel seohyun padanya kemudian berlari keluar dari ruang latihan kami. Aku berlari hingga ka atap gedung SM. Airmataku tumpah begitu aku sampai daitas. Aku menangis begitu keras bahkan berteriak sepuasku, untuk melampiaskan rasa sakitku selama memendam rasa ini.

“PARK JUNGSU BABO! BABO!”

“TIDAKKAH KAU TAHU AKU MASIH SANGAT MENCINTAIMU?”

“KENAPA MENINGGALKANKU?”

“KENAPA LARI DARIKU?”

“APA AKU PERNAH MENYAKITIMU?”

“KAPAN? DIMANA?”

“PARK JUNGSU, AKU MASIH MENCINTAIMU. SANGAT MENCINTAIMU.”

uhukk uhukk uhukk
Aku terbatuk- batuk karena menangis sambil berteriak dengan keras. Aku terbatuk tanpa henti. Tiba- tiba seorang namja datang dan memelukku, orang itu menyodorkan air mineral padaku.

“taeyeon-ah, gwenchana?” aku segera meminum air itu. Dadaku terasa amat sakit dan sesak saat ini.

“gwenchana?” Namja itu mengulang pertanyaannya.

Bukannya menjawab pertanyaannamja itu. Aku justru kembali menangis dan terisak. Aku terus saja menangis tanpa perduli apapun. Dadaku terasa sangat sesak saat ini. Aku beanr- benar benci ini.

“Tidak bisakah kau melepaskan perasaanmu pada leeteuk hyung? namja itu telah lama melepasmu, bahkan dia telah berhubungan dengan magnaemu. Hubungan kalian telah berakhir, dia telah sepenuhnya melupakanmu. Tidak bersediakah kau mencoba membuka hatimu untuk namja lain? Aku mencintaimu, taeyeon-ah…” namja itu berujar sambil menggenggam lembut tanganku. Sekarang terasa gemetar seluruhnya.

“kyuhyun oppa…” lirihku.

poster cl 2

Because of Love

Author            : Han Ra Mi

Main Cast        : Tiffany, Siwon, Donghae, Yoona

Other Cast         :  Super Junior & SNSD member

Genre            : Romance, friendship

Rating            : PG

Length             : Oneshoot

Disclaimer        : saya hanya punya storyline

 

Cinta seperti apa ini? tidakkah rasa sakit yang diberikan cinta ini tak sebanding dengan  sakit yang sekarang kurasakan?. Bahkan walaupun ini sangat sakit dan begitu menyiksa, aku tetap saja hanya bisa diam tanpa boleh menangis. Bukankah ini tak adil? atau cinta itu memang seperti ini?. Atau justru hidupku yang seperti ini? Terbelenggu dalam sebuah perasaan yang entah tahu dari mana, aku begitu berani menyebutnya sebagai sesuatu yang sakral bernama cinta?.

Memang apa definisi cinta? memang jatuh cinta itu seperti apa? memang jika namja itu yang aku cintai bagaimana tandanya?. Apa aku pernah mendapat pelajaran atau mendengar tentang semua hal yang menjelaskan itu?. Kurasa tidak, lalu kenapa aku berani- beraninya menyebut semua ini sebagai cinta?.

Mungkin karena itulah, karena aku tak tahu apa- apa tentang cinta, dan dengan beraninya bermain- main dengan rasa itu. Maka sekarang aku merasakan karma darinya. Tak ada karma lain dari cinta selain patah hati. Setidaknya sekarang aku tahu satu hal ini tentang cinta.
***

“Ne. Nado jeongmal bogoshippo, oppa.”

“…”

“aishh, jeongmallyo. Kenapa tak percaya? Kau bisa tanyakan pada oennie- oenniku betapa aku gila karena memikirkan oppa setiap hari.”

“…”

“benar- benar tak percaya? baiklah…”

“Oennie. Katakan pada siwon oppa bahwa oennie melihat sendiri aku benar- benar seperti orang gila karena merindukannya.” dongsaengku mengatakannya sambil menyodorkan ponselnya padaku. Tanpa perasaan bersalah -karena memang dia tak tahu apa- apa, dia terus memaksaku menerima ponselnya. Dia dongsaengku dan dia memang tak tahu apa yang terjadi. Lalu aku harus bagaimana selain menuruti permintaannya.

“yebosseo…” salamku pada seseorang diseberang sana. Aku tak mendengar suara balasan darinya. Dia diam saja, aku pun tak bicara apa- apa, Kami sama- sama terdiam.

Don’t say that you’re sorry
Love isn’t over for me yet
If we break up like this
What do I do, what do I do?

I just have love alone but I can’t even love
I can’t even say the words that I really want to say
The love that is getting farther away
The words that I can’t keep – they are making me cry

Itulah kalimat- kalimat yang begitu ingin kukatakan padanya saat ini. Tapi siapa aku berani- beraninya ingin mengatakan semua itu. Bahkan kekasih namja itu berada disisiku saat ini.

“Oennie. Kenapa diam saja? apa sinyalnya terganggu? perasaanku tadi baik- baik saja.”

Aku tertawa. Walau tawa yang terpaksa kulakukan, tapi aku mencoba menampilkannya dengan baik. Aku mulai mendengar seseorang itu bergumam.

“minyoungie…”

Deg. jantungku serasa berhenti berdetak Panggilan itu selalu digunakan selama kami masih menjadi sepasang kekasih. Aku tersenyum, entah senyum seperti apa dan karena apa. Yang kutahu sekarang sesuatu yang aneh dalam diriku itu kembali berterbangan.

“Oennie?” Yeoja ini mengembalikanku dari alam harapan gilaku. Sadarlah tiffany-ah, bahkan kekasih namja ini sedang duduk disampingmu. Berani beraninya kau berharap karena sebuah panggilan.

“siwon-ssi…” Aku mencoba mulai bicara dengan benar.

“kau formal sekali, oennie.” yoona berkomentar dengan wajah innocentnya.

“baiklah… siwon oppa. Apa begitu sudah benar?”

“kenapa sama denganku? aku kan yeoja chingunya.”

“wonnie-yaa?”

“minyoungie!” aku tersenyum miris. wonnie- Teango, itu sudah lama berakhir tiffany-ah… sadarlah!.

“kenapa jadinya oennie justru punya panggilan yang lebih istimewa dariku? Ah… tapi baiklah, kali ini kita harus berbeda. Oennie bisa menggunakan itu. Nanti aku akan memikirkan panggilan baru untuk siwon oppa.” yoona tampak begitu bangga dan bahagia dengan hubungannya dan namja ini, namja yang kucintai -choi siwon.

“Lanjutkan oennie…” pinta yoona padaku.

“wonnie-yaa… yeoja bernama im yoon ah yang duduk disampingku ini. Dia begitu  mencintaimu. Belakangan ini karena begitu rindu tak bisa bertemu denganmu dia kerap kali tampak seperti penghuni rumah sakit jiwa.”

“Oennie!” protes yoona.

“Mwoya? bukankah kau sendiri yang memintaku mengatakan bahwa kau merindukannya hingga gila? aishh jincha…”

“Tapi tak perlu mengatakan seburuk itu.” yoona kembali protes, lalu dia tertawa.

Aku pun tertawa keras. Bukan karena candaanku pada yoona. Tapi aku tengah menertawakan diriku. Bagaimana mungkin aku bisa menyampaikan pada siwon oppa tentang bagaiamana yeoja lain yang begitu mencintainya?. Bahkan saat perasaanku padanya belum berubah sama sekali, dan justru semakin besar. Bukankah hanya yeoja bodoh dan gila yang bersedia melakukannya?.

Aku memberikan ponsel yoona padanya kemudian berlari keluar dari ruang latihan kami. Aku berlari hingga ka atap gedung SM. Airmataku tumpah begitu aku sampai daitas. Aku menangis begitu keras bahkan berteriak sepuasku, untuk melampiaskan rasa sakitku selama memendam rasa ini.

“choi siwon BABO! BABO!”

“TIDAKKAH KAU TAHU AKU MASIH SANGAT MENCINTAIMU?”

“KENAPA MENINGGALKANKU?”

“KENAPA LARI DARIKU?”

“APA AKU PERNAH MENYAKITIMU?”

“KAPAN? DIMANA?”

“choi siwon, AKU MASIH MENCINTAIMU. SANGAT MENCINTAIMU.”

uhukk uhukk uhukk
Aku terbatuk- batuk karena menangis sambil berteriak dengan keras. Aku terbatuk tanpa henti. Tiba- tiba seorang namja datang dan memelukku, orang itu menyodorkan air mineral padaku.

“tiffany-ah, gwenchana?” aku segera meminum air itu. Dadaku terasa amat sakit dan sesak saat ini.

“gwenchana?” Namja itu mengulang pertanyaannya.

Bukannya menjawab pertanyaannamja itu. Aku justru kembali menangis dan terisak. Aku terus saja menangis tanpa perduli apapun. Dadaku terasa sangat sesak saat ini. Aku beanr- benar benci ini.

“Tidak bisakah kau melepaskan perasaanmu pada siwon hyung? namja itu telah lama melepasmu, bahkan dia telah berhubungan dengan dongsaengmu. Hubungan kalian telah berakhir, dia telah sepenuhnya melupakanmu. Tidak bersediakah kau mencoba membuka hatimu untuk namja lain? Aku mencintaimu, tiffany-ah…” namja itu berujar sambil menggenggam lembut tanganku. Sekarang terasa gemetar seluruhnya.

“donghae oppa…” lirihku.


ChangSeoKyu : Goodbye Seoul (part 1)

$
0
0

poster goodbye seoul

CHANGSEO- SEOKYU : Goodbye Seoul (part 1)

Author : Han Ra Mi

Main Cast : Cho Kyuhyun , Seo Joo Hyun, Shim Changmin

Other Cast : Find your self

Genre : Romance

Rating : PG- 13

Length : twoshoot

Disclaimer : saya hanya punya storyline (sebenarnya terinspirasi dari lagu snsd- let it rain sama cerpen-cerpen dan film-film yang dulu pernah saya baca *lupa judulnya. but over all it’s mine). Castnya saya pinjam sama Tuhan, SM, keluarga dan diri mereka masing- masing.

mian for typo…
story begin, happy reading^^

When the sky starts to shine a mysterious light
even if there is no, no, no warmth
the sound of rain echoes, as it just continues to fall
Have we been mislead? Oh no

I don’t know if you are a friend or an enemy
but it’s time to pay the price
the moment when everything changes

It won’t stop, even if I cry
It won’t stop, even if I pray
we are now washing away
I can’t hold on anymore
That was the last price
Just let it rain rain rain
just let it rain rain rain

You pretend that you don’t see me and you don’t face me
Even though I noticed it, it’s over, over
Like it’s mocking me, the rain that never ends
Even more, it’s a pelting rain.

Kyuhyun pov

“Kyuhyun-ah? apa yang kau lakukan? kenapa masih disana?.” Perempuan paruh baya itu memanggil namaku dengan nada heran. Mungkin karena dia tahu, aku seharusnya sudah mendengar panggilan masuk untuk penumpang dengan nomor penerbangan kami.

Aku terus memandangi pintu itu, entah untuk yang keberapa kali sejak aku sampai di incheon international airport ini. Dipintu itu masih berdiri beberapa penjaga, dengan kesibukan mereka masing- masing. Perempuan paruh baya yang memanggilku tadi kembali mengecek barang-barang mungkin passport, tiket dan sebagainya. Ia menenteng satu koper kecil, bersiap menggeretnya.

“kau bawa yang ini, ne.” Ia memberikanku sebuah tas besar penuh isi. Aku tak tahu apa isinya. Karena dari awal aku memang tak perduli barang apa saja yang kami bawa. Aku tak ada andil saat berkemas barang-barang, karena dalam hatiku kecilku aku masih tak ingin pergi. Aku meraih tas besar yang dimaksud sebelum oemmaku berteriak.

Aku Sudah mengatakan padanya tak perlu membawa banyak barang. Tapi katanya “Kita akan pergi dan takkan kembali. Jadi wajar bukan jika membawa seluruh barang yang kita punya.” Walau aku sudah mengetahuinya, tapi tetap saja perkataan oemma itu membuatku sesak, ‘takkan kembali’.Sebenarnya yang ada di tangan kami saat ini bukan apa- apa. Karena barang- barang yang super sangat banyak itu telah dititipkan ke bagasi pesawat saat kami check-in.

“palli!.” Ucap oemma sambil melangkah lebih dulu.

Aku kembali menatap pintu pintu itu, berharap disana berdiri seorang yeoja yang setidaknya untuk terakhir kali, sekedar melambai padaku. Tapi sayangnya mataku tak melihat apa-apa. Sama sekali tak menangkap sosok yeoja cantik itu.

Seohyun pov

“Bisa tolong lebih cepat?” pintaku entah untuk yang ke berapa kalinya pada supir taksi ini.

“Ini sudah maksimal, agashi. Jika anda tak sabar anda bisa mencoba taksi yang lain.” Supir taksi ini tampak mulai kesal dengan permintaanku yan terus berulang sejak tadi. Seseorang yang berada disampingku menggenggam erat tanganku.

“Tenanglah hyun-ah…” ucapnya dengan senyum manisnya. Dia merengkul pundakku dan membawaku bersandar di pundaknya. Oh… sungguh, ini sama sekal itak membuatku merasa lebih baik. Aku masih sangat cemas. Ini sudah hampir jam penerbangannya, kami mungkin tak punya cukup waktu untuk tiba dibandara sebelum pesawatnya take off. Kyuhyun oppa, jebal tunggulah aku, jangan pergi sebelum aku tiba.

Kyuhyun pov

“kyuhyun-ah, kaja! Kita bisa tertinggal pesawat jika kau hanya terus berdiri disana. Aishh, kenapa kau seperti ini, bukankah yang mau pergi?.” Oemmaku kembali mengoceh kesal padaku. Aku hanya memandangnya datar. Memang aku yang mau pergi. Karena jika aku tak mau, tak mungkin aku berada disini. Tapi tetap saja ini sarannya. Dan keadaanku dan yeoja itu membuatku tak punya alasan untuk tak pergi.

“CHO KYUHYUN!” Oemaku mengerang kesal. Ne, ne. Aku pergi. Sekarang aku berada penuh dalam kendalimu Oemma, chukahanda. Akupun melangkahkan kakiku dengan kesal.

Sesungguhnya perasaan enggan meninggalkan seoul masih menyelimuti kalbuku. Entahlah, selama ini aku selalu menolak kepindahan kami ke New York. Aku selalu berkata, aku akan baik- baik saja seorang diri di tempat aku lahir dan di besarkan ini. Aku selalu merasa punya alasan kuat dalam batinku untuk tidak beranjak barang selangkahpun dari kota ini. Karena yeoja itu. Semua karenanya. Tapi sekarang semua telah berubah. Ah..ani, bukan berubah. Tapi kenyataan baru kusadarai, She’s not mine.

Seohyun pov

Taksi telah memasuki area bandara. Tapi masalah baru terjadi. Hahh, kenapa justru jalan di area bandara yang macet?. Aku terus memandangi benda yang melingkar di pergelangan tanganku -jam tangan. Tinggal 13 menit lagi dan kami masih berada di terminal untuk penerbangan domestik, masih cukup jauh untuk sampai di terminal untuk penerbangan internasional.

“Waktu tak akan berhenti walau kau terus menatap jam tangan itu, hyun.” Walau aku mendengarnya, aku sama sekali tak punya minat untuk menjawab candaan changmin oppa padaku.

Beruntung, kuharap benar- benar beruntung. Kami sampai di terminal penerbangan internasional dalam waktu delapan menit. Dan kuharap, kyuhyun oppa belum masuk ke pesawat walau penerbangannya tinggal lima menit lagi.

Aku berlarian dibandara tanpa perduli tatapan aneh orang- orang. Wajar jika mereka memandang kami dengan tatapan seperti itu, mengingat pakaian seperti apa yang sedang kami gunakan saat ini.

“Oppa. Kyuhyun oppa!. kyuhyun oppa!” Aku melihatnya, aku melihat kyuhyun oppa yang hampir menaiki eskalator dari ruang check-in menuju ruang tunggu.

“CHO KYUHYUN!”

Kyuhyun pov

“… kyuhyun oppa!” Aku atersenyum miris. Babo, kau babo kyuhyun. kenapa sampai mengkhayal sejauh itu. Mana mungkin yeoja itu berada disini. Dua jam lagi adalah pernikahan yeoja itu cho kyuhyun, mana mungkin dia justru berlarian mengeajrmu di bandara. Lagi pula, aku tak mengatakan padanya aku akan pergi hari ini. Mungkin nanti saja setelah tiba di New York aku memberi tahunya sekalian memberi mereka ucapan selamat.

“CHO KYUHYUN.” Aku mendengarnya lagi. Kali ini lebih jelas dan aku tak bisa menahan kepalaku untuk tak menoleh mencari sumber suara itu.

“kyuhyun oppa.” Lagi. Suara itu? Suara yeoja itu?. Airmata hampir saja jatuh dari pelupuk mataku saat retinaku mampu menangkap sosok yeoja yang kutunggu dalam khayalku sejak tadi. Tak perduli lagi akan apapun, aku berlari cepat menghampiri yeoja itu. Dengan cepat, yeoja itu memelukku erat saat ak utiba dihadapannya.

Tatapanku sempat sedikit bergeser tadi, dan aku menyadari akan satu hal. Ia menatapku tajam, rahangnya mungkin sedang bergemeletuk kuat untuk tetap memegang kendali akan carut marut emosinya saat ini. Nafasnya berderu kasar. Shim Changmin, aku tahu namja itu kesal melihat seohyun memelukku. Tanpa mengacuhkan perasaan namja itu, aku membalas pelukan seohyun begitu saja.

Dengan heels yang dikenakannya saat ini, Ia mampu membenamkan wajahnya dipundakku. Dan tanpa aku tahu alasan jelasnya, aku dapat mendengar isakan- isakan kecil yang mengalir dari bibirnya.

Aku menyadari gaun dan tuxedo yang dikenakan seohyun dan changmin saat ini sangat mengundang perhatian banyak orang. Ditambah lagi seohyun yang mengenakan gaun pengantin justru memeluk dan menangis dipundakku. Tapi biarkan saja orang-orang melihatku dengan tatapan aneh itu. Aku sama sekali tak perduli.Aku hanya berharap, yeoja ini terus dapat tetap memelukku seperti ini.

***

flashback

kyuhyun pov

“Oppa, palli!” Aish jincha, batinku kesal. Entah sudah ke berapa kali dia terus berteriak seperti itu dari depan pagar rumah. Tapi tetap saja aku jadi berlari cepat dari kamarku dilantai dua. Melompati dua hingga anak tangga sekaligus demi menuruti teriakan yeoja itu, ‘palli’, yang aku sadar betul berarti dia memintaku untuk lebih sanat sangat cepat.

“Kyu-ah, kau bisa jatuh jika menuruni anank tangga seperti itu.” Oemmaku mengomel. Tapi seolah tak mendengarkan omelannya. Aku langsung mengecup kilat pipi oemma dan memakai sepatu lalu berlari keluar rumah.

“Aku pergi oemma!”

“Ya! kau belum sarapan cho kyuhyun!”

“dikampus saja!” Teriakku sambil menggandeng tangan seohyun dan berjalan cepat menuju halte bus terdekat.

“Seharusnya kau sarapan dulu oppa. Bagaimana jika nanti aku sampai sakit?.”

pletak

“Auh… appo oppa!” seohyun mengerucutkan bibirnya karena kesal denga jitakanku. Sebenarnya jitakanku sangatlah pelan. Tapi tetap saja, walau aku memukulnya dengans elembar tisu. Seohyun akan tetap mengeluh itu sakit.

“Ya! siapa yang terus saja berteriak menyuruhku cepat, hah?.”

“itu karena kau sanagt lamban seperti keong, oppa.”

“Ya! kenapa kau mengejekku?.”

“Memang begitu. seharusnya kau bangun lebih awal, dan segera bersiap- siap!.”

“Aishh, jincha!.”

“Oppaaa… sekarang sedang masa orientasi. Bagaimana jika aku di hukum para sunbae karena datang terlambat?. Aku tak mau di kerjai terlalu banyak selama masa orientasi ini.”

“Siapa yang berani mengerjaimu? Kau itu satu fakultas denganku. Dan aku mengenal semua pantia dari fakultas kita, mana mungkin mereka berani mengerjaimu jika melihat kita datang bersama. Kau tenang saja.”

“Cihh… Kau mengenal mereka semua, tapi aku ragu kalau mereka bahkan tahu oppa itu ada di fakultas yang sama dengan mereka.”

“Ya! kau!.”

Dengan cepat seohyun berlari menghindariku dengan menaiki bus yang baru saja tiba. Aku pun ikut mengambil langkah panjang memasuki bus yang akan membawa kami ke univertas tempat kami menuntut ilmu saat ini.

sesampainya di plataran kampus aku mendenagr seorang namja memanggil namaku. Dengan segera aku pun menoleh dan langsung menghampiri namja itu. Biasanya aku hanya akan membalas sapaan dan lambaian sekedarnya jika jaraknya cukup jauh seperti saat ini. Namun kali ini berbeda, karena namja itu adalah Shim Changmin. Temanku yang menjadi koordinator salah satu seksi kepanitiaan untuk masa orienatasi mahasiswa baru saat ini. Aku bermaksud mengenalkan mereka agar seohyun tak terlalu takut dan bingung jika ada kesulitan saat mengikuti kegiatan ini.

“Tumben kau mengahampiriku?” heran changmin saat aku berjalan cepat mendekatinya bersama seohyun.

“aku ingin mengenalkan seseorang.” Changmin melirik kearah seohyun. Dan pasti langsung menyadari saat melihat dresscode mahasiswa baru yang seohyun kenalkan.

“Aishh… pantas saja. Ternyata kau ada maunya. Apa dia dongsaengmu? tapi kalian sama sekali tak mirip. Dia cukup cantik dan kau… sangat biasa, dibawah biasa malah.”

“kenapa kau suka sekali menghinaku, changmin-ah?”

“karena kau cho kyuhyun. jika kau member super junior atau tvxq, aku tak akan menghinamu dan justru akan meminta photo serta tanda tanganmu.”

“aishh, kau ini!”

“baiklah- baiklah. Karena dia mahasiswi baru yang cukup cantik, aku bersedia berkenalan dengannya.”

“dia sangat cantik, bukan cukup cantik, shim changmin.”

“mana bisa yeoja dikatakan sangat cantik dengan dresscode seperti itu.”

“bukankah itu ide kalian selaku panitia sendiri!.”

“kenapa kau protes terus? mau mengenalkan kami tidak? jika tidak cepat, aku bisa saja berubah pikiran.” Seohyun terus saja tertawa kecil menyaksikan tingkahku dan changmin. Tawa yang sangat manis.

“Aishh.. kenalkan, namanya seo joo hyun. Tapi kau panggil saja dia seohyun. Dia hoobaeku dulu dan sekarang lagi.”

“jadi dia hanya hoobaemu? tapi kalian tampak sangat dekat.”

“Dia hoobaeku sejak taman kanak- kanak. Bahkan rumah kami hanya terpisahkan sebuah pagar beton.”

“benar- benar dekat.” komentar changmin setengah menggoda.

“Annyeong seohyun-ah. Shim changmin imnida.” sapa changmin ramah sambil mengulurkan tangannya.

“Annyeong sunbaenim. Seo joo hyun imnida” balas seohyun dengan senyuman, changmin pun tersenyum.

“Tak usah terlalu formal, kau bisa panggil aku changmin oppa saja. Selama di tingkat satu aku dan kyuhyun itu sangat dekat. Dan di tingkat dua ini, semau mata kuliah yang kami ambil tetap saja sama. Kami dekat walau seperti tadi.”

“Ah, ne. Baiklah changmin oppa.” jawab seohyun walau masih sedikit canggung.
changmin mengangguk seraya tersenyum lagi. Jabatan tangan itu masih terjadi.Entahlah aku sedikit tak suka dengan itu.

“changmin-ah, aku titip seohyun. Jangan sampai para sunbaae mengerjainya. Tolong jaga dia. Tak mungkinkan aku memasuki tempat kegiatan hanya untuk mengawasi seohyun? kau harus benar- benar menjaganya, yaksok?.”

“araseo. Aku akan menjaganya hingga akhir nyawaku.” Kemudian changmin dan seohyun tertawa. Tapi aku tidak, entahlah… tiba- tiba jantungku berdegup kencang mendengar kalimat changmin barusan.

Sejak pertemuan itu, seohyun dan changmin semakin dekat. Aku sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Aku merasa sangat mengenal changmin. Satu tahun lebih aku selalu bersama- sama denagnnya. Ia namja yang baik, aku tahi itu. Tapi aku sadar kedekatan mereka lebih. Bahkan belakangan ini, aku tak tahu sedekat apalagi mereka. Aku sering melihat changmin melintas di depan rumahku, dia kerumah sebelah, rumah seohyun. Aku juga sempat melihat changmin mengantar seohyun pulang malam- malam, entah dari amna mereka. Kurasa mereka jalan- jalan ke suatu tempat.

Sekarang seohyun mulai menjauh dariku. Tepatnya jarak kami yang mulai menjauh. Aku sudah jarang pergi bersamanya. Changminlah yang justru belakangan ini lebih sering bersama denagn seohyun.

Aku tahu aku sudah merasakan perasaan yang tak berbeda pada seohyun sejak lama, justru sejak kami di elementary school. Tapi aku masih sangat kecil saat itu untuk menyadari perasaan apa ini. Perasaan yang tak semestinya ada. Dan sekarang aku merasakan iri melihat kedekatan mereka. Aku merasa kesal saat melihat mereka berdua mengobrol, bercanda, dan tertawa. Aku benar- benar penat memikirkan semuanya.

“Bagaimana kyu tawaran oemma kemarin? Kau bersedia ikut kan?” Bukan kemarin, tapi sejak berminggu- minggu yang lalu tawaran itu datang dari oemma. Oemma mengajakku pindah ke New York, kami akan tinggal bersama halmoni juga disana. Tapi bagaiman bisa aku pergi kesana. Sementara disini masih ada seohyun, hatiku masih tertinggal pada dirinya.

“aku sudah bilang berapa kali, oemma. Aku gak mau pindah ke New York. Oemma saja yang tinggal disana. Saat liburan aku akan kesana mengunjungi oemma dan halmoni. Aku kan baik- baik saja sendiri di seoul. Aku sudah dewasa oemma.” jelasku panjang lebar. Perasaanku benar- benar terasa buruk sekarang.

“sendirian, kyuhyun-ah? Kamu pikir oemma sanggup meninggalkanmu seorang diri disini?.”

“oemma tak percaya padaku? Aku pasti baik-baik saja, oemma. Aku sudah sangat dewasa. Aku tahu mana yang baik dan buruk. Mana yang beanr dan salah untukku. “

“nanti kalau kau mendapat kesulitan bagaimana? kalau kau tiba- tiba sakit bagaimana? siapa yang akan membantumu, kyuhyun-ah?”

“oemma… aku punya te-”

“wae? kau tak ingin berpisah dari seohyun? kau mencintai yeoja itu? kenapa tak mengatakan padanya dan hanya diam saja? belakangan ini oemma perhatikan dia sering pergi dengan seorang namja dibanding kau. Tampaknya kalian satu almamater, kau tak mengenal namja itu? kenapa kau hanya diam menyaksikannya? jangan bodoh, penyesalan selalu datang belakangan kyuhyun-ah. Apa kau benar- benar namja yang telah dewasa atau seorang pecundang, cho kyuhyun?.” Tanya oemma bertubi- tubi.

Hari ini, aku tidak berangkat dengan seohyun -lagi. Aku masih memikirkan ucapan oemma. Apa benar aku bodoh? Apa benar aku seorang pecundang? Apa benar aku akan menyesal jika tak segera mengatakannya?.

Aku memutuskan untuk mengungkap semuanya. Tak ingin lagi memendam semuanya dan membuatku menyesal karena begitu terlambat mengatakannya. Siang ini aku mengirimkan sebuah pesan singkat pada seohyun.

to : my seororo
apa kau punya waktu malam ini? bisakah kau temui oppa di taman sebelum sungai han?. Oppa menunggumu jam 7 malam ini. Ada hal yang ingin oppa sampaikan.

SEND

flashback end

“Seohyun-ah. Jangan kau lupakan pernikahan kita sebentar lagi.” namja itu berujar pelan. Seperti sebuah permohonan pada seohyun.

continued

Ini cuma twoshoot lohh yaa… tadinya mau jadi oneshoot aja, tapi kayaknya kepanjangan. akhirnya dibagi dua dehh. moga suka yaa^^


Viewing all 144 articles
Browse latest View live