cover by Crussialines @High School Graphics
Judul : Saranghae
Author : Choi Yoo Rin
Cast : Cho Kyuhyun, Cho Jonghyun, Seo Joohyun, Im Yoona, Lee Donghae etc.
Genre : fantasy, romance, sad
Length : chapter
Disclaimer : ide cerita murni milik author, castnya author hanya meminjam selebihnya mereka milik Tuhan, orang tua dan agensi mereka.
udah nyampe chapter 5 aja… moga gak bosen sama ff ini J
Happy reading
Don’t be Plagiat !!!
*****
Yoona berjalan linglung ke kamarnya. Pertemuannya dengan Donghae tadi benar-benar masih belum sepenuhnya ia percaya. Ia terus menggelengkan kepalanya.
“Tidak mungkin.” Gumamnya terus-terusan. Sejak Seohyun magang, mereka memang jarang bertemu. Apalagi Yoona juga belum magang, ia masih mengejar beberapa mata kuliah lagi agar bisa secepatnya magang.
Ia hempaskan tubuh kurusnya ke ranjang empuk miliknya. Merentangkan kedua tangannya. Menatap lurus ke langit-langit kamarnya. Mencoba mengingat kembali ucapan-ucapan kekasihnya itu.
Flashback On
“Sebenarnya, malam itu saat pesta ulang tahunmu, ada yang ingin bertemu dengan Seohyun.”
“Oppa kan sudah pernah bilang itu padaku. Kata oppa itu teman oppa. Tapi oppa bilang lagi tidak jadi mempertemukan mereka.”
“Ne, Yoon. Dia memang mengurungkan niatnya. Dia bukan teman biasa. Tapi dia adalah….” Yoona menatap Donghae penuh tanya. Berharap kekasihnya itu akan segera menyelesaikan ucapannya.
“Saudara kembar teman sekampusku.”
“Lalu?” Yoona semakin tak mengerti dengan semuanya. Semua ucapan Donghae.
“Saudara kembar dari namja yang ingin bertemu malam itu, telah lama mencintai Seohyun.”
“Mwo? Jinjjayo? Nugu?”
“Namanya Jonghyun. Cho Jonghyun. Tapi-“ Donghae kembali menggantung ucapannya.
“Ia telah meninggal karena kecelakaan satu tahun yang lalu.”
“Apa ini ada hubungannya dengan ingatan yang Seohyun lupakan?!”
“Sepertinya begitu. Tapi setauku Seohyun belum pernah bertemu Jonghyun. Jadi aku sedikit bingung kenapa malam itu Seohyun berusaha mengejar mobil Kyuhyun.”
“Kyuhyun itu namja yang katamu ingin bertemu dengan Seohyun itu? Dia….saudara kembar Jonghyun?” tanya Yoona memastikan. Donghae mengangguk.
“Hhhhh….” Yoona menghela nafas.
“Aku mengatakan ini padamu karena ku lihat kau sering murung. Memikirkan ingatan apa yang telah Seohyun lupakan. Kupikir ini akan sedikit membantu.”
“Ne oppa. aku mengerti maksudmu. Tapi seperti yang kau katakan bahwa Seohyun sama sekali belum pernah bertemu Jonghyun. Dia juga tidak menceritakan apa pun padaku tentang kehidupan asmaranya.”
Mereka terdiam. Sibuk dengan pemikiran masing-masing.
“Tak ku sangka Seohyun memiliki penggemar rahasia. Kasihan sekali Jonghyun itu ya oppa.” Yoona kembali berucap.
“Ah oppa bagaimana jika kita mengajak Seohyun ke makam Jonghyun?”
“Jangan!! Kyuhyun sebenarnya melarangku mengatakan semua itu pada siapapun. Karena aku percaya padamu jadi aku menceritakan semuanya padamu. Jangan katakan apapun pada Seohyun sebelum ingatannya pulih. Itu adalah amanat Kyuhyun.”
“Aisshhh lalu apa yang harus aku lakukan?????” keluh Yoona. Jika boleh memilih, ia ingin lebih baik tidak tau apa-apa dari pada harus bingung seperti ini. Ia juga heran kenapa si Kyuhyun itu menutupi semua dari Seohyun.
Flashback Off
“Arrggggggghh” Yoona mengacak rambutnya kesal.
“Seohyun, kenapa hidupmu jadi rumit seperti ini??!!!!!” gumamnya lagi.
*****
Kyuhyun membolak-balikkan badannya miring ke kanan, ke kiri, kemudian ke kanan lagi. Ia tidak bisa tidur. Penyakit galau sedang melandanya. Galau akan perasaan yang saat ini ia rasakan. Sebenarnya adalah perasaan yang wajar. Namun menjadi tidak wajar jika menyangkut Seohyun. Karena ia tau, jika gadis itu adalah gadis yang dicintai kakaknya. Malam ini ia berharap, Jonghyun akan mendatanginya. Ingin sekali ia mengungkapkan semuanya pada saudara kembarnya itu. Ia tidak ingin dianggap menghianati saudara sendiri.
Tik, tok, tik, tok. Bunyi jarum jam mengingatkannya bahwa sudah pukul 3 dinihari. Ia sama sekali belum bisa tidur. Sosok Jonghyun juga tak kunjung datang. Andai ia punya cara untuk bisa memanggil Jonghyun. Atau ia gunakan saja cara seperti di tv-tv untuk memanggil arwah. Kemudian ia menggelengkan kepalanya. Benar-benar ide konyol. Bagaimana mungkin ia berpikiran seperti itu.
“Apa salah jika aku menyimpan perasaan pada gadis yang juga dicintai hyungku?” gumamnya.
“Ahh, mungkin yang kurasakan sekarang hanya rasa kasihan padanya. dan juga rasa bersalahku telah membuatnya kecelakaan meskipun secara tidak sengaja.”
Getaran ponselnya membuatnya mengalihkan matanya pada ponsel yang ia letakkan di meja kecil sebelah ranjangnya. Ia meraih benda datar itu. Ternyata sebuah pesan masuk. Ia tersentak kaget saat melihat nama pengirim pesan tersebut.
From : Sooyeon
Annyeong Kyu oppa. Maaf aku mengirimi mu pesan jam segini. Maklum waktu di sini berbeda dengan waktu Korea Selatan. Aku hanya ingin memberi tau sesuatu. Jika oppa membaca pesanku ini saat pagi di Seoul mungkin aku sudah dalam pesawat. Ya oppa, aku akan kembali ke Seoul. Aku sudah sangat rindu kampung halaman, keluargaku serta keluarga oppa. tunggu aku ya oppa. dan satu lagi, tidak usah menjemputku. Aku tidak ingin merepotkan siapapun. Oke oppa J
Kyuhyun tersenyum setelah membaca pesan singkat dari gadis yang sudah lama pergi itu. Ia juga rindu akan sosok Sooyeon. Sifat manja Sooyeon padanya dan hyungnya, selalu ketus pada orang lain yang belum di kenal. Namun sudah lama ia hanya menganggap Sooyeon sebagai adiknya. Ia menyayangi tak lebih dari seorang adik. Ia tidak marah karena secara tidak langsung gadis itu telah menolaknya. Ia malah bersyukur karena Sooyeon sama sekali belum mengetahui jika dulu namja itu pernah memiliki perasaan padanya.
*****
Seohyun POV
“Hoammm…….” ku kerjap-kerjapkan kedua mataku. Merenggangkan otot-otot tubuhku. Kembali wajah ku menampilkan senyuman yang sejak kemarin tak pernah lepas dari wajahku. Entahlah aku begitu merasa bahagia saat ini. Bahagia tanpa sebab. Aneh. Ku toleh jam weker yang terpajang manis di atas meja kecil sebelah ranjangku.
“Omo!!!” mataku membelalak kaget. Jam itu menunjukkan pukul 8.30. aku terlambat ke kantor. Aishhh, bagaimana bisa aku bangun terlambat. Segera aku berlari menuju kamar mandi.
30 menit kemudian aku telah bersiap untuk berangkat. Saat menuruni tangga, ku lihat sekelebatan bayangan eomma menuju dapur.
“Eomma!” seruku seraya menghampirinya. Eomma berdiri menatapku dengan tatapan heran.
“Eomma kenapa tidak membangunkanku tadi? Aku kan jadi telat.” Ku lihat eomma malah tersenyum geli menatapku.
“Cinta membuat orang lupa akan segalanya.”
“Maksud eomma apa?”
“Ini hari minggu hyunie… kau hari minggu tetap ke kantor? Rajin sekali. Mau membersihkan ruangan bos mu yang kau sukai itu..” eomma kembali melangkahkan kakinya menuju dapur.
“Mwo? Aishhh!!” ku tepuk jidatku. Aku benar-benar lupa jika ini hari minggu. Pantas saja tidak ada bunyi alarm. Ishhh Seohyun pabo.. ku hampiri eommaku. Sejujurnya aku merasa malu pada eomma. Bukan karena lupa hari ini hari minggu. Melainkan malu karena perkataan eomma tadi.
“Eomma, aku tidak menyukai atasanku kok.” Aku berkata setelah duduk di meja makan. Eomma masih berkutat dengan kegiatannya di dapur.
“Kau belum menyadarinya saja hyunie…”
“Tapi eomma-“ tiba-tiba ponselku berdering.
“Yoboseyo” ucapku setelah menekan tombol hijau dan menempelkannya di telingaku.
“……………..”
“Aku tidak ada rencana kemana-mana hari ini Yoon.”
“……………..”
“Ne, tentu saja aku mau. Sudah lama kita tidak jalan-jalan.”
“………………”
“Mwo?”
“………………..”
“Emmm, yasudah tak apa.”
“……………….”
“Iya, iya nona Im Yoona. Aku tidak keberatan kok.”
“……………….”
“Baiklah, ku tunggu di rumah.”
“…………………”
“Oke, annyeong.”
Klik. Ku masukkan kembali ponselku ke dalam tas.
Ku lihat eomma masih belum selesai dengan kegiatannya.
“Eomma aku akan jalan-jalan dengan Yoona. Sudah lama kami tidak jalan-jalan.”
“Ne, tapi gantilah dulu pakaianmu itu. Mana mungkin kau jalan-jalan menggunakan pakaian kantor.”
“Ne eomma.”
Kembali ku langkahkan kakiku menaiki tangga, menuju kamarku. Ah, bodoh. Seandainya aku sadar ini hari minggu mungkin aku masih meringkuk di bawah selimut yang nyaman. Aku membuka lemari pakaianku. Ku pilih-pilih bajuku.
“Pakai yang mana ya?!!” gumamku sambil terus memilih-milih. Ku ambil satu, ku tempelkan ke tubuhku. Mencoba melihatnya melalui cermin.
“Ah, jelek.” Ku lempar asal baju itu ke ranjang. Kembali ku keluarkan beberapa dan mencobanya seperti tadi.
“Hahhh…” ku dudukkan tubuhku ke ranjang. 30 menit hanya memilih baju, namun masih belum ada yang cocok. Kenapa tiba-tiba baju-baju itu jadi terlihat jelek sih, padahal dulu saat membelinya aku merasa bagus dan cocok untukku kok.
Ceklek. Eomma masuk dan mendekat ke arahku.
“Kenapa berantakan seperti ini? Dan kau, belum mengganti bajumu sama sekali.” Eomma menatap heran diriku.
“Bajunya tidak ada yang cocok eomma.” Keluhku.
“Teman-temanmu sudah datang. Kau masih belum apa-apa.”
“Mwo?? Mereka sudah datang??” eomma mengangguk sambil tersenyum penuh arti.
“Jadi karena ada namja itu kau jadi bingung harus memakai baju apa??!” eomma melihat-lihat pakaianku.
“Nde? An..aniyo… aku hanya ingin tampil beda saja eomma.”
“Ini.” Eomma menyodorkan baju pilihannya padaku. Celana jeans biru muda, dipadu atasan putih dengan di tambah cardigan hitam.
“Eomma yakin?” tanyaku agak ragu.
“Sudah sana ganti dulu.” Aku menuruti perkataan eomma.
“Nah, ini bagus kok.” Kata eomma saat aku keluar dari kamar mandi.
“Inilah Seo Joohyun. Anak eomma. Yang apa adanya.” Eomma berkata sambil terus menatapku.
“Kau hanya akan jalan-jalan. Tidak akan ke pesta. Dan lagipula jika pria itu memang tulus mencintaimu, dia tidak akan mempermasalahkan pakaian yang kau kenakan. Cinta yang sebenarnya tidak akan menuntut satu sama lain untuk menjadi orang yang bukan dirinya. Karena dalam cinta tak ada kompromi.” Ucap eomma sembari tersenyum hangat padaku.
“Eomma..” aku lantas memeluknya. Eomma ku memang selalu mengerti diriku.
“Sudah sana. Kasihan mereka menunggumu.” Ucap eomma setelah membalas pelukanku sejenak kemudian melepaskannya. Aku kembali menatap wajahku di cermin. Karena tadi akan berangkat ke kantor aku sudah sedikit mempoles wajahku, jadi aku tidak perlu dandan lagi. Hanya merapikan rambut. Ku ambil tas selempang kecilku lantas keluar kamar bersama eomma.
Seohyun POV END
*****
Seorang gadis cantik baru saja menginjakkan kakinya di tanah kelahirannya Korea Selatan. Ia tersenyum. Menghirup dalam-dalam udara yang sudah lama tak ia rasakan. Musim dingin akan segera tiba di negeri ginseng itu, sehingga udara terasa lebih dingin dari biasanya. Gadis itu kembali melangkah, mencari taksi. Ia tidak ingin menelopon keluarganya untuk menjemputnya. Ia ingin memberi kejutan pada keluarganya. Hanya Kyuhyun lah, satu-satunya orang yang ia beritau mengenai kepulangannya itu. Setelah mendapatkan taksi, gadis itu, Sooyeon memberikan alamat yang ditujunya pada sang sopir. Sepanjang perjalanan, ia selalu tersenyum. Menatap pemandangan kota yang sudah hampir 5 tahun ia tinggalkan. Kini gadis itu memilih kembali dan menetap di kota kelahirannya sendiri. Melanjutkan bisnis butiknya di Seoul. Namun ada tujuan lain yang membawanya kembali. Yakni menemukan cintanya yang sempat tertunda. Ia teringat akan Kyuhyun. Ia rogoh tas nya, mengambil ponsel untuk menghubungi namja itu. Sekedar memberi kabar bahwa ia telah sampai dengan selamat. Namun orang yang Sooyeon tuju, tak kunjung mengangkat telepon darinya. Ia mendengus sebal. Ini kan hari minggu, tidak mungkin Kyuhyun sibuk, pikirnya. Setelah tidak berhasil menghubungi Kyuhyun, Sooyeon kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.
30 menit perjalanan, sampailah Sooyeon di depan sebuah rumah mewah berarsitektur eropa. Gaya rumah kesukaan ibunya. Ya, ia telah sampai di rumahnya. Rasa rindu yang membuncah membuatnya cepat-cepat ingin masuk ke dalam. Setelah membayar taksi serta menurunkan dua koper miliknya, ia memencet bel yang terpasang di tembok sebelah gerbang berwarna coklat yang menjulang tinggi itu. Tak lama, seorang security membuka gerbang.
“Nona Sooyeon, silahkan masuk.” Pria berbadan kekar itu sedikit kaget dengan kedatangan putri dari majikannya. Lantas mempersilahkan gadis berambut coklat panjang itu masuk.
“Ne. Maaf membuatmu terkejut. Oya, tolong bawakan koperku ke dalam ya ahjussi.” Sooyeon berjalan masuk ke rumahnya.
“Sooyeon….” ternyata ibunya sedang merawat tanaman di halaman depan rumahnya. Sang ibu, Ny. Jung terlihat kaget melihat putrinya itu. Namun raut kebahagiaan terpatri jelas di wajah wanita paruh baya itu.
“Eomma, bogoshippo…” Sooyeon menghambur ke pelukan ibunya. Memeluk erat wanita yang telah ia tinggalkan untuk menuntut ilmu.
“Kenapa kau tidak memberi kabar pada eomma jika mau pulang?” tanya Ny. Jung setelah melepaskan pelukan mereka.
“Ingin memberi kejutan pada kalian.” Sooyeon tersenyum menampilkan deretan gigi-giginya.
“Dasar anak nakal. Ya sudah kajja masuklah. Adikmu sedang menonton tv di dalam.”
Sooyeon mengikuti langkah ibunya masuk ke dalam rumah.
*****
Kyuhyun POV
Donghae hari ini tiba-tiba meneleponku, mengajakku jalan-jalan. Memang semenjak perkenalanku dengannya, kami menjadi dekat. Namun aku belum bercerita padanya mengenai perasaanku. Aku belum berani memberitahu siapapun. Karena aku sendiri masih belum yakin dengan perasaanku ini. Tanpa sepengetahuanku, ia ternyata mengajak kekasihnya Yoona serta Seohyun. Ku akui, aku senang karena Seohyun juga ikut. Setelah menjemput Seohyun, kami berempat segera menuju ke tempat-tempat rekreasi. Kali ini menggunakan mobilku. Semula, Seohyun terlihat enggan duduk di sebelah kemudi bersamaku. Namun berkat bujukan Yoona, ia akhirnya mau. Aku sedikit heran dengan Donghae dan Yoona. Mereka tiba-tiba saja mengajak jalan-jalan berempat seperti ini. Seolah ingin mendekatkanku dengan Seohyun.
Kulirik yeoja yang berada di sebelahku itu. Semenjak keluar dari rumahnya tadi, ia menjadi sedikit pendiam. Tidak seperti biasanya di kantor. Sepertinya ia sedang gugup. Ku lihat pasangan yang duduk di belakang yakni Yoona dan Donghae malah asyik bercanda, mengabaikanku dan Seohyun.
“Kita akan kemana?” tanyaku. Yoona dan Donghae berhenti dari aktivitas bercanda mereka. Aku yakin kini mereka menatapku. Sedangkan Seohyun, gadis itu menoleh ke arahku.
“Yak! Kyuhyun-ssi, ku kira kau sudah tau akan kemana. Kita sudah jalan sedari tadi sejak dari rumah Seohyun namun kau baru menanyakannya sekarang.” Omel Yoona.
“Yang punya ide jalan-jalan kan kalian. Mana ku tau kita akan kemana.”
“Sudah-sudah, enaknya kita kemana?” Donghae mencoba menengahi. Ku kira mereka sudah punya tempat tujuan.
“Oppa ke Istana Gyeongbokkgung saja. Aku ingin ke sana sekarang.” Yoona memberi usul.
“Seohyun-ah, bagaimana menurutmu?” ku beranikan diri bertanya padanya.
“Nde?? Aaa, terserah kalian saja.” Haha, gadis ini jika sedang gugp lucu sekali. Aku jadi ingin menggodanya. Pasti tambah lucu.
“Baiklah kita ke istana Gyeongbokkgung saja.” Donghae akhirnya memutuskan.
“Rasanya aku seperti supir kalian saja.” Ucapku yang kutujukan pada dua sejoli yang duduk di belakang itu. Ku lihat dari spion, Yoona menatapku sebal. Aku hanya bisa terkikik melihat wajahnya itu.
“Nanti gantian aku yang mengemudikan Kyu. Lagipula ini kan mobilmu.” Ku lihat lagi, Yoona memeletkan lidahnya padaku. Menyebalkan sekali gadis itu.
Kyuhyun POV END
*****
Mereka berempat telah tiba di area wisata istana Gyeongbokggung. Salah satu peninggalan jaman dinasti Joseon. Yoona antusias sekali memasuki istana itu. Ia memang menyukai peninggalan-peninggalan orang terdahulu. Salah satunya istana ini. Memang bukan pertamakalinya Yoona datang kesana, dulu saat masih berumur 5 tahun ia bersama keluarganya berkunjung ke istana yang masih terlihat bagus itu.
“Seohyun-ah, kajja.” Yoona menarik tangan Seohyun. Mereka berdua berlari kecil mengelilingi area istana. Donghae geleng-geleng kepala melihat tingkah yeojachingunya.
“Lihat itu kekasihmu. Kekanakan sekali.” Kyuhyun mencibir. Donghae hanya mendengus.
“Oppa kenapa lambat sekali. Kajja kemarilah! Kita foto berempat.” Yoona berteriak memanggil kedua namja itu.
Ckreekkk… sebuah foto telah tercetak langsung. Yoona tersenyum puas melihat hasil foto mereka. Yoona memang sengaja membawa camera, dan tadi meminta salah seorang pengunjung untuk memfotokan mereka. Yoona mengajak Seohyun berfoto berdua. Ia menyuruh Donghae memfotokan. Sedangkan Kyuhyun, memilih duduk di salah satu kursi panjang yang terletak di dekat kolam teratai. Namja itu mengamati Seohyun yang tengah bercanda dengan Yoona. Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.
“Hyung, bagaimana ini?? Bagaimana jika aku benar-benar telah jatuh cinta ada yeoja itu?” gumamnya. Ia mengela nafas. Ingin sekali mengatakan perasaannya pada Jonghyun. Ia tidak ingin ada yang ia rahasiakan dari saudara kembarnya itu. Ia tak mau mengungkapkannya pada Seohyun, sebelum memberitahu hyungnya. Bagaimanapun, berkat hyungnya lah yang ia bisa bertemu Seohyun meskipun magangnya Seohyun di perusahaannya bukan campur tangan hyungnya juga.
“Apa begitu terpesonanya kau hingga betah mengamati wajah Seohyun?” Donghae kini telah duduk di sampingnya. Melihat ekspresi kaget Kyuhyun, Donghae terkekeh.
“Kau sampai-sampai tidak menyadari kedatanganku ya? Aigo…aigoo…” Kyuhyun hanya bisa mendengus sebal. Ia sudah kepergok tengah mengamati Seohyun oleh Donghae.
“Jika memang kau mempunyai perasaan padanya, lebih baik cepat utarakan. Sebelum ada yang mengambilnya.” Donghae memberi saran, sambil menepuk pundak Kyuhyun.
“Aku tidak mau menghianati hyungku sendiri, Donghae-ssi. Kau sendiri juga tau kan mengenai semuanya.”
“Aigoo Kyu…. kalau kau terus merasa tidak enak, sampai kapan kau hanya akan menyimpan perasaanmu?? Kau mau Seohyun hanya jadi perawan tua??” Kyuhyun menunduk. Donghae memang tidak mengetahui bahwa saudara kembarnya pernah beberapa kali menemuinya dengan wujud bukan manusia. Oleh karenanya, Kyuhyun merasa tidak enak.
“Kyu, jangan pernah menyalahkan perasaanmu. Dengan kau mencintainya, mengungkapkan padanya kau bisa menjaganya seperti janjimu pada Jonghyun. Itupun juga jika Seohyun menerimamu…hehehe…” itu dia, jika Seohyun tidak memiliki perasaan padanya apa yang harus ia lakukan??
Seohyun POV
Setelah dari istana Gyeongbokggung, kami berempat memutuskan untuk mengunjungi Lotte World. Semenjak dari rumah tadi, Kyuhyun tidak banyak bicara. Hanya bicara seperlunya. Ada apa dengan dirinya ya?
“Oppa, aku mau naik itu..” Yoona menunjuk wahana roller coaster. Donghae sepertinya enggan memenuhi permintaan kekasihnya itu.
“Oppa jebal…..” Yoona berusaha merayu Donghae. Dengan sedikit terpaksa namja itu mengangguk.
“Kau ikut juga ya Seo..” aku tersenyum dan mengangguk. Kami akan menuju ke wahana itu, namun Yoona menghentikan langkahnya tiba-tiba dan berbalik.
“Kau juga harus ikut.” Yoona menarik Kyuhyun yang ternyata masih terdiam sedari tadi.
“Ini Seo.” Yoona menyerahkan tangan Kyuhyun padaku. Sontak aku kaget dengan apa yang ia lakukan barusan.
“Yoon, apa ini-“
“Sudah kajja kita kesana.” Yoona memotong ucapanku. Aku menatap tanganku yang memegang tangan Kyuhyun.
“S..Seohyun-ah..” Aku melepas peganganku pada tangan Kyuhyun setelah mendengar Kyuhyun menyebut namaku.
“Mianhae..” ucapku. Aku menundukkan kepala, malu untuk menatap Kyuhyun.
“Bukan itu maksudku. Tapi….tapi aku…. aku takut naik roller coaster.” Aku mendongak. Menatap tak percaya pada namja yang ada di hadapanku ini. Ingin rasanya aku tertawa keras, namun ku tahan.
“Emm…baiklah kita jalan-jalan saja di sekitar sini.” Putusku kemudian. Ia mengangguk, lantas tersenyum. Omona…. tak tahukah kau Cho Kyuhyun, bahwa senyumanmu itu membuat hatiku meleleh.
“Kajja..” ia menggengggam tanganku, kami berjalan beriringan. Jantungku kembali berdetak lebih cepat dari biasanya. Aigo, aigo… lama-lama jika jantungku tak berdetak lagi bagaimana ??
“Seohyun-ah..”
“Ne?” kami masih terus berjalan-jalan di sekitar tempat ini. Tangan Kyuhyun juga masih setia menggemnggam tanganku. Tiba-tiba ia berhenti. Sontak aku ikut berhenti. Ia menatapku intens.
“W..waeyo Kyuhyun-ssi?” aku gugup karena tatapannya itu.
“Sebelumnya apa kau pernah bertemu denganku?”
“Nde? Maksudmu?” aku bingung dengan pertanyaannya barusan.
“Cho Jonghyun.. apa kau tak merasa mengenal nama itu?”
‘Cho Jonghyun? Siapa dia? Kenapa marganya sama dengan Kyuhyun? Dan kenapa Kyuhyun menanyakannya padaku? Apa hubungannya denganku?’
“Arrgggghh” aku memegangi kepalaku yang mendadak pusing. Bayangan-bayangan seseorang kini terlintas di otakku. Seseorang yang wajahnya mirip Kyuhyun. Detik berikutnya semuanya gelap. Aku tidak mengingat apa-apa lagi.
TBC
