Quantcast
Channel: star museum~ SMfamily
Viewing all articles
Browse latest Browse all 144

Because It’s You ~1~

$
0
0

request-poster-choi-yoo-rin-because-it_s-you

Judul : Because It’s You

Author : Choi Yoo Rin

Cast : Seo Joohyun, Seo Jihyun (saudara kembar Seohyun), Cho Kyuhyun, Kyu-lines,  Jung Yonghwa, Song Victoria, Choi Junhee, Krystal Jung.

Genre : teenagers, school life, romance, family

PG : General

Type : chaptered

Jajbfjwhbfiwhiw *sembunyi di ketek Seohyun :D mianhaeee, jeongmal miaaannnnn author labil ababil ini baru bisa nongol disini… huaaaa maaf beribu maaf… author bener-bener dilanda kesibukan oleh tugas-tugas kuliah.. bener-bener nyita waktu dan pikiran.. jadi ff-ff author pada terbengkalai.. maafkan yaah.. ini author datang bawa part 1 ff yang teasernya udah keluar lama, udah lumutan, mungkin hahaha… jangan bosen-bosen yaahh mampir di wp ini..

Okelah selamat membaca, semoga kalian sukaa J

*****

Seohyun turun dari mobil ayahnya dengan lesu. Hari ini hari pertamanya masuk ke sekolah baru. Ya, Seohyun baru saja pindah ke Seoul. Selama ini ia tinggal di Busan bersama kakek dan neneknya. Namun sekarang orang tuanya mengajaknya untuk tinggal di Seoul. Seohyun baru menginjak kelas dua SMA. Dari kecil hingga kelas 1 SMA dia tinggal di Busan dan baru kali ini ke Seoul.

Seohyun memandangi halaman depan sekolah barunya.

“Hah, harus beradaptasi lagi..” keluhnya.

Krriiinggg krriiingggg bunyi bel sekolah membuat gadis itu melanjutkan langkahnya untuk masuk ke dalam.

Brruukk..

Buku-buku jatuh berserakan. Seohyun membantu seorang gadis yang baru saja menabraknya untuk mengambil buku-buku itu.

“Ini” Seohyun menyerahkan sebuah buku pada gadis itu.

“Ah ya, gomapta. Maaf tadi aku tidak sengaja menabrakmu. Aku terburu-buru.” Ucap gadis itu.

“Ne, gwaenchanayo.”

“Enggg….. kau siswa baru ya? Baru ini aku melihatmu.”

“Ne, aku pindahan dari Busan.”

“Ooo… kalau begitu kenalkan, namaku Junhee. Choi Junhee. Aku siswa kelas dua.”

“Seo Joohyun, panggil saja aku Seohyun. Aku juga kelas dua.” Jawab Seohyun sambil tersenyum.

“Jinjjayo? Kajja kita lihat papan pengumuman pembagian kelas. Siapa tau kita sekelas, Seohyun-ah!” Junhee menarik tangan Seohyun tanpa menunggu jawaban dari gadis itu. Seohyun pun hanya menurut saja dengan sedikit heran dengan kelakuan gadis yang baru dikenalnya itu.

Tiba di depan papan pengumuman, disana telah ramai siswa-siswa yang juga memiliki tujuan yang sama dengan mereka. Berhubung ini tahun ajaran baru jadi penentuan kelas baru dilakukan. Junhee menerobos kerumunan siswa-siswa untuk melihat lebih jelas ke papan pengumuman. Sedangkan Seohyun hanya menunggu di belakang para siswa-siswa yang berkerumun.

Seohyun melihat sekelilingnya, begitu banyak siswa yang berebut ingin melihat nama mereka ada di kelas mana. Kedua matanya terpaku pada seseorang di sebelah kiri yang tak jauh darinya. Orang itu sedang intens menatapnya, membuat Seohyun risih. Seohyun mengalihkan tatapannya dari orang itu.

“Seohyun-ah, kita sekelas di kelas 2 A.” Ujar Junhee yang tiba-tiba berada di depan Seohyun.

“Nde? Jinjjayo?” Junhee mengangguk mantap.

“Eee, kalau begitu kajja kita ke kelas saja.” Ajak Seohyun. Seohyun mengamit tangan Junhee, mengajak gadis itu cepat-cepat meninggalkan tempat itu. Ya, Seohyun masih risih dengan orang yang menatapnya tadi.

“Kau kenapa Seohyun-ah? Seperti ketakutan saja..” tanya Junhee saat mereka berdua sudah berada di dalam kelas 2 A.

“Nde? An, aniyo.. hanya tidak suka berada di keramaian seperti tadi.”

“Emmm…begitu yaa..”

“Junhee-ya, kau disini juga?” tanya seorang gadis yang baru masuk ke kelas 2 A itu.

“Krystal? Kau masuk kelas 2 A juga? iya aku di kelas ini.” jawab Junhee.

“Jinjjayo? Berarti kita sekelas lagi.”

“Ne. Ohya, Jung-ah kenalkan ini Seohyun dia juga di kelas ini. Baru pindah kelas 2 ini. Seohyun, kenalkan dia Krystal Jung, temanku saat kelas satu.”

“Krystal, biasa dipanggil Jung-ah oleh Junhee.” Gadis yang bernama Krystal itu mengulurkan tangannya.

“Panggil saja aku Seohyun. Senang bisa berkenalan dengan kalian.” Ucap Seohyun tulus.

*****

Tn. Seo baru saja tiba di rumahnya setelah mengantar Seohyun ke sekolah barunya.

“Bagaimana Seohyun tadi?” tanya sang istri

“Selama di perjalanan anak itu hanya diam. Mungkin masih belum bisa menerima keputusan kita.”

“Ini semua memang salahku. Wajar Seohyun kita bersikap seperti itu. Tapi sebagai ibu kandungnya, aku yakin suatu saat nanti dia pasti bisa mengerti dan menerima dengan semua keputusan yang telah kita ambil.”

“Sudahlah yeobo, jangan menyalahkan diri seperti itu. Ya benar katamu, Seohyun pasti bisa menerima jika sudah terbiasa.”

“Ah ya yeobo, aku ikut kau ke rumah sakit setelah ini ne. Pekerjaan rumah sudah selesai semua.”

“Ne, baiklah.”

Ayah Seohyun, Seo Jaebum adalah seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di kota Seoul. Dia juga membuka praktek di rumahnya. Sedangkan ibu Seohyun, Ny. Seo Yoonmi seorang ibu rumah tangga.

“Yeobo… sepertinya kita hentikan saja usaha kita untuk Jihyun. Kau tidak kasihan melihat Jihyun yang terus menahan sakit dengan alat-alat medis itu?! Tiga tahun sudah dia seperti itu. Aku tidak tega melihatnya yang bergantung terhadap peralatan medis. Kita bawa saja Jihyun ke rumah. Kita pasrahkan semuanya pada Tuhan.”

Ny. Seo hanya diam. Sejujurnya ia membenarkan perkataan sang suami. Sebagai seorang ibu, dia juga tak tega melihat putrinya yang tersiksa menahan sakit dengan peralatan medis. Namun disisi lain ia juga masih memiliki harapan besar bahwa Jihyun nya bisa sembuh. Meski tak tahu kapan.

Tn. Seo menghembuskan nafas nya ketika melihat sang istri hanya diam. Ia tahu betul bahwa istrinya begitu menginginkan kesembuhan dari putri mereka, Jihyun.

*****

Braakk… beberapa siswa menoleh ke arah sumber suara. Namun setelah melihat siapa yang menggebrak meja kantin tersebut, para siswa itu kembali melanjutkan aktivitas makan mereka. Mereka sudah hafal betul kelakuan ‘si biang kerok’ sekolah.

“Minggir!” perintah salah satu dari empat namja yang baru datang dan menggebrak meja kantin tadi.

“Itu disana masih ada yang kosong, kenapa tidak duduk disana saja?!” tolak namja culun yang masih bertahan duduk di tempatnya.

“Kau mau melawan rupanya? Kau tidak tau siapa kami hah?”

“Sudah Minho-ya, jangan sok jago disini. Kalau dia tidak mau biarlah. Kita duduk di tempat lain saja.”

“Mwo???” heran namja yang bernama Minho saat salah satu diantara keempatnya berkata seperti itu. Empat namja yang menjadi biang kerok di sekolah itu menyingkir lalu duduk di bangku kantin yang masih kosong.

“Kyuhyun hyung kenapa kau mau mengalah dengan namja cupu itu? Berani-beraninya dia melawan kita.” Geram Minho.

“Aishh jinjja. Kau benar-benar tidak berubah Minho-ya. Kau sudah naik kelas masih saja bodoh. Ini bukan mengalah.”

“Maksudmu Changmin hyung?” Changmin memutar kedua bola matanya karena jengah. Lantas namja jangkung itu melirik ke arah namja satu lagi yang daritadi hanya diam.

“Jong, tunjukkan!” namja itu mengangguk lantas berdiri dan berjalan entah kemana.

“Mau tau maksudku tidak? Kalau iya, ikutilah Jonghyun!” perintah Changmin pada Minho. Dengan tampang penasarannya, Minho mengikuti Jonghyun. Sedangkan Changmin masih menemani Kyuhyun duduk di kantin.

“Kyu, kau tidak mau memesan makan atau minum?”

“Pesankan aku minum seperti biasa!”

“Oke”

Tak lama Changmin membawa dua gelas minuman untuk mereka berdua.

“Ku lihat sejak tadi pagi kau lebih sering melamun, Kyu. Wae? Ada masalah?”

“Hyung, bisa aku minta tolong?”

“Hahahahaha kau ini seperti kepada siapa. Ya tentu saja bisa. Apa yang bisa ku bantu?”

“Tapi ini tak begitu mudah.”

“Kau meremehkan seorang Changmin ya.” Kyuhyun menatap sejenak ke arah Changmin.

******

Tiga gadis cantik itu, Seohyun, Junhee dan Krystal baru saja kembali dari perpustakaan. Langkah ketiganya terhenti saat mendapati siswa berkerumun di dekat toilet laki-laki.

“Eh, eh ada apa ya kok rame disini?” tanya Krystal pada salah satu siswi yang sudah berada disana sebelum mereka datang.

“Biasa, Kyu-line berulah lagi.”

“Siapa korbannya?” kali ini Junhee yang angkat bicara.

“Kim Gura siswa kelas tiga A.”

“Jinjjayo? Kim Gura yang culun itu?” tanya Krystal tak percaya. Siswi tadi hanya mengangguk. Tak lama seorang siswa culun berjalan melewati ketiganya. Seohyun sudah dapat menebak bahwa siswa itulah yang menjadi objek tontonan kali ini karena penampilannya yang berantakan. Siswa itu tidak memakai celana panjang sekolahnya dan menggunakan kemeja seragam untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

Kerumunan tadi perlahan mulai menghilang seiring menghilangnya siswa culun tadi yang entah berjalan kemana. Seohyun dan kedua temannya melanjutkan langkah mereka ke kelas.

“Junhee-ya, memangnya Kyu-line itu siapa?” tanya Seohyun saat mereka telah berada di dalam kelas.

“Hah iya aku lupa, kau siswa baru ya disini jadi belum tau seluk beluk sekolah ini. Baiklah, akan aku jelaskan. Kyu-line itu empat anggota namja yang jadi biang onar di sekolah ini. Para Guru sudah jengah dengan sikap mereka, dan sudah sering memberi hukuman pada keempat namja itu saat mereka berulah. Tapi ya namanya juga siswa nakal, diberi hukuman skorsing justru membuat mereka senang karena bebas untuk tidak masuk sekolah. Para guru jadi kerepotan sendiri kan. Padahal dua diantara keduanya memiliki otak encer, dan orang tua dari keempatnya merupakan donatur tetap untuk yayasan sekolah kita ini. Jadi ya sayang jika mereka dikeluarkan. Selama kelakuan mereka tidak diluar batas, mereka dibiarkan berulah.”

“Misalnya kejadian tadi, biasanya Kyu-line tidak akan berbuat seperti itu pada siswa kalau siswa tersebut nggak melawan.” Tambah Krystal.

“Berarti siswa culun tadi melawan seperti itu?” tanya Seohyun.

“Ya, bisa dibilang seperti itu.”

“Emm…. memangnya seperti apa sih mereka?”

“Kyu-line terdiri dari Cho Kyuhyun anak kelas 3 C, jago matematika, suaranya merdu, putra kedua dari konglomerat Cho, dan yang paling penting dia tampan sekali. Banyak siswi-siswi disini yang suka padanya dan bahkan berani untuk mengajaknya pacaran tapi semuanya ditolak mentah-mentah. Ya, selama tiga tahun disini dia nggak pernah pacaran.” Jelas Junhee.

“Yang kedua, Shim Changmin. Anak kelas 3 C juga, masih saudara sepupu dengan Kyuhyun. Kalo nggak salah sih ibu Changmin itu kakak dari ayahnya Kyuhyun mangkanya Kyuhyun memanggil Changmin, hyung meskipun mereka sekelas. Kalo urusan cinta, namja ini masih belum diketahui secara pasti. Tapi dari gosip yang beredar, Changmin sudah punya yeojachingu dari sekolah lain.” Kali ini Krystal yang menjelaskan.

“Anggota ketiga, namja bermarga Lee. Lee Jonghyun, anggota yang juga memiliki otak encer selain Kyuhyun. Anak kelas 3 B. Putra tunggal pemilik perusahaan rekaman Lee. Paling sedikit bicara diantara keempatnya. Sama seperti Kyuhyun, banyak juga siswi yang naksir berat tapi menurut gosip sampai sekarang belum ada yang bisa meluluhkan hati seorang pangeran Lee ini.” Junhee menjelaskan sambil membayangkan sosok Lee Jonghyun.

“Hayooo, kau naksir yaa pada Jonghyun?” goda Seohyun.

“Nde? Aku? Ahahaha, aniyo… mana mungkin aku suka pada namja yang suka berbuat onar seperti itu.”

Seohyun hanya mengedikkan bahu, lalu gadis itu melirik Krystal.

“Hey, Jung-ah sekarang giliranmu untuk menjelaskan siapa anggota terakhir dari Kyu-line.” Ucap Seohyun.

“Ya ya ya, jadi anggota keempat dan terakhir dari Kyu-line itu namja paling muda kelas 2 D yang bernama Choi Minho. Paling konyol, paling bodoh diantara keempatnya tapi jago dance, jago basket. Sudah sering dia membawa nama baik sekolah kita karena kelebihannya itu. Kalo urusan cinta, dia ini terkenal paling sering gonta ganti pasangan. And you know? Terakhir aku dengar dia dekat dengan sunbae kelas 3. Menurutku sunbae itu juga sih yang agak nggak beres, didekati brondong mau.”

“Jadi seperti itu anggota Kyu-line…” gumam Seohyun.

*****

Ruangan itu begitu sunyi, hanya suara alat medis yang juga tidak begitu keras. Seorang gadis cantik terbaring lemah di ranjang ruangan itu, dengan dibalut peralatan medis untuk membantu hidup gadis itu. Terhitung sudah tiga tahun gadis itu koma dan di rawat di rumah sakit ini dengan dibantu peralatan medis.

“Annyeong Jihyun-ah.. apa kabarmu hari ini? Eomma ada berita gembira untukmu. Kau tau, kakak mu sudah mulai bersekolah di sekolah barunya setelah ikut kami ke Seoul. Mungkin pelan-pelan dia sudah bisa menerima keputusan eomma dan appa yang membawanya ke Seoul.” Wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Ny. Seo memandang sendu ke arah putrinya yang terbaring lemah tak berdaya. Air matanya mengalir, mungkin sudah yang kesekian kalinya wanita itu menangis.

“Jihyun sayang, buka matamu nak.. eomma meridukan senyuman ceria di wajah kamu. Hikkss hikksss… eomma merindukanmu..”

Tanpa Ny. Seo sadari, dibalik pintu ruangan itu Seohyun mengamatinya. Seohyun yang tadinya ingin masuk mengurungkan niatnya melihat sang ibu yang menangis. Ia baru saja tiba di rumah sakit setelah di jemput ayahnya sepulang sekolah.

Seohyun melangkahkan kakinya menuju taman belakang rumah sakit. Ia berhenti di salah satu tempat duduk dan memutuskan untuk duduk disana. Gadis cantik itu menghela nafas. Ia lelah dengan kehidupannya. Lelah karena merasa selalu ditarik ulur oleh kedua orang tuanya. Sejak berusia dua tahun ia telah tinggal bersama kakek dan neneknya di Busan sedangkan kedua orang tuanya tinggal di Seoul bersama Jihyun, saudara kembarnya. Dan kini saat dirinya telah beranjak dewasa, kedua orang tuanya secara tiba-tiba mengajaknya untuk ikut mereka tanpa alasan yang jelas.

“Seohyun-ah.. kau disini..” Seohyun menoleh. Ia hanya tersenyum hambar setelah tau siapa yang menyapanya.

“Aku bosan di ruang inap Jihyun, Appa.”

“Kau masih marah pada appa dan juga eomma, Seohyun?”

“Bukan marah, tapi kecewa dengan keputusan sepihak kalian. Jika seperti ini aku merasa bukan putri kalian. Aku seperti tidak diinginkan ada di dunia ini.”

“Seohyun bukan seperti itu maksud kami-“

“Appa aku lelah, aku ingin pulang. Jika pekerjaan appa masih banyak, biar aku naik taksi saja, aku sudah terbiasa tanpa kalian sejak kecil. Sekaligus terbiasa untuk tidak bergantung pada orang tua.” Seohyun melangkah pergi begitu saja meninggalkan ayahnya yang diam membisu tanpa tau harus menjawab apa.

Seohyun lari keluar area rumah sakit. Gadis itu menyetop taksi lantas masuk.

“Mau kemana agassi?” tanya sopir taksi.

“Jalan saja ahjussi.”

“Ne, baiklah.”

Sepanjang perjalanan, Seohyun hanya bisa menangis. Ia terus membiarkan taksi itu membawanya entah kemana. Bukannya ia tak ingat jalan pulang, namun Seohyun masih ingin menenangkan dirinya.

*****

Kyuhyun melajukan motornya, meninggalkan rumahnya menuju tempat ia dan teman-temannya biasa berkumpul. Helm hitam, dengan tubuh yang dibalut jaket, ia terus melajukan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ya, itulah seorang Cho Kyuhyun. Selalu berbuat semuanya sendiri, tanpa memperdulikan orang lain. Entah apa yang membuat Kyuhyun menjadi seperti itu, padahal dulu saat masih kecil ia anak penurut. Namun senakal-nakalnya namja itu tidak pernah sedikitpun mempermainkan gadis, seperti yang kebanyakan dilakukan oleh namja pembangkang yang memanfaatkan gadis-gadis yang menyukainya, meniduri mereka, lalu meninggalkan mereka. Kyuhyun bukanlah tipe seperti itu. Dia juga tidak pernah menyentuh obat-obatan terlarang. Kenakalan Kyuhyun dapat dikategorikan seperti kenakalan anak kecil, yang mencari perhatian orang-orang di sekitarnya.

Kyuhyun menghentikan laju motornya secara mendadak saat mendapati seorang gadis yang meronta minta tolong karena di hadang empat preman. Kyuhyun segera turun dari motornya. Dengan sigap, namja itu melawan keempat preman yang tengah mengganggu gadis tadi.

Bughh bugghh… Kyuhyun berhasil menjatuhkan dua diantara empat preman itu.

Bughhh

“Aaaaaaaaaaa…” suara jeritan gadis tadi saat melihat Kyuhyun jatuh tersungkur setelah dipukul oleh salah satu preman. Namun Kyuhyun segera bangkit dan melawan kembali preman-preman itu.

Kyuhyun menyeka keringat di dahinya setelah berhasil membuat keempat preman itu kewalahan dan lari meninggalkannya berdua dengan gadis tadi. Ia kemudian melirik sekilas ke arah gadis yang telah ditolongnya. Matanya terpaku dengan kedua mata bulat indah milik gadis itu.

“Go, goma, gomawoyo.. jeongmal gomawo telah menolongku.” Ucap gadis itu dengan nada penuh ketakutan. Tanpa menjawab perkataan gadis itu, Kyuhyun menyetop sebuah taksi. Setelah berbicara dengan sopir taksi, ia menyuruh gadis itu untuk naik ke dalam taksi. Gadis itu hanya menurut.

Kyuhyun masih mengamati taksi itu berlalu pergi membawa gadis tadi.

“Hyuni.. kau kah itu? Apa kau sudah lupa padaku?” gumamnya.

*****

Ny. Seo mondar mandir di ruang keluarga rumahnya. Wanita paruh baya itu cemas karena putrinya belum juga pulang ke rumah hingga larut malam. Sedangkan suaminya sedang dalam perjalanan pulang dari rumah sakit setelah diberitaunya bahwa putri mereka belum juga pulang ke rumah.

Ceklek..

“Seohyun-ah.. akhirnya kau pulang juga nak. Eomma mengkhawatirkanmu. Apa kau baik-baik saja, sayang?”

“Maafkan aku eomma, aku tadi ingin jalan-jalan. Maaf tidak pamit pada eomma hingga membuat eomma khawatir.”

“Ne, gwaenchana. Lain kali bilang eomma ya biar eomma temani kau jalan-jalan. Eomma hanya takut kau kenapa-kenapa. Kau masih baru di Seoul.”

“Ne, eomma. Aku ke kamar dulu ingin membersihkan badan lalu istirahat.”

“Kau tidak makan dulu?”

“Aku kenyang, eomma.”

“Baiklah kalau begitu. Beristirahatlah. Besok kau harus bersekolah.” Seohyun mengangguk.

“Sayang..” Ny. Seo memanggil Seohyun saat gadis itu hendak naik tangga. Seohyun berbalik menatap ibunya.

“Ya, eomma?”

“Eomma ingin kau tau, bahwa eomma dan appa selalu menyayangimu dari dulu, sekarang dan seterusnya. Kami menyayangimu sama seperti kami menyayangi Jihyun.”

“Ne, arra eomma.” Seohyun melanjutkan langkahnya untuk naik menuju kamarnya.

Seohyun menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Gadis itu mengingat kejadian yang baru saja menimpa dirinya.

TBC



Viewing all articles
Browse latest Browse all 144

Trending Articles