When it’s time for souls to meet there is nothing on earth that can prevent them from meeting. No matter where each may be located.
—
Aku masih memandangi punggung seorang pria sementara tanganku masih terhenti di titik hijau kanvas. Sketsa kanvasku masih tidak berubah seperti satu jam yang lalu sementara Auguste baru saja menyelesaikan gambar keduanya dan hendak melukis gambar ketiganya. Manik mataku masih terus menangkap punggung pria itu – sudah sejak satu minggu yang lalu – aku terus menatap punggungnya tanpa tahu bagaimana parasnya.
Angin berhembus cukup kencang dan meniup anak rambut pria itu. Membuatnya sedikit berantakan. Ia meluruskan badannya, kemudian merapikan rambutnya dan kulihat sebuah cincin melingkar di jari manisnya. Sepertinya pria itu entah telah menikah atau hanya bertunangan saja. Yang jelas, ia sudah mempunyai pasangan.
Entah mengapa perasaanku sedikit kecewa setelah melihat cincin itu dan menyadari bahwa ia sudah tak lagi sendiri. Aku mencoba berkonsentrasi lagi pada kanvasku dan mencoba untuk melanjutkan sketsaku lagi.
“Aku tahu kau datang kemari bukan untuk belajar Bahasa Perancis ataupun belajar melukis.” Renee, istri Auguste datang dengan secangkir cappucino yang mengepul, memberikan aroma yang hangat.
“Hm?”
“Pria itu.” Renee mengedikkan bahunya kearah pria yang selalu kulihat belakangan ini. “Dia datang dari Korea, sama sepertimu.”
“Oh ya? Aku tidak tahu. Aku tidak pernah melihat wajahnya.” Benar-benar memang belum pernah melihat wajahnya. Aku tahu, akhir-akhir ini aku bertingkah seperti seorang fans yang tengah mengikuti idolanya, namun jangankan melihat wajahnya, aku hanya merasa pernah bertemu pria ini disuatu tempat. Aku tidak dapat mengingatnya. Namun aku sangat yakin bahwa aku mengenalnya.
Pria itu selalu menunduk. Menggoreskan sesuatu dengan pena mahalnya ke catatan kecil miliknya. Terkadang ia duduk tegak dengan tangan memangku dagunya, juga terkadang duduk sambil menyesap kopinya dan menikmati Perancis pada saat musim salju seperti ini. Dia datang sekitar pukul empat sore sampai nanti senja datang dan menyapu langit Perancis berubah menjadi jingga. Namun anehnya, meskipun aku tahu gerak-geriknya, aku tidak pernah tahu dan tidak berani menatap wajahnya. Setiap ia mendongakkan kepala untuk menyesap kopinya atau meluruskan badannya, aku pasti menunduk, berpura-pura menuliskan sesuatu pada catatanku sementara Renee berceloteh panjang mengajariku Bahasa Perancis. Kalau tidak begitu, terkadang aku berjalan memutarinya dan duduk tepat di belakangnya, melihat punggungnya. Persis seperti ini.
Entahlah, aku sudah cukup senang dengan melihat punggungnya.
“Well, yeah. Kami sedikit mengobrol saat ia pertama kali datang kemari. Omong-omong, dia pria Korea yang sangat tampan, Seo.”
“Dia sudah mempunyai pasangan.” Jawabku acuh.
“Bagaimana kau tahu?”
“Well, aku melihat sebuah cincin di jari manisnya.”
“Oh, sayang sekali. Kupikir pada akhirnya Seo akan bertemu jodohnya juga.”
“Kau kedengaran seperti cenayang.”
Renee tertawa kecil. “Katamu kau belum pernah melihat wajahnya?”
Aku menggeleng.
“Mister Cho!” Renee memanggil pria itu. Well, aku tahu apa yang akan terjadi. Renee memang suka sekali mengerjaiku. “Kalau anda tidak keberatan, Mademoiselle Seo akan melukiskan sesuatu untuk anda. Gratis.”
“Ide yang tidak buruk.” Aku pertama kali mendengar suara baritonnya yang tebal dan juga berkharisma.
“Halo.” Pria itu datang dan menjabat tanganku. “Seo?” Dia bertanya.
Aku mengangguk.
“Namaku Kyuhyun Cho. Well, aku tidak mempunyai nama Inggris. Kau bisa memanggilku dengan nama margaku, Cho.”
Aku hanya mengangguk tanpa peduli ingin melihat wajahnya.
“Kalau tidak keberatan, tolong lukiskan aku.”
“Sebaiknya kau duduk disamping Renee.”
Aku mendongak.
Oh tidak.
Aku memang mengenalnya, sangat mengenalnya. Aku juga sering bertemu dengannya.
Sayangnya, bukan dalam kenyataan, melainkan aku bertemu dengannya lewat lukisanku tepat setahun yang lalu saat aku pertama kali belajar melukis pada Auguste.
.
.
Uh-oh, deja vu.
—
FIN
—
There will always be reason why you meet people. Either you need them to change your life or you’re the one who will change theirs.
SEQUEL ANYONE?
